Anda di halaman 1dari 8

Perapatan Grid untuk Penyelesaian Numerik Persamaan Burgers (F.

Soesianto dan Pranowo)

PERAPATAN GRID UNTUK PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN BURGERS


F. Soesianto dan Pranowo ABSTRAK
Paper ini membahas penyelesaian persamaan Burgers secara implisit dengan diskritisasi Beda Hingga. Persamaan aljabar yang terbentuk merupakan persamaan nonlinear dan diselesaikan secara iteratif dengan metode Newton-Raphson. Jika dominasi suku konveksi menguat, diskritisasi Beda Tengah menyebabkan osilasi numerik disekitar shock. Untuk mengatasinya, grid diperbanyak sampai dengan 8001 titik. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa osilasi di sekitar shock bisa diredam dengan cara tersebut dan perbandingan dengan jawaban analitik menunjukkan kesesuaian yang baik.

1. Pendahuluan Persamaan Burgers merupakan topik yang cukup penting dalam bidang Fisika, Matematika dan Komputasi. Persamaan Burgers mengandung suku konveksi, suku diffusi dan tergantung waktu. Dalam Mekanika Fluida suku konveksi menggambarkan aliran fluida encer (inviscid), sedangkan suku diffusi menggambarkan pengaruh viskositas.

Variabel u adalah kecepatan gerak dengan Re adalah Bilangan Reynolds , dan x dan t adalah koordinat ruang dan waktu. Persamaan Burgers termasuk dalam persamaan differensial parsial jenis parabolik, tetapi jika nilai Re >> 1. Maka pengaruh suku diffusi terabaikan sehingga persamaan cenderung bersifat hiperbolik. Secara fisis, ini terjadi pada aliran fluida kecepatan tinggi dimana pengaruh viskositas sangat lemah dan shock (fenomena bergradien tinggi) mulai terjadi. Karena persamaan Burgers bisa memodelkan fenomena yang cukup kompleks seperti di atas, maka persamaan ini sering dipakai dalam uji coba pengembangan algoritma numerik terutama untuk Re >> 1 . Hertaux dkk (1992), Nielsen (1998) menggunakan Wavelet untuk menyelesaikan persamaan Burgers, sedangkan Gardner dkk (1997) menggunakan metode Petrov-Galerkin Finite Element. Dengan menggunakan wavelet, fenomena shock bisa ditangkap dengan baik, untuk saat ini wavelet masih dalam tahap pengembangan bidang metode numerik. Dalam diskritisasi Beda Hingga, skema Petrov-Galerkin ekivalen dengan kombinasi diskritisasi Beda Hingga dan Upwind. Skema Upwind sebenarnya adalah diskritisasi Beda mundur atau Beda Maju tergantung arah penjalaran gelombang/sinyal
43

u u 1 2 u +u = t x Re x 2

(1)

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No.1 Januari 2001 : 43-50

(Agarwal,1980). Jika gelombang menjalar dari kiri ke kanan maka skema Upwind menjadi Beda Mundur demikian juga sebaliknya. Jika diskritisasi yang dipakai adalah Beda tengah untuk suku konveksi, maka dispersion error akan muncul (Hoffman,1989) dalam bentuk osilasi numerik di sekitar shock. Sedangkan penggunaan Skema Upwind orde satu menyebabkan timbulnya efek false diffusion (Patankar,1980). Dengan adanya efek ini, shock yang bergradien tinggi akan terdissipasi menjadi landai, sehingga efek ini menyerupai dengan efek dissipasi suku diffusi. Untuk persamaan Burgers inviscid (suku diffusi diabaikan), Jacobian dari persamaannya adalah u dan garis karakteristiknya didefinisikan sebagai berikut (Hirsch,1990) : dx =u dt Di sepanjang garis karakteristik ini, nilai u adalah konstan, penyelesaian umumnya berupa : dx =u du = 0 sepanjang dt Dengan demikian penyelesaian Persamaan Burgers tergantung kondisi awal, untuk kondisi awal seperti di bawah ini (Gambar 1) : u ( x ,0) = g ( x ) - < x < ,t=0 Penyelesaian persamaan Burgers inviscid mengandung shock yang diskontinyu karena ada garis-garis karakteristik yang berpotongan.

Gambar 1. Garis Karakteristik. Jika pengaruh suku diffusi dimasukkan, shock yang terbentuk tetap kontinyu meskipun gradiennya sangat tinggi (Gambar 2) (Hirsch,1990).

44

Gambar 2. Shock.

