Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)

22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Studi Metode Hambatan Jenis


Untuk Analisa Distribusi Polutan di Dalam Tanah
Alamta Singarimbun* dan Asri Widyapuri
Abstrak
Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis
(konfigurasi Wenner-Schlumberger) dan metode Ohmik, untuk melihat pola kontur dan nilai tahanan jenis
setiap bahan polutan. Bahan polutan yang terindentifikasi adalah pupuk organik, pupuk anorganik, diterjen
dan oli bekas. Hasil penelitian menunjukkan nilai tahanan jenis pada metode ohmik sesuai dengan pola
kontur pada metode geolistrik tahanan jenis pada setiap bahan polutan.
Kata kunci: Resistivitas, Wenner-Schlumberger
Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan pokok setiap
manusia. Salah satu kebutuhannya adalah air
bersih yang semakin sulit dicari karena semakin
banyak populasi manusia bertambah di permukaan bumi dan banyak polutan yang bertambah
setiap harinya. Karena dibutuhkan setiap
manusia maka dilakukan penelitian agar mengetahui pola tanah yang tercemar.
Gambar 1. Potensial disekitar dua titik arus yang
polaritasnya berlawanan

Dalam penelitian digunakan dua metode,


yang pertama metode geolistrik untuk mengetahui pola dalam medium pasir. Dan yang kedua
menggunakan metode ohmik untuk mengetahui
nilai tahanan jenis bahan yang terkandung
secara homogen. Manusia

1
1 1
1 V

AM
BM
AN
BN

I

= 2

Penelitian ini dilakukan dengan harapan


sebagai referensi dalam mengaplikasikan
metode geolistrik tahanan jenis dalam skala
lapangan dalam mengidentifikasi bahan polutan.

Nilai tahanan jenis yang terukur merupakan


nilai tahanan jenis semu. Karena bergantung
pada jarak elektroda. Metode geolistrik tahanan
jenis
menggunkan
konfigurasi
wennerschlumberger.

Teori
Metode Ohmik. Metode
menggunakan rumus:

R=

L
A

ohmik

ini

(2)

ini

Besar tahanan jenis semu yang terukur


dapat dirumuskan sebagai berikut:

(1)

a = K

V
I

(3)

Tahanan jenis material adalah tahanan jenis


listrik dari suatu silinder dengan luas penampang
tertentu dan panjang tertentu pula. Jika tahanan
jenis dari silinder yang mempunyai panjang L
dan luas penampang A adalah .

Konfigurasi WennerSchlumberger menggunakan MN=a, AM=BN=na, BM=AN=(n+1)a , dan


n=1,2,3,... maka :

Metode
Geolistrik.
Metode
geolistrik
tahanan jenis merupakan salah satu metode
eksplorasi geofisika dengan menggunakan sifat
listrik yang diinjeksikan ke permukaan bumi.
Dengan menggunakan empat elektroda, yaitu
dua untuk elektroda arus dan dua untuk
elektroda potensial.

a = 2

ISBN : 978-602-19655-0-4

1
1 1
1 V


na (n + 1)a (n + 1)a na I

a = [n(n + 1)a ]

386

V
I

(4)

(5)

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Gambar 2. Konfigurasi wennerschlumberger


akan meningkat 10% pada setiap peningkatan
kedalaman blok untuk menstabilkan proses
inverse. Tujuan inverse ini adalah untuk
menghitung tahanan jenis dari blok-blok
sehingga menghasilkan pseudosection tahnanan
jenis semu yang cocok dengan hasil pengukuran.

Res2Dinv. Res2Dinv adalah program komputer


yang secara outomatis menentukan model
tahanan jenis 2 dimensi (2-D) untuk bawah
permukaan dari data hasil survey geolistrik
(Sutedjo, 2008).
Res2dinv merupakan pemodelan geofisika
yang menggunakan model iversi tahanan jenis
2D dengan asumsi terdiri dari sejumlah blok-blok
persegi panjang dari tahanan jenis konstan,
maka digunakan pendekatan konvensional yaitu
metode optimasi iterasi nonlinier untuk
menentukan tahanan jenis dari blok-blok berikut.
Metode least square smoothness-constrained
dapat digunankan untuk menentukan tahanan
jenis blok-blok persegi panjang (parameter
model) yang akan meminimumkan perbedaan
antara nilai tahanan jenis semu yang terukur dan
terhitung. Persamaan least square smoothnessconstrained yang digunakan:

