Anda di halaman 1dari 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2007, dan berlokasi di Kelurahan Sempaja Selatan Samarinda Utara Kalimantan Timur. 1. Luas wilayah 2. Batas wilayah a. Sebelah Utara b. Sebelah Timur : 35.34 km2. : : Jl. Padat Karya, Jl Wanyi, Jl. Ring Road (Kelurahan Sempaja Utara) : Sungai Karang Mumus (Kelurahan Temindung Permai) Kelua) d. Sebelah Barat : Villa Tamarra (Kelurahan Gunung Kelua). c. Sebelah Selatan : Jl. Pramuka, Jl. Krayan, Jl. Ma. Pahu (Kelurahan Gunung

3.2 Deskripsi Umum Penelitian Penelitian ini mengaplikasikan sistem informasi geografi untuk memetakan sebaran air tanah berdasarkan data-data pendukung berupa data mengenai kondisi permukaan dan kondisi bawah permukaan di daerah penelitian. Kondisi permukaan berupa kondisi vegetasi, hidrologi, topografi, zona resapan dan jenis tanah. Data ini merupakan data sekunder berupa peta-peta. Sedangkan untuk kondisi bawah permukaan akan diketahui jenis batuan penyusun akuifer air tanah, jenis lingkungan pengendapan akuifer air tanah yang ditentukan berdasarkan jenis batuan penyusun akuifer. Data ini berupa data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan, dalam hal ini survey geolistrik resistivitas 2-D konfigurasi Schlumberger. Data Primer lain yang juga diambil adalah koordinat batas-batas wilayah penelitian, koordinat sumur yang ada pada lokasi penelitian, informasi tentang pemanfaatan air tanah, kualitas fisik air tanah dan koordinat lokasi penyelidikan

33

34

geolistrik resisitivitas. Output yang akan diberikan dari hasil penelitian ini berupa peta 2-D dan 3-D. Secara umum sistematika penelitian dimuat dalam flowchart berikut.
Mulai Peta Geologi Kondisi Geologi Setempat Jumlah Sumur di Lokasi Penelitian Kondisi Koordinat Sumur Kondisi Geologi Studi Pendahuluan Peta Hidrogeologi Peta Radar Survey Lapangan Awal Pengumpulan Data Sekunder Peta Lokasi Penelitian Peta Penutupan Lahan Studi Data Sekunder dan Data Survey Lapangan Peta Citra Satelit

Kondisi Vegetasi Lokasi Recharge Area Kondisi Air Permukaan

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Penentuan Lokasi Pengambilan Data Resistivitas

Sesuai ? Yes Pengambilan Data Lapangan Inversi Data Resistivitas Input Data Koordinat Uji Fisik Air Tanah Interpretasi Data Tipologi Sistem Akuifer Kondisi Fisik Air Tanah Pengolahan Data Lapangan

No Data Resistivitas Data Koordinat Lokasi Pengambilan data Data Kualitas Fisik Air Tanah

