Anda di halaman 1dari 27

Kencing Nanah yang Terasa Nyeri Sejak Tiga Hari yang Lalu

Agung Rondonuwu 102010396 A4

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012 Jl. Arjuna Utara no.6, Jakarta Barat
agunkjuve10@gmail.com

Pendahuluan
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insiden yang tinggi diantara P.M.S. Pada pengobatannya juga terdapat perubahan karena sebagian sudah resisten terhadap penisilin yang disebutpenisilin producing neisseria gonorrhoeae (P.P.N.G). Kuman ini meningkat di banyak negeri termasuk di Indonesia.

Pada umumnya penularan melalui hubungan kelamin secara genito-genital, oro-genital dan ano-genital. Tetapi, di samping itu juga bisa terjadi secara manual melalui alat-alat, pakaian, handuk termometer dan sebagainya. Oleh karena itu dikenal; gonore genital dan gonore ekstra genital.

Anamnesis1
Salah satu dari empat keluhan utama ini biasanya mendorong pasien untuk mencari pengobatan: nyeri, disfungsi kulit, lesi asimptomatik, atau perubahan dari keadaan normal. Di samping menggali keluhan-keluhan ini, anamnesis harus menyelidiki tujuh lesi kulit yang membantu anda dalam membuat diagnosis. Ini meliputi: lokasi anatomis, gejala-gejala dan riwayat penyakit yang berhubungan, urutan waktu, perkembangan lesi, waktu terjadinya lesi, riwayat pemaparan dan pemakaian obat-obat, efek terpapar sinar matahari dan bahan lain. Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat, dan perkembangan serta sifat dasar lesi kulit akan menjadi jelas. 1. Apakah lesi tersebut nyeri dan gatal? 2. Jenis disfungsi apa yang terjadi? 3. Bagaimana pasien menemukan lesi tersebut? 4. Di mana lesi tersebut pertama kali telihat? 5. Apakah ada gejala-gejala lain padawaktu itu? 6. Kapan lesi tersebut pertama kali terlihat? 7. Bagaimana perubahan lesi kulit tersebut? 8. Apa ada paparan yang berkaitan? 9. Apa yang terjadi jika lesi tersebut terpapar sinar matahari?

Pemeriksaan fisik1,2
Inspeksi Perkembangan penis dan kulit serta rambut pada bagian dasarnya Prepusium: fimosis Glan Penis: balanitis, kanker, herpes, kutil Meatus uretral: hipospadia, rabas karena uretritis Kontur dari skrotum: hernia, hidrokel, kriptorkidisme Kulit skrotum: warna kemerahan

Palpasi Adanyalesi: kanker Korpus penis, testis, epididimis ada benjolan atau nyeri tekan2

Setelah memeriksa pasien, anda harus dapat melukiskan Sembilan ciri masing-masing lesi. Selama pemeriksaan, pusatkanlah perhatian anda pada ciri-ciri fisik tersebut. Perubahanperubahan yang bersifat menyeluruh dapat tersebar luas. Ini mencakup turgor, tekstur dan warna. Perubahan-perubahan setempat meliputi distribusi, pola atau pengelompokan lesi, perubahan suhu kulit, tingkat kedalaman lesi kulit, ciri-ciri pembuluh darah, dan ciri berbagai fase lesi kulit.

Perubahan menyeluruh Turgor kulit: umumnya mencerminkan keadaan hidrasi. Pada dehidrasi dan usia lanjut, kulit terlihat kering, seperti kertas perkamen. Pada pasien lanjut usia, hal ini mencerminkan hilangnya elastisitas kulit dan juga keadaan kurangnya air ekstrasel. Turgor kulit paling baij dinilai dengan menjepit kulit dahi dengan ibu jari dan jari telunjuk, lepaskan dengan cepat dan perhatikan kecepatan kembalinya sampai datar kembali . hidrasi juga dapat diperika dengan merasakan kelembapan aksila. Kombinasi penurunan turgor kulit, mata yang lunak, dan cekung, dan tidak adanya keringat aksila merupakan tanda diagnostic untuk dehidrasi berat.

Tekstur kulit: berubah-ubah di bawah pengaruh banyak variable. Tekstur kulit dapat kasar, kering, atau halus atau mungkin dilukiskan dengan istilah lain yang serupa.

Warna

kulit:

juga

dipengaruhi

oleh

banyak

variable.

Gangguanpada

melanin

dapatmenyeluruhatausetempatdan menyebabkan kulit menjadi gelap. Tidak adanya pigmentasi sama sekali terjadi pada albino. Peningkatan pigmentasi melanin terjadi pada beberapa penyakit sistemik.

Pigmen kulit abnormal terlihat pada kemokromatosis: Penyakit ini, suatu gangguan metabolise besi, ditandai dengan pigmentasi berwarna merah tua pada kulit, diabetes mellitus, dan sirosis. Ketiga keadaan tersebut merupakan akibat dari penumpukan zat besi di dalam jaringan dan reaksi selanjutnya terhadap zat besi tersebut. Argiria adalah istilah yang dipakai

untuk keracunan perak. Pada argiria, kulit berwarna abu-abu kebiruan karena penumpukkan perak di dalam kulit. Penyebab umum adalah penyalah gunaan obat tetes hidung yang mengandung perak nitrat secara kronis. Sianosis adalah perubahan warna kulit menjadi kebiruan yang paling jelas terlihat pada ujung jari dan bibir. Sianosis ini disebabkan oleh desaturasi hemoglobin. Ikterus adalah warna kulit yang kekuningan yang disebabkan oleh endapan pigmen empedu di dalam kulit sekunder terhadap penyakit hati atau hemolisis sel darah merah.

Perubahan setempat Mula-mula lakukan pemeriksaan secara sepintas ke seluruh tubuh, kemudian lakukanlah pemeriksaan yang lebih teliti dan evaluasilah distribusi, susunan, dan jenis lesi kulit.

Distribusi kulit: komposisi kulit sangat bervariasi dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lainnya. Lesi yang timbul hanya pada daerah tertentu menyarankan bahwa penyakit tersebut berkaitan dengan keistimewaan susunan kulit daerah tersebut. Daerah kulit yang lembab di mana permukaan kulit bergesekan dan mengalami maserasi, mudah terinfeksi jamur superficial atau intertrigo. Dermatitis yang terbatas pada daerah-daerah ini, aksila, lipat paha, lipat bokong, dan lipatan di bawah kelenjar mammae mengarah pada kemungkinan ini. Daerah-daerah kulit lainnya kaya akan keratinisasi, seperti kuku, lutut, dan kulit kepala, dan mungkin paling terlibat dalam penyakit yang mengganggu keratinisasi. Misalnya psoriasis, yang sering terlihat sebagai plak bersisik yang paling menonjol pada siku, lutut, dan kulit kepala.

