Anda di halaman 1dari 32

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Umum Dalam teori umum, penulis menyajikan teori-teori umum yang berkaitan dengan analisis dan perancangan sistem informasi yang meliputi, pengertian data, informasi, sistem, sistem informasi, sistem informasi akuntansi, database, Database Management System (DBMS), object, object oriented, Object Oriented Analysis and Design (OOAD), Unified Modelling Language (UML) , Rich Picture, Class Diagram, Use Case Diagram, Event Table, Workflow Table, Activity Diagram, Rancangan Formulir, Rancangan Layar, Rancangan Laporan, Navigation Diagram, dan Visual Basic.

2.1.1 Pengertian Data Pengertian data menurut Hall (2011, p11), data adalah berbagai fakta, yang akan atau mungkin tidak diproses (diedit, diringkas, atau diperbaiki) dan tidak memiliki pengaruh langsung atas pengguna. Sedangkan Gelinas dan Dull (2008, p17) mengemukakan bahwa data adalah fakta-fakta atau angka dalam bentuk mentah. Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa data adalah fakta-fakta yang belum diproses (mentah), yang tidak berpengaruh langsung atas pengguna.

2.1.2 Pengertian Informasi Hall (2011, p11) mengemukakan bahwa informasi menyebabkan pengguna mengambil tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan. Informasi sering didefinisikan sebagai data yang telah diproses. Menurut Gelinas dan Dull (2008, p17) informasi adalah data yang disajikan dalam suatu bentuk yang berguna dalam kegiatan pengambilan keputusan. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah data-data yang telah diproses yang bertujuan untuk pengambilan keputusan.

2.1.3 Pengertian Sistem Menurut Hall (2011, p5) sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling terkait yang melayani tujuan yang sama. Sedangkan Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p6) mengemukakan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang saling terkait yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

10

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Menurut Hall (2011, p7) sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan ke para pengguna. Dan menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p6) sistem informasi adalah sekumpulan komponen dan yang terkait, yang hasil

mengumpulkan,

memproses,

menyimpan,

menyediakan

informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah bisnis. Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi adalah suatu proses untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi.

2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.5.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Rama dan Jones (2008, p6), sistem informasi akuntansi merupakan suatu subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lainnya yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi. Sedangkan Gelinas dan Dull (2008, p14) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan

11

melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dari suatu kejadian bisnis. Jadi kesimpulannya, sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi yang mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi tentang akuntansi dan keuangan yang diperoleh dari transaksi akuntansi.

2.1.5.2 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Rama dan Jones (2008, p7), kegunaan penggunaan sistem informasi akuntansi adalah: a. Membuat laporan eksternal b. Mendukung aktivitas rutin c. Mendukung pengambilan keputusan d. Perencanaan dan pengendalian e. Menerapkan pengendalian internal. Sedangkan berdasarkan Siamak Nejadhosseini Soudani

(International Journal of Economics and Finance, 2012 ), dampak SIA dalam perusahaan untuk kinerja perusahaan yang efektif adalah: a. SIA merupakan variabel yang memberikan dampak terbesar pada kinerja keuangan b. Kinerja keuangan dan kinerja manajemen berpengaruh langsung pada kinerja perusahaan

12

c. SIA sebagai faktor penting dalam membangun kinerja perusahaan yang baik dengan mengumpul, menyimpan dan memproses data keuangan dan data akuntansi untuk dievaluasi yang berdampak pada peningkatan proses pengambilan keputusan, kualitas dari informasi akuntansi, evaluasi kinerja, memfasilitasi pengendalian internal dan transaksi pada perusahaan.

2.1.6 Database Database adalah sekumpulan data yang dikelola secara terpusat yang dapat menyimpan sejumlah besar informasi dan membuatnya dapat diakses oleh banyak pengguna dan sistem pada saat yang sama. Ini dikemukakan oleh Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p10). Sedangkan menurut Rama dan Jones (2008, p194), basis data (database) adalah pengumpulan data terkait yang komprehensif. Jadi kesimpulannya adalah database adalah tempat penyimpanan informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu.

2.1.6.1 Jenis File Ada dua jenis penting dari file data adalah; 1. File induk (master file), memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. File induk menyimpan data yang relatif permanen mengenai agen-agen eksternal, agen-agen internal, atau barang dan jasa.

