Anda di halaman 1dari 24

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( Aanwijzing )

Nomor : BA-173/WPB.17/KP.0410/2013

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KETAPANG PEKERJAAN REHABILITASI RUMAH DINAS 5 UNIT KPPN KETAPANG

PANTIA PENGADAAN BARANG/JASA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGERA KETAPANG Jl. Jend, Sudirman No. 55 Ketapang

Pantia Pengadaan Barang / Jasa KPPN Ketapang Pekerjaan : Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Ketapang Lokasi : Jl. Jend. Sudirman No. 55 Ketapang

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( Aanwijzing Nomor : BA-173/WPB.17/KP.0410/2013 Tanggal : 15 Juli 2013 Lampiran :

Pada hari ini Senin Tanggal Lima Belas Bulan Juli Tahun Dua Ribu Tiga Belas Pukul 10.00 s/d 11.30 WIBA betempat di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Ketapang telah melaksanakan rapat penjelasan untuk Perkerjaan Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Ketapang Tahun 2013, Lokasi Pekerjaan Jl. Jendr. Sudirman No. 55 Ketapang A. PESERTA RAPAT Panitia Pengadaan Barang/Jasa 1. EDY LODDY 2. SOPANI 3. SYARKAWI Ketua Sekretaris merangkap Anggota Anggota

B. URAIAN HASIL PEKERJAAN ( PERTANYAAN DAN JAWABAN ) Dari sejak pembukaan penjelasan pekerjaan sampai berakhir waktu penjelasan pekerjaan ada 1 pertanyaan dari calon penyedia barang/jasa, dan kami jelaskan diaddendum lelang. Penjelasan pekerjaan ini ditutup pada pukul 11.30 WIBA Demikian Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ) ini di buat dan ditanda tangani di Ketapang pada tanggal tersebut diatas untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya. Ketapang 15 Juli 2013

Panitia Pengadaan Barang/Jasa KPPN Ketapang

Lampiran 1 : Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing) Pekerjaan : Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Ketapang Nomor : BA-173/WPB.17/KP.0410/2013

HASIL PRINT SCREEN PENJELASAN PEKERJAAN ( Aanwijzing ) Pertanyaan

Jawaban dari Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Lampiran 2 : Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing) Pekerjaan : Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Ketapang Nomor : BA-173/WPB.17/KP.0410/2013
Pertanyaan 1. Penyedia Jasa Kode (154993011) BENTUK DOKUMEN PENAWARAN BAB VI A. bentuk surat penawaran ponit 4.e spesifikasi teknis kalau menurut saya di perlukan untuk pekerjaan tersebut

Jawaban 1. Panitia Pengadaan Barang/Jasa BENTUK DOKUMEN PENAWARAN BAB VI A. bentuk surat penawaran

ponit 4.e spesifikasi teknis di persyaratkan untuk pekerjaan tersebut

Lampiran 3 : Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing) Pekerjaan : Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Ketapang Nomor : BA-173/WPB.17/KP.0410/2013

BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN


A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN (KSO) (UNTUK 1 (SATU) FILE) CONTOH [Kop Surat Badan Usaha] Nomor : Lampiran: _______, _____________ 20___

Kepada Yth.: Pantia Pengadaan Pekerjaan Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Ketapang Tahun Anggran 2013 di Ketapang Perihal : Penawaran Pekerjaan Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Ketapang

Sehubungan dengan pengumuman Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi dan Dokumen Pengadaan nomor : PENG-01/WPB.17/KP.0410/2013 tanggal 08 Juli 2013 dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan serta adendum Dokumen Pengadaan, dengan ini kami mengajukan penawaran untuk Pekerjaan Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Ketapang sebesar Rp_______________ (__________________________). Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Penawaran ini berlaku sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran sampai dengan tanggal ____________. [perkiraan tanggal penandatanganan kontrak] Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:

1. 2. 3. 4.

Softcopy Jaminan Penawaran; Daftar Kuantitas dan Harga; Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila ada; Dokumen penawaran teknis, terdiri dari : a. Metoda Pelaksanaan; b. Jadwal Waktu Pelaksanaan; c. Daftar Personil Inti; d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang dibutuhkan; e. Spesifikasi teknis ( diperlukan); f. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan, apabila ada]. 5. Formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN); dan 6. Dokumen Kualifikasi Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan. PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

........................... Jabatan

Lampiran 4 : Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing) Pekerjaan : Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Ketapang Nomor : BA-173/WPB.17/KP.0410/2013

SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1 URAIAN PEKERJAAN 1.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan / Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah REHABILITASI RUMAH DINAS KPPN KETAPANG 1.2 Lokasi Pekerjaan Kecamatan : DELTA PAWAN Kabupaten : KETAPANG 1.3 Macam Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan seperti yang terurai dalam daftar kuantitas dan harga. 1.4 Sarana Bekerja Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan : a. Tenaga kerja / tenaga teknis yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan. b.Alat-alat bantu seperti alat pengaduk beton, alat-alat pengangkut dan peralatan penunjang lainnya yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. c. Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya. 1.5 Cara pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita Acara penjelasan serta mengikuti petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. BAB 2 JENIS DAN MUTU BAHAN Jenis dan mutu bahan yang dipakai dari produksi dalam negeri sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpan. Nomor Nomor Nomor : 472 / KAB / XII / 1980 : 813 / MENPAN / 1980 : 064 / MENPAN / 1980 Tanggal 23 Desember 1980 PASAL 3 PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN 3.1 Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya yaitu sebagai berikut : a. Perpres Nomor : 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah. b.Peraturan umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaden Voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werkan (AV) 1941.

