Anda di halaman 1dari 23

SELAYANG PANDANG KABUPATEN SUMBAWA

Kabupaten Sumbawa dalam lingkup wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah : Pintu gerbang bagi keluar masuknya barang dan penumpang menuju Pulau Lombok melalui Pelabuhan Badas Kawasan pertambangan berskala internasional Kawasan pengembangan pertanian tanaman pangan dan perkebunan serta agroindustri Daerah pusat produksi ternak Daerah tujuan wisata alam dan budaya serta hutan taman nasional Pintu gerbang bagi keluar masuknya barang dan hasil hasil-hasil tangkapan kapal perikanan melalui Pelabuhan Perikanan Badas dan dan Teluk Santong.

Wilayah Kabupaten Sumbawa dilihat dari pertumbuhannya dapat dibedakan menjadi 2 wilayah (zone) pertumbuhan yaitu wilayah bagian utara (zona utara) dengan daya dukung infrastruktur sarana dan prasarana yang memadai terlihat lebih tumbuh berkembang seperti pusat pusat-pusat pertumbuhan Kecamatan Sumbawa, a, Kecamatan Alas dan Kecamatan Empang. Kondisi ini berbeda bila dibanding dengan wilayah bagian selatan (zona selatan) dimana prasarana dan sarana pertumbuhannya tertinggal walaupun wilayah ini banyak potensi yang dapat berkembang. Secara spesifik, arahan n kebijakan pengembangan wilayah kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut : Kawasan agropolitan Alas Utan yaitu pengembangan kawasan produksi yang berbasis pertanian lahan kering berpusat di Kecamatan Alas. Pengembangan kawasan pertambangan yaitu kawasan y yang berpotensi tambang emas dan ikutannya di wilayah Kabupaten Sumbawa bagian selatan (wilayah Kec. Lunyuk, Rampak Timur, dan Kecamatan Orong Telu) Pengembangan kawasan terpadu yang berbasis pada peternakan (kawasan agro Bavet Empararo) di wilayah timur Ka Kabupaten Sumbawa (Kecamatan Torano dan Lape) Pengembangan kawasan terpadu yang berbasiskan pada tanaman industri (Kawasan Kota Terpadu Mandiri) di wilayah Kecamatan Plampang Labangka.

GAMBARAN UMUM KTM LABANGKA


1. KONDISI FISIK
Aksesibilitas Kawasan KTM Labangka abangka terletak di sebelah timur ibu kota kabupaten Sumbawa dan berjarak sekitar 72 km. Kondisi jalan dari Ibukota Kabupaten menuju Maronge dan Plampang merupakan jalan aspal dengan kondisi cukup baik. Waktu tempuh menuju Maronge dan Plampang dari Ibukota Kabupaten, masing-masing masing 2,5 jam dan 3 jam. Sedangkan kondisi jalan dari Kecamatan Plampang - Labangka hanya 10 km, namun meskipun beraspal kondisi jalannya masih sangat jelek, sehingga perlu waktu sekitar 1 jam untuk mencapai Labangka.

Luas Kawasan Kawasan Kota Terpadu Mandiri andiri (KTM) Labangka mencakup 20 desa, yang secara 7.925 8.785 administratif masuk dalam tiga kecamatan, ha ha yaitu Kecamatan Labangka, Kecamatan Lab 29.880 Plampang, dan Kecamatan Maronge. an ha Kecamatan Labangka meliputi 5 desa desa, yaitu Desa Labangka, Sekokat, Sukamulya, Suka Damai, dan Jaya Makmur. Kecamatan Plampang Meliputi 11 Desa, yaitu Desa Sepakat, Plampang, Sepayung, Prode SP1, SP2, SP3, Teluk Santong, Brang Kolong, Selanteh, Usar dan Muer. Kecamatan Maronge meliputi 4 (empat) desa, yaitu: Desa Maronge, Pemasar, Labuan Sangoro dan Desa Simu.Luas total Kawasan KTM Labangka adalah 46.590 ha yang terdiri atas Kecamatan Labangka (8.785 ha), Plampang (29.880 ha) dan Maronge (7.925 ha).