Pengolahan Data Sekunder

Base Map

Pemetaan Sebaran Air Tanah Sistem Informasi air Tanah

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian

35

3.3 Teknik Sampling Sampling yang yang dilakukan pada penelitian ini adalah : 3.3.1 Sampling Sebaran Sumur dan Pemanfaatan air tanah. Sampling sebaran sumur dilakukan dengan melakukan pencatatan koordinat posisi sumur di lokasi penelitian dengan menggunakan GPS dan pendataan pemanfaatan air tanah di lokasi penelitian. 3.3.2 Sampling Data Geologi setempat Sampling ini dilakukan dengan melakukan studi singkapan (out crop) yang tersingkap dan ditemukan di lokasi penelitian dan dilakukan deskripsi litologinya 3.3.3 Sampling Air Sumur Sampling ini dilakukan di beberapa titik yang bersifat representatif untuk selanjutnya di uji kualitasnya secara fisik (bau, rasa dan warna) serta kadar pH dan kandungan Besi. 3.3.4 Sampling Geolistrik Resistivitas Sampling dilakukan di 5 titik suonding dengan panjang bentangan sesuai dengan kedalam sumur yang akan diketahui jenis lapisan batuannya. Masingmasing titik sounding dilakukan pengukuran sebanyak 2 kali secara saling silang (saling berpotongan), dimana pada setiap titik dicatat nilai kuat arus yang mengalir (I) dalam miliampere (mA) dan beda tegangan yang timbul (V) dalam milivolt (mV), yang terbaca oleh resistivity meter. 3.4 Teknik Pengambilan Data 3.4.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Mengukur Resistivitas Batuan 1. Resistiviti meter 2. Elektroda potensial (2 unit) 3. Elektroda arus (2 unit) 4. Kabel masing-masing elektroda 5. Tali plastik 300 m 6. Palu

36

7. Accu (30 Ampere/12 volt) 8. Form-form isian data b. Mengukur Topografi Permukaan Daerah Penelitian 1. Seperangkat Theodolite 2. Kompas 3. Meteran 4. Patok kayu 5. Form-form isian data c. Mengukur Koordinat Lokasi Sumur dan Pendataan Pemanfaatan Air Tanah 1. 2. 3. 4. GPS Kamera Digital Buku catatan Alat tulis

d. Mengukur Kualitas Fisik Air Peralatan untuk mengukur kualitas fisik air yaitu Test Kit hardness, iron & pH model HA-62 yang terdiri dari : 1. Buffer solution, Hardness 1 2. Ferro Ver Iron Reagent Powder 3. Man Ver Hardness Indicator, Hardness 2 4. Phenol Red Indicator Solution 5. Titrant Reagent, Hardness 3 6. Color Comparator (Iron, Phenol Red, Chlorin) 7. Bottle 8. Gunting e. Analisis Data Seperangkat komputer dan software SIG (Arc View, Surfer 8, Notepad, Global Mapper 8 dan Microsoft Excel) dan Res2Dinv.

37

3.4.2 Data yang diambil adalah data sekunder dan primer : a. Data Sekunder yaitu : 1. Peta Lokasi Penelitian 2. Peta Geologi 3. Peta Penutupan Lahan (vegetasi) 4. Peta Hidrologi, 5. Peta Topografi (kontur) 6. Jenis Tanah 7. Peta Citra Satelit Dan Peta Radar b. Data Primer yaitu : 1. Data Geologi setempat a) Data arah strike dan dip b) Data litologi batuan pada singkapan 2. Data Koordinat (GPS) a) b) c) Koordinat batas wilayah penelitian. Koordinat sumur yang ada di wilayah penelitian. Koordinat titik pengambilan data resistivitas di wilayah penelitian.

3. Data Sebaran Sumur dan pemanfaatan air tanah 4. Data Kualitas Fisik Air tanah 5. Data Topografi untuk koreksi topografi pada pengambilan data geolistrik. a) Azimuth b) Kemiringan c) Jarak datar d) Jarak lapangan 6. Data Geolistrik, meliputi : a) Jarak antar elektroda untuk mendapatkan kedalaman titik duga yang diinginkan sesuai dengan konfigurasi Schlumberger. b) Bacaan beda potensial pada masing-masing posisi elektroda (V) c) Bacaan arus pada masing-masing posisi elektroda (I)

