Elektrokardiogram normal
Erkadius Kuliah PBL Blok 1.2 Minggu III/2010
Gelombang P akibat potensial listrik saat depolarisasi atrium (sebelum kontraksi mulai) Kompleks QRS (sering 3 gelombang, Q, R, S) potensial waktu depolarisasi ventrikel Gelombang T timbul akibat repolarisasi ventrikel, 0,25-0,35 detik setelah depolarisasi
Depolarisasi: red
A: kanan positif B: semua negatif C: kanan negatif D: semua positif
Kontraksi ventrikel
Komples QRS: awal kontraksi Gelombang T: akhir kontraksi, 0,25-0,35 detik Repolarisasi sudah dimulai 0,20 detik
Elektroda
1 jauh 1 di ventrikel: QRS 3-4 mV di kedua pergelangan atau tumit QRS 1-1,5 mV, P 0,1-0,3 mV, T 0,2-0,3 mV
Rekaman
(+) pada polarisasi, (-) pada depolarisasi (+) (+) pada polarisasi, (-) pada polarisasi (0) (+) pada depolarisasi, (-) pada polarisasi (-)
Einthovens triangle
Dua pergelangan dan tumit kiri
membentuk ujung segitiga pengurung jantung Sudut-sudut atas: titik kedua tangan berhubungan dengan cairan di sekitar jantung Sudut bawah: titik kaki kiri berhubungan dengan cairan sekitar jantung
Hukum Einthoven:
Kalau potensial listrik diketahui dari dua titik, titik ketiga adalah jumlah keduanya (dengan memperhitungkan tanda negatif dan positif)
Misal:
Tangan kanan -0,2 mV Tangan kiri +0,3 mV Kaki kiri +1 mV
Rekaman
Lead I: 0,5 mV (jarak -0,2 mV ke +0,3 mV) Lead II: 1,2 mV (jarak -0,2 mV ke +1 mV) Lead III: 0,7 mV (jarak +0,3 mV ke 1 mV)
Lead V1 dan V2
QRS umumnya negatif: elektroda dekat basis Basis adalah tempat elektronegatif pada hampir semua proses depolarisasi ventrikel