Topografi Kemiringan lereng dikelompokkan atas 0-3 %, 3 8 %, 8 15 %, 15 25 %, 25 40 % dan > 40 %. Berdasarkan komposisi kemiringan lereng maka diketahui kemiringan 0 3% yang mendominasi. Penggunaan Lahan Berdasarkan peta penggunaan lahan dan kawasan KTM Labangka mempunyai variasi penggunaan lahan yang terbesar adalah semak belukar, tanah kosong yaitu seluas 19.484 ha (41,82%), hutan 11.334 ha (24,33%), dan tegal/lad tegal/ladang seluas 6847 ha (14,70%).
Waduk Permukiman Semak Belukar, Tanah Kosong Sawah Irigasi Hutan 0 5000 10000 2.207 ha 2.852 ha 1.058 ha 11.334 ha 15000 20000 25000 114 2.288 ha 406 6.847 ha 19.484 ha

Jenis dan Tekstur Tanah Berdasarkan Peta Tanah Tinjau P. Sumbawa skala 1 : 250.000 dari Pusat Penelitian Tanah Bogor (1965), dan klasifikjasi jenis tanah berdasarkan PPT (1990), USDA (1998) dan FAO/UNESCO (1987), terdapat 7 jenis tanah.
PPT (1990) Mediteran Litik Mediteran Haplik Mediteran Klasik Mediteran Vertik Litosol Grumusol Velik Aluvial Gleik USDA (1998) Lithic Hapludalfs Typic Hapludalfs Typic Hapludalfs Vertic Hapludalfs Lithic Udorthents Typic Haplusterts Typic Sulfaquents FAO/UNESCO, (1987) Haplic Luvisols Haplic Luvisols Calcic Luvisols Vertic Luvisols Lithosols Haplic Vertisols Thionic Fluvisols

Status Hutan Kawasan hutan di Kawasan KTM Labangka Sumbawa terdiri dari hutan produksi terbatas seluas 258 ha, Hutan Lindung seluas 864 ha, dan Areal Penggunaan Lain (APL) seluas 45.468 ha. Hidrologi Berdasarkan pola sungai , pada zone utara terdapat 5 sungai (pola dentritik) yang semuanya bermuara di Teluk Saleh, sedangkan pada zone selatan (pola paralel) terdapat 6 sungai yang bermuara di Samudra Indonesia. Geologi Jenis batuan sedimen umumnya berupa batu gamping koral, fragmen batu gamping terumbu, batu pasir, batu lempung, kerikil dan rombakan batuan gunung api. Sedangkan batuan terobosan pada umumnya berupa andesit, basalt dan dasit. Batuan ini menerobos batuan yang lebih tua
Iklim

Suhu rata-rata pertahun adalah 26,4oC, kelembaban relatif (RH) rata-rata pertahun adalah 77 %, dan curah hujan rata-rata per tahun adalah 122,83 mm. Oseanografi Kedalaman laut saat surut adalah 0,1- 0,15 m dan saat pasang adalah 1,20 - 1,50 m. Kecepatan arus pasang adalah 0,2 m/dtk dan arus surut adalah 0,2 - 0,3 m/dtk.

2. KONDISI SOSIAL-DEMOGRAFIS
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data tahun 2007, jumlah dan rata-rata kepadatan penduduk di masing-masing wilayah kecamatan. Dari ketiga kecamatan, Kecamatan Maronge memiliki penduduk terpadat, yaitu 133 jiwa/km2. Komposisi Sebaran Penduduk di KTM Labangka
Kecamatan Labangka Plampang Maronge Jumlah Luas Wilayah (Km2) 87,85 298,80 79,25 465,90 Penduduk Laki-laki (Jiwa) 2.608 6.683 1.720 11.011 Penduduk Perempuan (Jiwa) 5.147 12.938 5.204 18.142 Jumlah Penduduk (Jiwa) 4.808 17.852 5.325 23.177

Mata Pencaharian Mayoritas matapencaharian n penduduk kawasan KTM Labangka adalah bermatapencaharian sebagai petani baik itu petani pemilik maupun hanya sebagai buruh tani, selain sebagai petani matapencaharian penduduk lainnya adalah sebagai pegawai swasta, pegawai negri atau berwira berwiraswasta. Jenis Matapencaharian Penduduk Kawasan KTM Labangka
Kecamatan Labangka Plampang Maronge Jumlah Pertanian PNS 1.310 5.132 1.623 8.065 59 459 33 551 Wiraswasta 19 92 8 119 Swasta 36 113 0 149 Pedagang 73 350 25 448 Lainnya 118 537 31 686

Sosial Budaya Masyarakat Keadaan sosial budaya dikawasan KTM Labangka secara keseluruhan didominasi oleh penganut agama Islam, slam, sehingga untuk kebiasaan dan kegiatan sehari-hari hari sangat dipengaruhi oleh agama yang dianut, selain itu juga keadaan sosial-budaya dipengaruhi oleh suku-suku yang ada di masyarakat. Suku yang ada di kawasan KTM Labangka diantaranya suku Jawa, Sunda, Sumbawa, Bali, dan Lombok, tetapi i Suku yang paling mempengaruhi adalah Suku Lombok sehingga adat istiadat yang banyak dipakai adalah dari kebudayaan suku Lombok.