Perapatan Grid untuk Penyelesaian Numerik Persamaan Burgers (F. Soesianto dan Pranowo)

Karena shock terjadi di daerah yang sangat sempit, maka untuk menangkap shock grid harus diperbanyak. Selain itu, dengan jumlah grid yang besar maka penyelesaian numerik mendekati eksak. 2. Diskritisasi Persamaan Burgers dan Prosedur Perhitungan Diskritisasi persamaan Burgers menggunakan Beda Hingga pada grid tidak seragam, penggunaan grid ini lebih luwes karena bisa menangkap daerah bergradien tinggi dan juga bisa dipakai sebagai grid seragam.
n +1 n +1 u in++11 u in +1 u in +1 u in+11 u in +1 u in 2 n +1 ( u i +1 u i 1 ) + ui = t x i +1 x i 1 Re( x i +1 x i 1 ) x i x i 1 x i +1 x i

(2)

Persaman aljabar nonlinear yang terbentuk diselesaikan secara iteratif dengan metode Newton-Raphson. Superskrip (n+1) menunjukkan hasil perhitungan yang sedang dicari, (n) menunjukkan hasil perhitungan langkah waktu sebelumnya. Sedangkan superskrip (k) menunjukkan langkah iterasi. Matriks Jacobian berbentuk matriks pita tridiagonal, sehingga dengan mudah diselesaikan dengan algorithma Thomas. Urutan langkah perhitungan adalah sebagai berikut : 1. Tentukan syarat awal dan syarat batas, dan waktu maksimum. 2. Mulai perhitungan menurut langkah waktu sampai waktu maksimum terpenuhi. 3. Tentukan elemen vektor F dan matriks Jacobian.

F( u 2, u 3, ..., u i max 1 ) = 2

u in +1, k u in ( u n +1,k u in+11,k ) + u in +1 i +1 t x i +1 x i 1 =0

1, k 1, k u in++ u in +1, k u in +1, k u in+ 1 1 Re( x i +1 x i 1 ) x i x i 1 x i +1 x i

{J } = F ( u
i ij

, u 3 ,..., u i max 1 ) x j

4. Selesaikan persamaan di bawah ini dengan metode NewtonRaphson.

{J

n+ 1, k

}u = F

n+ 1, k

u n +1, k +1 = u n +1, k + u
5. Jika (Residu 10-5) lanjutkan ke langkah waktu berikutnya (langkah 2), jika (Residu > 10-5 ) ulangi langkah 3.
Re sidu = u

45

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No.1 Januari 2001 : 43-50

6. Selesai. 3. Hasil Perhitungan dan Pembahasan 3.1. Hasil Perhitungan Hasil penyelesaian persamaan Burgers tergantung pada syarat awal, pada paper ini di bahas penyelesaian persamaan Burgers untuk 2 kasus syarat awal. 3.1.1. Syarat Awal I Syarat awal yang dan syarat batas yang digunakan adalah seperti berikut :
u ( x ,0 ) = ( x ,0 ) , 0 x 1 u ( 0, t ) =1 & u (1, t ) = 0.1

Dengan syarat awal seperti di atas, persamaan Burgers mempunyai jawaban analitik :

0.1e A + 0.5e B + e C u ( x ,0) = ( x , t ) = e A + e B + e C


A = 0.05 Re( x 0.5 + 4.95t ) B = 0.25 Re( x 0.5 + 0.75 t ) C = 0.5 Re( x 0.375t )

sumber : Software for Partial Differential Equation, Madsen N.K Untuk menguji pengaruh jumlah grid, grid yang dipakai adalah 126, 501 dan 2001. Sedangkan langkah waktu ( t) yang dipakai =0,0002, Re=4000 dan perhitungan dilakukan sampai t=0,6.

Gambar 3a. Hasil Perhitungan dengan grid=126.

Gambar 4a. Hasil Perhitungan dengan grid=126 untuk t=0, t=0,1, t=0,2, t=0,3, t=4, t=0,5, t=0,6.

46

Perapatan Grid untuk Penyelesaian Numerik Persamaan Burgers (F. Soesianto dan Pranowo)

Gambar 3b. Hasil Perhitungan dengan grid=501.

Gambar 4b. Hasil Perhitungan dengan grid=501 untuk t=0, t=0,1, t=0,2, t=0,3, t=4, t=0,5, t=0,6.

Gambar 3c. Hasil Perhitungan dengan grid=2001.

Gambar 4c. Hasil Perhitungan dengan grid=2001 untuk t=0, t=0,1, t=0,2, t=0,3, t=4, t=0,5, t=0,6.

Gambar 5a. Galat Perhitungan dengan grid=126.

Gambar 5b. Galat Perhitungan dengan grid=501.