Keterlibatan membrane mukosa dalam beberapa penyakit kulit secara tidak langung menyatakan bahwa lapisan keratin tidak penting dalam pembentukan lesi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, distribusi lesi pada daerah yang terpapar sinar matahari, mempunyai arti khusus. Di samping fotosensitivitas, daerah yang terpapar sinar matahari menderita efek destruktif jangka panjang karena sinar ultraviolet. Misalnya, plak keratosis aktinika prakanker, karsinoma sel skuamosa dan sel basal semuanya lebih sering pada daerah yang terpapar sinar matahari. Lesi lain ditandai oleh predileksinya untuk tempat anatomik tertentu. Endapan hiperlipidemia seringkali terlihat pada permukaan tendo siku atau jari tangan, lipatan telapak tangan, dan lipatan kelopak mata. Kelainan kronik lain seperti dishidrosis, Secara selektif menyerang telapak tangan dan telapak kaki dengan lesi kecil, melepuh dan bersisik. Dua penyakit

infeksi, sifilis sekunder dan Rocky Mountain spotted fever, secara khas mencakup lesi pada telapak tangan. Patofisiologi distribusi ini tidak diketahui. Petekiae, yaitu bintik merah kecil karena ekstravasasi darah ke dalam kulit, kemungkinan besar timbul untuk pertama kalinya di tungkai bawah. Alasannya adalah bahwa tekanan hidrostatik dalam percabangan pembuluh darah adalah paling besar pada bagian tubuh yang paling rendah. Defisiensi trombosit atau kelemahan dinding pembuluh darah akan terlihat untuk pertama kalinya di tungkai bawah meskipun kelainan tersebut bersifat menyeluruh.

Akhirnya, keterlibatan selektif daerah tertentu yang menerima pemaparan yang khas, memberikan petunjuk penting. Dermatitis yang terbatas pada pergelangan tangan yang biasanya memakai gelang menyarankan kemungkinan alergi terhadap nikel. Dermatitis yang terbatas pada daerah ikat pinggang elastik atau pada daerah yang dibalut selama pengobatan, memberikan kesan hipersensitivitas terhadap ikat pinggang elastik atau plester.

Susunan Lesi Tanyakanlah juga Bagaimana pola lesinya?. Lesi kulit dengan distribusi sepanjang suatu dermatom menunjukkan adanya penyakit neurogenik, Contohnya adalah penyakit herpes zoster. Di sini, lesi vesikuler timbul tepat pada daerah distribusi saraf yang terinfeksi. Kalau proses penyakitnya hanya menyerang lapisan epidermis saja, lesi tersebut sering kali berderet sepanjang aksis lipatan kulit yang halus. Misalnya, ciri ini mungkin menonjol pada pitiriasis rosea.

Linearitas merupakan observasi yang penting. Lesi yang berbentuk garis sepanjang sumbu panjang suatu nggota. tubuh dapat mempunyai arti: 1. Garukan pasien: merupakan penyebab tersering untuk lesi linear. 2. Erupsi karena poison ivy, suatu dermatitis kontak, berbentuk linear, karena iritannya disebarkan oleh garukan yang bergerak naik turun. 3. Pembuluh darah dan pembuluh limfe biasanya tersusun sepanjang sumbu panjang anggota tubun. Peradangan pembuluh darah atau pembuluh limfe dapat menyebabkan lesi linear merah. 4. Akhirnya, parasit skabies dapat membuat liang-liang pendek (1 cm) terutama pada kulit di antara jarijari tangan. Lesi satelit yaitu suatu lesi sentral yang besar yang dikelilingi oleh dua atau lebih lesi serupa tetapi lebih kecil, menunjukkan asal lesi dan penyebaran darinya, seperti yang dijumpai pada melanoma malignum atau infeksi jamur, Lesi yang berkelompok mempunyai arti yang sarna, kecuali bahwa tidak ada lesi utama di bagian sentral.

Tepi lesi merupakan ciri lesi kulit yang berguna dalam menegakkan diagnosis. Lesi berbatas tegas adalah lesi yang mempunyai batas yang jelas, sedangkan lesi berbatas tidak tegas adalah lesi di mana kulit normal dan abnormal menyatu tanpa batas tegas di antara keduanya.

Jenis Lesi Kulit Pemeriksaan kulit yang teliti mencakup palpasi setiap lesi. Mula-mula, tentukanlah apakah lesi tersebut di atas, sama tinggi, atau di bawah kulit normal.

Lesi di Atas Bidang Kulit Normal. Papula adalah lesi yang padat dan menonjol. Biasanya berdiameter kurang dari satu sentimeter dan dapat disebabkan oleh hiperplasia salah satu unsur kulit normal, atau infiltrasi unsur asing. Kalau suatu lesi papuler terdiri dan banyak tonjolan kecil, ia disebut vegetasi. Kutil filiformis yang khas adalah suatu vegetasi.

Plak adalah tonjolan yang lebih besar danipada papula dan meluas lebih dalam ke dalam dermis, dan dapat mempunyai tepi yang landai. Plak dapat disebabkan oleh persatuan banyak papula. Gambaran seperti kulit babi timbul bila garis-garis kulit menjadi menonjol. Seringkali, karena ukuran dan penonjolan plak, terjadi proliferasi lapisan keratin yang disebut likenifikasi. lstilah ini menunjukkan penebalan kulit dengan aksentuasi garis-garis kulit yang normal dan tekstur kulit pada umumnya kasar.

Nodulus berbeda dari papula karena mereka masuk .lebih dalam ke dermis. Bentuknya dapat bulat, oval atau elips. Suatu nodulus dapat berasal dari dalam jaringan subkutis dan hanya secara sekunder mengangkat kulit normal di atasnya. Nodulus harus ditangani secara serius, karena dapat menunjukkan penyakit sistemik.

Bidur adalah penonjolan kulit khusus yang disebabkan oleh cairan edema di dalarn lapisan dermis atas. Warnanya merah pucat dan cepat menghilang. Ukurannya dapat kecil atau besar dan sering kali gatal, seperti pada gigitan serangga.

Vesikel dan bula adalah tonjolan berisi cairan dan berbatas tegas. Cairan di dalamnya dapat berupa limfe, darah, atau serum. Bula adalah vesikel besar dan secara arbitrer ditentukan diameternya di atas 0,5 cm. Kalau memeriksa vesikel atau bula,berusahalah untuk menentukan dalamnya cairan. Untuk membentuk lesi seperti itu, lapisan kulit harus terpisah

untuk menampung cairannya, Kalau pemisahan lapisan kulit terjadi pada bagian atas epidermis, atap lesinya sangat tipis dan mungkin tembus sinar atau jernih. Lesi yang lebih dalam mempunyai atap yang lebih tebal. Bidang pemisahan lapisan kulit ini mungkin harus clitentukan secara histologis. Perbedaan kecil pada bidang pemisahan ini dapat membedakan pemfigoid, suatu keadaan yang relatif jinak, dan penyakit yang seringkali fatal dan kelihatannya serupa pemfigus.

Vesikel dengan cekungan sentral kecil, umbilicated vesicles, merupakan ciri khas penyakit virus seperti herpes, variola, dan varisela. Vesikel dan bula mudah pecah. Gambaran lesi yang tidak beratap atau menyembuh harus diperhatikan, Kalau dasarnya terdiri dari lapisan basal epidermis, ia disebut erosi. Erosi mengeluarkan cairan jernih dan tidak membentuk parut. Lesi yang lebih dalam ke dalam papila dermis dan di bawahnya disebut ulkus. Ulkus dapat berdarah dan membentuk parut.

Pustula adalah suatu yesikel yang berisi debris purulen. Warna pustula biasanya krem tetapi dapat hijau atau kuning. Setiap lesi vesikuler dapat mengalami infeksi sekunder sehingga membentuk pustula. Pustula folikuler timbul di folikel rambut, berbentuk kerucut dan terdapat rambut yang tumbuh di bagian tengahnya. Lesi ini menyembuh tanpa membentuk parut. Kalau pustula folikuler menyatu dan membentuk karbunkel nekrotikans, lesinya dapat menimbulkan jaringan parut.