13

b. File induk tidak menyediakan perincian mengenai transaksi-transaksi individual. c. Data yang disimpan dapat memiliki karakteristik sebagai data acuan (data deskriptif yang relatif permanen dan tidak dipengaruhi oleh transaksi) maupun data ringkasan (diubah ketika kejadian terjadi). 2. File transaksi (transaction file), memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. File transaksi menyimpan data tentang kejadian. b. File transaksi biasanya mencakup suatu field untuk tanggal transaksi. c. File transaksi biasanya mencakup informasi kuantitas dan harga d. Dalam file transaksi field status bisa dimasukkan untuk menunjukkan urutan kejadian yang terjadi setelah kejadian awal. Rama dan Jones (2008, p41)

2.1.6.2 Jenis Aktivitas Tiga jenis aktvitas dalam SIA menurut Rama dan Jones (2008, p48) yaitu: 1. Pencatatan (recording) mengacu pada penyiapan dokumen sumber dan/atau penyimpanan data kejadian dalam file transaksi.

14

2. Pembaruan (update) mengacu pada tindakan mengubah data ikhtisar di suatu file induk untuk mencerminkan pengaruh dari kejadin. 3. Pemeliharaan file (file maintanance) mengacu pada

menangkap dan mengorganisasi data acuan tentang file induk.

2.1.6.3 Atribut dan Hubungan Tiga konsep penting dalam class diagram menurut Rama dan Jones (2008, p202): 1. Kunci utama (primary key) adalah atribut yang secara unik mengidentifikasi record di tabel. 2. Kunci asing (foreign key) adalah field di tabel yang merupakan kunci utama di beberapa tabel lainnya. 3. Kardinalitas hubungan menunjukkan berapa banyak

keterjadian dari satu jenis entitas (kejadian, sumber daya, atau pelaku) dihubungkan dengan jenis entitas lainnya. Berikut adalah kardinalitas yang digunakan dalam desain basis data: a. Hubungan satu dengan satu b. Hubungan satu dengan banyak c. Hubungan banyak dengan banyak

15

Hubungan banyak dengan banyak dapat diubah menjadi dua hubungan satu dengan banyak dengan

menambahkan tabel persimpangan.

2.1.7 Pengertian Database Management System (DBMS) Sistem manajemen basis data (database management system DBMS) adalah peranti lunak sistem khusus yang diprogram untuk mengetahui elemen data mana yang penggunanya memiliki hak untuk mengaksesnya, dikemukakan oleh Hall (2011, p27). Dan menurut Rama dan Jones (2008, p194) sistem manajemen basis data (database management system) merupakan seperangkat program yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan, memodifikasi, dan menyaring informasi dari basis data. Jadi, disimpulkan bahwa database management system (DBMS) adalah suatu software dimana pengguna memiliki hak untuk mengakses elemen data tertentu dimana pengguna bisa menyimpan, memodifikasi, atau menyaring informasi dari database tersebut.

2.1.8 Pengertian Object Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p59) object adalah sesuatu yang di dalam sistem komputer yang mampu menanggapi pesan. Sedangkan Hall (2011, p612) menyatakan bahwa object setara dengan kata benda dalam bahasa. Contohnya vendor, customer, inventory, dan account semuanya adalah object.

16

Jadi object secara umum adalah suatu entitas yang memiliki identitas, state, dan tingkah laku yang merefleksikan kemampuan dari sistem untuk menjaga informasi tentang sistem dan berinteraksi dengan sistem yang digunakan untuk memanipulasi data.

2.1.9 Object Oriented Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p59) mengemukakan bahwa object oriented adalah suatu pendekatan pada pengembangan sistem yang melihat suatu sistem informasi sebagai sekumpulan objek yang berinteraksi yang bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas. Dennis, Wixom, dan Roth (2009, p493) menyatakan bahwa sistem yang berorientasi pada objek berfokus pada menangkap struktur dan behaviour dari sistem informasi dalam modul-modul kecil ( object) yang terdiri dari data dan proses. Jadi dapat disimpulkan bahwa object oriented adalah pendekatan pada pengembangan sistem dimana sistem informasi sebagai objek berfokus pada menangkap struktur dan behaviour dalam modul-modul kecil.