Metode Penelitian
Metode Ohmik. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan benda anomali tanpa ada
campuran dari bahan yang lain. Untuk
pengambilan data dilakukan dengan cara :
Set alat seperti pada gambar 3. Kemudian
menyalakan adaptor untuk mengalirkan arus
listrik pada benda. Lalu catat arus listrik (I) dan
beda potensial (V) pada multimeter.
I

Nomor Elektroda
1

10

11

12

13

14

15

12
21

22

em

Pl
at
t

3
13

te
m
ba
ga

Pl
at

ba
ga

27
28

29

(J

3.
3

Kawat tembaga

J + p= J g
T

cm

Gambar 2.3. susunan blok-blok yang digunakan


model 2D
T

3 cm

(6)

8 cm

Gambar 4. Illustrasi set-up untuk metode ohmik

dimana J adalah matriks Jacobian dari turunan


parsial tiap-tiap blok, adalah factor redaman
(damping
factor),
g
adalah
vector
ketidakcocokan (discrepancy) yang mengandung
perbeda logaritmik antara nilai tahanan jens
semu hasil pengukuran dan hasilperhitungan, p
adalah vector koreksi untuk parameter model.
adalah filter flatness 2D yang digunakan untuk
memperhalus gangguan pada parameter model
menjadi konstan, amplitude elemen dari matriks

ISBN : 978-602-19655-0-4

Metode Geolistrik Tahanan Jenis. Sebelum


penelitian ini dilakukan susun alat yaitu
memasukan pasir kedalam bak dengan ukuran
sampai penuh seperti yang pada Gambar 4;

387

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Metode
Geolistrik
Tahanan
Jenis.
Penelitian dilakukan pada medium pasir yang
diberi beberapa jenis polutan diantaranya pupuk
anorganik, pupuk organik, diterjen, dan oli bekas
mobil. Dari hasil menggunakan software
res2dinv diperoleh penampang seperti gambar
berikut.

Gambar 5. Ilustrasi set-up untuk pemodelan


geolistrik
Pengambilan menggunakan bak besar
dilakukan
menggunakan
metode
wenner
schlumberger dengan lima tahap :
Gambar 6. Hasil geolistrik tahanan jenis pada
medium pasir

1. Tahap pertama dilakukan tanpa benda


anomali agar terlihat pola pada mediumnya.
2. Tahap kedua dilakukan dengan menggunakan pupuk unorganik yang ditanam
dalam bak.
3. Tahap ketiga dilakukan dengan menggunakan pupuk organik yang ditanam dalam bak.
4. Tahap keempat dilakukan dengan menggunakan diterjen yang ditanam dalam bak.
5. Tahap kelima dilakukan dengan menggunakan oli yang ditanam dalam bak.
6. Kemudian melakukan pengukuran dengan
mencatat arus listrik dan beda potensial.

Nilai tahanan jenis pasir hasil inverse dengan


pengukuran menggunakan konfigurasi wennerschlumberger berharga 51.8 7897 m yang
terdiri dari 4 lapisan dengan kesalahan 13.2 %.
Lapisan pertama 51.8 218 m, lapisan kedua
447 916 m, lapisan ketiga 1878 3852 m,
lapisan keempat > 7897 m. Pasir yang
digunakan homogen dengan struktur pasirnya
kering dan berongga. Dalam keadaan demikian
akan menghambat aliran listrik maka digunakan
juga air keran untuk melembabkan pasir agar
pori-pori yang ada pada pasir tidak kering dan
dapat menghantarkan arus. Pemberian air pada
pasir dilakukan satu hari sebelum pengukuran,
supaya air tersebar merata.