Lesi Setinggi Bidung Kulit. Karena tidak dapat dipalpasi, lesi ini hanya ditandai oleh perubahan warna Warna kulit dipengaruhi oleh beberapa faktqr. Melanosit; unsur endogen kulit, bertanggung jawab untuk warna dasar kulit. Tidak adanya melanosit pada albinisme menyebabkan kulit mengambil warna jaringan pembuluh darah di bawahnya, merah pucat. Bahkan pada orang normal pun warna pembuluh darah sangat mempengaruhi warna kulit. Ketebalan lapisan kulit di atasnya dan banyaknya pleksus pembuluh darah menyebabkan warna kulit yang berbeda-beda. Bibir mempunyai banyak pembuluh darah dan kulitnya sangat tipis, oleh karena itu berwarna merah muda-merah. Tingkat oksigenasi darah di dalam jaringan pembuluh darah pada permukaan tubuh mempengaruhi pula warna kulit. Garis-garis lipatan kulit pada telapak tangan menjadi pucat kalau kadar hemoglobin turun di bawah 7 gr%.

Pigmen eksogen yang diendapkan di dalam kulit merupakan sumber perubahan warna lainnya, seperti misalnya pada ikterus. Kemudian, kelainan setempat dan melanosit, vaskularisasi atau pigmen semuanya dapat menimbulkan lesi Setempat setinggi bidang permukaan kulit.

Suatu lesi berpigmen pada bidang permukaan kulit disebut makula. Ukuran makula bervariasi dan 1 mm sampai beberapa sentimeter dan warnnya dapat putih sampai hitam pekat.

Makula yang disebabkan oleh gangguan melanosit lazim dijumpai pada pemeriksaan fisik. Bintik-bintik coklat muda dan nevus adalah pertambahan jumlah melanosit setempat atau jumlah granula melanin yang terdapat di dalam melanosit. Tidak adanya melanosit pada suatu daerah tertentu juga menimbulkan makula yaitu makula putih. Vitiligo adalah istilah yang dipakai pada daerah kulit amelanotik yang tersebar luas dan berbercak-bercak. Vitiligo, yang dapat diturunkan; dijumpai pada banyak penyakit autoirnun seperti pada hipoparatiroidisme idiopatik, penyakit Addison, hipertiroidisme, dan anemia pernisiosa.

Makula dapat disebabkan oleh kelainan pembuiuh darah. Kalau darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke dalam kulit, keadaan ini disebut petekia atau purpura. Petekia adalah kelainan yang berukuran kecil dan berdiri sendiri-sendiri sedangkan purpura berukuran besar dan lebih tersebar. Diaskopi membantu mernbedakan dilatasi pembuluh darah dan ekstravasasi eritrosit. Merembesnya eritrosit ke dalam kulit berarti trauma dari luar atau kelainan di dalam pembuluh darah itu sendiri. Kebanyakan lesi petekial disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan atau trombosit, peradangan dinding pembuluh darah, atau emboli. Kalau petekia ini dapat dipalpasi (jadi bukan lagi makula), penyebabnya hampir pasti adalah vaskulitis. Dinding pembuluh darah tidak hanya membocorkan eritrosit, tetapi, karena proses peradangan, menyebabkan terjadinya akumulasi leukosit polimorfonuklear dan cairan edema.

Kelainan pembuluh darah dapat setinggi bidang permukaan kulit atau di atasnya. Setiap komponen percabangan pembuluh darah dapat mengalami kelainan. Spider tingioma adalah lesi arterial dengan banyak percabangan yang berpulsasi dan menjadi pucat kalan ditekan. Kehamilan dan penyakit hepatobilier merupakan keadaan-keadaan yang paling sering berkaitan dengan spider angioma. Karena alasan yang tidak diketahui, spider angioma jarang timbul di bawah umbilikus. Hemangioma adalah lesi benigna yang berasal dari atau tersusun

oleh ruang vaskuler yang dilapisi oleh endotel. Asalnya dapat dari kapiler atau vena. Hemangioma senilis (cherry spot) dapat ditemukan di tubuh praktis semua orang dewasa. Diameternya hanya beberapa milimeter dan sulit mengecil. Hemangioma kavernosa dapat mengangkat kulit di atasnya. Ukurannya biasanya besar, berwarna ungu tua dan pada palpasi teraba lunak dan basah. Tepinya sulit ditentukan dan cepat terisi kembali setelah ditekan.

Teleangiektasia adalah dilatasi pembuluh darah non neoplastik yang seharusnya segera menarik perhatian anda. Teleangiektasia seringkali menunjukkan adanya penyakit sistemik terutama penyakit kolagen pada pembuluh darah. Meskipun dapat ditemukan di mana saja, teleangiektasia mudah dikenali pada margo palpebra superior dan pada dasar kuku. Bentuknya seperti renda dan merupakan dilatasi unsur-unsur pembuluh darah normal yang saling menjalin. Kalau anda menemukan lesi seperti ini, pikirkanlah kemungkinankemungkinan dermatomiositis, lupus eritematosus sistemik, karsinoid metastatik, dan teleangiektasia hemoragik herediter.

Nevus flameus (warna anggur port) adalah suatu makula vaskuler yang lazim ditemukan, berwarna merah tua, dan sering ditemukan sepanjang perjalanan sebuah saraf tepi. Nevus flameus kadang-kadang menunjukkan padanannya di dalam visera di bawahnya. Kalau suatu nevus ditemukan di atas garis di antara mata dan telinga, suatu malformasi yang serupa mungkin terjadi di dalam meningen dan pada penderitanya dapat ditemukan sindroma SturgeWeber.

Lesi di Bawah Bidang Kulit. Faktor utama yang sering menyebabkan lesi di bawah bidang kulit normal adalah kehilangan jaringan kulit. Atrofi kulit ini dapat terjadi dalam berbagai cara.

Penyakit pembuluh darah menyebabkan banyak lesi seperti itu. Oklusi arteri akhir kulit menyebabkan hilangnya jaringan kulit. Besarnya kehilangan jaringan kulit tergantung pada tingkat kekurangan oksigen. Anoksia merusak struktur-struktur dengan tingkat keparahan yang tergantung pada derajat spesialisasinya. Misalnya, fibroblas, karena sangat primitif, dpat mentoleransi konsentrasi oksigen yang jauh lebih rendah daripada neuron. Peraturan dasar ini juga berlaku untuk kulit. Alat tambahan kulit seperti folikel rambut dan kelenjar keringat paling mudah mengalami atrofi. Keadaan ini menyebabkan terjadinya tungkai yang licin, kering dan tidak berambut pada pasien dengan penyakit pembuluh darah tepi, seperti.

Jika oklusi pembuluh darah turun jadi secara tiba-tiba, akan timbul infark. Infark kulit mulamula terlihat sebagai makula eritematosa yang kemudian menjadi purpura dan warnanya menjadi gelap sampai hitam, Kemudian terbentuk bula, yang diikuti oleh pembentukan ulkus dan kemudian jaringan parut. Kalau menemukan infark kulit multipel, pikirkanlah kemungkinan septikemia dan vaskulitis. Oklusi yang terjadi secara bertahap menyebabkan pembentukan jaringan parut yang lambat tanpa nekrosis yang jelas. Lesi ini antara lain dijumpai pada diabetes melitus. Angiopati kapiler diabetik menyebabkan nekrobiosis lipoidika diabetikorum pada kulit. Lesi ini ditemukan pada bagian anterior tungkai bawah sebagai daerah cekung yang benkilat yang berwarna oranye sampai coklat dan dibatasi oleh teleangiektasia yang sangat halus.