38

3.4.3 Prosedur Kerja Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan 2 jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data tersebut akan dikolaborasi hingga menghasilkan output berupa peta sebaran air tanah. Berikut adalah langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian ini. a. Pengumpulan dan Analisis Data Sekunder Data-data sekunder yang dikumpulkan dan dilakukan studi adalah data berupa peta. Berikut adalah langkah-langkahnya. 1. Peta Geologi Pada peta geologi diidentifikasi jenis formasi batuan berdasarkan letak lokasi penelitian. 2. Peta Penutupan Lahan dan Peta Jenis Tanah. Pada peta penutupan Lahan Diidentifikasi luas penutupan lahan yang terdekat dengan lokasi penelitian yang berfungsi untuk menentukan zona resapan air. 3. Peta kontur dan Peta Hidrologi Peta ini digunakan untuk menentukan pola aliran air permukaan. 4. Peta Citra Satelit dan Peta Radar Digunakan untuk membuat peta 3-D yang akan diintegrasikan dengan hasil survey geolistrik resistivitas. Peta-peta tersebut diolah hingga menghasilkan base map atau peta dasar yang akan digunakan dalam proses pemetaan sebaran air tanah. b. Pengambilan Data Primer Setelah dilakukan studi data sekunder dan diperoleh gambaran mengenai batas-batas lokasi pengambilan data primer di lokasi penelitian, maka dilakukan pengambilan data primer. Data Primer yang diambil adalah data mengenai kondisi geologi di lapangan, data sebaran sumur dan pemanfaatan air tanah, data kualitas fisik air tanah dan data kondisi bawah permukaan yaitu data dari hasil survey geolistrik

39

1. Data kondisi geologi di lapangan Data kondisi geologi di lapangan diperoleh dengan melakukan studi singkapan (out crop) dengan tujuan untuk mengetahui arah strike dan dip, jenis sedimen atau batuan penyusun yang ada di lokasi penelitian. Pengukuran strike dan dip dilakukan dengan menggunakan kompas geologi. Kemudian untuk mengetahui jenis sedimen, dilakukan dengan membuat deskripsi litologi singkapan yang ada mulai dari atas sampai bawah dan panjang singkapan juga diukur. 2. Data Sebaran Sumur dan Pemanfaatan air tanah Data koordinat sebaran sumur diambil dengan menggunakan GPS den dicatat koordinat posisi sumur untuk diplotkan kedalam base map. Selanjutnya dilakukan pendataan mengenai pemanfaatan air tanah dengan melakukan wawancara. 3. Pengujian Kualitas Air Tanah secara Fisik Sampel air diambil di beberapa sumur yang bersifat representataif dan selanjutnya diuji kualiasnya secara fisik. Parameter pengujiannya adalah bau, rasa, warna, pH dan kandungan Besi. 3. Survey Geolistrik Survey geolistrik dilakukan untuk mengetahui kondisi lapisan bawah permukaan dalam hal ini lapisan pembawa air tanah (akuifer). Pada prinsipnya, penelitian ini melakukan pendugaan tahanan jenis semu masing-masing lapisan batuan dengan peralatan geolistrik yaitu dengan metoda resistivity konfigurasi schlumberger. Pengukuran dilakukan di 5 titik duga dengan panjang cross line masing-masing titik duga maksimum 280 meter atau menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Masing-masing titik duga dilakukan pengukuran sebanyak dua kali secara saling silang (tegak lurus arah strike dan sejajar arah strike). Panjang bentangan tersebut dipengaruhi oleh spesifikasi geometrik dari konfigurasi elektroda. Spasi antar elektroda masing-masing 5 meter.

40

Berikut langkah-langkahnya pengambilan data dengan menggunakan resistivity meter : 1. Membuat patok-patok di sepanjang cross line dengan spasi 3 meter. 2. Kemudian 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial diletakkan pada tiap titik pengukuran. Berdasarkan spasi elektroda yang disusun sesuai dengan aturan Sclumberger dengan jarak awal 3 meter. 3. Kedua elektroda arus dan kedua elektroda potensial dihubungkan dengan resistivity meter menggunakan kabel penghubung. 4. Selanjutnya alat dihidupkan untuk menginjeksikan arus kedalam bumi. 5. Mengkaliberasikan alat Resistivity Meter, untuk meminimalkan faktor kesalahan alat 6. Arus diinjeksikan dan dicatat hasil pembacaan kuat arus listrik (I) dan beda potensial listrik (V). 7. Prosedur 1 s/d 5 diulangi untuk setiap pembesaran spasi elektroda. 8. Langkah 1 sampai 6 diulangi untuk titik duga berikutnya. 9. Hasil pengukuran yang didapat ialah kuat arus yang mengalir (I) dalam mili Ampere (mA) dan beda tegangan yang timbul (V) dalam mili Volt (mV). Dari dua data tersebut kemudian dicari nilai tahanan jenis dalam ohm. kemudian dimasukkan kedalam tabel berikut. Tabel 3.1. Form isian pengambilan data resistivity meter
No Titik sounding Lokasi X Spasi Elektroda Potensial Spasi Elektroda Arus Pembacaan Tegangan (mV) Pembacaan arus (mA)