Hasil dan Pembahasan


Metode Ohmik. Nilai tahanan jenis yang
didapatkan dijadikan range untuk setiap jenis
polutan dan pasir. Nilai dari hasil pengukuran
tersebut bergantung pada sumber listrik yang
digunakan. Semua nilai tahanan jenis masuk
pada panduan yang digunakan.
Tabel 1. Hasil pengukuran metode ohmik
Jenis polutan
pasir
pupuk
organik
pupuk
anorganik
diterjen
oli

ISBN : 978-602-19655-0-4

(V)
7.5
9
12
7.5
9
12
7.5
9
12
7.5
9
12
7.5
9
12

(m)
308.6
389.9
443.7
226
126.8
130.5
295.3
217.4
257.3
45.3
37
27.4
1100
1430
2090

Gambar 7. Hasil geolistrik tahanan jenis pada


medium pasir ditanam pupuk anorganik
Penanaman
pupuk
anorganik
pada
kedalaman 15 cm dari permukaan pasir. Nilai
tahanan jenis yang terlihat dari gambar untuk
pupuk anorganik berkisar 103 219 m dengan
kesalahan iterasi 29.4 %. Pada gambar terlihat
seperti ada cekungan dibawah permukaan yang
menggambarkan perbedaan nilai tahanan jenis
yang signifikan dengan nilai tahanan jenis
didaerah
sekitarnya.
Dan
gambar
ini
menunjukan pola kontur jika ada pupuk
anorganik yang terdapat dibawah permukaan.

388

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

dalam gambar adanya nilai tahanan jenis yang


besar pada lapisan yang terdapat olinya. Karena
oli merupakan bahan yang non konduktor jadi
nilai tahanan jenisnya akan besar.
Analisis Kedua Metode. Metode ohmik
menghasilkan nilai tahanan jenis bahan
polutannya tidak tercampur dengan pasir atau air
yang ada dalam pasir. Sedangkan pada metode
geolistrik selain dapat melihat nilai tahanan
jenisnya, dapat terlihat juga pola kontur yang
tergambar pada gambar. Dari hasil kedua
metode tersebut dapat kita buat table dengan
referensi yang didapat yaitu:

Gambar 8. Hasil geolistrik tahanan jenis pada


medium pasir ditanam pupuk organik
Pada gambar 7 medium pasir ditanam pada
kedalaman 15 cm. Telihat nilai tahanan jenis
pupuk organik berkisar 132 -272 m. Seperti
halnya pupuk anorganik, pada pupuk organik
pola konturnya hasil iterasi seperti ada cekungan.
Pada lapisan atasnya nilai tahanan jenisnya
lebih rendah, karena airnya masih banyak di
lapisan atas.

Tabel 2. Nilai Tahanan Jenis Kedua Metode


Pengukuran dan Referensinya pada Pasir
Metode
ohmik
(m)

Metode
geolistrik
(m)

Acuan
(m)

Referensi
Acuan

Pasir

308
444

51.8
7897

(1
6.4)
x108

Telford
(1978)

Pada pasir untuk hasil pengukuran ohmik


berkisar 308 m 443 m. Ini sesuai dalam
buku Telford yang nilai tahanan jenis 1 m
6.4x108 m. Dalam hasil pengukuran geolistrik
nilai tahanan jenis berkisar 51.8 m diatas
7897 m. Ini masih sesuai dengan nilai tahanan
jenis dalam buku Telord. Diprediksi nilai tahanan
jenis semakin dalam dari permukaan semakin
besar nilai tahanan jenisnya karena pasir yang
dibawah lebih kering dibandingkan dengan pasir
yang dekat dengan permukaan.

Gambar 9. Hasil geolistrik tahanan jenis pada


medium pasir ditanam diterjen
Medium pasir yang ditanam diterjen
digambarakan
pada
gambar
4.4
yang
penanamannya pada 15 cm dari permukaan.
Diterjen yang ditanam memiliki nilai tahanan
jenis 193 340 m. Pada penanaman diterjen
pola konturnya serupa dengan pupuk organik
dan pupuk anorganik, dalam gambar seperti ada
cekungan yang memperlihatkan ada anomali
didaerah cekungan tersebut. Pada daerah yang
lain nilai tahanan jenisnya serupa dengan
gambar 8 yang memperlihatkan medium pasir
seluruhnya tanpa ditanam polutan.