3. KONDISI PEREKONOMIAN
Mayoritas matapencaharian penduduk kawasan KTM Labangka yang mencakup di tiga kecamatan ini adalah bermatapencaharian rmatapencaharian sebagai petani baik itu petani pemilik maupun hanya sebagai buruh tani, selain sebagai petani matapencaharian penduduk lainnya adalah sebagai pegawai swasta, pegawai negri atau berwiraswasta.

4. KONDISI PRASARANA DAN SARANA


Pendidikan Sarana penunjang pendidikan yang ada di kawasan KTM Labangka adalah 82 unit TK/TPA, 32 unit Sekolah Dasar (SD), , 14 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan 3 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
7

Kesehatan

Jumlah Prasarana dan Tenaga Medis yang Tersedia


PusBalai Dokter Bidan Dukun Poskesmas Kecamatan dan Pengo- yandu Umum Spesialis Desa Bayi Pustu batan Labangka 5 0 12 1 1 4 13 Plampang Maronge Jumlah 8 1 14 2 1 3 29 1 42 2 0 3 10 0 11 11 1 16 18 5 36

Peribadatan Sarana peribadatan yang ada diwilayah kawasan KTM Labangka pada umumnya sudah ada disetiap desa, untuk sarana ibadah yang paling banyak adalah Mesjid dan Mushola karena penduduk yang ada dalam kawasan banyak beragama islam. Perdagangan dan Jasa Pelayanan perdagangan dan jasa yang tersedia di KTM Labangka terdiri atas pasar, koperasi, restoran, kios, pedagang bensin, dan warung. Meskipun telah tersedia pasar, pada saat ini masyarakat masih banyak melakukan transaksi perdagangan dengan tengkulak/pengijon karena jarak pasar yang relatif jauh, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk menjual hasil produksi cukup mahal/tinggi. Selain itu, keaadan koperasi yang ada kurang aktif sangat mendorong masyarakat untuk menjual hasil kepada pengijon atau tengkulak yang berkeliling ke desa-desa.

Jaringan Transportasi Kawasan KTM Labangka dilintasi jalan utama (Lintas Utara) yang menghubungkan Kota Kabupaten Sumbawa Besar ke ibu kota Kecamatan sebagai pusat kegiatan kota seperti Dompu dan Bima. Saat ini pergerakan lalu lintas darat dari kota provinsi (Lombok) ke kota kabupaten Dompu atau ke Kabupaten Bima bahkan ke arah Provinsi NTT menggunakan jalan lintas utara sebagai jalan utamanya. Jalan utama lain di pulau Sumbawa saat ini ada dan dalam tahap peningkatan yaitu jalan lintas selatan. Status jalan lintas Utara ini adalah jalan Nasional dan kondisi jalan dari Kota Sumbawa Besar ke arah Kawasan KTM (kota Kecamatan Plampang) lapisan aspalnya sebagian kurang baik (rusak) yaitu antara jalan di desa Muer sampai desa Jompong. Di dalam wilayah Kawasan KTM ada dua pelabuhan ikan yaitu di Kecamatan Plampang desa Teluk Santong dan di Kecamatan Labangka desa Labangka V. Pelabuhan Pelayaran masih dalam perencanaan yang akan dibangun di Kecamatan Labangka desa Labangka I. Listrik Pelayanan PT PLN (Persero) dengan jaringan listriknya di kawasan KTM ini secara keseluruhan telah mencakup seluruh desa. Banyaknya jumlah pelanggan yaitu 3.450 pelanggan dengan perincian jumlah desa yang memperoleh energi listrik sebanyak 18 desa. Jaringan Telekomunikasi Jaringan telekominikasi di wilayah Kawasan KTM untuk penggunaan telepon kabel (PT.Telkom) jangkauan pemakaiannya sangat terbatas dan hanya menjangkau di sebagian kota kecamatan Plampang (yang dekat dengan jalan lintas utara). Pemakaian telepon seluler sudah menjangkau seluruh desa wilayah KTM. Jaringan Air Bersih Kebutuhan air bersih untuk sambungan rumah di kawasan ini sebagian besar belum terlayani oleh PDAM Kabupaten Sumbawa. Masyarakat memanfaatkan sumber-sumber air yang berasal dari sumur, mata air dan lain-lain. Sambungan PDAM dan hidran umum hanya terdapat di kota kecamatan Plampang sedangkan untuk kota kecamatan Maronge umumnya air bersih didapat dari sumur dangkal dan kecamatan Labangka air bersih didapat dari jaringan air bersih yang dibuat oleh Departemen Transmigrasi yang dkelola oleh masyarakat.