Hilangnya jaringan kulit juga disebabkan oleh kelainan iaringan ikat kulit. Stria pada penyakit Cushing, kalau diperiksa dengan teliti, terletak di bawah bidang kulit. Hernia jaringan ikat yang berukuran kecil di dalam kulit disebabkan oleh kortikosteroid yang terdapat dalam jumlah yang berlebihan. Pigmentastria ini disebabkan oleh peningkatan vaskularisasi yang terlihat melalui celah-celah kulit ini. Tanda-tanda regangan karena penambahan berat badan yang cepat atau setelah kehamilan mempunyai cara pembentukan yang serupa tetapi pigmentasinya tidak berubah karena vaskularisasi kulitnya tidak bertambah.

Skleroderma mungkin merupakan penyakit jaringan ikat, meskipun beberapa ahli menganggapnya sebagai penyakit pembuluh darah. Pada setiap kasus, ditemukan perubahan yang sangat nyata pada jaringan ikat kulit ini menjadi picik terutama pada kulit jari -jari dan wajah, Batas-batas atrofinya tidak jelas. Kulit menjadi berkilap, halus dan relatif tidak dapat digerakkan dan struktur di bawahnya. Pada kasus berat, timbul ulkus dan gangren jari-jari tangan.

Teknik Evaluasi lesi kulit terbatas pada inspeksi yang cermat dan palpasi. Teknik pemeriksaan yang efektif memberikan penekanan pada perincian: pemeriksaan lesi dengan membuka pakaian pasien secukupnya, pemeriksaan mernbrana mukosa, pemakaian kaca pembesar yang tepat, pencahayaan khusus untuk memvisualisasikan lesi secara optimal, diaskopi, pemeriksaan kerokan lesi dengan mikroskop, dan biopsi kulit.

Pemeriksaan kulit belum lengkap kalau kita belum memeriksa sernuanya. Bahkan walaupun kelainannya terbatas, seluruh kulit harus diperiksa dengan teliti, sebaiknya dengan membuka seluruh pakaian pasien. Ini tidak kurang pentingnya dalam pemeriksaan kulit walaupun keluhan utamanya bukan merupakan masalah dermatologi. Sebagian lesi kulit yang berukuran kecil merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Membrana mukosa harus diperiksa pula.

Alat pemeriksaan terpenting yang siap pakai adalah penglihatan anda. Pencahayaan alamiah yang terang akan sangat membantu: Periksalah kulit dengan cermat seperti ketika anda memeriksa sebuah slide di bawah mikroskop mulai dengan pembesaran kecil sampai pombesaran kuat. Mula-rnula, lakukanlah pemeriksaan umum tentang distribusi lesi, kemudian tentukanlah susunan lesi, dan akhirnya analisalah lesi secara individual.

Perhatikanlah keadaan struktur-struktur di dekatnya dan berbgai macam komponen kulit. Misalnya ada atau tidak adanya kehilangan rambut membantu membedakan berbagai macam penyakit. Limfadenopati di dekat lesi kulit dapat disebabkan oleh infeksi, penyakit lapisan dermis profunda, atau tumor. Keadaan kelenjar sebasea dan eksokrin memberikan informasi yang sangat berharga.

Teknik-teknik Khusus Perluaslah pemeriksaan kulit dengan beberapa teknik sederhana. Kaca pembesar membantu pemeriksaan lesi kecil. Manipulasi cahaya mungkin bermanfaat. Suatu lampu terang yang digerak-gerakkan dalam berbagai sudut pencahayaan membuat kita dapat melihat berbagai apek lesi tersebut dengan jelas sehingga terlihat seperti gambar timbul, suat hal yang hanya dapat dirasa dengan palpasi. lampu Wood menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang yang panjang yang disebut cahaya gelap. Kalau diarahkan pada rambut atau skuama yang terinfeksi dengan dermatofit, akan timbul fluorisensi. Urin yang mengandung porfirin, seperti pada porphyria cutanea tarda, akan berfluorisensi juga. Kulit yang terinfeksi dengan Pseudomonas akan memperlihatkan warna hijau metalik yang khas kalau dilihat di bawah lampu Wood.

Bintik merah di dalam kulit dapat merupakan dilatasi pembuluh darah atau ekstravasasi darah ke dalam kulit. Diaskopi adalah teknik menekan lesi seperti itu dengan sebuah gelas objek.

Jika warnanya hilang, kemungkinan besar lesi tersebut disebabkan oleh dilatasi pembuluh darah.

Pemeriksaan dengan mikroskop memperbesar kemampuan diagnostik anda. Skuama harus dikerok dengan sisi tumpul pisau skalpel, dicampur dengan kalium hidroksida 10%, dan diperiksa untuk mencari adanya miselium pada infeksi jamur. Cairan vesikel hams diwarnai dengan pewarnaan Gram untuk melihat bakteri dan dengan pewarnaan Giemsa atau Wright untuk menemukan sel raksasa berinti banyak pada infeksi dengan vinis herpes dan varisela. Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap membantu anda untuk mengenali treponema pada penyakit sifilis.

Biopsi sebaiknya dilakukan oleh ahli penyakit kulit. Kadang-kadang, biopsi merupakan satusatunya cara untuk mengenali lesi scara pasti. Ahli penyakit kulit akan memilih lesi-lesi yang reprosentatif yang tidak terinfeksi atau mengalami trauma lain. Ia biasanya memeriksa tepi lesi dengan biopsi dan mernfiksasikannya dengan segera.1

Pemeriksaan labolatorium1,3
Bahan pemeriksaan untuk diagnosis dapat berasal dari sekret uretra, konjungtiva atau serviks. Untuk kasus kasus tertentu dapat diambil bahan dari cairan sinovia, darah atau biasan lambung.

Dari bahan pemeriksaan dibuat sediaan gram dan kultur. Dalam sediaan gram ditemukan diplokokus negatif gram intrasel lekosit polimorfonuklear dan DNG ektrasel. DNG intrasel terutama ditemukan pada kasus kasus akut. Untuk pemeriksaan mikroskopik ini dapat pula dilakukan pemeriksaan tes fluoresensi zat anti. Sediaan DNG dicampur dengan igG anti gonokokus dan fluoresein isotiosianat. Kuman akan nampak berfluoresensi dibawah mikroskop fluoresen.

Kultur dapat dilakukan pada pelat perbenihan thayer martin atau pada new york city medium kemudian pelat dimasukan dalam pengeram 37 C dengan suasana udara berkadar Co2 kurang lebih 5% yaitu dalam sungkup lilin biasa atau dalam inkubator Co2. Pertumbuhan koloni gonokokus dapat dilihat setelah pergraman selama 24 atau 48 jam. Terhadap koloni tersangka

dilakukan tes oksidase penamaan pada gula gula. Koloni Neisseria gonorrhoeae menunjukan tes oksidase dan glukosa positif, sedangkan maltosa dan sakarosa negatif.1

Perbenihan (kultur) Bahan pemeriksaan yang tidak banyak terkontaminasi, misalnya darah atau cairan sendi cukup ditanam pada pelat agar coklat yaitu agar darah yang sudah dipanaskan 80 C. Bahan pemeriksaan yang diduga banyak mengandung kuman kontaminan, misalnya berasal dari uretra atau vagina, perlu ditanam pada perbenihan yang lebih selektif .