2.1.10 Object Oriented Analysis and Design (OOAD) 2.1.10.1 Konsep Object Oriented Analysis (OOA) Konsep Object Oriented Analysis (OOA) menurut

Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p60) yaitu mendefinisikan seluruh tipe objek yang melakukan kerja dalam sistem dan

17

menunjukkan

use

case

apa

yang

diperlukan

untuk

menyelesaikan tugas.

2.1.10.2 Konsep Object Oriented Design (OOD) Konsep Object Oriented Design (OOD) menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p60) yaitu mendefinisikan semua tipe objek yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan mendefinisikan setiap tipe objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan yang spesifik. Sedangkan Hall (2011, p610) menyatakan bahwa object oriented design adalah untuk membangun sistem informasi dari komponen atau objek standart yang dapat digunakan kembali. Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa object oriented design (OOD) adalah membangun suatu sistem informasi diman obkek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas agar bisa diimplementasikan.

2.1.11 Pengertian UML (Unified Modelling Language) Pengertian Unified Modeling Language (UML) menurut Dennis, Wixom, dan Roth (2009, p501) adalah Unified Modelling Language bertujuan untuk memberikan kosa kata umum tentang istilah yang

18

berbasiskan object dan teknik-teknik diagram yang cukup banyak untuk memodelkan proyek pengembangan sistem dari analisis sampai desain. Menurut Rama dan Jones (2008, p78), unified modeling language (UML) adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menganalisis dan mendesain suatu sistem informasi dengan menggunakan beberapa teknik diagram.

2.1.12 Rich Picture Menurut Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, dan Stage (2000, p26) rich picture adalah gambaran informal yang mempresentasikan ilustrator tentang sebuah situasi. Rich picture harus: a. Berisi banyak informasi dan harus terbuka untuk interpe b. Menyajikan proses dan stuktur yang koheren c. Menunjukkan paling sedikit satu area permasalahan d. Menunjukkan pada beberapa sistem terkomputerisasi yg relevan e. Kaya, tapi tidak kacau f. Menerangkan aspek-aspek kunci dari sebuah situasi dengan cara mendukung pemahaman di berbagai tingkatan. Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, dan Stage (2000, p31).

19

2.1.13 Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p60) class diagram adalah sebuah model grafis yang digunakan dalam pendekatan object oriented untuk menunjukkan kelas-kelas dari objek pada sistem. Dennis, Wixom, dan Roth (2009, p510) mengemukakan bahwa class diagram adalah sebuah model statis yang mendukung pandangan statis dari sistem yang berkembang. Berdasarkan kedua pengertian tersebut maka class diagram adalah sebuah model yang digunakan untuk menunjukkan kelas-kelas objek pada sistem yang ditampilkan dalam pandangan statis. Notasi untuk class diagram berdasarkan Dennis, Wixom, dan Roth (2009, p513): 1. Class: merupakan orang, tempat, atau benda yang sistem harus menangkap dan menyimpan informasinya.

Gambar 2.1 Class 2. Attributte: merupakan properti yang menggambarkan keadaan objek. 3. Method: merupakan tindakan atau fungsi yang class dapat lakukan. 4. Association: merupakan suatu hubungan antara beberapa class atau sebuah class dan class itu sendiri.

20

Gambar 2.2 Association

2.1.14 Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p242), use case diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan berbagai peran user dan bagaimana peran tersebut menggunakan sistem. Sedangkan bedasarkan Rama dan Jones (2008, p329), diagram usecase adalah penyajian grafis yang dapat menyediakan daftar usecase yang terjadi di suatu aplikasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa use case diagram adalah diagram yang terdiri dari aktor dan use case yang menunjukkan tanggung jawab aktor untuk tiap use case serta interaksi aktor dengan sistem. Notasi-notasi yang digunakan dalam use case diagram terdiri dari: 1. Use case: suatu kegiatan yang dilakukan oleh sistem, biasanya dalam menanggapi permintaan oleh pengguna sistem. 2. Actor: orang yang menggunakan sistem pada setiap use case. 3. Connecting Line: berada di antara aktor dan use case yang mengindikasikan aktor mana yang menjalankan use case. 4. Automation Boundary: menunjukkan batas antara lingkungan dimana aktor berada dengan komponen internal dari sistem komputer.

21

Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p242) Gambar 2.3 Notasi untuk Use Case Diagram

2.1.15 Event Table Berdasarkan Rama dan Jones (2008, p22) event adalah berbagai hal yang terjadi pada suatu saat tertentu. Sedangkan menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p168) event table meliputi baris dan kolom, yang mewakili event dan detilnya masing-masing.

