Anda di halaman 1dari 9

Bahaya Mengangkat

Tak banyak orang yang mengetahui bagaimana teknik atau cara mengangkat barang dengan tepat dan benar. Ketidaktahuan ini dapat mengakibatkan terjadinya cedera punggung . Cedera punggung dapat terjadi dimana saja dan kapan saja baik disaat bekerja dengan posisi duduk di kursi, mengangkat beban, membawa beban, membungkuk untuk mengambil file di laci meja, menyeterika, mencuci piring di wastafel ataupun disaat kita tidur . Sebanyak 80% populasi orang dewasa kondisinya hidupnya rentan akan mengalami cidera punggung bawah. Cidera ini biasanya disebabkan oleh kesalahan dalam teknik mengangkat suatu benda dan juga penggunaan yang berlebihan. Dengan menggunakan teknik mengangkat yang benar diikuti dengan latihan penguluran dan penguatan, anda dapat mengurangi resiko cidera punggung.

2. Duduk: Pilihlah kursi yang dapat mendukung bagian belakang tubuh Anda pada posisi yang benar dan nyaman. Sesuaikan posisi kursi agar kaki Anda dapat menapak di lantai. Kosongkan isi kantong belakang celana Anda (dompet, kunsi, notes, dan sebagainya) agar tidak mengganggu keseimbangan bagian belakang tubuh Anda. Selain itu kondisi isi dompet yang tebal di kantong celana bagian belakang juga dapat membuat nyeri pinggang karena adanya tekanan terhadap otot pantat secara terus menerus dan tekanan yang lebih besar disaat anda sedang duduk . 3.Mengangkat benda :Ada beberapa teknik yang digunakan dalam mengangkat dan membawa suatu benda yang dapat melindungi punggung anda dan dapat mencegah cidera. Bagaimanapun, teknik terbaik dalam mengangkat adalah pengangkatan secara diagonal. Kaki anda memisah, dengan satu kaki sedikit ke depan dari kaki yang lain. Ini memberikan basis penyangga yang lebar, lebih stabil, lebih bertenaga, dan lebih kuat. Tekuk lutut anda dan berjongkok; jaga punggung anda tetap lurus dan kepala anda juga lurus selama mengangkat. Posisi ini memberikan kekuatan yang lebih untuk otot-otot tungkai yang lelih luas dan menjaga keseimbangan punggung anda. 4.Membawa benda : Pastikan benda selalu menempel pada tubuh, selama mengangkat dan membawanya. Semakin jauh anda membawa suatu benda dari tubuh anda, semakin beresiko untuk punggung anda. Jangan mendadak atau menyentak selama anda mengangkat dan jangan memutar atau menyamping. Ini adalah kebiasaan buruk yang menyebabkan tekanan yang lebih untuk punggung anda, terutama ketika mengangkat secara berulang-ulang, dan akan menyebabkan cidera yang serius nantinya. Ketika membawa suatu benda, gunakan postur yang tepat yaitu berdiri tegak. Jangan terlalu membungkuk ketika berjalan. Membawa dengan beban di depan dan menempel ke tubuh, tetapi ketika membawa dengan jarak yang jauh, bawalan benda dengan menggunakan bahu anda, dan jika benda terlalu berat, carilah bantuan. 5.Mengambil sesuatu dengan berlutut ,jangan membungkuk :

Hindari membungkuk setinggi pinggang ketika mengambil sesuatu. Hal ini dapat menciptakan ketegangan pada punggung dan memperbesar resiko cedera . 6.Tidurlah di atas kasur yang agak keras . Kasur yang terlalu empuk dapat membuat punggung dalam posisi melengkung , sehingga anda merasa tidak nyaman jika saat bangun tidur. Pakailah tempat tidur yang agak keras atau kasur dengan kekuatan pegas yang masih kuat. Jika tidur miring usahakan merapatkan lutut satu sama lain. Atau jika telentang letakkan bantal dibawah lutut . 7. Bangun dari tidur. Jika anda tidur telentang, jangan langsung bangun, tetapi miringkan dahulu tubuh anda. Selanjutnya bangun dengan cara mengangkat badan menyamping sehingga posisi anda menjadi duduk di atas kasur. Setelah itu pijakkan kaki anda kelantai untuk bangkit dari tempat tidur . Bekerja pada ketinggian Bekerja pada ketinggian atau working at height mempunyai potensi bahaya yang besar. Ada berbagai macam metode kerja di ketinggian seperti menggunakan perancah, tangga, gondola dan sistem akses tali (Rope Access Systems). Masing masing metode kerja memiliki kelebihan dan kekurangan serta risiko yang berbeda beda. Oleh karenanya pengurus atau pun manajemen perlu mempertimbangkan pemakaian metode dengan memperhatikan aspek efektifitas dan risiko baik yang bersifat financial dan nin financial. Aspek risiko akan bahaya keselamatan dan kesehatan kerja harus menjadi perhatian utama semua pihak di tempat kerja. Hali ini selain untuk memberikan jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja, juga sangat terkait dengan keselamatan asset produksi. Kecelakaan yang terjadi pada ketinggian biasanya disebabkan oleh beberapa faktor diantarnya Kegagalan Peralatan