Sistim Drainase Drainase yang ada berupa badan air atau sungai-sungai kecil dimana pada saat musim kemarau airnya kering. Wilayah ini letaknya cukup tinggi dan lahan resapannya sangat luas sehingga pada saat musim hujan tidak ada daerah genangan atau terjadi banjir. Sistim Air Limbah / Air Buangan Hampir sebagian besar masyarakat di kawasan KTM Labangka sudah memiliki jamban/kakus sendiri di rumah masing-masing, tetapi ada juga yang menggunakan kakus/jamban secara komunal/bersama-sama. Sementara itu masih banyak juga yang langsung melakukan kegiatan mandi, buang air besar (BAB), dan lain-lain di sungai ataupun di tempat lainnya. Sistem Persampahan Saat ini sistem pembuangan sampah di Wilayah KTM Labangka masih bersifat individual. Belum terdapat pelayanan pembuangan sampah oleh Dinas Kebersihan. Kebanyakan warga langsung membuang sampah ke lahan-lahan kosong atau membakarnya. Sampah yang berasal dari pasar biasanya diangkut dengan menggunakan gerobak sampah kemudian dibuang ke lahan-lahan kosong yang terdapat tidak jauh dari pasar.

10

RENCANA PENGEMBANGAN KTM LABANGKA

1. RENCANA PENGEMBANGAN RUANG


Arahan Struktur Tata Ruang Pengembangan pusat-pusat pusat pertumbuhan kawasan KTM Labangka, diarahkan pada kota-kota perdesaan atau desa-desa desa utama, sebagai pusat pemasaran dan distribusi hasil industri agribisnis dari desa desa-desa sekitarnya. Dalam implementasinya, pengembangan pusat pertum pertumbuhan di kawasan KTM terdiri: Pusat KTM, berlokasi di desa Labangka SKP 1 dengan Sukadamai sebagai Desa Utama SKP 2 dengan UPT Prode 3 sebagai Desa Utama SKP 3 dengan Sepayung sebagai Desa Utama SKP 4 dengan Maronge sebagai Desa Utama
Desa-desa di kawasan KTM Labangka: SKP 1: Desa Labangka, desa Sekokat, desa Suka Mulia, desa Sukadamai, dan desa Jaya Makmur. SKP 2: UPT Prode SP-1, 1, UPT Prode SP SP-2, UPT Prode SP-3, desa Sepakat, desa Usar dan desa Selanteh. SKP 3: Desa Sepayung, desa Muer, desa Usar, desa Teluk Santong dan desa Plampang. SKP 4: Desa Maronge, desa Simu, desa Pemasar, desa Labuhan Sangoro, desa Brang Kolong.

11

Rencana Kawasan Konservasi dan Budidaya Kawasan dengan kelerengan lahan antara 0 40 %, merupakan kawasan yang potensial sebagai kawasan budidaya. Luasnya sekitar 44.882 ha dan dapat dikembangkan sebagai kawasan permukiman, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perkotaan maupun perdesaan. Kawasan dengan kelerengan lahan > 40 %, merupakan kawasan yang diarahkan sebagai kawasan konservasi. Luasnya sekitar 324 ha, atau 4% dari luas KTM Labangka Rencana Pengembangan Pemukiman Berdasarkan hasil proyeksi penduduk pada tahun 2012 , jumlah penduduk KTM Labangka diproyeksikan sebesar 131.062 orang maka diperlukan tambahan areal permukinan seluas 655 ha. Rencana pengembangan permukiman tersebut direncanakan tersebar pada 4 SKP yang ada di kawasan Labangka.
Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Lahan Permukiman di Kawasan KTM Labangka Per Sub Pusat Tahun 2012
KTM Labangka SKP 1 Labangka SKP 2 Prode SKP 3 Sepayung SKP 4 Maronge Jumlah Proyeksi Penduduk (jiwa / KK) 2006 10.134 / 2.027 16.842 / 3.368 11.966 / 2.393 12.332 / 2.467 51.274 / 10.255 2012 25.908 / 6.477 43.053 / 10.763 30.580 / 7.645 31.521 / 7.880 131.765 / 32.765 Kebutuhan Lahan Permukiman (ha) 2012 129 215 153 158 655

Rencana Tata Guna Lahan : Rencana pengembangan Pusat KTM. Kawasan pusat KTM direncanakan berlokasi di desa Labangka 1, kecamatan Labangka, dengan luas areal 200 ha. Kawasan ini direncanakan untuk pembangunan fasilitas dan sarana pusat pemasaran dan distribusi industri agribisnis Rencana tataguna lahan kawasan budidaya pertanian. Rencana tataguna lahan diperuntukan mendukung kegiatan usaha budidaya pertanian, termasuk sub sektor peternakan yang menjadi komoditas unggulan di KTM Labangka, yaitu: pertanian tanaman pangan jagung dan peternakan sapi.