2.1.16 Workflow Table Rama dan Jones (2008, p95) mengatakan bahwa tabel arus kerja (workflow table) menyajikan informasi dalam bentuk dua kolom sederhana. Para pelaku yang melaksanakan aktivitas spesifik didaftarkan di dalam kolom pada sisi kiri. Aktivitas terkait didaftarkan pada sisi kanan. Sedangkan Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p141)

mengungkapkan bahwa workflow adalah urutan langkah-langkah

22

pemprosesan yang secara lengkap menangani satu transaksi bisnis atau permintaan pelanggan. Jadi tabel workflow table adalah tabel untuk mengelola aliran kerja dengan dua kolom yang mengidentifikasi para pelaku dan tindakan yang dilakukannya dalam suatu proses.

2.1.17 Activity Diagram Rama dan Jones (2008, p79) berpendapat bahwa diagram aktivitas UML memainkan peran seperti sebuah peta dalam memahami proses bisnis dengan menunjukkan urutan aktivitas di dalam proses. Sedangkan berdasarkan Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p141), activity diagram adalah tipe dari workflow diagram yang

mendiskripsikan kegiatan user dan urutan alur mereka. Jadi Activity Diagram adalah salah satu jenis diagram dalam Unified Modelling Language yang menggambarkan serangkaian aktivitas dalam proses kegiatan bisnis dari sebuah sistem secara berurutan. Notasi activity diagram terdiri dari: 1. Lingkaran penuh: memulai proses dalam suatu diagram aktivitas. 2. Segi empat panjang: kejadian, aktivitas, atau pemicu. 3. Garis tidak terputus: urutan dari satu kejadian atau aktivitas ke yang berikutnya. 4. Garis putus-putus: alur informasi antarkejadian. 5. Dokumen: menunjukkan dokumen sumber atau laporan. 6. Berlian: sebuah cabang.

23

7. Tabel: suatu file komputer dari mana data bisa dibaca atau direkam selama kejadian bisnis. 8. Catatan: memberikan acuan bagi pembaca pada diagram atau dokumen lain untuk peperinciannya. 9. Mata banteng: akhir dari proses. Rama dan Jones (2008, p111)

2.1.17.1 Pengertian Overview Activity Diagram (OAD) Menurut Rama dan Jones (2008, p79), overview diagram menyajikan suatu pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan kejadian-kejadian penting, urutan kejadian-kejadian ini, dan aliran informasi antarkejadian.

2.1.17.2 Pengertian Detailed Activity Diagram (DAD) Rama dan Jones (2008, p80) mengungkapkan bahwa detailed diagram menyediakan suatu penyajian yang lebih detail dari aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua kejadian yang ditunjukkan pada overview diagram.

2.1.18 Rancangan Formulir 2.1.18.1 Pengertian Formulir Rama dan Jones (2008, p321) mengungkapkan bahwa formulir merupakan dokumen terpola yang berisi field kosong yang dapat diisi pengguna dengan data.

24

Sedangkan Puspitawati

dan Anggadini

(2011, p69)

mengatakan bahwa formulir dapat didefinisikan sebagai secarik kertas/media yang memiliki ruang untuk diisi dengan berbagai informasi sebagai dasar pencatatan transaksi/aktivitas ekonomi suatu unit organisasi. Dari kedua pengertian tersebut, formulir adalah dokumen terpola yang dapat diisi dengan data dari traksaksi/aktivitas ekonomi suatu organisasi.

2.1.18.2 Manfaat Formulir Puspitawati dan Anggadini (2011, p70) berpendapat bahwa dalam perusahaan, formulir dapat bermanfaat untuk: 1. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan 2. Merekam data transaksi bisnis perusahaan 3. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan 4. Untuk menyampaikan informasi dari orang yang satu ke orang yang lain dari organisasi satu ke organisasi lain.

2.1.18.3 Jenis Formulir Jenis-jenis formulir input berdasarkan Rama dan Jones (2008, p323):

25

1. Formulir entri satu record Digunakan untuk menambah, menghapus, atau

memodifikasi data di satu record satu tabel tertentu (contoh: form arsip pelanggan). 2. Formulir entri bentuk table Menyediakan desain seperti kertas kerja untuk memasukkan banyak record di satu tabel (contoh: penerimaan kas). 3. Formulir entri multitable Digunakan untuk menambahkan data ke lebih dari satu tabel (contoh: form entri pesanan).