3.2

c. Keputusan-keputusan dari Dewan Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI). d.Peraturan umum tentang pelaksanaan instalasi listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat. e. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja. f. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) 1961. g.Peraturan Semen Portland Indonesia NI. 08. h.Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971. i. Ketentuan dan Peraturan lain yang dikeluarkan oleh jawatan / Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula : a. Gambar bestek yang sudah diisyaratkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambargambar detail yang diselesaikan oleh kontraktor dan sudah disahkan / disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. b.Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. d.Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) tentang Penetapan Pemenang Lelang. e. Surat Perintah Kerja (SPK). f. Surat Penawaran Beserta lampiran-lampirannya. g.Jadwal Pelaksanaan (Tentative Tiem Schedule) yang disetujui Asisten Teknis. PASAL 4 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

4.1 4.2

4.3

Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing). Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah ketentuan-ketentuan yang ada dalam RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala besar yang berlaku. Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, maka Kontraktor wajib menanyakan kepada Pembantu Kegiatan / Assisten Teknis dan Kontraktor harus mengikuti keputusannya. PASAL 5 JADWAL PELAKSANAAN

5.1

5.2

5.3

Sebelum memulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat rencana pekerjaan pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bart chart atau CURVA S yang telah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. Kontraktor wajib memberikan Salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan lapangan. Assisten Teknis akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut. PASAL 6 KETELITIAN KERJA

6.1 Dilapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana Lapangan untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan

dan mendapatkan kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal STM bangunan yang berpengalaman minimal 10 tahun. Penunjukan tenaga ahli yang bertugas dilapangan tersebut ditujukan kepada Pemberi Tugas dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis sebagai tembusannya. 6.2 Dengan adanya Pelaksanaan Lapangan, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan kewajibannya. 6.3 Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis, nama dan jabatan Pelaksana, untuk mendapatkan persetujuan. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana Lapangan tersebut. 6.4 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan Memimpin Pelaksanaan. PASAL 7 TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR 7.1 Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja (lembur) apabila terjadi hal-hal yang mendesak, Kontraktor atau Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat lengkap dilokasi kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. 7.2 Alamat Kontraktor atau Pelaksana diharapkan tidak berpindah-pindah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor / Pelaksana wajib memberitakan secara tertulis. PASAL 8 PENJAGA KEAMANAN DILAPANGAN PEKERJAAN 8.1 Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik Proyek, milik Pihak Ketiga. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau belum, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah. Apabila terjadi kebakaran yang bersumber dari lokasi proyek, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau. PASAL 9 JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA 9.1 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap digunakan dilapangan untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja dilapangan. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku.

8.2

9.2

Pasal 10 SITUASI DAN UKURAN 10.1 Situasi a. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah dan kondisi bangunan, sifat serta luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawarannya. b.Kelalaian atau kekurangan ketelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk mengajukan alasan untuk mengajukan tuntutan. 10.2 Ukuran a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam CM, kecuali ukuran-ukuran untuk pipa / besi yang dinyatakan dalam Inch atau MM. b.Peil lantai bangunan disesuaikan dengan bangunan yang ada atau petunjuk dari Assisten Teknis dilapangan. 10.3 Memasang Papan Bouwplank a. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan Bouwplank, dilaksanakan setelah pekerjaan peralatan tanah dan pembersihan lokasi selesai dilaksanakan. b.Pembuatan dan pemasangan Bouwplank termasuk pekerjaan Kontraktor dimana ketetapan perlatan bangunan diukur dibawah pengawasan dengan titik patok yang dipancang dengan kuat-kuat papan dari bahan kayu kelas III dengan ketebalan 2 cm, diketam rata bidang sisi atasnya dan yang tidak berubah oleh cuaca. c. Pekerjaan pengukuran pemasangan Bouwplank ini dilakukan oleh tenaga pembantu Kontraktor yang ahli dan mengerti cara-cara mengukur maupun pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah bangunan serta selalu berada di lapangan. PASAL 11 SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN 11.1 Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dan Kontraktor wajib memberitahukan asal bahan yang didatangkan tersebut kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. 11.2 Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan. Contoh-contoh ini harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan( PPTK ) / Assisten Teknis. 11.3 Bahan bangunan yang telah didatangkan Kontraktor dilapangan pekerjaan tetapi ditolak pemakaiannya oleh Assisten Teknis, harus segera dikeluarkan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung dari jam penolakan. PASAL 12 PEMERIKSAAN PEKERJAAN 12.1 Bila telah selesai, akan tetapi diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis Kontraktor wajib memintakan persetujuan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis, Baru apabila Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis telah menyetujui bagian tersebut, Kontraktor dapat meneruskan Pekerjaan. 12.2 Bila Permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak dihitung Hari Raya / Libur) tidak dipenuhi oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) / Assisten Teknis, ini dikecualikan bila Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis minta perpanjangan waktu.