12

Rencana Tataguna Lahan KTM Labangka 2012 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penggunaan lahan Budidaya pertanian Kawasan konservasi Permukiman Permukiman transmigrasi Budidaya tanaman padi sawah Waduk Jumlah Luas ( ha ) 36.567 1.302 655 1.500 6.452 114 46.590 % 78,5 2,8 1,4 3,2 13,8 0,2 100

2. RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Jalan Arteri Primer. jalan ini akan melayani angkutan jarak jauh dimana fungsi jalan di dalam Kawasan KTM Labangka sebagai jalan penghubung yang menghubungkan antar Kawasan dan akan menyangkut pada hubungan keluar Kawasan KTM Labangka. Saat ini panjang jalan Ateri Primer dalam Kawasan KTM Labangka 38,50 km. Jalan Kolektor Primer. Fungsi utama pelayanan jalan ini merupakan jalan penghubung yang menghubungkan antara Pusat KTM dengan jalan Trans Timor (Ateri Primer) dan juga menghubungkan ke Pusat Desa Utama (SKP) . Jalan ini memanjang dari Pusat KTM Labangaka kearah utara dengan melalui beberapa desa seperti desa Sepakat desa Selante hingga bertemu dengan jalan Trans Timor di Kota Kecamatan Plampang Jalan Lokal. Berfungsi sebagai jalan penghubung antara SKP dengan SKP dan antar desa dengan SKP atau Desa dengan Pusat KTM. Rencana Pengembangan Sub Terminal dan Angkutan Umum Kebutuhan terminal untuk melayani pergerakan penumpang di Kawasan KTM Labangka adalah Terminal Penumpang Tipe C (berfungsi melayani kendaraan angkutan umum untuk angkutan pedesaan) yang direncanakan berlokasi di Plampang. Untuk pusat Kawasan KTM adalah terminal Tipe B (berfungsi melayani kendaraan angkutan umum untuk angkutan kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan), sedangkan di SKP-2 , SKP-3 dan SKP4 terminalnya berupa halte kendaraan umum.

13

Rencana Pengembangan Pelabuhan Kapasitas pelabuhan dibuat berdasarkan asumsi kebutuhan bongkar muat hasil perkebunan yaitu jika sudah mencapai 2000 ton/tahun (dengan kontainer sebesar 10%) dan asumsi kedatangan 1 kapal, maka diperlukan 1 dermaga dengan panjang 101 meter. Bila asumsi kedatangan 2 kapal, maka diperlukan 1 dermaga dengan panjang 140 meter. Rencana Pengembangan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Fasilitas perdagangan dan jasa berskala regional yang ditempatkan di Pusat KTM berupa pasar wilayah, pasar yang ada di wilayah Labangka ada di 4 tempat, kondisinya saat ini masih berupa pasar mingguan. Sementara fasilitas perekonomian yang memiliki skala pelayanan lokal berupa pasar lingkungan disediakan di setiap sub-pusat, sedangkan fasilitas perdagangan skala pelayanan lokal tingkat kecamatan disediakan fasilitas toko dan warung. Rencana Pengembangan Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan seperti TK dan SD direncanakan untuk terintegrasi dengan kawasan permukiman. Sedangkan untuk skala pelayanan yang lebih tinggi seperti SMP dan SLTA (SMU dan SMK) diarahkan untuk mampu terdistribusi sesuai dengan jumlah penduduk di tiap sub Pusat Pelayanan (SKP). Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan di KTM Labangka hingga tahun 2012
Wilayah SKP Labangka SKP Prode SKP Sepayung SKP Maronge Jumlah TK 3 4 3 3 13 Kebutuhan jenis Fasilitas (unit) SD SMP SMA 16 5 5 27 9 9 19 6 6 20 7 7 82 27 27

Rencana Pengembangan Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan dengan lingkup pelayanan regional seperti Rumah Sakit Wilayah berada di Pusat KTM. Distribusi fasilitas kesehatan lainnya diarahkan sesuai dengan skala pelayanan. Pengembangan puskesmas diarahkan untuk berada pada setiap kecamatan. Skala pelayanan lingkungan (desa/kelurahan) dialokasikan Puskesmas Pembantu, Posyandu, Balai Pengobatan serta dokter praktek.
14

Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Jaringan Telekomunikasi di KTM Labangka hingga tahun 2012
Kebutuhan Fasilitas Kesehatan (unit) Praktek Apotik BKIA Puskesmas Dokter 3 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 13 4 4 4

Wilayah SKP Labangka SKP Prode SKP Sepayung SKP Maronge Jumlah

Balai Kesehatan 9 14 10 11 44

RS Wilayah

Rencana Pengembangan Fasilitas Peribadatan Untuk skala wilayah, fasilitas peribadatan yang dikembangkan sesuai dengan lingkup pelayanannya serta dominasi agama yang dianut penduduk (islam). Oleh karena itu perlu dibangun mesjid (skala wilayah) yang dialokasikan di Pusat KTM. Penyediaan sarana peribadatan lainnya seperti gereja, mesjid, mushola pada dasarnya bersifat fleksibel atau tumbuh sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat kecuali untuk fasilitas peribadatan yang berskala regional ditangani oleh pemerintah daerah. Rencana Pengembangan Fasilitas Pelayanan Umum Untuk sarana perkantoran dengan skala pelayanan lokal (kecamatan), seperti Kantor Camat, Kantor Polsek, kantor Koramil, Kantor Pos dipusatkan di ibukota Kecamatan, sedangkan sarana perkantoran lingkungan (desa/kelurahan) dialokasikan pada setiap pusat lingkungan seperti kantor kelurahan, kantor pos pembantu dan kantor pos polisi. Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Jaringan Telekomunikasi di KTM Labangka hingga tahun 2012
No 1 2 3 4 5 SKP Pusat KTM Labangka 1 SKP1: Labangka SKP2: Prode SKP3: Sepayung SKP4: Maronge Jumlah Kebutuhan Sambungan Telpon Rumah Kantor/ Telpon Cadangan Tangga Industri Umum 50 163 3 5 1,245 4,048 62 125 2,153 6,996 108 215 1,529 4,969 76 153 1,576 5,122 79 158 6,553 21,297 328 655 Total Kebutuhan (SST) 220 5,480 9,471 6,728 6,934 28,833

15

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Listrik Kebutuhan listrik diasumsikan untuk kategori rumah tangga (domestik) dan perkantoran/ industri (non domestik). Kebutuhan untuk domestic (2008-2012) diasumsikan 450 - 900 watt/rumah dan untuk non domestik adalah 30% dari total domestik. Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih Proyeksi Kebutuhan Pelayanan Air Bersih di Kawasan KTM Labangka Tahun 2012
Wilayah Pusat KTM Labangka 1 SKP 1 Labangka SKP 2 Prode SKP 3 Sepayung SKP 4 Maronge Jumlah Jumlah Penduduk Terlayani 500 12.454 21.527 15.290 15.760 65.531 Kebutuhan Domestik Sambungan Kran Langsung Umum Ltr/Hr Ltr/Hr 0,39 9,80 16,94 12,04 12,41 51,58 0,02 0,43 0,75 0,53 0,55 2,28 Kebutuhan Non Domestik Ltr/Hr 0,08 2,05 3,54 2,51 2,59 10,77 Kehilangan Air (Kebocoran) Ltr/Hr 0,10 2,45 4,25 3,02 3,10 12,92 Total Kebutuhan Ltr/Dtk 0,59 14,75 25,47 18,09 18,65 77,55

Rencana Pengembangan Drainase Perkembangan kawasan KTM Labangka yang akan datang perlu diantisipasi dengan perencanaan sistem pembuangan air hujan pada jalan dan permukiman. Sebagai saluran primer untuk penyaluran air hujan direncanakan menggunakan saluran alam yaitu sungai yang ada pada Kawasan KTM Labangka. Saluran sekunder direncanakan menggunakan saluran pada jaringan jalan yang menghubungkan daerah domestik/non domestik dengan saluran primer. Rencana Pembuangan Sistem Pembuangan Air Limbah Pengembangan sistem pembuangan air limbah berupa penggunaan septik tank dan resapan di lingkungan masyarakat dan pengolahan lumpur tinja. Septi tank merupakan kewajiban masyarakat untuk pengadaannya, sedangkan pengolahan lumpur tinja disediakan oleh pihak pengelola kawasan. Lokasi pengolahan lumpur tinja (instalasi pengolahan lumpur tinja = IPLT) harus berada tidak jauh dari pusat produksi lumpur tinja sehingga efisien terhadap penggunaan truk pengangkut tinja. Namun tidak berada di pusat kepadatan penduduk melainkan di luarnya dengan jarak tidak lebih dari 20 km dari titik terjauh.

