Anda di halaman 1dari 2

3.

Pengolahan secara Kimia Pengolahan secara kimia dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun dengan menambahkan bahan kimia tertentu yang dibutuhkan. Menurut Nurika (2006), proses pemisahan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan yang semula tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil dari reaksi oksidasi. a. Pengolahan sianida Air buangan sianida dari bak penampung dialirkan ke bak pengaduk oksidasi dimana ke dalam bak pengaduk ditambah NaOCl dan kemudian air kapur. Dalam bak pengaduk ini akan terjadi reaksi oksidasi dimana sianida akan terurai menjadi CO2 dan N2 pada pH 10 dalam reaksi oksidasi ini tiap bagian sianida diperlukan 8 bagian klor, reaksi berjalan cukup cepat dan berlangsung sekitar 30 menit, endapan yang terjadi dipisahkan dalam bak pengendapan. Klorinasi basa dengan menggunakan kostik dan kemudian klor (gas/hipoklorit) adalah cara efektif, tetapi harus diikuti dengan penambahan tiosulfat untuk menghilangkan klor. Selain itu juga dengan cara ozonisasi, hydrogen peroksida, dan oksidasi elektrolisis juga dipakai secara terbatas. Namun pengedapan sianida dengan feri sulfat sebaiknya tidak digunakan, karena efektivitasnya rendahdan menghasilkan gas sianida, dan sianida bebas setelah mengalami pemecahan rumit setelah beberapa tahun. Pengolahan sianida tidak berbahaya apabila menggunakan penghancur alami yaitu oksidasi dari udara didalam kolam-kolam besar. Pengolahan Sianida Sianida dapat dioksida menjadi CNO hingga akhinya menjadi CO2 dan N2: CN- + HOCl CNCl- + OH(1) CNCl + 2OH- CNO- + Cl- + H2O (2) 2CNO + 3OCl- + H2O CO2 + 3Cl- + 2OH- + N2 (3) b.Pengolahan senyawa Khrom Valensi Enam (Cr6+) - Mereduksi Cr6+ menjadi Cr3+ lalu mengendapkan Cr3+ sebagai hidroksida. 1.1 Reduksi dengan ferrosulfat:

1.2 Reduksi dengan SO3:

1.3 Reduksi dengan Bisulfat:

c. Pengendapan Cr3+ menjadi bentuk hidroksida *efektif pada pH 3,5 9,5 Ion-ion Fe3+ pun dapat ditangani dengan cara pengendapan hidroksida ini: d. Pengolahan Ion Cu2+ Ion ini juga dapat diendapkan dalam bentuk hidroksidanya namun perbedaannya hanya bisa terjadi pada pH basa antara 9,3 10,3 dan dapat terganggu juga dengan adanya senyawaan Sianida: Cu2+ + Ca(OH)2 Cu(OH)2 + Ca2+

a. Netralisasi Proses bahan asam yang ditambahkan pada limbah alkali atau bahan alkali yang ditambahkan pada limbah asam untuk mengubah pH limbah ke nilai yang dapat diterima. Bahan buangan anorganik yang mengandung asam , antara lain H2SO4 ,HCl, NiSO4, NiCl2 dengan kepekatan berbeda-beda diolah secara kimia melalui Netralisasi dengan menggunakan kapur (CaO) pada pH > 9 (Bishop, 2000). Reaksi Reduksi Oksidasi

b. Koagulasi dan Flokulasi Limbah elektroplating ditambahkan senyawa kimia/koagulan, menyebabkan senyawa dalam limbah tersebut (dalam hal ini Ni) mengalami ketidakstabilan (destabilisasi), akibat dari destabilisasi, partikel mengalami flokulasi. Factor-faktor yang mempengaruhi koagulasi logam Ni : - pH Logam dapat diendapkan pada pH tinggi antara 8-11. Tiap loga memiliki pH spesifik - Jenis Koagulan Jenis koagulan disesuaikan dengan jenis logam yang akan diendapkan, agar pengendapan dapat terjadi dengan sempurna. - Pengadukan Dengan adanya pengadukan maka tumbukan antar partikel-partikel koloid akan semakin besar, sehingga dapat mempercepat terbentuknya flokulasi dan memudahkan terjadinya penegendapan. Semakin lama pengadukan maka semakin banyak flok yang terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai