Lanjutan MDP - 8
ARBO-virus
Golongan ARBO-virus : yg infeksinya melalui nyamuk (culex dan Aedes) serta kutu ( tick), kebanyakan menyebabkan encephalitis, demam berdarah dan yellow fever.
Golongan ARBO-virus ini bisa berkembang didalam arthropoda pengisap darah (hematophagous) dan merupakan vector penyakit.
TOGAVIRIDAE (genus Alphavirus & Rubella virus) FLAVIRIDAE (genus Flavivirus) BUNYAVIRIDAE (genus Bunyavirus, genus
Phlebovirus, genus Nairovirus dan genus Hantavirus)
REOVIRIDAE (genus Orbivirus) RHABDOVIRIDAE (genus Vesiculovirus) ARENAVIRIDAE (genus Arenavirus) FILOVIRIDAE (Marburg & Ebola virus)
TOGAVIRIDAE : spherical, 70 nm, ssRNA, mempunyai envelope, ditularkan melalui nyamuk. (ARBOVIRUS) Penyebab penyakit encephalitis.
Chikungunya Eastern equine encephalitis Mayaro ONyongnyong Ross River Semliki Forest Sindbis Western Equine Encephalitis
CHIKUNGUNYA
Terdapat di :
Afrika Azia Tenggara Philipina dan India
Vektornya : nyamuk Aedes Aegypti Hospes : monyet dan baboon Menimbulkan gejala
demam, pendarahan, arthritis
Demam Chikungunya
Gejala Demam Chikungunya mirip dengan Demam Berdarah Dengue yaitu Demam yang tinggi, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot serta bintik-bintik merah pada kulit terutama badan dan lengan. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan ( Schok ) maupun kematian. Virus Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun 1952. Berasal dari bahasa Swahlii, artinya adalah berubah bentuk atau bungkuk, Postur penderitanya kebanyakan membungkuk akibat nyeri hebat di persendian tangan dan kaki. Chikungunya yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up). Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, Genus alphavirus, dan ditularkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti.
Demam Chikungunya
Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari . Self Limiting Disease.
Virus ini terus menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan Afrika sejak diidentifikasi tahun 1952 di Afrika Timur. (Zimbabwe, Kongo, Burundi, Angola, Gabon, Guinea Bissau, Kenya, Uganda, Nigeria, Senegal, Central Afrika, dan Bostwana) (di Bangkok (1958), (Kamboja, Vietnam, India dan Sri Lanka (1964), Filipina dan Indonesia (1973).
Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi, tahun 1980. Tahun 1983 merebak di martapura, ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa ( KLB ) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi ( Jawa Barat ), Purworejo dan Klaten ( Jawa Tengah ) tahun 2002.
PATHOGENESIS OF ALPHAVIRUS
ALPHAVIRUS TRANSMISSION
PATHOGENEISIS OF FLAVIVIRUS
DENGUE VIRUS
Virus Dengue termasuk kedalam Flavivrus dan adalah ARBO VIRUS group B
Infeksi melalui gigitan nyamuk Aedes aeqypti dan berkembang juga pada A.albopictus (hutan) Dikenal dengan 4 serotype Secara antigenic punya persamaan dengan virus yellow fever Gejala Klinis : (Breakborne fever)
demam, sakit otot dan sendi, lymphadenopathy dan skin rash, serta thrombocytopenia Sembuh beberapa minggu kemudian dan pada anak anak bisa demam 1-3 hari saja
Suhu tubuh normal kembali setelah demam 5-6 hari dan kemudian suhu normal 3 hari lalu demam kembali (saddle-back form fever) Skin rash (maculopapular / scarlatiniform bisa terlihat pada hari ke-3-4 selama 24-72 jam, lalu rash berkurang-meredup dan desquamasi
AEDES AEGYPTI
Nyamuk betina mengisap darah pasien yang viremia Dalam 8-14 hari kemudian nyamuk bisa menyebarkan virus Dengue Gejala klinis muncul setelah 2-15 hari digigit nyamuk Nyamuk tersebut akan infective selama 1-3 bulan atau lebih introduced into Hawaii late in the last century. Until its discovery in Houston, Texas, in August 1985, this species was unknown in the New World. It is believed to be established in 866 counties in 26 states in the continental U.S.:
INFEKSI NOSOKOMIAL
MDP - 10
Dr. Edhie Djohan Utama, SpMK
INFEKSI NOSOKOMIAL : Infeksi yang terjadi di Rumah Sakit (Hospital acquired Infections) Dengan angka kejadian yang cukup tinggi di RS RS di seluruh dunia (3 10%)
Sejak awal berdirinya RS hingga kini IN merupakan problem di RS RS. IN secara bermakna meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien.