12.3 Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, maka Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis berhak memerintah, membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor. PASAL 13 PEKERJAAN TAMBAH KURANG 13.1 Tugas mengerjakan Pekerjaan Tanah / Kurang diberitahukan dengan tertulis atau ditulis dalam Buku Harian Assisten Teknis serta persetujuan Pemberi Tugas. 13.2 Pekerjaan Tambah / Kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari Pengendali Kegiatan atau atas persetujuan Pemberi Tugas. 13.3 Biaya pekerjaan Tambah / Kurang akan diperhitungkan menurut Daftar Harga Satuan Pekerjaan, yang dimasukkan oleh Kontraktor sesuai bunyi Kontrak yang pembayarannya bersama dengan angsuran terakhir. 13.4 Untuk Pekerjaan Tambah yang Harga Satuannya tidak dicantumkan dalam Harga Satuan yang dimasukkan dalam Penawaran Harga Satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis bersamasama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas. 13.5 Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab keterlambatan penyerahan pekerjaan, terkecuali alasan tersebut dapat diterima oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. PASAL 14 PEKERJAAN LAPANGAN 14.1 Pembongkaran dan Pembersihan Kontraktor harus membersihkan halaman lokasi dari segala sesuatu yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan membongkar bidang-bidang bangunan yang berkenaan dengan adanya perubahan, rehabilitasi, pertambahan luasan serta membersihkan bagian-bagian bangunan yang akan dibongkar dengan tidak mengubah struktur seperti yang tertera dalam Gambar Bestek atau petunjuk Pengendali Kegiatan. 14.2 Pengadaan Air Sementara Kontraktor diharuskan untuk menyediakan air sementara untuk pelaksanaan Proyek atas biaya Kontraktor baik dengan membuat sumur galian ataupun sumur pompa serta mengalirkan ke tempat-tempat yang ditentukan oleh Assisten Teknis. 14.3 Penebangan Pohon dan Semak-Semak Pohon-pohon dan semak-semak yang terdapat pada areal harus ditebang dan dibersihkan sampai ke akar-akarnya, kemudian disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Pohon-pohon yang ditebang harus sesuai dengan yang ditentukan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis (tebang pilih). Kontraktor harus menjaga kelestarian segala jenis pohon yang ada di lapangan, penebangan atau pemindahan pohon harus mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. PASAL 15 PEKERJAAN TANAH 15.1 Pembentukan Tanah Halaman dan Tanah Struktur Pekerjaan ini meliputi cut and fill serta perataan tanah pada daerah agar tidak bergelombang dan nampak rata pada permukaan tanah. 15.2 Pekerjaan Galian

a. Pekerjaan Galian tanah untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum bouwplank serta tanda tinggi dasar + 0.00 atau dengan ketentuan lain dengan disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. b.Pekerjaan Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan lainnya didalam tanah seperti galian untuk pondasi dan semua saluransaluran serta lain-lainnya yang nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali sebagai penutup samping bangunan atau dibuang. PASAL 16 PEKERJAAN KAYU 16.1 Lingkup Pekerjaan Kayu Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga yang terampil sesuai dengan jenis pekerjaan, penyediaan bahan yang cukup, peralatan tukang baik bersifat mekanik maupun manual guna kelancaran pekerjaan ini. 16.2 Persyaratan Bahan a. Kayu yang dipakai harus sesuai PPKI 1961 (NI 5) lampiran 1, kayu berkualitas baik, tua, kering dan tidak bercacat dan pecah-pecah sesuai Pasal III PPKI 1961 mutu A. b.Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan penyimpanannya ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas terutama kusen-kusen dan rangka pintu yang telah selesai. c. Semua pekerjaan kayu yang akan difinish harus diketam rata dan halus dengan menggunakan ketam kayu, kecuali ditentukan lain. d.Semua ukuran yang tertera dalam gambar maupun tersebut dalam pasal ini adalah ukuran jadi, yaitu ukuran setelah kayu selesai dikerjakan atau dipasang dengan toleransi rata-rata maksimum 3 mm untuk setiap permukaan kayu yang sudah dikerjakan. 16.3 Klasifikasi Bahan dan Macam Pekerjaan Klasifikasi bahan berdasarkan PPKI dan macam pekerjaan untuk jenis pekerjaan kayu kasar dan halus pekerjaan halus, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : a. Pekerjaan Kayu Kasar (tidak diketam) Klas Kuat No Jenis Kayu Kayu 1 2 3 1 Belian tidak Diketam