16

Rencana Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan Program peningkatan pengelolaan persampahan kedepan akan mengadopsi paradigma baru, yaitu menerapkan metode pembatasan, pengurangan dan pemanfaatan sampah semaksimal mungkin melalui metode 3R sehingga diharapkan jumlah sampah yang dibuang akan berkurang dan tidak membutuhkan lahan TPA yang terlalu luas. Analisis perkiraan timbunan sampah didasarkan pada perkiraan jumlah penduduk yang dapat ditampung di kawasan KTM Labangka dan berdasarkan standar produksi sampah yang dihasilkan per hari pada tahun 2012 yaitu sebesar 393.180 liter/hari atau 393 m3/hari dan kebutuhan Tempat Penampungan Sementara (TPS) adalah 39 unit.

3. RENCANA PENGEMBANGAN USAHA


Komoditas Unggulan Komoditi unggulan yang akan dikembangkan adalah ternak sapi dan usaha tani jagung. Selanjutnya dalam pengembangan industri yang perlu dikembangkan adalah industri pengolahan komoditi unggulan tersebut dengan arahan agar mendapat nilai tambah. Pengembangan Budidaya Usahatani Pengembangan usaha tani ini perlu mempertimbangkan ketersediaan air permukaan yang terbatas terkait dengan iklim yang curah hujannya tidak merata. Pemenuhan kebutuhan air bagi pengembangan budidaya pertanian, khususnya untuk komoditas jagung, kedelai maupun padi sawah, dapat diusahakan dengan membuat bendungan, cek dam, atau embung untuk menampung air sebagai persediaan bilamana curah hujan mulai berkurang. Alternatip lain sumber air untuk pengembangan budidaya pertanian adalah melakukan pengeboran sumur artesis dan menggunakan sistem sprinkle. Pengembangan Teknologi dan Pasca Panen Tanaman jagung : Penanaman dilakukan dua kali dalam satu tahun (IP 200), dengan pengelolaan usahatani sesuai anjuran dalam arti melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian Perlu dilakukan pengolahan jagung menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi sehingga mempunyai daya jual tinggi. Pengolahan limbah jagung menjadi bahan pakan ternak

17

Ternak Sapi: Pemeliharaan sapi menggunakan pola semi modern, misalnya pengkandangan sapi, pemeriksaan rutin kesehatan, pemberian pakan kosentrat . Pola penggemukan sapi periode 100 hari Adanya tempat inseminasi buatan Adanya tempat pemotongan ternak Adanya pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik Pengembangan Agroindustri/Pasca Panen Rencana pengembangan sistem agribisnis disusun agar arah kegiatan investasi, kebijakaan dan pembangunan infrastruktur pendukung lebih terfokus serta memberikan prioritas bagi pengembangan produksi komoditas unggulan, industri-industri turunan, distribusi, pasar dan jasa-jasa penunjang. Pengembangan Kelembagaan Usahatani Kelembagaan yang akan dibina untuk kawasan KTM Labangka meliputi kelembagaan pelaksana, kelembagaan petani dan kelembagaan kolaborasi. Kelembagaan lain dalam bentuk koperasi berfungsi sebagai wadah pemberdayaan manajemen ekonomi petani atau masyarakat. Kelembagaan kolaborasi ini akan dibentuk bersama antara kelompok dan pengusaha, pedagang, serta lembaga finansial. Peran pengusaha yang ikut berkolaburasi terdiri dari pengusaha pupuk, pengusaha pestisida, pengusaha benih dan bibit dan pedagang yang dalam hal ini adalah penampung produk yang dihasilkan. Kemitraan Usaha Pola kemitraan bentuknya dapat berupa kerjasama antara pemerintah pusat ataupun lokal/daerah ataupun fihak swasta sebagai investor. Selain itu dibangun kemitraan antara petani dengan pihak perbankan untuk fasilitas kredit permodalan usahatani. Pengembangan Kelembagaan Pengkajian dan Alih Teknologi Adanya balai benih tanaman dan ternak Untuk peningkatan SDM petani dalam budidaya dan teknologi pertaniannya perlu ada balai pelatihan Pembentukan lembaga penelitian pertanian.

18

Pengembangan Kelembagaan Keuangan dan Penguatan Permodalan Program pemberdayaan masyarakat dijadikan model untuk pengembangan kawasan sehingga akan mendorong kerjasama yang sinergis dan terjalin kepercayaan untuk mendorong modal finansial bagi pengembangan usaha kawasan. Selain itu kelembagaan masyarakat yang didukung oleh pemerintah daerah diharapkan dapat membuka akses ke lembaga-lembaga keuangan.