1. Gagalnya tali utama. Kejadian paling sering adalah putusnya tali. Tali utama ini biasanya terbuat dari serat baja, tidak sedikit tali baja yang digunakan adalah produk dengan kualitas yang tanda tanya yang diproduksi oleh produsen yang susah ngejarnya jika tali tersebut mengalami kegagalan. Untuk mengurangi risiko biasanya pengelola memasang tali cadangan sebagai backup tali utama. Penggunaan tali yang standar seringkali menjadikan tiket flying fox menjadi tidak terjangkau. 2. Gagalnya tali tubuh (harness). Hal ini biasanya terjadi jika tali tubuh dibuat tidak sesuai standar yang berlaku. Karena itu sebelum menggunakan perhatikan label dari harness. Kegagalan tali tubuh bisa juga terjadi karena pemasangan yang tidak sesuai prosedur. Operator bertanggungjawab untuk memastikan harness telah dipasang dengan benar. .

3. Gagalnya pulley atau konektor (karabiner). Kegagalan ini disebabkan ketidaksesuaian alat yang digunakan atau keausan karena frekuensi pemakaian. Normalnya jika warna alat sudah mulai memudar atau terbentuk jalur yang tidak normal pada alat, saatnya untuk menyingkirkan alat. Kegagalan Personil

Banyak kecelakaan, termasuk jatuh dari ketinggian, 90% penyebabnya adalah kelalaian personil (operator dan pengelola). 1. Tidak kompetennya operator. Kompetensi terdiri dari keahlian, pengetahuan, dan sikap kerja sebagai operator kegiatan pada ketinggian. Pada banyak fasilitas operator hanya mempunyai keahlian (skill) tapi tidak mempunyai sikap kerja yang seharusnya yaitu mengutamakan keselamatan dirinya sendiri dan pengguna sehingga sering kita lihat operator yang tidak berpengaman sama sekali tapi berada di ketinggian. 2. Tidak adanya prosedur operasi standar (SOP). Untuk melihat ada-tidaknya SOP sangat mudah, jika pada fasilitas ada tanda-tanda yang sangat jelas berupa tulisan yang mengingatkan pengguna dapat dikatakan telah ada SOP secara minimal.

Pekerja Jatuh di Pertamina Cilacap Selasa (13/9) malam tujuh pekerja yang sedang melakukan pembersihan oil sludge di dalam fasilitas Kilang Pertamina Cilacap mengalami kecelakaan kerja, tiga orang diantaranya meninggal dunia dan salah seorang dari korban meninggal adalah warga negara asing (WNA) bernama Chen Liang (28), demikian berita yang dikutif dari detikcom. Empat korban lain yang kritis, saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Pertamina Cilacap. Sebab-sebab kecelakaan masih dalam penyidikan pihak berwajib. Untuk itu pihak berwajib telah memindahkan korban meninggal ke RS Margono Soekardjo, Purwokerto untuk dilakukan otopsi untuk menyelidiki sebab-sebab kecelakaan. Bekerja di Ruang tertutup Pada saat bekerja diruang tertutup berkemungkinan dapat terjadi cedera berat ataupun kematian, karena kekurangan oksigen, terperangkap, sengatan listrik, jatuh, dan panas yang

tinggi. 85 % dari kecelakaan dapat dicegah dengan mempelajari bahaya- bahaya yang mungkin timbul diruang tertutup. Benefit

Setiap karyawan dan orang lain yang akan bekerja di ruang tertutup telah dibekali oleh perusahaan pengetahuan dalam hal mengenal bahaya yang mungkin terjadi pada saat bekerja di ruang tertutup. Perusahaan dapat menyiapkan prosedure kerja, sarana dan prasarana K3 dalam melaksanaan pekerjaaan diruang tertutup. Perusahaan secara dini telah melakukan upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.

