Anda di halaman 1dari 9

SAMBUTAN KETUA DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PADA PERTEMUAN ANGGOTA DPD RI, DUTA BESAR NEGARA

SAHABAT, GUBERNUR SE INDONESIA DAN PIMPINAN MEDIA Jakarta, 12 Maret 2010

Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua Om Swasti Astu Yang saya hormati Sdr. Wakil Ketua dan Para Yth Anggota DPD RI Yang Mulia Duta Besar negara sahabat atau yang mewakili Yth. Gubernur seluruh Indonesia atau yang mewakili; Yth. Para Pimpinan Redaksi media cetak dan elektronik, serta hadirin yang berbahagia
1

Pertama-tama marilah kita persembahkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan ridho-Nya, pertemuan ini dapat terselenggara. Kami, Pimpinan dan anggota DPD RI yang baru dilantik pada 1 Oktober 2009, menyampaikan ucapan Selamat Datang serta ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas kehadiran Yang Mulia Duta Besar negara-negara sahabat, para Gubernur, Wakil Gubernur, Sekretaris Wilayah Daerah Provinsi se-Indonesia dan Para Pemimpin Redaksi Media Nasional. Malam ini untuk pertama kalinya kita bertemu dalam forum bersama antara Duta Besar, Gubernur dan Legislator. Namun bagi DPD RI dan para Gubernur dan mungkin sebagian dari YM Duta Besar yang hadir disini, juga pernah terlibat dalam forum interaksi regional dan internasional seperti ini yang digagas oleh DPD RI dan dilaksanakan sebelumnya yaitu pada bulan Nopember 2006 dan Mei 2008 melalui agenda Indonesia Regional Investment Forum serta terakhir pada Maret 2009 melalui agenda World Islamic Economic Forum (WIEF ke-5). Spirit yang
2

secara konsisten menjadi pegangan bagi DPD RI adalah tujuan pentingnya untuk membangun hubungan silaturahmi antara Duta Besar negara sahabat, para Gubernur se-Indonesia dan legislator wakil daerah yang dalam nama generik-nya secara umum adalah senator. Jalinan komunikasi merupakan modal untuk membangun hubungan yang semakin baik dan produktif dalam rangka kerja sama yang saling menguntungkan dan dalam prinsip politik luar negeri yang setara, sejajar, dan saling menghormati. Dalam praktek nyata di lapangan hal ini telah kita rasakan dimana sejauh ini telah terjadi interaksi dunia internasional, berupa atensi negara-negara sahabat kepada daerah-daerah di Indonesia secara langsung dan dalam hubungan antar anggota masyarakat berbagai negara, ketika saling membantu dan menyelamatkan pada saat-saat kritis akibat bencana alam. Terlebih lagi dalam bidang ekonomi dan informasi teknologi, interaksi global sangat jelas kita rasakan dan kita juga terlibat secara langsung sebagai pelakunya. Memang, seperti thema yang diangkat dalam pertemuan ini bahwa kemajuan
3

daerah akan dapat kita capai dengan pola jaringan kerja serta interaksi global di dalam era otonomi daerah ini. Hadirin yang kami hormati, Kami sangat menyadari bahwa kehadiran lembaga negara DPD RI disamping MPR dan DPR merupakan bagian dari instrumen kebijakan politik negara yang telah diputuskan melalui konsensus politik bangsa Indonesia di saat-saat proses reformasi berlangsung tahun 1998-1999. Keberadaannya terutama sebagai perangkat demokratisasi di Indonesia merefleksikan adanya ruang demokratis untuk aktualisasi daerah-daerah di Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan untuk mencapai kemajuan daerah, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Kemajuan daerah di era desentralisasi bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab bersama, karena sistem demokrasi yang dianut
4

memungkinkan keterlibatan semua pihak dalam proses pembangunan. Penyerahan sebagian besar kewenangan kepada pemerintah daerah melalui sistem otonomi dan desentralisasi, sejatinya merupakan peluang untuk mempercepat proses pembangunan daerah. Dalam hal ini Pemerintah Daerah ditantang untuk lebih kreatif dan inovatif sebagai motor utama penggerak pembangunan. Dalam berbagai pengembangan itu, faktor lingkungan strategis global turut menjadi pertimbangan dalam segala aspek pembangunan termasuk ekonomi, sosial budaya, bahkan politik dan pertahanan keamanan. Merupakan kenyataan pula bahwa era perkembangan tata hubungan dunia internasional, telah mengubah format diplomasi. Saat ini, aktor-aktor penyelenggara politik luar negeri tidak hanya berada ditangan eksekutif, tetapi juga dapat dilakukan oleh lembaga perwakilan, civil society, bahkan individu. Kata kuncinya ialah saling belajar dan menimba pengalaman. Hubungan internasional kontemporer menunjukkan adanya suatu kebutuhan politik luar
5