2.1.19 Rancangan Layar Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p531), user interface adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi untuk menciptakan masukan dan keluaran. Berdasarkan Pietro Murano, Patrik OBrian Holt (International Journal of Technology and Human Interaction, 2007), interaksi manusia-komputer berfokus pada dialog antara pengguna dan komputer melalui user interface (UI). Beberapa kontrol input GUI pada umumnya menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009, p551) adalah: 1. Text Box: kontrol input yang menerima entri data dari keyboard. 2. List Box: kontrol input yang berisi sebuah daftar entri yang diterima dimana pengguna dapat memilih.

26

3. Spin Box: sebuah variasi dari list box yang menyajikan beberapa entri dalam text box dimana pengguna dapat memilih. 4. Combo Box: variasi lain dari list box yang memungkinkan pengguna untuk memasukkan nilai baru atau memilih dari entri. 5. Radio Buttons (Option Buttons): kontrol input yang memungkinkan pengguna untuk memilih satu pilihan dari suatu kelompok. 6. Check Boxes: kontrol input yang memungkinkan pengguna untuk memilih lebih dari satu pilihan dari suatu kelompok.

2.1.20 Rancangan Laporan 2.1.20.1 Pengertian Laporan Rama dan Jones (2008, p285) mengatakan bahwa laporan merupakan penyajian data yang terpola dan tersusun.

2.1.20.2 Jenis Laporan Empat model laporan menurut Rama dan Jones (2008, p264): 1. Laporan daftar sederhana (simple list report) Adalah daftar transaksi penjualan. 2. Laporan perincian yang dikelompokkan (grouped detail report) Adalah daftar transaksi penjualan yang dikelompokkan menurut jenis produk yang dijual, dengan subtotal untuk setiap jenis produk.

27

3. Laporan ringkasan (summary report) Hanya memberikan ringkasan angka-angka penjualan, seperti total penjualan untuk setiap produk, tanpa mendaftar masing-masing transaksi penjualan. 4. Laporan entitas tunggal (single entity report) Seperti faktur penjualan, hanya memberikan perincian mengenai satu kejadian.

2.1.20.3

Tata Letak Laporan 1. Header laporan (report header) Menunjukkan informasi yang diterapkan pada seluruh laporan (misalnya, nama laporan dan perusahaan, tanggal laporan, dan nomor halaman). 2. Header halaman (page header) Dapat digunakan untuk menentukan informasi yang tampak di bagian atas setiap halaman. 3. Footer halaman (page footer) Tampak di bagian bawah setiap halaman dan biasanya mencakup nomor halaman. 4. Footer laporan (report footer) Terlihat satu kali, di bagian akhir laporan. Biasanya digunakan untuk menyajikan informasi ringkasan seperti total semuanya. 5. Perincian laporan (report detail)

28

Berisi informasi utama di laporan. Bagian ini menyajikan data mengenai berbagai entitas (kejadian, agen, produk dan jasa). Rama dan Jones (2008, p266).

2.1.21 Navigation Diagram Menurut Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, dan Stage (2000, p344), navigation diagram adalah sejenis statechart diagram yang fokus pada keseluruhan user interface yang dinamis.

Gambar 2.4 Navigation Diagram Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, dan Stage (2000, p160)

29

2.1.22 Pengertian Visual Basic Menurut Hirin (2011, p2) Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman berbasis desktop yang dikeluarkan (diproduksi) oleh perusahaan perangkat lunak komputer terbesar yaitu Microsoft. Berdasarkan Supardi (2011, p1), Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan dari bahasa pemrograman Basic. Bahasa pemrograman basic merupakan bahasa pemrograman yang sangat populer, dikembangkan tahun 1963.

2.2 Teori-teori Khusus Dalam teori khusus, penulis menyajikan teori-teori khusus yang berkaitan dengan topik dalam penulisan skripsi ini, yang meliputi penjualan, penjualan kredit, piutang, retur penjualan, pengendalian internal, dan laporan.