Ruang tertutup (confined space) adalah ruang yang cukup besar yang memungkinkan orang untuk masuk ke dalamnya untuk melakukan pekerjaan, dan memiliki keterbatasan untuk keluar dan masuk serta tidak dirancang untuk tempat kerja yang terus menerus seperti tangki, silo, dan bejana lainnya. Banyak kecelakaan fatal (mengakibatkan meninggal dunia) terjadi terhadap pekerja yang bekerja dalam ruang tertutup tersebut, karena tidak memahami dan mengindahkan praktek dan prosedur kerja yang selamat. Sebagian besar dari yang meninggal justru terjadi pada mereka yang berusaha untuk menyelamatkan teman sekerjanya yang mengalami kecelakaan saat bekerja dalam ruang tertutup tersebut. Kecelakaan ini dapat terjadi karena beberapa bahaya yang ada dalam ruang tertutup seperti potensi kekurangan oksigen, gas/uap mudah terbakar atau meledak, gas/uap beracun, serta bahayabahaya fisik dan mekanik lainnya. Semua potensi bahaya ini harus dikenali oleh pekerja dan penyelianya, lalu dievaluasi risikonya untuk selanjutnya ditentukan tindakan pencegahan dan pengendalian yang harus dilakukan agar dapat bekerja dengan selamat dalam ruang tertutup tersebut.

SISTEM PERLINDUNGAN Ketika memilih suatu sistem perlindungan harus mempertimbangkan kondisi dari pekerjaanya. Pilihan yang Ideal untuk sistem perlindungan bagi pekerja adalah menghilangkan seluruh resiko jatuh yang melekat pada pekerjaan tersebut. Misalnya selain disiapkan palang / rintangan (handrails, guardrails) di area kerja, para pekerja juga diberi alat pelindung diri yang sesuai safety harness, shock absorbers, dan lifeline) untuk melindungi segala kemungkinan terjatuh

Perlindungan Permukaan Lantai (Lantai tidak Licin)

Housekeeping Perlu dilakukan pengaturan / pembagian penanggungjawab pelaksanaan housekeeping di tempat kerja antara para pekerja dengan petugas kebersihan. Pelaksanaan Housekeeping termasuk menjaga agar area kerja bebas dari peralatan dan material yang tidak dipersyaratkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar lantai tidak menyebabkan pekerja tersandung atau tergelincir

Lantai kerja yang licin Bila lantai kerja licin akibat pelaksanaan pekerjaan (misalnya air, minyak, pelumas atau disebabkan oleh faktor lingkungan ( hujan), supervisor atau pimpinan unit kerja harus menjamin bahwa pekerja dalam kondisi aman berjalan . Materian yang bocor / tumpah harus segera dibersihkan.

Palang / Rintangan (handrails, guardrails) Palang / Rintangan Yang Kokoh / Fixed Barriers Palang / Rintangan yang kokoh harus mampu menahan pekerja terjatuh / terperosok dari pinggiran permukaan lantai atau pada lubang yang terdapat di permukaan lantai .

Palang / Rintangan dapat permanen atau temporer tergantung dari kebutuhan. Jenis Palang / Rintangan : guardrails, handrails, ladder cages, fencing (pagar), dan warning barriers.

Guardrails Guardrail terbuat dari sistem struktur yang permanen yang bertujuan untuk menahan pekerja yang tidak sengaja masuk / terperosok ke permukaan yang lebih rendah. Top Rail maupun Mid Rail harus mampu menahan beban seberat 70 kg. Bila terdapat bahaya jatuhnya material / alat, harus dilengkapi Toe Board

Guardrails Sementara Guardrail sementara yang mudah dipindahkan, bisa saja dibutuhkan untuk area pekerjaan yang hampir selesai. Supervisor / Kepala Unit Kerja beserta Safety personil harus menjamin bahwa pekerja dalam sistem perlindungan dari bahaya jatuh.

Warning Barrier Warning barrier adalah tanda agar pekerja waspada bahwa pekerja tersebut berada diarea kerja yang berbahaya, dimana area tersebut terdapat potensi bahaya terjatuh. warning barrier digunakan bila Pagar / Rintangan yang kokoh tidak mungkin digunakan atau sudah dipindah ketempat lain.

Sistem Peringatan (Warning System) terdiri dari Kabel, tambang, sistem pemagaran yang dipasang 1.8 m dari pinggir lantai

Sistem Peringatan bukan pengganti guardrail, tidak memberikan perlindungan terhadap bahaya jatuh. Oleh sebab itu, Sistem peringatan harus dibarengi oleh penggunaan harneess atau safety belt serta pemasangan lifeline

PERLINDUNGAN PADA LANTAI BERLUBANG

Travel Restraint Systems (Sistem Pengendalian Untuk Aktifitas Berpindah) Sistem ini digunakan untuk mencegah agar para pekerja tidak terjatuh. Diantaranya termasuk pengaturan posisi kerja, penggunaan harness dan penggunaan angkur sehingga kedua tangan pekerja bebas bergerak.

Sistem ini mengatur pembatasan pekerja untuk bergerak melalui penggunaan guardrail atau Alat Pelindung Diri yang dapat mencegah pekerja pinggiran lantai yang memungkinkan para pekerja terjatuh.

Ketika memilih sistem perlindungan dari bahaya jatuh, pertimbangan pertama adalah memasang guardrail atau Rintangan Penghalang.