IN menambah LOS (Length of Stay) dan menambah beban ekonomi keluarga pasien.
IN bertambah memberatkan lagi dengan adanya bakteri yang resisten / multiple drugs resistance (MDR) . (Hospital Resistance Strain)
3-10 % dari seluruh penderita yang dirawat di RS menjadi korban IN dan 90% IN disebabkan oleh Bakteri, selebihnya oleh virus, jamur atau oleh protozoa
Distribusi IN (83 NNIS Hospital): CDC July 1978 June 1979 =ISK (mungkin akibat kateter) = 40,9 - 42% (30,3%) =Infeksi luka operasi (ILO) = 21,3 - 24% (15,5%) Am.J.Infect =Sal Pernapasan Bag. Bawah = 15,1 - 11% (17,2%) Dec.2000. Bakteremia primer = 4,9 5% (14,5%) Korea Seoul Lain-lain = 17,8 18% Cutaneous 6,0%
. Burn . Enteric . CNS Lain-lain 0,5% 0,4% 0,4% 10,5% = 17,8 % Gastroenteritis & Hepatitis juga dapat KLB (Out break)
SUMBER INFEKSI
Tindakan pemasangan infus, pembedahan, penyuntikan, pemasangan kateter urine dll Udara melalui AC Makanan & minuman dan sumber air mandi Alat alat RS Serangga : kecoak / semut dll Flora normal pasien Pengunjung RS Pasien lain dan Petugas RS
Makanan minuman
Tamu
Flora normal
Air Kecoak
Alat medis
Kateter
Alat tulis
SUMBER INFEKSI
EKSOGENIK :
Manusia :
Pasien lain : penderita infeksi / masa inkubasi / carrier (S.pyogenes-Staphylococcus) Petugas medik Pengunjung (kadang2) Cairan antiseptik / desinfektan Makanan
Lingkungan (environment)
ENDOGENIK :
Kulit, hidung :
CARA PENULARAN
INFEKSI SILANG
Dari pasien lain atau petugas kesehatan Reservoir hidup atau benda mati dilingkungan RS Dari diri pasien sendiri
INFEKSI LINGKUNGAN
AUTO - INFEKSI
KONTAK
Terkontaminasi
CARA PENULARAN
Kontak : Langsung
: Stap. aureus kulit Streptococcus Batang Gram (-) Shigella & Hepatitis A (fecal oral) Tak Langsung : Salmonella - Pseudomonas
Pasien yang Immunocompromised : adalah o.s. yang sangat rentan terhadap infeksi, karena :
Penyakit dengan penurunan daya tahan tubuh (a.l. AIDS) Obat-obatan : O.s. yang menggunakan obat anticancer dll immaturity : bayi lahir prematur yang daya tahan tubuhnya rendah sebab sistim imun yang belum tumbuh sempurna. Stress : menurunkan daya tahan dan respon imun.
Antibiotic-resistant strains
Menggunakan secara rutin antibiotika tertentu di RS menyebabkan seleksi strain RS (Hospital strain) yang MDR (Multiple Drugs Resistance).
MASALAH AKIBAT IN
1. 2. 3.
kematian
Length of stay masa rawatan bertambah lama Beban diagnostik dan pengobatan bertambah
4.
memberatkan
5.
