Anda di halaman 1dari 27

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

INSECT DEVELOPMENT

Struktur Telur
Secara umum serangga berkembang dari telur yang diletakkan oleh individu betina Tipe reproduksi tersebut dikenal sebagai ovipary

Setiap telur dibuat dalam sistem genital betina dan akhirnya dikeluarkan dari dalam tubuh melalui ovipositor (bentuk: spt tabung, pisau atau gergaji)
Produksi telur oleh tubuh betina disebut sebagai ogenesis dan proses peletakannya dikenal sebagai oviposisi

Ovipositor

Struktur Telur
Bentuk telur bermacam-macam, antara lain bisa berbentuk spherical, ovate, conical, sausage-shaped, barrel-shaped, atau torpedo-shaped Ukuran telur sangat bervariasi, mulai dari < 0,5 mm sampai yang panjangnya 1 cm dan diameter 3 mm

Struktur Telur
Variasi bentuk telur serangga

Struktur Telur
Anatomi telur
Tiap sel telur mempunyai satu inti, terletak dalam protoplasma telur yang mengandung kuning telur (yolk)
micropyle yolk

Protoplasma tersebut dilapisi oleh membran vitellin


Seluruh sel telur dilindungi kulit telur bagian luar, Chorion Pada ujung anterior chorion ini terdapat lubang kecil, untuk masuknya sperma ke dalam sel telur, yang disebut micropyle

aeropyle

Embriogenesis
Setelah pembuahan terjadi, isi sel telur (2n) membelah beberapa kali inti-inti saling bergabung dan disebarkan dalam

protoplasma

Inti-inti tersebut kemudian bergerak ke arah tepi sitoplasma telur. Di sini, masing-masing menghasilkan suatu membran sel dan Sel-sel bagian tepi membentuk suatu lapisan sel yang disebut blastoderm. Lapisan inilah yang menghasilkan embrio.

Embriogenesis
Tahapan awal dalam telur serangga

Embriogenesis
Perkembangan embrio digolongkan ke dalam tiga tingkat, yaitu :
tingkat protopod, tingkat oligopod, dan tingkat polipod

Embriogenesis
Embriologi Oncopeltus fasciatus

(A) 71 jam (B) 91 jam (C) 101 jam

(A)

(B)

(C)

Embriogenesis
Laju perkembangan embrio dipengaruhi:
suhu, karena serangga merupakan organisme berdarah dingin perkembangan diapause, yang di pengaruhi oleh lingkungan

Perkembangan Post Embrionik


Adanya eksoskeleton membatasi pertumbuhan immature insect, sehingga secara periodik harus ditanggalkan dan diganti yang baru, proses tersebut dinamakan molting Pertumbuhan sayap dan perkembangan external genetalia merupakan perubahan fisik yang terjadi ketika serangga berkembang jadi dewasa Secara kolektif semua perubahan yang melibatkan proses pertumbuhan, molting dan maturation dikenal sebagai morphogenesis

Perkembangan Post Embrionik

Perkembangan Post Embrionik


A. Molting (pergantian kulit)
Proses pergantian kulit mempunyai dua fase yaitu :
(a) Apolysis, merupakan proses terlepasnya kutikula dari epidermis (b) Ecdysis, merupakan proses terlepasnya sisa-sisa kutikula lama

Perkembangan Post Embrionik


Summary of Molting Step 1: Step 2: Step 3: Step 4: Apolysis -- separation of old exoskeleton from epidermis Secretion of inactive molting fluid by epidermis Production of cuticulin layer for new exoskeleton Activation of molting fluid

Step 5:
Step 6: Step 7: Step 8: Step 9:

Digestion and absorption of old endocuticle


Epidermis secretes new procuticle Ecdysis -- shedding the old exo- and epicuticle Expansion of new integument Tanning -- sclerotization of new exocuticle

Perkembangan Post Embrionik


Moulting fluid merupakan cairan garam bebas netral dengan protein-protein dalam larutan, mengandung enzim protease dan mungkin juga enzim khitinase dan lipase Fungsi utama moulting fluid :
mencernakan dan melarutkan lapisan dalam pada kutikula lama menghancurkan endokutikula dan sebagian eksokutikula, sedangkan sebagian kecil dari eksokutikula dan lapisan halus epikutikula tidak dipengaruhinya, sisa ini disebut exuvium

Perkembangan Post Embrionik

Tahapan perkembangan pergantian kulit

Perkembangan Post Embrionik


B. Metamorphosis
Perubahan selama berkembang dari telur sampai menjadi dewasa disebut metamorfosa Perubahan ini diikuti oleh pertumbuhan tubuh dan pergantian kulit (ecdysis) Interval (waktu) antara ecdysis disebut stadium, dan umur serta bentuk serangga selama satu stadium disebut instar Tipe metamorphosis : ametabola, hemimetabola dan holometabola

Tipe metamorphosis

Tipe metamorphosis

Tipe metamorphosis

Tipe metamorphosis
Hypermetamorphosis

Larval Forms
Appearance Larval type Common Name Campodeiform Crawler Description Example flattened body with long legs Neuroptera usually w/ filaments on Trichoptera the end of the abdomen Dytiscidae similar to above, but legs are shorter and filaments lacking cylindrical, well-formed head, thoracic legs, and abdominal prolegs Chrysomelidae Carabidae Lepidoptera, Sawflies

Carabiform

Crawler

Eruciform

Caterpillar

Scarabaeiform White grub

C-shaped, well-formed head. Scarabidae and thoracic legs Weevils (no prolegs)

Larval Forms
Appearance Example Larval type Common Name Description

Elateriform

Wireworm

cylindrical, smooth, and tough skinned w/ short legs

Elateridae Tenebrionidae

Platyform

None

broad and flat w/ legs short Syrphid fly or absent blister beetle

Vermiform

Maggot

cylindrical and elongate lacks legs

Diptera Hymenoptera Siphonaptera

Pupa
Appearance Pupal type Common Name Obtect Lepidoptera tightly against the body by a shell-like casing. Often found enclosed within a silken cocoon Chrysalis Description Example Developing appendages held

Exarate

None

All developing appendages free Coleoptera and visible externally Neuroptera

Coarctate

Puparium

Body encased within the hard exoskeleton of the next-to-last larval instar

Diptera

Anda mungkin juga menyukai