4. RENCANA PENGEMBANGAN MASYARAKAT


Rencana Pengembangan dan Pemberdayaan Usaha Ekonomi Modal keterampilan. Peningkatan keterampilan diutamakan untuk memberikan nilai tambah hasil pertanian dan peternakan menjadi produkproduk baru yang dapat menjadi kekhasan kawasan KTM Labangka Modal finansial. Pemberian pinjaman modal usaha diarahkan pada pengembangan usaha yang masih terkait dengan tema pengembangan kawasan perencanaan sebagai pusat agribisnis khususnya komoditas jagung dan ternak sapi. Pengembangan Sosial Budaya Pembinaan serta bantuan pendidikan bagi petani dan keluarganya seperti mengadakan kegiatan kelompok belajar Paket A, B dan C Melakukan pembinaan keterampilan atau penambahan kapasitas SDM petani untuk bisa mengembangkan usaha taninya. Pembinaan dan penyuluhan keluarga berencana untuk menuju keluarga yang sehat dan sejahtera. Pelayanan kesehatan bagi keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera. Pembinaan terhadap generasi muda dan peranan wanita dalam mendukung pengembangan KTM Labangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan Mental Spiritual Memberikan bimbingan keagamaan, pembangunan sarana peribadatan serta penyediaan prasarana pendukungnya antara lain pengadaan buku penunjang ibadah, sound sistem dan lain-lain. Memberikan jaminan kepercayaan dari para pemberi modal (investor). Memberikan pengetahuan akan pentingnya keseimbangan ekosistem guna keberlanjutan pengembangan kawasan ini.

19

Pengembangan Kelembagaan Masyarakat Desa Pengembangan agribisnis dibentuk dan diperkuat dengan dibentuknya kelembagaan yang mewadahi petani sebagi pelaku bisnis. Kelembagaan petani dan penyuluh harus direvitalisasi yaitu dengan cara: Upaya mendorong petani mandiri, mampu berfikir dan bertindak secara profesional melalui pelatihan, penelitian, magang dan sebagainya. Revitalisasi kelompok tani sebagai wadah pemersatu Pengangkatan penyuluh swakarsa sebagai mitra penyuluh lapangan Pemberdayan petani dengan adanya kelompok kolaborasi Penerapan sistem penyuluhan partisipasi

5. INSTITUSI PENGELOLA
Institusi Pengelola Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Labangka dilakukan oleh suatu Badan Pengelola. Komposisi Badan pengelola Kota Terpadu Mandiri (KTM) Labangka terdiri dari : 1. Forum Eksekutif : Pemegang kewenangan tertinggi KTM Labangka, beranggotakan camat-camat yang termasuk dalam KTM Labangka dan perwakilan dari Pemda Kabupaten Sumbawa. 2. Direktur Utama : Pelaksana Kegiatan KTM Labangka yang dibantu seorang Sekretaris, 4 orang direktur.
BUPATI

FORUM EKSEKUTIF (FE)


Kecamatan Labangka Kecamatan Plampang Kecamatan Maronge Lintas Sektor Pemda Kab. Sumbawa

DIREKTUR UTAMA Sekretaris

Direktur Umum

Direktur Produksi

Direktur Pembangunan dan Penataan Wilayah

Direktur Pemasaran dan Keuangan

Struktur Organisasi Badan Pengelola KTM Labangka 20

Otorisasi yang dimiliki oleh Badan Pelaksana Kota Terpadu Mandiri (BP-KTM) Labangka adalah sebagai berikut : 1. Memberikan izin penempatan wilayah bagi pengusaha dan investor serta mengeluarkan izin mendirikan bangunan dalam wilayah KTM Labangka. Dalam kaitan ini, Baik BP KTM maupun Bupati Sumbawa harus melimpahkan wewenang mereka dalam wilayah KTM Labangka ini agar tidak terjadi tumpang tindih penguasa. 2. Merancang, membangun dan memasarkan kawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Melakukan pemetaan seluruh tanah yang ada dalam wilayah BP KTM Labangka. 4. Melakukan pembebasan tanah dari kepemilikan warga agar mempermudah BP KTM Labangka dalam menata peruntukan kawasan. 5. Tetap menjaga dan menghormati hak rakyat atas tanah yang telah memiliki sertifikat. Tanah-tanah yang belum bersertifikat sampai dengan pengukuhan BP KTM hanya dapat diberikan Hak Pakai atau Hak Guna Usaha. Tanah-tanah tersebut dimiliki oleh Negara (Pemda) yang peruntukannya dilimpahkan kepada BP KTM Labangka.

21

INDIKASI PROGRAM

22

INDIKASI PROGRAM

23

INDIKASI PROGRAM

24

INDIKASI PROGRAM

25

Anda mungkin juga menyukai