Tabel 3. Nilai Tahanan Jenis Kedua Metode


Pengukuran dan Referensinya pada Pupuk
Organik
Jenis
anomali
Pupuk
organik

Metode
ohmik
(m)
130
226

Metode
geolistrik
(m)

Acuan
(m)

Referensi
Acuan

132 -272

1
100

Telford
(1990)

Pada kedua metode tersebut nilai tahanan


jenis lebih besar dari nilai tahanan jenisnya
acuan yang digunakan. Acuan yang diambil dari
tanah lempung. Dilihat dari fungsi yang sama
pada pupuk organik dan tanah lempung yaitu
dapat menyuburkan tanaman. Maka unsure
yang terkandung dalam tanah lempung
sebanding dengan pupuk organik. Meskipun
lebih besar nilai tahanan jenis saat pengukuran,
dipengaruhi oleh struktur pupuk organik yang
lebih kering dan tidak basah. Pada kedua
metode pengukuran nilai tahanan jenis yang
dihasilkan tidak jauh berbeda karena kondisi
pupuk yang sama kering.

Gambar 10. Hasil geolistrik tahanan jenis pada


medium pasir ditanam oli
Medium pasir yang ditanam oli bekas pada
kedalaman 15 cm dibawah permukaan. Memiliki
nilai tahanan jenis 1064 3429 m, terlihat

ISBN : 978-602-19655-0-4

Jenis
anomali

389

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Tabel 4. Nilai Tahanan Jenis Kedua Metode


Pengukuran dan Referensinya pada Pasir yang
Ditanam Pupuk Anorganik
Jenis
anomali
Pupuk
anorganik

Metode
ohmik
(m)
217
296

Metode
geolistrik
(m)
103
219

Acuan
(m)

Referensi
Acuan

1 100

Telford
(1990)

Oli memiliki kekentalannya lebih besar, akan


membuat nilai tahanan jenisnya semakin besar.
Karena semakin sulitnya arus yang menghantar
pada oli tersebut. Pada kedua metode tersebut
nilai tahanan jenis jauh lebih besar dari pada
nilai acuan yang digunakan. Nilai tahanan jenis
pada kedua metode yang digunakan tidak
menggunakan air sehingga kekentalan pada oli
sangat besar dibandingkan dengan acuan yang
digunakan olinya dicampur dengan air jadi nilai
tahanan jenisnya kecil.

Pada pupuk anorganik sama seperti pada


pupuk organik. Pupuk digunakan untuk
menyuburkan tanaman. Dilihat dari fungsi
menyuburkan tanaman maka tanah yang sesuai
untuk menyuburkan tanaman adalah tanah
lempung karena tanah jenis ini dapat
menyimpan air. Maka nilai tahanan jenis tanah
lempung adalah 1 100 m. Dalam pengukuran
nilai leih besar dari nilai tahanan jenis yang ada
pada acuan. Didalam pengukuran pupuk
anorganik yang digunakan kering dan tidak
dipengaruhi air. Dari struktur pada pupuk
anorganik lebih butir yang kering.

Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan
mengenai keberadaan benda anomaly yang
diatanam apada medium pasir, maka dapat
disimpulkan :
1. Aplikasi geolistrik tahanan jenis dapat
digunakan untuk mengetahui pola lapisan
bawah permukaan dengan benda anomaly
pupuk organic, pupuk unorganik, deterjen dan
oli.
2. Pengukuran menggunakan metode ohmik
dan metode geolistrik tahanan jenis dapat
menghasilkan nilai tahanan jenis yang sesuai
dengan pola kontur pada setiap bahan
polutan.
3. Hasil pengolahan data dengan menggunakan
metode geolistrik tahanan jenis dan metode
ohmik sekitar 51.8 7897 m
4. Nilai tahanan jenis yang diukur dengan
mengguakan metode ohmik untuk pasir
berkisar 308 443 m, untuk pupuk organik
126 226 m, sedangkan untuk pupuk
unorganik 217 295 m, pada diterjen nilai
tahanan jenisnya berkisar 27 45 m dan oli
nilai tahanan jenisnya berkisar 1100 2090
m

Tabel 5. Nilai Tahanan Jenis Kedua Metode


Pengukuran dan Referensinya pada Diterjen
Jenis
anomali

Metode
ohmik
(m)

Metode
geolistrik
(m)