47

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No.1 Januari 2001 : 43-50

Tabel 1. Galat Rata-rata. Grid 125 501 2001 Galat (%) 2,0963 0,1016 0,0153

3.1.2. Syarat Awal II Syarat awal yang dan syarat batas yang digunakan adalah seperti berikut : u ( x ,0 ) = 1 , 0 x 0,25 u ( x,0) = 0,2 , 0,25 < x 1
u ( 0, t ) = 1 & u (1, t ) = 0,2

Untuk menguji pengaruh jumlah grid, grid yang dipakai adalah 2001 dan 8001. Sedangkan langkah waktu (t) yang dipakai =0,0002, Re=106 dan perhitungan dilakukan sampai t=0,6. Untuk nilai Re tinggi, suku diffusi sangat lemah dan pengaruhnya hanya ada disekitar shock. Untuk kondisi ini, penyelesaian analitik Burgers inviscid dipakai sebagai acuan penyelesaian numerik. Dengan kondisi awal berbentuk shock, maka

Gambar 6a. Hasil Perhitungan dengan Grid=2001.

Gambar 6b. Hasil Perhitungan dengan Grid=8001.

48

Perapatan Grid untuk Penyelesaian Numerik Persamaan Burgers (F. Soesianto dan Pranowo)

jawaban analitis persamaan Burgers inviscid adalah perambatan shock dengan kecepatan konstan yaitu u = (1+0,2)/2 = 0,6 (Hirsch,1990).

Gambar 7. Shock untuk t=0,6 dengan Grid=8001.

3.2. Pembahasan Untuk kondisi awal yang pertama, gambar 3a 3c memperlihatkan adanya penyatuan 2 buah shock, hal ini terjadi karena kecepatan shock yang di sebelah kiri lebih tinggi dibanding kecepatan shock sebelah kanan. Sehingga terjadi perpotongan dan penggabungan garis-garis karakteristik. Sedangkan penambahan jumlah grid terlihat mampu meredam osilasi numerik di sekitar shock , bahkan untuk grid=2001 osilasi numerik bisa dihilangkan (gambar 4a 4c). Gambar 5a 5c dan Tabel 1 menunjukkan bahwa dengan meningkatnya jumlah grid, galat rata-rata menurun dengan demikian akurasi perhitungan meningkat. Hal ini sesuai dengan teori bahwa peningkatan jumlah grid menyebabkan jawaban numerik semakin dekat dengan jawaban eksak. Untuk kondisi awal yang pertama, gambar 6a & 6b menunjukkan bahwa untuk Bilangan Reynolds (Re) tinggi (10 6) peningkatan jumlah grid masih tetap bisa meredam osilasi numerik. Dengan meningkatnya Bilangan Reynolds, jumlah grid yang dibutuhkan agar osilasi numerik bisa dihilangkan juga meningkat. Perbandingan dengan jawaban analitik untuk persamaan Burgers inviscid menunjukkan bahwa posisi shock sangat bersesuaian, pengaruh suku diffusi menyebabkan shock yang terjadi tetap kontinyu (Gambar 7). Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan pada bagian pendahuluan. 4. Kesimpulan dan Saran Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa penambahan grid (grid refinement) yang banyak mampu menghilangkan osilasi numerik (dispersion error), selain itu juga menambah akurasi perhitungan. Dengan
49

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No.1 Januari 2001 : 43-50

meningkatnya Bilangan Reynolds, jumlah grid yang dibutuhkan agar osilasi numerik bisa dihilangkan juga meningkat. Pada paper ini beban komputasi dan jumlah memori yang dipakai relatif besar, sehingga untuk menguranginya hanya daerah bergradien tinggi saja yang perlu penambahan/perapatan grid. Dengan demikian metode yang adaptif, seperti : Metode Grid Adaptif dan Wavelet memberikan harapan yang baik.

Daftar Pustaka
Agarwal, R. K. , 1981, A-Third Order Accurate Upwind Scheme for Navier Stikes Solutions in Three Dimensions , Computers in Flow Predictions and Fluid Dynamics Experiments, Winter Annual Meeting of ASME, Washington DC, USA. Gardner, L.R.T, et. al., 1997, Petrov Galerkin Finite Element Scheme for Burgers Equation, Arabian Journal For Scince and Engineering no. 22. Heurtaux, Frederick, et. al., 1992 , Scale Decompotition in Burgers Equation , preprint. Hirsch, C., 1990, Numerical Computation of Internal and External Flows , Vol. I & II, John Wiley & Sons, Chichester, England. Hoffman, Klauss A., 1989, Computational of Fluid Dynamics for Engineers , Engineering Education SystemTM, Austin, Texas, USA. Nielsen, Ole Mooller, 1998, Wavelets in Scientific Computing, Ph.D. Dissertation, Department of Mathematical Engineering, Technical University of Denmark. Patankar, S.V, 1980 , Numerical Heat Transfer and Fluid Flow, Hemisphere Publishing Corporation, New York.

50

Anda mungkin juga menyukai