Pemasangan guardrail adalah cara perlindungan yang terbaik bila dipasang dengan benar. Bila tidak memungkinkan maka dapat pekerja dapat menggunakan Alat Pelindung Diri yang sesuai.

Fall Arrest Systems (Sistem Penahan Jatuh) Tidak seperti Travel Restraint System, Fall Arrest System tidak mencegah pekerja untuk jatuh tetapi hanya mengurangi besaran cedera ketika pekerja jatuh

Fall Arrest System yang lengkap terdiri dari point tambahan yang mampu menahan beban, lifeline, fall arrestor, lanyard, shock absorber, dan full body safety harness. Berat badan pekerja 100 kg , jatuh dengan ketinggian 1 meter maka menghasilkan beban sekitar 12 kN (1227 kg)

Fall Arrestor (Rope Grab) Alat ini digunakan bila para pekerja membutuhkan perpindahan tempat secara vertikal. Bila pengguna alat ini bergerak keatas, maka Rope Grab akan bebas bergerak naik, tetapi bila tibatiba pekerja tersebut terjatuh maka alat ini akan secara mekanik mencengkram vertical lifeline

Tambatan Landyard Tambatkan Landyard / cantolkan / pasang Hock diatas atau paling tidak sejajar dengan kepala, hal ini berguna untuk mengurangi jarak vertikal / jarak jatuh tubuh pekerja

Shock Absorber

Adalah alat yang berfungsi untuk memperkecil kekuatan tekanan yang timbul pada saat terjatuh. Alat ini didesain untuk menyerap enerji kinetik yang timbul akibat terjatuh. Shock absorbers memiliki tiga fungsi : Mengurangi kekuatan tekanan maksimal dalam menahan badan pekerja pada saat terjatuh. Faktor kritikal dari besaran energi yang didapat dari tubuh pekerja dapat terserap. Mengurangi atau mencegah kerusakan komponen Fall Arrest System. Mengurangi Kekuatan tekanan pada angkur / tambatan

Anchor & Pendulum Effect Safaty Personil harus meyakinkan bahwa angkur sebagai tambatan / sambungan life line dan landyard harus kuat, stabil dan lokasi yang sesuai. Pemilihan posisi angkur harus mempertimbangkan bahaya Swing Fall ,Hindari posisi angkur yang memungkinkan bila pekerja terjatuh terjadi ayunan seperti pendulum dan membentur benda lainnya. Untuk mengurangi pendulum effect, pekerja harus menjaga lanyard atau lifeline tegak lurus dengan angkur. Ketika pekerja bergerak / bergeser titik angkur juga harus diganti dengan angkur yang tegak lurus dengan dirinya. Cara lain adalah pasanglah horizontal lifeline sehingga bila pekerja bergerak maka posisi tambatan landyard akan selalu terjaga dalam posisi tegak lurus setiap saat

BOTTOMING OUT Pekerja dapat saja menghantam lantai, permukaan dibawahnya atau objek lain ketika pekerja tersebut terjatuh sedangkan peralatan perlindungan tidak berfungsi menahan badan secara penuh. Hal ini terjadi bila jarak area kerja dengan lantai / permukaan dibawah lebih panjang dibanding dengan jarak Fall Arrest System Fall Arrest System harus direncanakan, dirancang dan dipasang dengan perhitungan yang akurat. Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk lifeline (bila horizontal life line dipergunakan), panjang lanyard, shock absorber (deceleration distance), regangan harness, berat dan tinggi pekerja dan safety factor berupa jarak aman antara area kerja dengan lantai / objek lainnya / permukaan dibawahnya

Retractable Lifeline Cara kerja Retractable Lifeline hampir menyerupai cara kerja safety belt yang terpasang dimobil. Ketika pekerja melakukan pergerakan vertikal kebawah atau ke atas maka lifeline akan turut memanjang atau menjadi pendek mengikuti pergerakan pekerja tersebut. Juga bila pekerja melakukan perakan horizontal menjauh atau mendekat, alat ini akan melakukan hal yang sama.

Tetapi bila alat ini mendapat hentakan yang cukup besar misalnya pekerja terjatuh, secara mekanik lifeline akan terkunci seketika.

Yang harus diperhatikan, jagalah agar alat ini selalu dalam posisi tegak lurus dengan tubuh pekerja untuk mmenghindali pendulum effect

Fall Containment Systems (Safety Net) Safety nets seringkali digunakan ketika seluruh fixed barrier atau fall arrest systems tidak bisa digunakan. Misalnya ketika pemasangan guardrail atau penyiapan tambatan dan lifeline sulit dilakukan

Bila safety net digunakan, safety personil harus menjamin bahwa pemasangan safety net dilakukan oleh personil yang kompeten. Inspeksi dan test harus dilakukan sebelum safety net tersebut digunakan

Anda mungkin juga menyukai