1 2 3 4 n

41

Pada pengukuran geolistrik perlu diambil data topografi yang digunakan sebagai koreksi topografi pada proses analisis data resistivitas dengan metode inversi. Data topografi yang diambil akan digunakan untuk melakukan koreksi topografi pada survey geolistrik dan gambaran topografi lokasi pengambilan data. Pada pengukuran topografi ini, data tentang posisi koordinat lokasi penelitian juga diambil dengan menggunakan GPS. Adapun langkah-langkah pengambilan datanya sebagai berikut : 1. Sebelum mengukur dengan theodolite, dibuat lintasan tracking seperti pada sketsa pengambilan data di atas dengan memasang patok-patok kayu pada titik duga. 2. Selanjutnya menentukan titik atau stasiun awal (atau stasiun nol) untuk memulai pengukuran. 3. Sebelum memulai pengukuran, theodolit dikaliberasi terlebih dahulu. Kaliberasi meliputi koreksi koordinat dengan menggunakan kompas, koreksi posisi peletakan dengan mengatur posisi theodolite sedemikian rupa hingga waterpas berada pada posisi yang benar. 4. Selanjutnya pengukuran dilakukan dengan cara tracking melewati seluruh permukaan lokasi penelitian dengan sistem jalur. Semakin rapat jarak antar stasiun makin detail kontur yang didapat. 5. Data yang diambil adalah azimuth, kemiringan, jarak datar, jarak lapangan. Selanjutnya data tersebut dimasukkan kedalam tabel berikut.

42

Tabel 3.2. Form Isian Data pengukuran dengan Theodolite No. Titik 1 2 9 10 1 2 9 10 1 2 9 10 Line n Line 2 Azimuth (o) Slope (%) Jarak Datar (m) Jarak Lapangan (m) Keterangan Line 1

43

3.4.4 Jadwal Penelitian Tabel 3.3. Jadwal Rencana Kegiatan


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kegiatan Persiapan Pengajuan Judul Pengajuan Judul Konsultasi Pra Seminar I Revisi Pra Seminar I Pengumpulan data Sekunder Persiapan Seminar I Seminar I Revisi Hasil Seminar I Pembuatan Ijin Penelitian Pengolahan Data Sekunder Survey lokasi Pengambilan Data Lapangan Pengolahan Data Lapangan Analisis Data Lapangan Bulan Juni Juli Agustus September Oktober Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Januari 1 2 3

No 15

Kegiatan Interpretasi Data

Bulan Juni Juli Agustus September Oktober Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Januari 1 2 3 4

44

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Penyajian Hasil Berupa Peta Konsultasi Pra Seminar II Revisi Pra Seminar II Persiapan Seminar II Seminar II Revisi Hasil Seminar II Persiapan Pendadaran Pendadaran Revisi hasil pendadaran Penjilidan Skripsi Persiapan Wisuda Wisuda Lain-lain

