Anda di halaman 1dari 3

1.

Definisi Pornografi Lia Dafia (2011730148) Dari sebuah kamus yang cukup terkenal ditemukan bahwa istilah pornografi itu sendiri berasal dari dua kata, yaitu porno dan grafi. Porno berasal dari kata Yunani yaitu porne yang artinya pelacur, sedangkan grafi berasal dari kata graphein yang artinya ungkapan (expression). Jadi secara harfiah, pornografi berarti suatu ungkapan tentang pelacur, dengan demikian maka pornografi berarti: a. Suatu pengungkapan dalam bentuk cerita-cerita tentang pelacur atau prostitusi; b. Suatu pengungkapan dalam bentuk tulisan atau tulisan tentang kehidupan erotic dengan tujuan untuk menimbulkan rangsangan seks kepada yang membacanya atau melihatnya Berdasarkan definisi diatas, maka pornografi itu terdapat dalam tulisan-tulisan, lukisanlukisan, fotografi, film, seni pahat, syair, bahkan juga dalam bentuk ucapan-ucapan. Pornografi menurut H.B. Jassin, tulisan atau gambar yang ditulis atau digambar yang dianggap kotor, karna dapat menimbulkan perasaan nafsu sex atau perbuatan immoral, seperti tulisan-tulisan yang sifatnya merangsang, gambar-gambar wanita telanjang dan sebagainya. Kalau dari sudut yang melihatnya, pornografi itu tidak selalu akan menimbulkan perbuatan immoral. Tergantung kepada apakah yang melihat itu sudah dewasa atau belum. Seseorang yang belum dewasa (pemuda, remaja), tentu saja akan cepat tergugah nafsunya ketika membaca tulisan atau melihat gambar porno tersebut. (PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI DALAM HUKUM PIDANA Suatu Studi Perbandingan (Hal. 1-5)) Dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 (UU Pornografi) yang dimaksud dengan pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan atau melanggar nilainilai kesusilaan dalam masyarakat. (UU RI No. 44 Th. 2008 (Hal 2-3)

8. Sanksi pelaku pornografi! Lia Dafia (2011730148) Pasal 29 Setiap orang yang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan,

menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewa, atau menyediakan pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 12 (duabelas) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah). Pasal 30 Setiap orang yang menyediakan jasa pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan aling lama 6 (enam) tahun dan atau pidana denda paliing sedikit Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Pasal 32 Setiap orang memperdengarkan, mempertontonkan, memanfaatkan, memiliki, atau menyimpan produk pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dipidana dengan pidana palingg lama 4 (empat) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) Pasal 33 Setiap orang yang mendanai dan memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 7.500.000.000,00 (dua miliar rupiah).

Pasal 34 Setiap orang yang dengan sengaja atau atas persetujuan dirinya menjadi objek atau model yang mengandung muatan pornografi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (UU RI No. 44 Th. 2008 (Hal 4-16))

Anda mungkin juga menyukai