negeri yang berbasis pada diplomasi multisektor dan multiperingkat (multilevel diplomacy), baik dalam bentuk Government to Government, Private to Private maupun dalam bentuk contact People to People. Dengan kata kunci saling belajar itu, maka agenda kerja sama internasional menjadi penting untuk diperhatikan dan terus ditingkatkan. Apalagi dunia saat ini sedang menghadapi beberapa ancaman serius, seperti terorisme, perubahan iklim, krisis energi, krisis pangan, serta bencana alam. Isu ekonomi juga merupakan isu penting dan cukup sentral, sehingga diplomasi ekonomi dapat menjadi salah satu instrumen penting dalam kerja sama luar negeri. Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan nasional tidak semata terletak pada kisaran upaya domestik, namun juga terikat pada hukum ketergantungan antar negara. Dengan demikian, diplomasi global dan regional dapat diperkuat dengan diplomasi bilateral yang tangguh di bidang ekonomi untuk mempercepat pembangunan dan kemajuan daerah.

Hadirin yang kami muliakan, Diproyeksikan bahwa dalam kurun waktu 4-5 tahun ke depan, Indonesia akan mampu menarik investasi asing hingga tujuh kali lipat lebih besar. Ini harus dibaca sebagai peluang bagi pemerintah daerah. Sebagai antisipasi, disaat-saat sekarang inilah kebijakan pro investasi melalui pembangunan infrastruktur, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didukung oleh kekuatan sumberdaya manusia yang unggul, jiwa kewirausahaan masyarakat, dan strategi daya saing yang jitu perlu kita kembangkan. Strategi daya saing itu sudah betulbetul harus memperhitungkan posisi-posisi berbagai wilayah di belahan dunia ini sebagai rentang yang berkaitan satu sama lain, node to node. Sebagai contoh kongkrit misalnya, kita sudah harus memperhitungkan peluang kompetisi spot-spot wisata Bunaken dengan Sentosa Island di Singapura, atau Langkawi di Malaysia, misalnya. Atau antara node wisata hutan Batu Raden di Jawa Tengah atau Way Kambas di Lampung dengan node Mae-sa Valley, Chiang Mai di Thailand atau node canopy
7

walk Tarakan di Kalimantan Timur dengan node Alto Paraiso di Brazil dan seterusnya. Tentu sangat menarik bagi kita membayangkan hubungan-hubungan antar node tersebut dan untuk itu dengan senang hati kami mengundang kehadiran YM Duta Besar ke berbagai daerah di Indonesia. Sekaligus kami juga sangat mengharapkan dapat terjalin kerjasama melalui bridging dari YM Duta Besar Negara sahabat untuk membangun kerjasama pada berbagai strata pemerintahan, seperti tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota, demikian pula di berbagai bidang seperti ekonomi, budaya, sosial, pariwisata, pendidikan, dan teknologi. YM Duta Besar dan Gubernur serta Anggota DPD saat ini sedang duduk satu meja dan saya berharap malam ini terjadi interaksi yang produktif dan menjadi awal yang bagus. Kehadiran pimpinan media, juga saya percaya akan menjadi sebuah sisi lain dorongan untuk kerjasama bagi kemajuan daerah. Kita semua percaya bahwa media dapat membangun kemajuan karena pengaruhnya di masyarakat yang cukup besar.
8

YM Duta Besar, Gubernur, para senator dan hadirin yang berbahagia, Saya akan mengakhiri sambutan ini dengan satu semboyan dalam membina hubungan kerja sama yang baik dengan negara-negara sahabat, yaitu semboyan seribu sahabat tanpa musuh (a thousand friends and zero enemies) . Semua itu tentu dengan tujuan sebesar-besarnya manfaat bagi masyarakat seluas-luasnya. Semoga Allah Subhanahu Wa Taala senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Wabillahittaufiq Walhidayah Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Om Santi Santi Santi Om Syalom. PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA Ketua, IRMAN GUSMAN
9

Anda mungkin juga menyukai