45 3.5 Teknik Analisis Data Setelah data pengukuran lapangan diperoleh, maka dilakukan analisis data sebagai berikut. 3.5.1. Analisis Data kondisi geologi di lapangan Data kondisi geologi lapangan berupa deskripsi litologi diolah menjadi bentuk simbol-simbil litologi dan sketsa perlapisan batuan sedimen dari atas ke bawah. Jika singkapan yang dijadikan objek studi lebih dari satu, maka deskripsi litologi tersebut dikorelasikan dengan deskripsi litologi singkapan lainnya sesuai dengan arah strike dan dip. Deskripsi lithologi singkapan dilakukan berdasarkan parameter, ukuran butir, warna, jenis sedimen dan bentuk perlapisan. Hasil deskripsi ini kemudian digambarkan berdasarkan simbol-simbol standar geologi. 3.5.2. Analisis Data Sebaran Sumur dan Pemanfaatan air tanah Setelah data-data koordinat sebaran sumur dari pengukuran dengan GPS diperoleh data tersebut disalin ke program Microsoft Excel lalu di save dengan format DBF IV untuk selanjutnya diolah dengan software Arc View dan diintegrasikan dengan base map yang ada untuk pembuatan peta sebaran air tanah beseta pemanfaatannya. 3.5.3. Analisis Pengujian Kualitas Air Tanah secara Fisik Setelah sampel diuji, lalu hasil pengujian tersebut diplotkan ke dalam base map untuk membuat peta sebaran air tanah berdasarkan kualitas air tanah secara fisik. 3.5.4. Analisis Data Survey Geolistrik Setelah pendugaan geolistrik selesai dilakukan, data-data yang telah diperoleh yaitu : 1. Dilakukan perhitungan tahanan jenis semu. Nilai tahanan jenis semu yang dihasilkan dari pengukuran merupakan hasil pembagian antara beda tegangan (V) dengan besarnya arus (I) yang

46 terjadi. untuk mendapatkan nilai hambatan jenis semu maka nilai hambatan jenis hasil perhitungan harus dikalikan dengan faktor geometris. Nilai tahanan jenis semu dihitung dengan mengalikan hasil pengukuran tahanan jenis (V/I) dengan faktor geometris K, yakni Kx . Nilai faktor geometris (K) masing-masing konfigurasi elektroda dan kedalaman berbeda satu sama lain. Untuk Konfigurasi Schlumberger, faktor koreksi geometrisnya adalah : K = n.(n + 1) a;............................................................5) n = 1, 2, 3,4,5, Tabel 3.4. Form isian untuk hasil perhitungan resisitivitas semu Lokasi x Spasi elektroda Potensial (m) Spasi elektroda Arus (m) I (mA) V (mV) K (m) (m)

No 1 2 3 4 5 6

n 2. Setelah diperoleh nilai resistivitas semu maka nilai tersebut diolah dengan software RES2DINV dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Data resistivitas semu (a) di input ke dalam komputer pada program Microsoft excel atau sheet pada Surfer. b. Selanjutnya harga-harga resistivitas semu (a) dicopi ke program notepad ataupun word pad dan diformat sebagai berikut : Nama lokasi survei

47 Spasi elektroda terkecil 7 ; tipe konfigurasi (Schlumberger =7) Jumlah data resistivitas semu (a) 1 ; Tipe lokasi-x untuk titik-titik datum (1 untuk titik tengah) 0 ; untuk data resistivitas tanpa data IP Lokasi-x, spasi elektroda, faktor pembesran, nilai resitivitas semu (a) 1; untuk data topografi Jumlah data topografi Jarak horizontal, nilai topografi (beda tinggi) 1; mengakhiri data topografi 0 0 0 0 ; ( 4 nol terakhir untuk mengakhiri format data) (Loke, 1999a) kemudian disimpan sebagai file dengan ekstensi dot dat (*.dat) c. d. Selanjutnya program Res2dinv dijalankan dan file yang telah disimpan sebelumnya dipanggil untuk dilakukan pemodelan inversi. Pemodelan inversi dijalankan untuk mendapatkan gambaran (peta) formasi lapisan batuan dua dimensi dan nilai-nilai resistivitas () tiap lapisan. e. Setelah inversi selesai akan diperoleh gambaran lapisan batuan dan nilai resistivitas tiap lapisan batuan, selanjutnya nilai resistivitas tersebut dicocokkan dengan nilai resistivitas yang ada pada tabel nilai resisitivitas batuan.