TM atau NYCM. Perbenihan TM terdiri dari agar coklat ditambah vankomisin, kolistin, nistatin dan trimetoprim. Masing masing berkhasiat untuk menghambat pertumbuhan kuman montamina positif gram , negatif gram, jamur dan proteus sp. Dengan urutan fungsi yang sama, NYCM modifikasi I mengandung linkosin, kolistin, amfoterisin B dan trimetoprim, sedangkan modifikasi II mengandung vankomisin, kolistin, amfoterisin B dan trimetoprim.1

Perbenihan transport Jika letak dan tempat pengambilan bahan pemeriksaan jauh dari labolatorium maka diperlukan permbenihan transpor. Bahan pemeriksaan yang disimpan dalam perbenihan transpor dalam lemari es dapat bertahan selama 24 jam. Namun sampai di labolatorium bahan tersebut harus segera ditanam di dalam agar coklat, TM atau NYCM. Beberapa contoh perbenihan transpor adalah Stuart, Carry Blair dan Amies. Perbenihan Struat mengandung agar, asam tioglikolat, NaOH, bufer gliserofofat 1/10.000. komposisi di atas memberikan suasana reduksi dan diharapkan kuman dalam bahan pemeriksaan dapat bertahan lebih lama di dalamnya. Selanjutnya masi ditambah lagi dengan larutan biru metilen 1/500.000 sebagai indikator, yang dalam suasana reduksi tidak tampak berwarna. Sementara itu kapas lidi untuk pemgambilan bahan pemeriksaan perlu dicelupkan ke dalam larutan charcoal 1% guna menetralkan efek bakterisid dari agar. Komposisi si pembenihan Cary Blair hampir sama denga Struat, hanya asam tioglikolat dan NaOH diganti dengan sodium tioglikolat, sedangkan perbenihan Amies merupakan perbenihan Carry Blair yang langsung ditambah charcoal 1%,

Perbenihan transgrow

Perbenihan ini merupakan perbenihan kombinasi, selain untuk transport juga untuk mengembangkan gookokus. Dasarnya merupakan perbenihan thayer martin. Dapat berupa tuanggan miring dalam botol bertutup rapat yang ruanggan udaranya diisi Co2 10%, berupa tuanggan dalam pelat plastik persegi atau berupa lempeng perbenihan yang dimasukan ke dalam tabung plastik yang masing masing kedalamnya dapat dimasukan tablet Co2 setelah penanaman.

Tes oksidase Sitokrom oksidase merupakan hemoprotein yang mengandung zat besi dan merupakan rantai akhir reaksi aerob, yaitu dengan mentrasfer elektron, kemudian bereaksi dengan oksigen dan membentuk molekul air. Sistem sitokrom dapat ditemukan pada mikroorganisme aerob atau falkutatif anaerob. Tes oksidase penting untuk identifikasi mikroorganisme yang tidak membuat enzim ini atau mikoorganisme anaerob obligat.

Jadi dapat digunakan untuk membedakan koloni Enterobacteriaceae ( negatif ) dari koloni Pseudomonas sp ( positif ).

Pada tes oksidase dipakai larutan tetrametil p-fenilendiamin dihidroklorida 1% atau dimetil pfenilendiamin dihidroklorida 1% sebagai reagen. Reagen yang kedua lebih toksik jika dibandingkan dengan reagen yang pertama.1

Tes fermentasi Tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa, maltosa, dan sukrosa. Kuman gonokok hanya meragikan glukosa.

Tes beta-laktamase Pemeriksaan beta-laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL 961192 yang mengandunf chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta-laktamase.

Tes Thomson Tes thomson ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung. Dahulu pemeriksaan ini perlu diakukan karena pengobatan pada waktu itu ialah pengobatan setempat.

Pada tes ini ada syarat yang diperhatikan: Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi Urin dibagi dalam dua gelas Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II.

Syarat mutlak ialah kandung kencing harus mengandung air seni paling sedikit 80-100 ml, jika air seni kurang dari 80ml, maka gelas II sukar dinilai karena baru menguras uretra anterior.3

Hasil pembacaan: Gelas I Jernih Keruh Keruh Jernih Gelas II Jernih Jernih Keruh Keruh Arti Tidak ada infesi Infeksi uretritis anterior Panuretritis Tidak mungkin

Tabel 1. Hasil Pembacaan Tes Thomson

Diagnosis Kerja3
Gonore Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insiden yang tinggi diantara P.M.S. Pada pengobatannya juga terdapat perubahan karena sebagian sudah resisten terhadap penisilin yang disebut penisilin producing neisseria gonorrhoeae (P.P.N.G). Kuman ini meningkat di banyak negeri termasuk di Indonesia

Pada umumnya penularan melalui melalui hubungan kelamin secara genito-genital, orogenital dan ano-genital. Tetapi, di samping itu juga bisa terjadi secara manual melalui alatalat, pakaian, handuk termometer dan sebagainya. Oleh karena itu dikenal; gonore genital dan gonore ekstra genital.

Gonore dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh neisseria gonorrhoeae.3

Gonore metastatik Terjadi sebagai akibat penyebaran gonokokal secara hematogen. Insidens kurang lebih 1% pada penderita gonore. Manifestasi klinik antara lain dapat berupa artritis, septikemia,uveitis anterior , meningitis, perihepatitis, endokarditis, miokardium dan perikarditis. Selain gonore metastatik masi ada bentuk gonore ekstragenital lainnya, yaitu gonore orofaring , anorektal dan konjungtiva. Yang terakhir sudah disebut sebelumnya sebagai conjuctivitis gonorrhoica. Gonokokus juga dapat menyebabkan infeksi pada kulit, terutama pada kulit yang telah terluka, disebut dermatitis gonorrhoica

Arthritis gonorrhoica Dahulu artritis karena gonokokus ini banyak ditemukan dan terutama menyerang kaum wanita. Sekarang sudah sangat jarang dijumpai. Gejala penyakit yang timbul secara mendadak pada minggu ketiga dan keempat setelah infeksi. Pada umumnya menyerang persendian besar. Pada penderita akan ditemukan demam tinggi, persendian bengkak, merah, panas dan dangat nyeri pada setiap pergerakan. Pada aspirasi sendi akan didapatkan cairan purulen kental. Pada fpto rontgen akan nampak detruksi pada permukaan sendi dan tulang rawan sebagai akibatnya persendian menyepit dan terjadi ankilosis.

Diagnosis Banding3
Limfogranuloma Venerium (LGV) LGV ialah penyakit yang disebabkan oleh chlamydia trachomatis, afek primer biasanya cepat hilang, bentuk yang tersering ialah sindrom inguinal. Sindrom tersebut berupa limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan kelima tanda radang akut dan diserta gejala konstitusi, kemudian akan mengalami perlunakan yang tak serentak.

LGV disebut juga limfopatia venerium yang dilukiskan pertama kali oleh NICOLAs, DURAND, dan FAVRE pada tahun 1913, karena itu juga disebut penyakit NICOLASFAVRE.