Penggunaan 4 a. Tiang Tongkat / Alas Laci b. Balok Keep dan Bantalan

Keterangan 5

b.Pekerjaan Kayu Halus (ketam) Klas Kuat No Jenis Kayu Kayu 1 2 3 1 Belian ketam

Penggunaan 4 a. Rangka Badan (Tiang, Sengkang dan Balok Kunci)

Keterangan 5

b. Daun Pintu, Ventilasi

Jendela,

16.4 Syarat Pelaksanaan a. Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran bersih / ukuran jadi (sudah diketam halus siap difinish). b.Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan halus ini proses pengerjaannya harus menggunakan mesin, terkecuali mendapat persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. c. Penyambungan dan pertemuan semua kayu finishing harus sedemikian rupa sehingga susut dibagian mana saja dan bentuk konstruksi kayu tersebut. d.Permukaan kayu yang terlihat / diexpose dan sisi bawah rangka langit-langit harus diserut rata, khususnya bagian kayu yang siap difinishing harus benar-benar rata dan harus tidak ada lubang serta mata kayu. 16.5 Hal-hal lain yang belum diuraikan diatas disesuaikan dengan bentuk dan ukuran seperti tertera pada Gambar Rencana atau dengan petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. 16.6 Pekerjaan Pondasi a. Bahan pondasi dari kayu belian kualitas baik. b.Tiang tongkat ukuran seperti pada gambar rencana, setelah dipasang alas dan laci kemudian ditunjuk dengan besi penumbuk seberat 50 kg 80 kg sehingga sampai titik penurunan 0.00 cm. c. Alas ukuran sesuai dengan gambar rencana. d.Laci ukuran sesuai gambar dipasang pada tiang tongkat diperkuat dengan baut dia 5 / 8. e. Balok keep dan bantalan ukuran sesuai dengan gambar rencana dipasang dengan system pen dan lobang dan diperkuat dengan terbut kayu belian 1 1,5 cm. Sambungan balok keep dengan bibir miring berkait dan dibaut. 16.7 Pekerjaan Rangka Badan a. Tiang, sengkang dan balok kunci / tutup tiang dari kayu belian diketam bersih dengan ukuran sesuai gambar rencana. b.Pemasangan tiang-tiang sengkang-sengkang dan balok kunci dengan system pen dan lobang dan diperkuat dengan terbut kayu belian dia 1 1,5 cm. c. Pengerjaan rangka badan dikerjakan dengan halus dan rapi. 16.8 Pekerjaan Lantai a. Gelegar dibuat dari kayu belian ukuran 4 x 8 cm diketam rata pada bagian atas dipasang dengan jarak 50 cm dari as ke as. b. Lantai cor gantung dibuat dari beton campuran 1pc:2ps:3kr tebal 7cm dengan tul. Dia 8mm 15cm kedua arah dipasang rapat dan rapi dan penutup lantai menggunakan keramik anti gores uk. 40 x 40 cm. c. Lantai teras, pelantaran dan WC / KM dibuat dari beton camp. 1 PC : 2 Pasir : 3 krikil tebal 7 cm dengan tulangan praktis dia 8 mm jarak 15 cm kedua arah. 16.9 Pekerjaan Pintu, Jendela dll a. Pintu seluruhnya pintu kayu belian dengan bentuk dan ukuran seperti pada gambar rencana / detail. b. Rangka jendela kaca dengan rangka kayu belian dan dipasang kaca polos dengan tebal 5 mm dengan bentuk dan ukuran disesuaikan dengan gambar kerja.

PASAL 17 PEKERJAAN BETON 17.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, peralatan, tenaga yang terampil sesuai dengan jenis pekerjaan, penyediaan bahan yang cukup, peralatan tukang baik bersifat mekanis maupun manual guna kelancaran pekerjaan ini. 17.2 Macam Pekerjaan a. Pekerjaan Beton Tumbuk - Lantai Dasar (1) Sebelum pengerjaan lantai terlebih dahulu diurug tanah dipadatkan selapis sehingga sampai pada ketinggian yang ditentukan. (2) Pasir alas lantai dipadatkan dengan cara menyiram hingga menggenang dengan tebal setelah padat 5 cm. (3) Lantai dari beton tumbuk campuran 1 PC : 3 Pasir : 5 Krikil dengan tebal 7 cm. b. Pekerjaan Beton Bertulang - Bak Air dalam WC / KM - Lantai WC / KM 17.3 Persyaratan Bahan a. Semen Portland Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atau persetujuan dan harus memenuhi NI 8. Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen. b. Pasir Beton Pasir halus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971. c. Batu Spelit - Digunakan batu split yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. - Penyimpanan / penimbunan pasir dan split beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan adukan beton yang tepat. d. Air Yang digunakan harus tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organik / bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI Pasal 10. apabila dipandang perlu Assisten Teknis dapat minta Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. e. Besi Beton Digunakan mutu U 24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampung besi adalah bulat dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor diwajibkan bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. Pengendali Pekerjaan ini harus sesuai dengan : a. Peraturan-Peraturan / standart setempat yang biasa dipakai b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 : N 2 c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 : NI 5

d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 : NI 8 e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat f. Ketentuan-ketentuan umum untuk Pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (A. V.) No. 09 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 14571. g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Assisten Teknis. 17.4 Syarat-Syarat Pelaksanaan - Mutu Beton Mutu beton yang digunakan adalah K 225 (1 Pc : 2 Psr : 3 Krl) dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain yang sesuai dengan PBI 1971. Jenis K 225 struktur beton bertulang termasuk gelegar, kolom, plat lantai, balok, dinding penahan, gorong-gorong pipa / box. - Pembesian a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI 1971. b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi. c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971. d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 2 jam setelah ada perintah tertulis dari Assisten Teknis. - Cara Pengadukan a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen. b. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Assisten Teknis dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian syarat-syarat. c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimal 10 cm. - Pengecoran Beton a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split yang dapat memperoleh konstruksi. d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Pembantu Pengendali Kegiatan / Assisten Teknis. - Pekerjaan Acuan / Bekisting 1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi persyaratan dalam NI 2 Pasal 5.1. 2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah dan tetap pada kedudukan selama pengecoran. 3. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotorankotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.

4. Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken diameter 8 10 cm atau kaso 5 / 7 cm. 5. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok secara cross. 6. Pembukaan acuan baru dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan dalam PBI 1971. 7. Kayu yang dipakai adalah papan tebal 3 cm. 8. Penggunaan bekisting Formwork harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi pabrik. Kawat Pengikat Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI 2 (PBI 1971). Pekerjaan pembongkar acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan izin tertulis Pengendali Kegiatan setelah Bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Pengendali Kegiatan. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai). Kontraktor harus mengikut semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri. Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral / split, pasir, PC) untuk mendapat persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. Kontraktor harus melakukan pengujian atau besi / kubus beton di laboratorium, yang akan ditunjuk kemudian. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan mengambil benda uji berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat / ketentuan dalalm PBI 1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Assisten Teknis dan diperiksa di laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. Jumlah dan frekwensi pembuatan kubus beton serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI 1971. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaanpekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI 1971). Bagian-bagian yang tertanam dalam beton : 1. Pasang angkur dan lain-lain akan menjadi satu dengan beton bertulang. 2. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi. Sparing Conduit dan pipa-pipa : 1. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur. 2. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis.

3. Bilamana sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan tulang besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. 4. Semua sparing-sparing (pipa / conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton. 5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran. PASAL 18 PEKERJAAN BAJA RINGAN DAN RANGKA METAL FURING 18.1 Pekerjaan Rangka Kuda-Kuda dan Atap b.Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka kuda-kuda, gording serta rangka atap dari baja ringan dan pemasangan penutup atap dari bahan genteng metal 0.25 mm. c. Rangka kuda-kuda dan rangka penutup atap semuanya dikerjakan dengan menggunakan baja ringan dan dikerjakan oleh tenaga yang berpengalaman. d.Sebelum rangka kuda-kuda dipasang, terlebih dahulu harus distel ditempat. e. Balok gording dipasang setelah rangka kuda-kuda terpasang dengan / pada tempat sesuai gambar. f. Pemasangan penutup atap dilakukan setelah kedudukan rangka atap sudah disetujui oleh Assisten Teknis. g.Cara pemasangan atap harus dimulai dari bawah dan pemasangannya dari satu arah tidak diperkenankan, pertemuan pemasangan terletak ditengah-tengah bidang atas pada pertemuan non atap. h.Pemasangan perabung tidak terdapat kebocoran maupun ada bagian celah. Pekerjaan Plafond a. Pekerjaan ini meliputi rangka dan penutup plafond GRC dengan rangka metal furing dengan system suspended junction. b. Sebelum pemasangan lembaran-lembaran plafond, kedudukan struktur rangka harus kuat hubungan ditahan dengan baik oleh struktur atap (kuda-kuda) dan letak, pola dan ukuran-ukurannya sudah sesuai gambar. c. Lembaran plafond harus disebut rata keempat sisinya dan pada pertemuan sisinya harus diberi nat 4 mm sesuai dengan gambar. d. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerapian dan kesempurnaan pekerjaan ini, apabila ada pekerjaan yang tidak sesuai maka Kontraktor harus memperbaikinya dengan beban biaya Kontraktor, kecuali bila ada ketentuan lain dari Assisten Teknis. PASAL 19 PEKERJAAN DINDING 19.1 Lingkup Pekerjaan Termasuk dalam pekerjaan dinding batako dan plesteran dalam Pasal ini yaitu terdiri dari : a. Plesteran dinding batako b. Plesteran penutup / finishing 19.2 Persyaratan Bahan a. Semen Portland harus memenuhi NI 8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan) b. Pasir harus memenuhi NI 3 Pasal 14 ayat 2 c. Air harus memenuhi NI 3 Pasal 10

