Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS INFEKSI SUSPEK TB PARU

Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Bangsa/suku Agama Pekerjaan Alamat : Tn. A : 55 tahun : Laki - laki : Makassar : Islam : Guru : BTP Blok D No.6

Tanggal Pemeriksaan : 20 Juli 2013

Anamnesis Keluhan utama Anamnesis Terpimpin : Batuk Darah :

Dialami sejak 3 minggu yang lalu, berwarna merah segar, sekali batuk darah yang dikeluarkan sebanyak 1 sendok teh, kadang-kadang

menggumpal, ketika batuk tidak terasa panas dileher, batuk tidak dipengaruhi posisi ataupun cuaca. Sebelumnya pasien batuk dan 2 hari kemudian batuk sudah disertai darah. Tidak ada riwayat batuk darah sebelumnya. Ada riwayat sering-sering batuk yaitu sekitar 7 bulan yang

lalu,lama batuk 1-2 minggu yang sembuh dengan minum OBH. Tidak ada sesak, tidak ada riwayat sering-sering sesak. Tidak ada nyeri dada. Tidak demam, ada riwayat demam dialami 3 minggu yang lalu tidak terus menerus, turun jika pasien minum paracetamol. Tidak ada perdarahan ditempat lain. Tidak ada riwayat terjadinya perdarahan di tempat lain. Tidak ada mual, muntah ataupun nyeri ulu hati. Penderita merasa nafsu makan berkurang dan berat badannya menurun dalam 2 bulan terakhir. Sering berkeringat di malam hari. Bab : Biasa, warna kuning Bak : Lancar, warna kuning, 5x sehari (kesan cukup) Riw. Penyakit Sebelumnya : Riwayat sakit paru tidak ada Riwayat mengkonsumsi OAT tidak ada Riwayat hipertensi tidak ada Riwayat penyakit jantung tidak ada Riwayat sakit ginjal tidak ada Riwayat penyakit hati tidak ada

Riw. Penyakit Keluarga : Ibu pasien menderita TB Paru dan sedang menjalani pengobatan 6 bulan. Riw. Primordial (Perilaku) Pasien merokok, sejak 20 tahun yang lalu

Tidak mengkonsumsi alkohol

Pemeriksaan Fisik Tanda Vital : Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu : 130/80 mmHg : 84 x/menit : 20 x/menit : 36,5 oC

Kepala Leher Thorax Cor Abdomen Ekstremitas

: Anemis (-), sianosis (-), ikterus (-) : Tidak ada kelainan : Vesikuler, Rh +/+, Wh -/: SI/II reguler, murni : Peristaltik (+) kesan normal : Tidak ada kelainan

Pemeriksaan Penunjang Pasien dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan darah rutin, foto thorax PA, dan sputum BTA 3x.

Diagnosis Suspek TB Paru

Penatalaksanaan Pengobatan Farmakologi


1. Codein 10 mg 3x1 2. Asam Traneksamat 500 mg 3x1 3. Cefadroxil 500 mg 3x1

Pengobatan nonfarmakologi, berupa saran-saran kepada pasien antara lain : 1. Berhenti merokok 2. Sering berjemur dibawah sinar matahari pagi (pukul 6-8 pagi) 3. Memperbanyak istirahat(bedrest) / istirahat yang cukup 4. Diet sehat (pola makan yang benar). 5. Menjaga sanitasi/kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal. 6. Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah agar selalu berganti dengan udara yang baru. 7. Berolahraga secara teratur, seperti jalan santai di pagi hari. 8. Menghindari kontak langsung dengan pasien TB

Hasil Kunjungan Rumah Tujuan dilakukannya kunjungan rumah ialah untuk mengetahui

lingkungan tempat tinggal pasien dan menelusuri apakah ada anggota keluarga lainnya yang memiliki penyakit atau keluhan yang sama, juga untuk menilai pola psikososial pasien. Kunjungan Rumah (22 Juli 2013) Keluhan Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu Kepala Leher Thorax Cor Abdomen Ekstremitas : Batuk darah berkurang : 120/80 mmHg : 84 x/menit : 24 x/menit : 36,5 oC : Anemis (-), sianosis (-), ikterus (-) : Tidak ada kelainan : Vesikuler, Rh +/+, Wh -/: SI/II reguler, murni : Peristaltik (+) kesan normal : Tidak ada kelainan

Profil Keluarga : Pasien tersebut Tn.A adalah seorang kepala rumah tangga yang tinggal bersama istrinya (49 tahun) di BTP Blok D no 6 dan ketiga orang anaknya,

yang pertama seorang laki-laki (27 tahun), kedua seorang perempuan (20 tahun), dan terakhir seorang laki-laki (16 tahun).

Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga Pekerjaan sehari-hari pasien adalah seorang guru di SMP 30 Makassar. Pasien ini tinggal dirumah pribadi yang telah dihuni selama +18 tahun. Istrinya sebagai ibu rumah tangga. Rumah pasien dalam kondisi baik dan cukup luas. Rumah ini terdiri dari 3 kamar dan 1 kamar mandi. Ventilasi di rumah baik, sirkulasi udara baik. Peralatan rumah tangga lengkap, dan terdapat 2 buah kendaraan bermotor.

Riwayat Penyakit Keluarga Ibu pasien menderita TB Paru dan sedang menjalani pengobatan selama 6 bulan. Anggota keluarga yang lain tidak memilki keluhan kesehatan.

Pola Konsumsi Makanan Keluarga Pola konsumsi keluarga tersebut cukup baik sesuai dengan kebutuhan asupan gizi.

Psikologi Dalam Hubungan Antar Anggota Keluarga Pasien memiliki hubungan yang baik dengan sesama anggota keluarga yang lainnya.

Lingkungan Lingkungan pemukiman keluarga bersih dan tertata dengan baik. Sampah tersimpan pada tempatnya demikian juga dengan tata letak peralatan rumah.

Diskusi Pasien datang ke Poliklinik Interna RS.Ibnu Sina dengan keluhan utama batuk darah yang dialami sejak 3 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien batuk dan 2 hari kemudian batuk sudah disertai darah. Ada riwayat sering-sering batuk sekitar 7 bulan yang lalu, sembuh dengan minum OBH. Ada riwayat demam dialami 3 minggu yang lalu. Pasien merasa kurang nafsu makan dan berat badan yang menurun. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, kepala dan leher dalam batas normal, pada thorax didapatkan bunyi pernapasan vesikuler dan bunyi tambahan ronkhi pada kedua lapangan atas paru, abdomen dalam batas normal. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisis pertama kali di Poliklinik, maka pasien di diagnosa suspek TB Paru. Setelah melakukan kunjungan rumah dan dilakukan anamnesis serta pemeriksaan fisis untuk kedua kalinya, didapatkan keluhan pasien berkurang dan pasien telah melakukan pemeriksaan sputum dan foto X-Ray.

TUBERKULOSIS PARU

I.

Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang menular langsung disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar bakteri TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Masyarakat.

II. Etiologi Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis yang

merupakan basil tahan asam (BTA) yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar UV. III. Epidemiologi Indonesia adalah negara dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi di dunia setelah China dan India. Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga tahun 1985 dan survei kesehatan nasional tahun 2001, TB menempati ranking ke-3 sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia. IV. Gejala dan Tanda

Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam atau malah banyak pasien ditemukan TB paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang terbanyak adalah : 1. Demam. Biasanya subfebris menyerupai demam influenza. Tetapi kadangkadang dapat mencapai 40-41 0C. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar tetapi kemudian dapat timbul kembali. Keadaan ini sangat dipengaruhi daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk. 2. Batuk / batuk darah. Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang pada jaringan paru. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif. Keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi juga terdapat pada ulkus dinding bronkus. 3. Sesak napas. Pada penyakit yang ringan belum dirasakan sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya meliputi setengah bagian paru-paru. 4. Nyeri dada. Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul apabila infiltrasi telah mencapai pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

5. Malaise. Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise yang sering ditemukan berupa anoreksia, badan makin kurus, sakit kepala, nyeri otot keringat malam, dll. Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan konjungtiva anemis, suhu tubuh subfebril, badan kurus atau berat badan menurun. Tempat yang paling dicurigai adalah apeks. Pada daerah tersebut dapat ditemukan perkusi yang redup dan auskultasi suara napas bronkial. Akan didapatkan juga suara tambahan berupa ronki basah, kasar, dan nyaring. Selain itu, untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan radiologi dan

pemeriksaan sputum (penemuan kuman BTA). V. Penatalaksanaan Farmakoterapi berdasarkan kategori pasien dengan obat Isoniazid, Pirazinamid, Rifampicin, Streptomisin, dan Ethambutol. Evaluasi pengobatan dapat dilakukan secara klinis, bakteriologis, maupun radiologis.

DAFTAR PUSTAKA 1. Amin, Zulkifli dan Asril Bahar. Tuberkulosis Paru dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi kelima Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009; h. 2230-2247 2. Hiswani. Tuberkolosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat [diunduh 13 Mei 2012]. Diambil dari URL: http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-hiswani12.pdf 3. Alsagaff Hood, Mukty Abdul. Bab 2 Infeksi: Tuberkulosis Paru. Dasardasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga University Press, 2008. hal.73-109
4. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis

dan Penatalaksanaan di Indonesia, 2006. Available from URL: http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html 5. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Edisi 2 Cetakan Pertama. Depkes RI. Jakarta: 2007. 6. Amin, Zulkifli dan Asril Bahar. Pengobatan Tuberkulosis Mutakhir dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi kelima Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009; h.2240-2247.

Anda mungkin juga menyukai