Penyakit ini terutama terjadi di negeri tropik dan subtropik, penderita pria pada sindrom inguinal lebih banyak daripada wanita, sebenarnya hal itu disebabkan karena perbedaan patogenesis yang akan diterangkan kemudian. Kini penyakit ini jarang ditemukan.

Penyebabnya ialah Chlamydia trachomatis. Penyakit yang segolongan ialah psitakosis, trakoma, dan inclusion conjunctivitis.

Masa tunas penyakit ini ialah 1-4 minggu. Gejala konstitusi timbul sebelum penyakitnya mulai dan biasanya menetap selama sindrom inguinal. Gejala tersebut berupa malese, nyeri kepala, artralgia, anoreksia, nausea, dan demam.

Afek primer berbentuk tak khas dan tak nyeri, dapat berupa erosi, papul miliar, vesikel, pustul, dan ulkus. Umumnya solitar dan cepat hilang karena itu penderita biasanya tidak datang berobat pada waktu timbul afek primer, tetapi pada waktu terjadi sindrom inguinal. Pada pria umumnya afek primer berlokasi di genitalia eksterna, terutama di sulkus koronarius, dapat pula di uretra meskipun sangat jarang.

Sindrom Inguinal merupakan sindrom yang tersering dijumpai. Pada sindrom ini yang terserang ialah kelenjar getah beninh inguinal medial, karena kelenjar tersebut merupakan kelenjar regional bagi genitalia eksterna. Kelenjar yang dikenal adalah beberapa dan dapat diketahui karena permukaannya berbenjol-benjol, kemudian akan berkonfluensi.3

Etiologi3-5
Penyebab gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh NEISSER pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882.Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N.gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat patogen serta N.catarrhalis dan N.pharyngis ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.

Gonokoktermasukgolonggandiplokokberbentukbiji kopi berukuranlebar 0,8 u danpanjang 1,6 u, bersifattahanasam. Padasediaanlangsungdenganperwarnaan lama di gram negatif terli9hat

diluardandidalamleukosittidaktahan

udaraluascepatmatidalamkeadaankering,

tidaktahansuhu di atas 39 C dantidaktahan cat desinfektan.3

Morfologi Nesseria Gonnorrhoeae atau gonokokus merupakan kuman berbentuk ginjal dengan garis tengah 0,8um. Selalu berpasanggan sehingga disebut diplokokus. Tidak bergerak secara aktif dan tidak berspora. Strain yang virulen, yang terutama berasal dari isolasi primer, mempunyai

pili pada permuaan selnya, strain hasil subkultur, tidak atau hanya sedikit memiliki pili. Dengan pili kuman dapat menempel pada sel uretra, mukosa mulut atau sperma. Pili juga dapat menghambat fagositosis dan merupakan alat pemindah plasmid dengan cara konjugasi antara sesama gonokokus atau antara gonokokus dengan Escherichia coli. Gonokokus mempunyai beberapa jenis plasmid, salah satu diantaranya merupakan pembawa gen resisten yang berperan pada pembuatan penisilinase atau beta lakta-mase.4

Infeksi dengan N. Gonorrhoeae paling sering terjadi pada usia antara 15 sampai 35 tahun. Bakteri ini hampir secara eksklusif menyebar melalui kontak seksual. Variasi antigenik dari pili gonokokus menyebabkan infeksi sembuh dengan tidak memberikan imunitas, sehingga reinfeksi mungkin terjadi.

Neisseria gonorrhoeae merupakan kokus gram negatif yang menempel pada epitel saluran urogenital melalui pili. Bakteri ini menyerang lapisan epitel dan memicu respons peradangan akut lokal.

Neisseria gonorrhoeae menyebabkan uretritis akut yang nyeri dan keluarnya sekret uretra. Infeksi pada wanita (servisitis) seringkali asimtomatik atau mungkin berhubungan dengan timbulnya sekret vagina. Penyakit radang panggul dapat terjadi kemudian. Infeksi pada faring menyebabkan faringitis. Infeksi pada rektum atau proktitis disertai dengan sekret yang purulen. Infeksi dapat dipersulit oleh bakteremia, artritis septik, maupun artritis reaktif dari sendi besar atau ruam kulit yang pustular. Komplikasi terjadi lambat termasuk infertilitas pada wanita dan struktur uretra pada pria.5

Struktur kuman Struktur kuman Neisseria gonorrhoeae serupa dengan Neisseria meningitidis. Pili yang mencuat dari permukaan sel kuman terutama ditemukan pada gonokokus hasil isolasi langsung darioenderita. Membran luar sebagian berupa protein I yang tersusun trimer dan membentuk pori pori pada permukaan kuman. Ada 16 jenis serotip protein I yang dapat dimanfaatkan untuk klasifikasi isolat kuman secara epidemiologik. Protein II terutama ditemukan pada gonokokus avirulen yang koloninya buram. Protein ini berkaitan dengan daya lekat antar sel dan juga daya sel gonokokus terhadap kultur sel eukariota. Lipopolisakarida endotoksin gonokokus serupa dengan yang ditemukan pada meningokokus. Endotoksin mengandung lipid A dan inti polisakarida, namun tidak dijumpai adanya rantai o

yang banyak ditemukan pada kuman batang negatif gram merupakan tanda yang khas. Lipopolisakarida terdapat pada permukaan yang paling luar membran sel dan dilepas dalam bentuk aktif ke ruang ektrasel seperti halnya meningokokus. Protein gonokokus lainnya adalah protease yang dapat memecah IgA dan beta-laktamase yang diproduksi dengan perantara plasmid ini identik dengan enzim yang ditemukan pada bakteri gram negatif.4 Sifat sifat Pada isolasi primer gonokokus dengan mengunakan perbenihan yang diperkaya, akan timbul koloni kuman yang berbentuk cembung, permukaanya mengkilat, bersifat mukoid dan bergaris tengah antara 1-5mm. Pada subkultur akan terbentuk koloni yang kurang cembung dan kurang ,mengkilat.

Kuman ini bersifat aerob atau mikroaerofilik, untuk tumbuhnya perlu suasana dengan kadar CO2 kurang lebih 5%. Gonokokus juga sangat pemilih, untuk dapat tumbuh dalam suasana pembenihan perlu penambahan beberapa zat atau senyawa tertentu. Secara epidemiologis, kenyataan ini dapat dipakai untuk menentukan tipe atau untuk identifikasi penyebab gonore di berbagai tempat, yaitu dengan cara menguji kemampuan tumbuhnya pada beberapa perbenihan yang masing - masing mengandung zat dan senyawa tertentu. Tipe kuman yang ditemukan dalam cara demikian disebut auksotip kuman Neisseria gonorrhoeae.

Penambahan zat besi ke dalam suatu perbenihan dapat meningkatka virulensi gonokokus. Dengan anggapan bahwa terdapat variasa dalam kondisi metabolisme atau dalam konsentrasi zat besi dalam tubuh penderita gonore, maka dapat dimengerti mengapa tingkat beratnya penyakit secara klinis pada masing masing penderita tidak sama. Sedangkan penambahan amilum, kolesterol atau albumin dimaksudkan untuk menetralkan efek hambatan asam lemak dalam perbenihan.

Glukosa yang terdapat dalam perbenihan akan difermentasi menjadi asam laktat tanpa disertai pembentukan gas, sementara maltosa tidak difermentasi sama sekali. Dalam pertumbuhannya gonokokus juga membentuk katalase dan sitokhrom oksidase. Adanya sitokhrom oksidase dapat dideteksi dengan tes oksidase dan perlu diketahui bahwa selain Neisseria sp., Pseudomonas sp. Juga menunjukan hasil tes oksidase positif.