PENCEGAHAN
Manusia :
sukar dideteksi
Tehnik aseptik dan antiseptik yg benar. Disain bangsal Isolasi penderita menular dan rentan menular Adm yg baik :
Monitoring petugas dapur dan pembuangan sampah Imunisasi aktif dan pasif pada :
INFEKSI NOSOKOMIAL
DAPAT DICEGAH DENGAN PELAYANAN KESEHATAN YANG PRIMA
= 90% bakteri
= Jamur = Virus Disinfectant Antiseptic
INFEKSI NOSOKOMIAL
Akan mengurangi jumlah dan penyebaran infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya. Tangan harus digosok dengan sabun sekurang kurangnya selama 10 detik dan dibilas dengan air mengalir. Harus dilakukan sebelum dan sesudah merawat pasien atau neonatus, sebelum dan sesudah merawat luka dan sebelum melakukan prosedur penyuntikan dan pemasangan infus / transfusi darah. Bila berkontak dengan darah, cairan darah, secret luka, pus, atau material yg mungkin infeksius, maka tangan harus dicuci untuk 2-3 menit dengan desinfektan. Surgerical scrub adalah hal yang rutin dilakukan dan dengan urutan yang bisa bervariasi, akan tetapi tangan dan lengan harus disikat dengan sabun kira kira 10 menit, lalu dibilas dengan air mengalir dan dengan cairan antiseptik. REKOMENDASI CDC : HAND WASHING MENGGUNAKAN CAIRAN MENGANDUNG ALCOHOL
Sabun dan air harus digunakan jika tangan terlihat berminyak (visibly soiled) Penggunaan sarung tangan tidak berarti mengenyam-pingkan kebersihan tangan itu sendiri (hand hygiene) Sarung tangan meniadakan kontaminan sekitar 70% - 80% Hand rub harus dilakukan dan sarung tangan digunakan dan diganti sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Bahan Alkohol digosokkan (rub) keseluruh permukaan tangan dan jari sehingga bahan mengering. Petugas Kesehatan tidak boleh mempunyai kuku lebih panjang lebih dari 0,6 cm dan tidak boleh menggunakan kuku palsu.
Bahan antiseptik untuk tangan yang mengandung alkohol biasanya mengandung isopropanol, ethanol, n-propanol atau kombinasi produk ini.
Konsentrasi lebih tinggi tidak efektip sebab protein tidak mudah mengalami denaturasi jika tidak ada air. Alkohol mempunyai aktifitas germicidal invitro yang baik sekali untuk bakteri Gram (+) maupun Gram (-) termasuk juga untuk patogen yang MDR. Selain itu juga untuk virus virus. Penelitian membuktikan bahwa alcohol secara efektip mengurangi bacterial count pada tangan. Akan tetapi alcohol tidak baik bila digunakan pada tangan yang kelihatan kotor (visibly dirty ) atau tangan terkontaminasi dengan bahan bahan protein (darah, cairan tubuh) Untuk mengurangi tangan menjadi kering ( sering menggunakan alcohol cuci tangan) dicampur glycerol 1% - 3%.
SANITASI LINGKUNGAN RS
Penggunaan bahan disinfektansia dengan konsentrasi yang adekuat Pembersihan lantai dan permukaan serta menggunakan air dan detergen (mengurangi kontaminasi MO)
Pemeriksaan mikrobiologis untuk mengetahui populasi mikroorganisme dari ruangan di RS (Hospital Strain) dan pola resistensi kuman.
PENGAWASAN (SURVEILLANCE) melakukan observasi yang sistimatis
Sabun yg non antimikrobiologis (plain soap) : Sabun ini ternyata gagal untuk meniadakan bakteri patogen dari tangan, malahan ternyata menambah bacterial count. Sabun ini bisa ter-kontaminasi dan menyebabkan tangan petugas kesehatan mengalami kolonisasi oleh bakteri batang Gram negative.
RS menggunakan alat alat disposible : jarum suntik, thermometer, hypodermic needle, sarung tangan, tutup hidung. Sampah RS yang infeksius harus dibakar dalam incinerator atau harus di autoclave sebelum dibuang didaerah pembuangan sampah. Sampah RS termasuk jarum dan alat alat yang tajam, sampah dari mikrobiologi dan laborato-rium pathologi serta produk darah lainnya me-merlukan pengawasan khusus
Memusnahkan semua mikroorganisme merupakan tujuan akhir sanitasi RS. Mikrobiologist secara berkala melakukan pemeriksaan sample permukaan untuk mencari dan melakukan identi-fikasi populasi mikroorganisme. Sebelum dan sesudah dilakukan pembersihan lantai mem-bros lantai dan permukaan dengan baik menggunakan air dan detergen untuk mengurangi kontaminasi oleh microorganisme. Agar efektip maka jumlah bahan disinfektan yang digu-nakan konsentrasinya harus cukup/adekuat dan untuk waktu yang cukup. Cairan disinfectant harus sering di-ganti untuk melap permukaan alat alat dan lantai. Uji aktifitas desinfektan bisa dilakukan