2.2.1 Penjualan 2.2.1.1 Pengertian Penjualan Puspitawati dan Anggadini (2011, p165) mengemukakan penjualan merupakan aktivitas yang memperjualbelikan barang dan jasa kepada konsumen. Sedangkan menurut Rama dan Jones (2008, p22), penjualan (siklus pendapatan) mengacu pada proses menyediakan barang dan jasa untuk para pelanggan. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penjualan adalah suatu transaksi dalam perusahaan yang

30

menyediakan dan memperjualbelikan barang dan jasa kepada pelanggan dimana proses transaksi tersebut bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba bagi perusahaan.

2.2.1.2 Siklus Penjualan Siklus penjualan/pendapatan dari jenis organisasi yang berbeda dapat saja sama dan mencakup di dalamnya sebagian atau semua operasi berikut ini: a. Merespons permintaan informasi dari pelanggan b. Membuat perjanjian dengan pada pelanggan untuk

menyediakan barang dan jasa di masa mendatang c. Menyediakan jasa atau mengirim barang ke pelanggan d. Menagih pelanggan e. Melakukan penagihan uang f. Menyetorkan uang kas ke bank g. Menyusun laporan. Rama dan Jones (2008, p23)

2.2.1.3 Penjualan Kredit Berdasarkan penjualan kredit Puspitawati merupakan dan Anggadini aktivitas (2011, p165) yang

penjualan

menimbulkan tagihan/klaim/piutang kepada pembeli sehingga penjual tidak menerima uang secara tunai pada saat barang diserahkan kepada pembeli.

31

Prosedur penjualan kredit terdiri dari aktivitas: a. Permintaan informasi persediaan barang/jasa b. Penerimaan pesanan penjualan (order penjualan) c. Pengecekan persediaan dan harga d. Persetujuan kredit e. Pengambilan barang/persediaan f. Pembuatan faktur penjualan g. Pengiriman barang h. Pencatatan transaksi i. Penagihan. Puspitawati dan Anggadini (2011, p165)

2.2.1.4 Kriteria 5C Kriteris 5C dari manajemen kredit menurut Farah Margaretha (2007, p83): 1. Character (Karakter) Apakah konsumen mempunyai karakter/kecenderungan yang selalu mau melakukan pembayaran kreditnya? 2. Capacity (Kapasitas)

32

Apakah konsumen mempunyai kapasitas yang bagus dalam menjalankan usahanya? 3. Capital (Modal) Apakah konsumen mempunyai modal yang cukup untuk dapat melunasi pembayaran kreditnya?

4. Condition (Kondisi) Apakah ada kondisi ekonomi yang memungkinkan

berpengaruh dalam kemampuan konsumen membayar? 5. Collateral (Kolateral) Apakah konsumen mempunyai aset yang mudah dijual apabila perusahaan yang bersangkutan bangkrut.

2.2.2 Piutang Piutang adalah catatan artefak yang digunakan hanya untuk menyimpan dan mengirimkan data, dikemukakan oleh Hall (2011, p28). Berdasarkan Natasha Gural (Better Investing, 2011) piutang merupakan salah satu dari banyak metrik yang mengukur kinerja penjualan perusahaan. Sebagian besar perusahaan memungkinkan

beberapa penjualan mereka untuk dikredit, biasanya untuk pelanggan yang disukai. Ketika penjualan tumbuh lebih cepat dari piutang, perusahaan umumnya melakukan pekerjaan penagihan piutang dengan baik.

2.2.3 Retur Penjualan

33

Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2010, p327), dalam bisnis yang normal, beberapa barang akan dikembalikan oleh customer dan faktorfaktor untuk mengizinkannya harus dibuat seperti barang yang rusak selama pengiriman, barang yang rusak atau cacat, atau salahnya pengiriman karena jumlah atau tipe barang. 2.2.4 Pengendalian Internal 2.2.4.1 Pengertian Pengendalian Internal Berdasarkan Rama dan Jones (2008, p132), pengendalian internal adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang berkaitan dengan pencapaian sasaran. Sedangkan Mardi (2011, p59) mengungkapkan bahwa pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi

struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi dari berbagai arah. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian internal merupakan proses yang dipengaruhi oleh struktur organisasi yang dirancang untuk dipatuhi bersama demi mencapai tujuan organisasi.