18.2

19.3 Penggunaan Plasteran Pemakaian Plasteran (adukan) harus disesuaikan dengan jenis dan macam pekerjaan sesuai dengan perbandingan campuran adukan. 19.4 Syarat-Syarat Pelaksanaan a. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai standart spesifikasi dari bahan dan campuran yang digunakan sesuai dengan petunjuk dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana bidang yang akan dikerjakan telah disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) / Assisten Teknis. Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar kerja, terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi peil dan bentuk profilnya. c. Semua jenis adukan tersebut masing-masing dalam keadaan baik dan belum mengering. d. Plasteran yang retak, bergelombang / cembung, terjadi pengotoran dan perubahan warna, tidak akan diterima. PASAL 20 PEKERJAAN KERAMIK 20.1 Lingkup Pekerjaan a. Termasuk dalam pekerjaan keramik ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan dan mencakup pekerjaan persiapan permukaan yang akan dipasang keramik. b. Keramik pasang pada lantai dasar, lantai / dinding WC / kamar mandi dan bak air. 20.2 Persyaratan Bahan a. Bahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam negeri yang bermutu baik dan disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. b. Warna akan ditentukan kemudian untuk masing-masing warna harus seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak. c. Tebal minimum 7 mm, kekuatan lentur 250 kg / CM2 dari mutu tingkat 1. d. Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna dari jenis yang disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK )/Assisten Teknis. e. Ukuran bahan dan pemasangan : 1. Keramik khusus untuk lantai ukuran 40 x 40 untuk lantai ruang dan teras. 2. Keramik khusus untuk lantai basah ukuran 20 x 20 untuk lantai WC / KM. 3. Keramik untuk dinding WC / KM ukuran 20 x 25 cm. f. Semen Portland harus memenuhi NI 8, pasir harus memenuhi PBBI 1982 Pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBBI 1982 Pasal 9. 20.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan a. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. b. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola pemasangan bahan yang akan dipasangnya untuk disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. c. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda. d. Adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 2 Pasir sesuai dengan yang diisyaratkan. e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar) harus sama lebar

maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 1,5 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis yang membentuk garis-garis sejajar dan harus dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut-sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya. f. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi grouting sesuai ketentuan persyaratan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasang. g. Pemotong unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai peryaratan pabrik yang bersangkutan. h. Bahan yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda permukaan hingga betul-betul bersih. i. Sebelum keramik dipasang terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai jenuh. j. Pinggulan pasangan keramik bila dilakukan harus dikerjakan dengan alat gerinda, sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian yang sempurna. k. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan. PASAL 21 PEKERJAAN PENGECATAN 21.1 Lingkup Pekerjaan Termasuk dalam pekerjaan pengecatan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan dan mencakup pekerjaan persiapan permukaan yang akan diberi cat. 21.2 Standart Pengerjaan (Mock Up) a. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna jenis cat yang akan digunakan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dijadikan sebagai Mock Up ini akan ditentukan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis ataupun Pemberi Tugas, maka bidangbidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan. 21.3 Bahan a. Pengertian cat disini tidak terbatas pada : Emulsi, Enamel, Vernis dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir. b. Untuk cat tembok, digunakan car dari produksi dalam negeri berkualitas baik, sedangkan untuk pekerjaan cat kayu dan cat besi digunakan cat sintetik atau setaraf yang berkualitas baik yang telah disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. c. Pelamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk cat yang berkualitas baik. d. Cat yang digunakan masih berada dalam kaleng yang masih disegel, tidak pecah atau bocor dan mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. e. Kontarktor bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai spesifikasi atau brosur pabrik. f. Bahan Pengecatan terdiri dari : 1. Cat Tembok : Plamur dan cat : Meni,plamur dan cat kayu/minyak/ kilat 2. Cat Residu : Rangka Kapstan dan gourding balok keep setra tongkat g. Warna

1. Sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor mengajukan daftar bahan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis untuk memilih warna dan menyetujuinya. 2. Segera setelah pemberi tugas menentukan warna pilihannya Kontraktor menyiapkan bahan dan Bidang pengecatan (Mock Up) untuk dijadikan contoh biaya Kontraktor. 21.4 Cara Pelaksanaan a. Persiapan Pekerjaan 1. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan dinding harus telah selesai dikerjakan, selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut : - Dinding bagian yang akan dicat telah disetujui oleh Pembantu Pengendali Kegiatan. - Bagian yang retak, pecah atau kotoran yang menempel dibersihkan. - Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena basah dan lembab. 2. Kontraktor harus mengatur sedemikian rupa, sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat dimulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir. 3. Pekerjaan Pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga yang terampil dan semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis dan pabrik pembuat cat tersebut. b. Pengecatan Dinding dan Langit-Langit 1. Dinding baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk mengering setelah permukaan dinding kering, maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan dinding tersebut terhadap pengkristal / pengapuran (efflorescene) yang biasanya terdapat pada tembok baru, yaitu dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih. 2. Setelah kering permukaan tersebut diamplas dengan amplas halus, kemudian dicat dengan lapisan pertama dengan campuran 15% air. 3. Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi cedo plamur lagi dan amplas halus setelah kering. 4. Pengecatan akhir berulang kali (2 atau 3 kali) sampai mencapai warna yang dikehendaki. 5. Pekerjaan-pekerjaan pengecatan dilakukan dengan menggunakan Roller atau dengan Petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. c. Cat Kayu / Cat Minyak / Kilat 1. Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plasteran diberi dasar meni. 2. Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas. Selanjutnya diplamur bila terdapat retak, celah atau lobang. Kemudian kayu yang telah diplamur diratakan dengan amplas. 3. Permukaan kayu yang kecil harus diberi 2 lapisan plamur yang tipis. 4. Setelah permukaan kayu yang akan dicat diamplas, diplamur 1 kali kemudian dicat dasar 2 kali dengan cat penutup yang mengkilap. 5. Kayu yang telah dicat, bila terdapat goresan ataupun cacat-cacat lain harus diadakan pengecekan kembali. PASAL 22 PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI 22.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-alat untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, serta meliputi semua bahan pengunci, penggantung dan pelengkapnya. 22.2 Persyaratan Bahan

a. Semua alat dan pelengkapnya yang akan dipakai harus sesuai dengan perysaratan NI 3 1970 pasal 4. P serta instruksi Pabrik atau Produsen. b. Semua bahan dan alat perlengkapan pintu yang dipakai dalam pekerjaan ini sedapat mungkin hasil dari satu perusahaan, dengan kualitas baik. c. Sebelum pemasangan alat penggantung dan pengunci, Kontraktor harus memberikan / memperlihatkan contohnya kepada Assisten Teknis untuk mendapatkan persetujuan. d. Bahan pengunci yang akan dipasang terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengendali Kegiatan / Pemberi Tugas. 22.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan a. Semua pemasangan harus rapi, sehingga pintu-pintu dan jendela dapat ditutup dan dibuka dengan mudah, lancar dan ringan. b. Sehingga penyerahan pekerjaan semua kunci-kunci harus diminyaki sehingga dapat bekerja dengan baik. PASAL 23 PEKERJAAN SANITASI AIR 23.1 Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan Sanitasi Air ini dipasang dalam toilet (Kamar Mandi / WC). 23.2 Persyaratan Bahan a. Closet jongkok dan duduk yang digunakan harus disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. b. Untuk menghubungkan closet dengan septic tank dipasang pipa sari PVC dia 4. c. Septic Tank dan bak peresap dibuat dari pasangan batu dengan ukuran seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar. d. Kran dinding / bak / air bersih harus disetujui Assisten Teknis. e. Floor drain yang digunakan harus disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. f. Floor drain dihubungkan ke bak peresap dengan pipa PVC 2 klas standart B. g. Tong air kapasitas 1,6 M3 dipasang diatas stelling kayu belian seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar. h. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah didapatkan dipasaran, kecuali bila ditentukan lain. 23.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. b. Jika dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan pengganti harus disetujui Assisten Teknis berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor. c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi lapangan termasuk mempelajari bentuk pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar. d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan / perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

f.

Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan. g. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas. h. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan lancar dipergunakannya. PASAL 24 PEKERJAAN LISTRIK, PENERANGAN DAN LAIN-LAIN 24.1 Lingkup Pekerjaan - Melaksanakan seluruh instalasi penerangan, stop kontak dan penangkal petir didalam bangunan. - Menyediakan dan memasang seluruh panel listrik. - Mengerjakan seluruh instalasi pentanahan. 24.2 Persyaratan Bahan - Semua bahan atau peralatan harus baru (bukan barang bekas atau hasil perbaikan). - Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas yang cukup. - Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum. Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan syarat : o Tidak menyebabkan system menjadi sulit o Tidak menyebabkan pertambahan bahan o Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya o Tidak menurunkan mutu 24.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan - Bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta menggunakan merek yang sama. - Dalam setiap hal, suatu bagian dari peralatan yang jumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali peralatan itu dipasang, sehingga merupakan unit yang lengkap. - Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatannya atau mereknya, hal ini dapat dimaksudkan untuk mengikat mutu, tipe perencanaan dan karakteristik, serta untuk dapat membandingkannya dengan produk setara dari merek lain. - Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus di uji, sehingga diperoleh hasil yang baik dan dapat bekerja dengan sempurna sesuai dengan persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila diperlukan bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta Assisten Teknis untuk diuji ke laboratorium atas tanggungan biaya Kontraktor. - Setiap bagian instalasi yang akan ditutup harus di uji sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil baik menurut PLN, spesifikasi dan pabrik. - Semua panel listrik sebelum dan sesudah dipasang harus di uji tegangan dan tahanan isolasi dalam keadaan baik. Juga harus di uji system kerja sesui dengan spesifikasi yang di isyaratkan. - Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna. - Semua penyambungan harus diperiksa agar tersambung dengan mantap dan tidak terjadi kesalah-salahan atau popularitas. - Tahanan tanah harus di uji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan. - Penguji harus bersama Pembantu Pengendali Kegiatan dan dibuat laporan tertulis.