Daya tahan gonokokus terhadap lingkunggan fisis atau kimiawi, ternyata sangat rendah. Gonokokus peka terhadap sinar matahari, pegeringan, pemanasan , suhu rendah dan perubahan pH. Kuman ini juga peka terhadap antiseptik tertentu, misalnya larutan AgNO3 .000 dan menghancurkanya dalam waktu 2 menit. Gonokokus juga cenderung mengalami autolisis dengan cepat.4

Infeksi gonokokus Penyakit yang disebabkan oleh infeksi gonokokus disebut gonore, merupakan penyakit venerik yang paling sering dijumpai. Karena gonore dan sifilis seringkali ditemukan pada seorang penderita sekaligus, maka sampai awal abad ke 19, masih ada yang beraggapan bahwa etiologi dari kedua penyakit ini sama. Baru pada tahun 1838 Ricord berhasil menghapuskan anggapan yang salah tersebut dengan membuktikan bahwa gonore dan sifilis merupakan dua penyakit yang berbeda. Pernyataan tersebut berhasil dibuat setelah Ricord berhasil melakukan percobaan inokulasi pada lebih dari 2.500 manusia sebagai sukarelawan, pendapat ini diperkuat lagi setelah ditemukannya Neisseria gonorrhoeae sebagai kuman penyebabnya pada tahun 1885 oleh Neisser, dan ditemukannya trepanoma pallidum sebagai penyebab sifilis oleh schaudinn dan Hoffman pada tahun 1905.

Epidemiologi1
Padasosialekonomirendah, 90% padawanitadan 40% terdapatpadapria, paling seringpadausia 20-24 tahun. Padabayiterkenalewatjalanlahir

Gejala klinis6
Respons peradangan yang cepat disertai destruksi sel menyebabkan keluarnya sekret purulen kuning kehijauan khas dari uretra pada pria dan dari ostium seviks pada perempuan. Gejala dan tanda pada laki-laki dapat muncul sedini 2 hari setelah pajanan dan mulai dengan uretritis, diikuti oleh sekret purulen, disuria, dan sering berkemih serta malese. Sebagian besar laki-laki akan memperlihatkan gejala dalam 2 minggu setelah inokulasi organisme ini. Walaupun sebagian besar laki-laki memperlihatkan gejala, namun sampai 10% tidak, tetapi mereka tetap mampu menularkan penyakitnya. Pada sebagian besar kasus, laki-laki akan segera berobat karena gejala yang menganggu. Karena infeksinya cepat diketahui dan diterapi, maka jarang ada laki-laki yang mengalami prostatitis, epididimitis atau bakteremia.

Infeksi gonokokus lokal, pada laki-laki yang asimptomatik atau yang tidak diobati, biasanya akan diatasi oleh pertahanan alami tubuh dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Infeksi ekstragenital yang bersifat primer atau sekunder lebih sering dijumpai karena berubahnya praktik-praktik seks. Infeksi gonokokus di faring sering asimtomatik tetapi dapat juga menyebabkan faringitis dengan eksudat mukopurulen, demam, dan limfadenopati leher. Infeksi gonokokus di perianus dan rektum mungkin asimptomatik, menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal ringan atau menimbulkan ekskoriasi dan nyeri perianus, serta sekret mukopurulen yang melapisi tinja dan dinding rektum. Bakteremia akibat infeksi gonokokus diseminata jarang dijumpai. Gejala dan tanda adalah berupa lesi kulit papular dan pustular di tangan dan kaki, poliartritis dan peradangan tendon tangan dan kaki yang nyeri.6

Patogenesis1
Pada umumnya infeksi primer dimulai dari epitel silindris dari uretra , duktus periuretralis atau berupa kelenjar disekitarnya. Kuman juga dapat masuk ke dalam mukosa serviks, konjungtiva atau rektum. Kuman menempel dengan pili pada permukaan sel epitel atau mukosa. Pada hari yang ketiga, kuman mencapai jaringgan ikat di bawah epitel, setelah terlebih dahulu menembus ruang antar sel. Selanjutnya terjadi reaksi radang berupa infiltrasi lekosit polimorfunuklear. Eksudat yang terbentuk dapat menyumbat saluran atau kelenjar sehingga terjadi kista retensi dan abses. Penyebaran ke tempat tempat lainnya lebih sering terjadi lewat saluran getah bening daripada lewat saluran darah. Terjadinya kerusakan sel epitel dari gonokokus, menyebabkan terbentuknya celah pada mukosa, sehingga mempermudah dan mempercepat masuknya kuman.

Infeksi pada pria Penularan gonore terutama terjadi lewat kontak seksual. Masa tunas rata rata 4 hari. Penderita mengeruh disuria dan mengeluarkan pus pada waktu miksi. Kadang kadang timbul demam dan terjadi lekositosis, namun seringkali tidak dijumpai gejala sistemik lainnya. Sepuluh persen diantaranya tidak menunjukangejala apapun dengan demikian berpotensi sebagai sumber penularan. Pengobatan secara tepat dengan antibiotika dapat mempercepat pertumbuhan. Pada 1% dari penderita dapat terkena komplikasi berupa striktur uretra , epididimitis atau prostatitis. Sedangkan komplikasi septikemia, peritonitis atau meningitis jarang dijumpai.

Komplikasi3
Gonorrhoeae pada epididimis dan testis biasanya merupakan komplikasi uretrhitis gonorrhoica. Kuman-kuman menjalar ke atas hingga uretra bagian atas dan pada tempat tersebut kuman-kuman dapat tertahan untuk beberapa waktu.

Kuman-kuman berkembang dan menjalar ke alat tubuh lain-lain, misalnya prostat, vesika seminalis, epididimis dan testis. Epididimis merupakan alat yang paling sering terkena, yaitu pada bulan kedua atau ketiga.

Makroskopik epididimis membengkak, nyeri dan kadang-kadang disertai hidrokel dan penebalan funiculus spermaticus.

Mikroskopik merupakan radang mendadak dengan sarang-sarang abses dalam epididimis. Pada keadaan menahun terjadi fibrosis.7

Lokal :Tysonitis, parauretritis, littritis, cowperitis Asendens : prostatitis, Vesikulitis, Vas deferentitis, epididimitis, trigonitis

Uretritis Yang paling sering dijumpai adalah uretritis anterior akuta dan dapat menjalar ke proksimal, selanjutnya mengakibatkan komplikasi lokal, asendens, dan diseminata. Keluhan subyektif berupa rasa gatal, panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, kemudian disusul disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadangkadang diserta darah, dan disertai perasaan nyeri pada waktu ereksi.

Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum eritematosa, edematosa, dan ektropion. Tampak pula duh tubuh yang mukopurulen, dan pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral.

Tysonitis Kelenjar tyson ialah kelenjar yang menghasilkan smegma. Infeksi biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan yang kurang baik. Diagnosis

dibuat berdasarkan ditemukannya butir pus atau pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri tekan. Bila duktus tertutup akan timbul abses dan merupakan sumber infeksi laten.

Paraureteritis Sering pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka atau hipospadia. Infeksi pada duktus ditandai dengan butir pus pada kedua muara parauretra

Littritis Tidak ada gejala khusus, hanya pada urin ditemukan benang-benang atau butir-butir. Bila salah satu saluran tersumbat, dapat terjadi abses folikular. Didiagnosis dengan uretoskopi.