48

3.5.4. Interpretasi Data Dari data sekunder yang telah diolah akan diinterpretasi : 1. Keadaan vegetasi di sekitar lokasi penelitian Keadaan vegetasi diinterpretasi berdasarkan peta penutupan lahan. 2. Lokasi dan keadaan zona resapan air dilokasi penelitian Lokasi dan keadaan zona resapan air diinterpretasi berdasarkan peta penutupan lahan, peta topografi dan peta Hidrologi. Dari data primer akan diinterpretasi : 1. Jenis batuan sedimen penyusun akuifer di lokasi penelitian. Jenis batuan penyusun akuifer diinterpretasi berdasarkan hasil inversi software res2dinv terhadap data geolistrik yang telah diperoleh. Tetapi interpretasi hasil inversi ini harus di cross check dengan data deskripsi litologi yang diperoleh dari studi singkapan yang ada. Interpretasi ini bertujuan untuk mengetahui tipologi sistem akuifer berdasarkan jenis batuan penyusunnya. 2. Jenis lingkungan pengendapan akuifer di lokasi penelitian. Dari hasil deskripsi litologi akan diinterpretasi jenis lingkungan pengndapan akuifer sehingga dapat diketahui tipologi akuifer lokasi penelitian berdasarkan lingkungan pengendapannya. 3.5.5. Pemetaan Sebaran Air Tanah Setelah langkah-langkah di atas selesai, selanjutnya sebaran air tanah dapat dipetakan berdasarkan data sekunder dan data primer yang telah diolah. Pemetaan ini dilakukan dengan mengaplikasikan Sistem Informasi Geografi menggunakan software Arc View dan menghasilkan output berupa Peta 2-D dan 3-D sebaran air tanah berdasarkan kondisi geologi dan sistem akuifer, sebaran sumur dan pemanfaatannya serta sebaran air tanah berdasarkan kualitas air tanah. Secara umum proses pemetaan sebaran air tanah dengan mengaplikasikan Sistem Informasi Geografi (SIG) terdiri atas tiga bagian (subsistem), yaitu

49 subsistem masukan data (input data), manipulasi dan analisis data, menyajikan data (output data). Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Subsistem masukan data (input data) Terdapat dua macam data yang akan diinput dalam proses ini, yaitu data spasial dan data atribut. a. Data Spasial Data spasial yang diinput adalah data-data berupa peta. Peta-peta (data sekunder) diubah menjadi data spasial digital dengan melakukan proses digitasi on screen, sehingga data peta tersebut dapat tersimpan dalam bentuk titik (dot), garis (vektor), poligon (area) dan pixel (grid). Data spasial yang telah menjadi digital tersebut yang disebut dengan base map. Base map inilah yang akan dijadikan kerangka dari penyajian sistem informasi dalam pemetaan sebaran air tanah dengan memasukkan data atribut. b. Data Atribut Data atribut pada penelitian ini adalah data-data primer yang diperoleh di lapangan yang telah diolah dan diinterpretasi sebelumnya. Data-data primer ini harus selalu memiliki referensi geografis, artinya mempunyai nilai koordinat, agar dapat diinput ke dalam base map. 2. Subsistem manipulasi dan analisis data Setelah proses input data selesai, data-data tersebut dianalisis, sehingga dapat terlihat hubungan antara tiap bagian dari data atribut yang telah diteliti di lapangan. 3. Subsistem menyajikan data (output data) Setelah proses manipulasi dan analisis data selesai, maka hasilnya akan ditayangkan dalam bentuk peta, tabel, bagan, gambar, grafik dan hasil perhitungan. Hasil penyajian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai air tanah di lokasi penelitian

50

Anda mungkin juga menyukai