- Setelah menyerahkan pada tahap 1, kontraktor wajib melaksanakan masa pemeliharaan seluruh instalasi dan peralatan tetap dalam keadaan baik dan bekerja semurna. - Kerusakan karena kesalahan pemasangan atau peralatan harus diperbaiki dan bila perlu diganti baru. PASAL 25 PEKERJAAN TIMBUNAN 25.1 Timbunan 25.1.1 Umum 1. Uraian Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, menempatkan dan memadatkan tanah atau bahan timbangan lainnya, yang disetujui untuk pembangunan badan jalan sampai kapada garis batas, kemiringan dan ketinggian penampang melintang yang ditentukan atau disetujui. 2. Definisi Timbunan yang dicakup oleh persyaratan ini adalah timbunan tanah biasa untuk badan jalan, dengan plastisitas rendah (bahan berbutir) yang harus ditimbun dan dipadatkan. 3. Toleransi Ukuran Semua permukaan akhir timbunan yang nampak harus cukup rata, halus dan seragam, serta mempunyai kemiringan yang cukup menjamin lintasan bebas air permukaan dan tidak boleh kurang dari 2 cm. 25.1.2 Bahan Bahan timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa terdiri dari, galian bahan tanah atau bahan berbutir-butir yang disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis sebagai bahan yang cocok untuk digunakan dalam pengerjaan penimbunan. 25.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan 1. Penyiapan Lapangan a. Sebelum menempatkan timbunan di lapangan, pekerjaan pemotongan dan pembersihan termasuk lubang-lubang yang disebabkan pembongkaran akar-akar harus diselesaikan. Semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang. b. Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukit atau dipasang di atas timbunan baru atau timbunan lama, kemiringan yang ada harus dipotong untuk membuat permukaan dudukan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan. 2. Penimbunan a. Timbunan harus dipersiapkan sampai permukaan yang ditentukan, dihampar dalam lapisan-lapisan dan yang reta tidak melebihi ketebalan 20 cm. b. Bahan timbunan harus diangkut secara langsung dari daerah galian / quary ketempat yang sudah disiapkan dan dihampar. c. Penimbunan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau dibawah kondisi basah. 3. Pemadatan a. Segera setelah penempatan dan penebaran timbunan, masingmasing lapisan tanah harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadat yang cocok dan memadai sampai disetujui dan

diterima Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) / Assisten Teknis. b. Pamadatan harus dimulai dari ujung paling luar kemudian masuk ke tengah dalam satu cara, masing-masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama. c. Timbunan di ujung jembatan (Oprit), tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari garis batas rencana lantai jembatan sampai bangunan atas jembatan dipasang. 25.1.4 Cara Pengukuran Pembayaran 1. Volume yang harus diukur untuk pembayaran berupa meter kubik, atas dasar penampang dan profil yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau diukur di lapangan sebelum suatu timbunan ditempatkan pada garis batas, kelandaian dan permukaan yang telah disetujui. Cara perhitungan berupa, luas rata-rata penampung melintang pekerjaan berjarak tertentu yang telah disetujui. 2. Timbunan yang digunakan / ditempatkan diluar batas-batas lapangan kerja, diluar penampang yang disetujui, untuk menimbun bahan-bahan buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki galian bahan-bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran. 25.1.5 Dasar Pembayaran Volume yang diukur sebagaimana hal diatas (berapapun jarak angkutnya), akan dibayar per satuan pengukuran meter kubik (M 3) pada harga yang bersangkutan yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran pekerjaan timbunan yang merupakan kompensasi penuh untuk mendapatkan, memasang dan memadatkan. PASAL 26 PENUTUP 26.1 26.2 26.3 Setelah seluruh pekerjaan selesai 100% (seratus persen) pada saat sebelum penyerahan pertama, segala sampah, potongan-potongan kayu dan lainnya harus disingkirkan. Harga yang ditawarkan dalam pelelangan merupakan biaya lumsump dan sudah termasuk pajak-pajak keuntungan, asuransi pelaksanaan (CAR) dan biaya perijinan yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan ini. Jika masih ada pekerjaan yang belum masuk / terlupakan menurut analisa pemborong dalam BQ (Lampiran Buku RKS), maka pemborong berhak menambahkan atau merubahnya karena BQ yang dibuat hanya sebagai acuan penilaian penawaran. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini akan diatur kemudian.

26.4

Anda mungkin juga menyukai