2.2.4.2 Tujuan Pengendalian Internal Tujuan pengendalian internal, yaitu: 1. Menjaga keamanan harta milik perusahaan

34

2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi 3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan 4. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. Mardi (2011, p59) 2.2.4.3 Komponen Pengendalian Internal Komponen pengendalian internal yang saling berkaitan menurut COSO, yaitu: 1. Lingkungan pengendalian Mengacu pada faktor-faktor umum yang menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawannya

terhadap pengendalian. 2. Penentuan resiko Adalah identifikasi dan analisis resiko yang mengganggu pencapaian sasaran pengendalian internal. 3. Aktivitas pengendalian Adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menghadapi resiko. Terdiri dari aktivitas: a. Penelaahan kinerja Merupakan aktivitas-aktivitas yang mencakup analisis kinerja, misalnya perbandingan hasil aktual dengan anggaran proyeksi standar. b. Pemisahan tugas

35

Mencakup pembebanan tanggung jawab untuk otorisasi transaksi, pelaksanaan transaksi, pencatatan transaksi, pemeliharaan aset kepada karyawan yang berbeda-beda. c. Pengendalian aplikasi Diterapkan pada masing-masing aplikasi SIA, misalnya entri pesanan dan utang usaha. d. Pengendalian umum Adalah pengendalian umum yang berkaitan dengan banyak aplikasi. Contohnya adalah pengendalian yang membatasi akses ke komputer. 4. Informasi dan komunikasi Sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan prosedur dan record yang dibuat untuk memulai, mencatat, memproses dan melaporkan kejadian pada proses entitas. Komunikasi meliputi penyediaan pemahaman mengenai peran dan tanggung jawab individu. 5. Pengawasan Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian organisasi berfungsi

sebagaimana dimaksudkan. Rama dan Jones (2008, p134).

2.2.4.4 Sasaran Pengendalian Internal

36

Sasaran pengendalian internal yang disebutkan di Laporan COSO mencakup berikut ini: a. Efektivitas dan efisiensi operasi b. Keandalan pelaporan keuangan.

2.2.4.5 Pengendalian Internal Penjualan Tujuan dari pengendalian internal penjualan: a. Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman aktual kepada pelanggan non fiktif (keabsahan) b. Transaksi penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan) c. Penjualan yang dicatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan ditagih serta dicatat dengan benar (penilaian) d. Transaksi penjualan yang diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi) e. Penjualan dicatat dalam waktu yang sesuai (ketepatan) f. Transaksi penjualan yang dimasukkan dengan pantas dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran). Reeve et al. (2008, p366).

37

Sedangkan menurut Susan Muzorewa dan Rao Arundhati (Journal of The International Academy for Case Studies, 2012 ), tujuan sistem pengendalian internal penjualan adalah:
a. Laporan keuangan yang memiliki tingkat realibitas yang tinggi b. Meningkatkan keefektifan dan efisiensi kegiatan perusahaan c. Sebagai tembok pembatas kegiatan perusahaan agar tidak

melanggar peraturan atau hukum yang berlaku.

2.2.4.6 Pengendalian Internal Piutang Menurut Herry (2010, p215), pengendalian internal atas piutang usaha yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana

pengamanan yang efektif dan efisien dilakukan atas piutang usaha, baik dari segi pengamanan atas perolehan kas, pemisahan tugas (termasuk masalah persetujuan kredit), sampai pada penagihan dan pencatatan akuntansi yang akurat.

2.2.4.7 Pengendalian Internal Retur Penjualan Elemen pengendalian internal dalam sistem retur penjualan kredit : a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan barang b. Fungsi pencatatan (piutang) harus terpisah dengan fungsi penjualan

38

c. Transaksi retur penjualan harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi penerimaan barang, fungsi pencatatan

piutang dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi retur penjualan yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya salah satu fungsi. Endang Tata (2010, p56).

2.2.5 Laporan 2.2.5.1 Pengertian Laporan Penjualan Menurut Duwi Priyatno (2008, p115), laporan penjualan adalah laporan keuangan yang menginformasikan tentang transaksi penjualan dari perusahaan kepada pelanggan.

2.2.5.2 Pengertian Laporan Piutang Menurut Himayati (2008, p155), laporan piutang adalah laporan yang digunakan untuk mengontrol jumlah piutang pada perusahaan.

2.2.5.3 Pengertian Laporan Retur

39

Menurut Himayati (2008, p155), laporan retur adalah laporan yang menyediakan data barang yang diretur atau dikembalikan karena barang cacat produksi, rusak dan sudah tidak layak jual.

Anda mungkin juga menyukai