Cowperitis Bila hanya duktus yang terkena biasanya tanpa gejala. Kalau infeksi terjadi pada kelenjar cowper dapat terjadi abses. Keluhan berupa nyeri dan adanya benjolan pada daerah perineum disertai rasa penuh dan panas, nyeri pada waktu defekasi, dan disuria. Jika tidak diobati abses akan pecah melalui kulit perineum, uretra, atau rektum dan mengakibatkan proktitis.

Prostatitis Prostatitis akut ditandai dengan perasaan tidak enak pada daerah perineum dan suprapubis, malese, demam, nyeri kencing sampai hematuri, spasme otot uretra sehingga terjadi retensi urin, tenesmus ani, sulit buang air besar, dan obstipasi.

Pada pemeriksaan teraba pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan, dan didapatkan fluktuasi bila telah terjadi abses. Jika tidak diobati, abses akan pecah, masuk ke uretra posterior atau ke arah rektum mengakibatkan proktitis.

Bila prostatitis menjadi kronik, gejalanya ringan dan intermiten, tetapi kadang-kadang menetap. Terasa tidak enak pada perineum bagian dalam dan rasa tidak enak bila duduk terlalu lama. Pada pemeriksaan prostat terasa kenyal, berbentuk nodus, sedikit nyeri pada penekanan. Pemeriksaan dengan pengurutan prostat biasanya sulit menemukan kuman diplokok atau gonokok.

Vesikulitis

Vesikulitis ialah radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan duktus ejakulatoris, dapat timbul menyertai prostatitis akut atau epididimis akut. Gejala subyektif menyerupai gejala prostatitis akut, berupa demam, polakisuria, hematuria terminal, nyeri pada waktu ereksi atau ejakulasi, dan spasme mengandung darah.

Pada pemeriksaan melalui rektum dapat diraba vesikula seminalis yang membengkak dan keras seperti sosis, memanjang di atas prostat. Ada kalanya sulit menentukan batas kelenjar prostat yang membesar.

Vas deferentitis atau funikulitis Gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen bagian bawah pada sisi yang sama.

Epididimitis Epididimitis akut biasanya unilateral, dan setiap epididimitis biasanya disertai deferentitis. Keadaan yang mempermudah timbulnya epididimitis ini adalah trauma pada uretra posterior yang disebabkan oleh salah penganganan atau kelalaian penderita sendiri. Faktor yang mempengaruhi keadaan ini antara lain irigasi yang terlalu sering digunakan, cairan irigator terlalu panas atau terlalu pekat, instrumentasi yang kasar, pengurutan prostat yang berlebihan, atau aktivitas seksual dan jasmani yang berlebihan.

Epididimitis dan tali spermatika membengkak dan terasa panas, juga testis, sehingga menyerupai hidrokel sekunder. Pada penekanan terasa nyeri sekali. Bila mengenai kedua epididimis dapat mengakibatkan sterilitas.

Trigonitis Infeksi asendens dari uretra posterior dapat mengenai trigonum vesika urinaria. Trigonitis menimbulkan gejala poliuria, disuria terminal, dan hematuria.3

Pengobatan3
Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga, dan sesedikit mungkin efek toksiknya. Ternyata pilihan utama ialah penisilin + probenesid, kecuali di daerah yang

tinggi insidens Neisseria gonorrhoeae Penghasil Penisilinase (NGPP). Secara epidemiologis pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal.

Penisilin Yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 4,8juta unit + 1 gram probenesid. Kontraindikasinya ialah bagi yang alergi penisilin.

Ampisilin dan amoksisilin Ampisilin dosisnya ialah 3,5 gram + 1 gram probenesid, dan amoksisilin 3 gram + 1 gram probenesid. Suntikan ampisilin tidak dianjurkan. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.

Sefalosporin Seftriakson (generasi ke-3) cukup efektif dengan dosis 250mg i.m Sefoperazon dengan dosis 0,50 sampai 1g secara intramuskular

Kanamisin Dosisnya 2gram i.m. Baik untuk penderita yang alergi penisilin, gagal dengan pengobatan penisilin dan tersangka sifilis.

Tiamfenikol Dosisnya 3,4 gram, secara oral. Tidak dianjurkan pemakaiannya pada kehamilan.

Kuinolon Dari golongan kuinolon, obat yang menjadi pilihan adalah ofloksasin 400mg, siprofloksasin 250-500 mg, dan norfloksasin 800mg secara oral. Obat dengan dosis tunggal yang tidak efektif ialah tetrasiklin, streptomisin, dan spiramisin.

Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan gonore akibat jalur NGPP ialah kuinolon, spektinomisin, kanamisin, sefalosporin, dan tiamfenikol. Mengingat begitu cepatnya peningkatan frekuensi jalur NGPP, kita harus waspada bahwa dalam jangka waktu yang singkat akan ditemukan frekuensi jalur NGPP yang lebih tinggi. Karena itu pengobatan gonore dengan penisilin dan derivatnya perlu ditinjau lagi efektivitasnya.3

Pengobatanmedikanon mentosa

Melakukan safe sex Menelusuri contact person daripenderita

Pencegahan8
Strategi utama dalam penanggulangan PMS adalah dengan pendidikan dan informasi. Pendidikan ditujukan untuk mengubah perilaku seksual. Dan pemberian informasi yang tepat tentang definis, cara penularan, dan cara pencegahan, PMS diharapkan akan menimbulkan kesadaran akan pentingnya pengobatan yang tepat dan sedini mungkin. Paling tidak akan menimbulkan keberanian berkonsultasi tentang PMS yang kemungkinan didapatnya.

Juga pendidikan dan informasi yang tepat mengenai PMS diharapkan dapat mengubah perilaku dalam pemilihan mitra seks, menghindari praktek seksual tertentu, serta meningkatkan kesadaran untuk memakai penghalang mekanik dan kimiawi.

Prognosis

Kesimpulan
Hipotesis ditermima.

Daftar Pustaka
1. Burnside JW. Diagnosis fisik. Jakarta: EGC, 1995 2. Bates B. Bukusakupemeriksaanfisikdanriwayatkesehatan. Edisi 2. Jakarta: EGC; 1997. h. 54-5 3. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmupenyakitkulitdankelamin. Edisi 6. Jakarta; FakultasKedokteranUniversitas Indonesia; 2011.h. 366-379 4. StafPengajarFakultasKedokteranUniversitas Indonesia.

BukuAjarMikrobiologiKedokteran. Jakarta: Universitas Indonesia; 1994. h. 143-54

5. Gillespie SH, Bamford KB. At a glance mikrobiologimedisdaninfeksi. Alihbahasa, Stella Tinia. Jakarta: Erlangga; 2009. h. 46 6. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsepklinis proses-proses penyakit. Edisi 6. Alihbahasa, BrahmPendit. Jakarta: EGC; 2005. h. 1336-7 7. Himawan S. Patologi. Jakarta:

BagianPatologiAnatomikFakultasKedokteranUniversitas Indonesia; 1973. h. 300 8. Etnawati K, Soedarmadi. Pengobatanpenyakitkulitdankelamin. Yogyakarta: Gajah

LaboratoriumIlmuPenyakitKulitdanKelaminFakultasKedokteranUniversitas Mada; 1990. h. 139-40

Anda mungkin juga menyukai