Acuan
(m)

Referensi
Acuan

Diterjen

27 46

193 340

89
457

Ngadiman
(2000)

Pada medium pasir yang ditanam diterjen


nilai tahanan jenis lebih besar dibandingkan
dengan nilai tahanan jenis hasil pengukuran
pada metode ohmik. Pada metode geolistrik nilai
tahanan jenis dipengaruhi oleh air yang berasal
dari pasir dan dipengaruhi oleh pasir yang ada
disekitar diterjen. Pada metode ohmik diterjen
yang tercampur air akan lebih kecil nilai tahanan
jenisnya, karena air mampu mengalirkan arus
dan dari bahan yang terdapat pada diterjen yang
mampu mengalirkan arus listrik. Selain itu ketika
diberi air suhu yang tersentuh ditangan lebih
hangat daripada saat diterjen tidak diberikan air.
Hal ini mempengaruhi nilai tahanan jenis pada
diterjen. Seperti pada tembaga nilai tahanan
jenis akan semakin kecil ketika suhunya naik
(Tipler). Maka nilai tahanan jenis pada metode
ohmik akan lebih kecil dibandingkan dengan nilai
tahanan jenis pada pengukuran hasil metode
geollistrik.

Daftar Pustaka
[1] Astier, J.L. 1971. Geophysique appliquee a
l' hydrogeologie. Masson & Cie, Editeurs,
Paris.
[2] Arsadi, Edy. 2007. Optimalisasi Sumber
Daya Air di Wilayah Pesisir. Bandung: LIPI.
[3] Bambang, Eko. 2002. Aplikasi Metode
Geollistrik
Tahanan
Jenis
Untuk
Mendeteksi Pencemeran Tanah Oleh
Polutan Resistif. Bandung: ITB.
[4] Hendrajaya, Lilik., Idam Arif. 1990.
Geolistrik Tahanan Jenis. Bandung: ITB
[5] Hydari,
Amru.
1981.
Teori
Dasar
Pengukuran Geolistrik. Bandung : LIPI.
[6] Lutan, Asril. 1981. Geofisika Eksplorasi
Terbatas (Metode Pengukuran Tahanan

Tabel 6. Nilai Tahanan Jenis Kedua Metode


Pengukuran dan Referensinya pada Oli
Jenis
anomali
Oli

Metode
ohmik
(m)
1100
2090

Metode
geolistrik
(m)
1064
3429

ISBN : 978-602-19655-0-4

Acuan
(m)

Referensi
Acuan

945
1995

Bambang
(2002)

390

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

[7]
[8]

[9]

[10]
[11]

[12] Sutedjo, Febbry. 2008. Analisis Profil


Resistivitas Bawah Permukaan Untuk
Penyelidikan Air Tanah di Daerah Singkup
Sumedang. Bandung : UPI.
[13] Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E.,
and Keys, D.A. 1990. Applied Geophysics.
New York USA: Cambridge University Press.

Jenis Bawah Permukaan Tanah hal 36-42).


Bandung: LIPI.
Magetsari, Noer Aziz., dkk. Geologi Fisik.
Bandung: ITB.
Napitupulu, Yerti H.D. 2005. Penentuan
Daerah Prospek Panas Bumi Dengan
Menggunakan
Metode
Geolistrik
Konfigurasi Schlumberger di Daerah RiaRia Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara,
Provinsi Sumatera Utara. UPI: Skripsi tidak
diterbitkan.
Ngadimin. 2000. Aplikasi Metode Geolistrik
Untuk Monitoring Rembesan Limbah
(Penelitian Model Fisik di Laboratorium).
Bandung: ITB.
Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sulistijo, Dr. Ir. Budi. 2003. Geofisika
Cebakan Mineral I. Bandung : Program
Studi Teknik Pertambangan.

ISBN : 978-602-19655-0-4

Alamta Singarimbun*
KK Fisika Sistim Kompleks,
Program Studi Fisika, FMIPA ITB
Jl. Ganesha 10 Bandung
email : alamta@fi.itb.ac.id

Asri Widyapuri
Program Studi Fisika, FMIPA ITB
Jl. Ganesha 10 Bandung

*Corresponding author

391

Anda mungkin juga menyukai