Anda di halaman 1dari 0

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Teori Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau
kognitif adalah faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (over behavior). (Notoatmodjo, 2003)
b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang mencakup
dalam domain kognitif ada 6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, menyatakan, mendefinisikan, dan sebagainya.
6
7
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Misalnya bisa
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan
dari kasus yang diberikan.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
struktur organisasi. Kata kerja untuk kemampuan ini yaitu dapat
membedakan, mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan,
dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap materi atau obyek.
8
Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2003), sebelum orang
menghadapi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:
a) Awereness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.
b) Interest, yakni orang yang mulai tertarik pada stimulus.
c) Evaluation (menimbang-nimbang), baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya.
d) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
e) Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Dalam proses seseorang mengetahui akan dipengaruhi oleh
beberapa hal atau faktor, menurut Sukmadinata (2003) faktor yang
mempengaruhi digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1) Faktor Internal
a) Jasmani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.
b) Rohani
Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,
psikomotor, serta kondisi afektif dan kognitif individu.
9
2) Faktor Eksternal
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang
yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih
rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir sejauh
mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari
gagasan tersebut.
b) Paparan media massa
Melalui berbagai media, baik cetak maupun eklektronik,
berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga
seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio,
majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi
lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak
pernah terpapar informasi media. Hal ini berarti paparan media
massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang.
c) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun
kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik
akan mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status
ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi
10
pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang
termasuk kebutuhan sekunder.
d) Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan
saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang
dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar
informasi, sementara faktor hubungan sosial juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk
menerima pesan menurut model komunikasi media.
e) Pengalaman
Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh
dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya,
misalnya seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan yang
mendidik, seperti seminar dan berorganisasi, sehingga dapat
memperluas pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-
kegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.
d. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas daripada
manusia itu sendiri. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu
respon seseorang (organisme) terhadap stimulasi yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan. Blum (1986) menyatakan ada 4 faktor yang
11
mempengaruhi derajat kesehatan pada manusia yaitu genetik
(hereditas), lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku.
(Notoatmodjo, 2007)
Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007) ada
3 faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun
kelompok sebagai berikut:
1) Faktor yang mempermudah (Predisposing factor) yang mencakup
pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial, dan unsur lain
yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat.
2) Faktor pendukung (Enabling factor) antara lain umur, status sosial
ekonomi, pendidikan, dan sumber daya manusia.
3) Faktor pendorong (Reinforcing factor) yaitu faktor yang
memperkuat perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan
adanya sikap suami, orang tua, tokoh masyarakat atau petugas
kesehatan.
e. Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu cara tradisional (non ilmiah) dan cara modern
(ilmiah).
12
1) Cara tradisional (non ilmiah)
Cara ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan sebelum
ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara
sistematis dan logis.
Cara penentuan pengetahuan secara tradisional antara lain:
a) Coba-coba dan salah
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara ini
dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil akan dicoba dengan kemungkinan yang lain.
b) Cara kekuasaan (otoritas)
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat
yang diketemukan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa
menguji atau membuktikan kebenaran terlebih dahulu
berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada pada
masa lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali
seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Untuk
13
menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan
berpikir kritis dan logis.
d) Melalui jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.
2) Cara modern (ilmiah)
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat
ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh
kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan observasi
langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta
sebelumnya dengan objek penelitian. (Notoatmodjo, 2005)
f. Sumber Pengetahuan
Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari
berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik,
buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan
sebagainya. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal ahli agama, pemegang
pemerintahan, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2005)
2. Praktik atau Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over
behavior). Untuk mewujudkannya perlu fasilitas tingkatan praktik yaitu :
(Notoatmodjo, 2003)
14
a. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan
yang akan di ambil.
b. Respons terpimpin (Guided Response)
Dapat melakukan sesuatu yang sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh.
c. Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang secara otomatis bisa melakukan sesuatu dengan
benar.
d. Adopsi (Adoption)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.
Menurut Kurt Lewin dalam Azwar (2003). Merumuskan model
hubungan perilaku yang menyatakan bahwa perilaku adalah dipengaruhi
karakteristik individu dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi
berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian dan sikap yang
saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan
faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan
mempunyai kekuatan besar dalam menentukan perilaku bahkan kadang-
kadang kekuatannya lebih besar dari pada karakteristik individu, hal inilah
yang menjadikan prediksi perilaku lebih kompleks.
15
3. Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi
bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal. Oleh sebab itu, pemberian ASI perlu
diberikan secara eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan dapat
dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Namun demikian, kendala
yang dihadapi selama ini adalah kesulitan dalam upaya pemantauan
pemberian ASI eksklusif karena belum mempunyai sistem yang dapat
diandalkan. (Profil kesehatan Jateng, 2005)
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh
dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang
ASI. Bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan
baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini
melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. (Roesli, 2000)
Menyusui adalah cara terbaik, namun ada momen-momen ketika
hal ini tidak mungkin dilakukan. Jika ibu terinfeksi HIV, jika kondisinya
jadi sakit atau jika ibu mengadopsi seorang anak mungkin tidak sanggup
untuk memilih untuk tidak menyusui. Karena itu, susu formula adalah
pilihan yang harus diambil. (Klein, 2008)
a. Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah
bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain (susu formula,
16
jeruk, madu, air putih, air teh) dan tanpa tambahan makanan padat
(pisang, bubur, susu, dan lain-lain). Dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya 4 bulan tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. (Roesli, 2000)
b. Manfaat Pemberian ASI Secara Eksklusif
Memberikan ASI secara eksklusif berarti keuntungan untuk semua
yaitu: bagi bayi, ibu, majikan, lingkungan dan masyarakat.
1) Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi (Roesli, 2000)
Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang
dapat dirasakan.
Berikut manfaat terpenting yang diperoleh bayi:
a) ASI Eksklusif Sebagai Nutrisi
ASI Eksklusif merupakan sumber gizi yang sangat ideal
dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan
kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang
paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan
tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan
tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal
sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai
diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia
2 tahun atau lebih.
17
b) ASI Eksklusif Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Bayi yang baru lahir sacara alamiah mendapat imunoglobulin
(zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui plasenta (ari-ari).
Setelah bayi dilahirkan kekebalan akan berkurang. Apabila
bayi diberi ASI eksklusif, zat-zat kekebalan yang terkandung
didalamnya akan melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi, bakteri, virus, parasit dan jamur.
c) ASI Eksklusif Meningkatkan Kecerdasan
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan, yaitu:
(1) Faktor Genetik : Diturunkan oleh orang tua
(2) Faktor Lingkungan, antara lain:
Faktor yang menentukan apakah faktor genetik akan dapat
tercapai optimal.
Secara garis besar terdapat tiga jenis kebutuhan untuk
faktor lingkungan
(a) Kebutuhan untuk pertumbuhan fisik- otak (ASUH).
(b) Kebutuhan untuk perkembangan emosional dan
spiritual (ASIH).
(c) Kebutuhan untuk perkembangan intelektual dan
sosialisasi (ASAH).
d) ASI Eksklusif Meningkatkan Jalinan Kasih Sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu
akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa
18
aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar
detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam
kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan
menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk
kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
2) Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Ibu (Roesli, 2000)
a) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
Bila bayi segera setelah dilahirkan akan meningkatkan kadar
oksitosin yang berguna untuk kontriksi/ penutupan pembuluh
darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.
b) Mengurangi anemia
Oleh karena bisa mengurangi perdarahan maka bisa
mengurangi resiko anemia.
c) Menjarangkan kehamilan
Menyusui adalah cara kontrasepsi yang aman, murah, dan
cukup berhasil.
d) Mengecilkan rahim lebih cepat
Hisapan bayi merangsang oksitosin yang akan membantu
proses pengecilan rahim.
19
e) Mengurangi kemungkinan terjadinya kanker
Penelitian menunjukkan dengan menyusui hingga 2 tahun bisa
menurunkan angka kejadian kanker payudara sebesar 25% dan
resiko kanker indung telur 20-25%.
f) Lebih ekonomis dan murah
Dengan pemberian ASI bisa menghemat uang untuk membeli
susu formula, dot serta biaya berobat ke pelayanan kesehatan.
g) Hemat waktu, portabel dan praktis
ASI langsung bisa diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan
air, botol dan kompor. Portabel artinya bisa dibawa kemana-
mana serta air susu bisa diberikan di mana saja dan kapan saja.
h) Memberi kepuasan bagi ibu
Ibu yang berhasil memberi ASI akan merasa bahagia dan
bangga.
3) Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Majikan (Roesli, 2000)
Penelitian Cohen dan kawan-kawan, di Amerika pada tahun 1995
menunjukkan bahwa ibu bayi ASI eksklusif lebih jarang bolos
(25%) dibandingkan ibu bayi susu formula (75%), karena bayi ASI
eksklusif lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi susu
formula.
4) Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Lingkungan dan
Masyarakat (Roesli, 2000)
Air susu ibu akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi
dunia. Dengan hanya memberi ASI manusia tidak memerlukan
20
kaleng susu, karton dan kertas pembungkus, botol plastik, dan dot
karet.
c. Komposisi ASI
1) Perbedaan komposisi ASI eksklusif dari hari ke hari (stadium
laktasi) sebagai berikut (Roesli, 2000)
a) Kolostrum (susu jolong), yaitu:
ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4/ ke-7
berupa cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi
dan berprotein tinggi. Karbohidrat dan lemak lebih rendah
dibandingkan dengan susu matur.
b) Air susu transisi (peralihan), yaitu:
ASI yang keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ ke-14
ASI transisi kadar protein makin rendah, sehingga kadar
karbohidrat dan lemak makin tinggi. Volume makin meningkat.
c) Air susu matang (mature),yatu:
ASI yang keluar setelah hari ke-14. Pada ibu yang sehat dengan
produksi ASI yang cukup, ASI merupakan makanan satu-
satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6
bulan.
2) Perbedaan komposisi ASI eksklusif dari menit ke menit (Roesli,
2000)
ASI yang keluar pada menit pertama dinamakan foremik. Foremik
mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar
kemudian (hindmilk). Foremik lebih encer. Hindmilk mengandung
21
lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding foremik. Diduga hindmilk
inilah yang mengenyangkan bayi.
d. Teknik menyusui yang benar (Suradi, 2004)
1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai
manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara.
a) Ibu duduk atau berbaring dengan santai. Bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung
dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
b) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan,
kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu. Kepala tidak boleh
tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan
ibu.
c) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang
satu di depan.
d) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang di bawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya
saja.
22
4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex)
dengan cara :
a) Menyentuh pipi dengan puting susu atau,
b) Menyentuh sisi mulut bayi.
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan
ke payudara ibu dan puting serta areola dimasukkan ke mulut
bayi :
a) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut
bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan
lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan
ASI yang terletak di bawah areola.
b) Setelah bayi mulai mengisap payudara tak perlu dipegang atau
disangga lagi.
e. Cara Pengamatan Teknik Menyusui Yang Benar (Suradi, 2004)
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting
susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.
Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar
yaitu :
1) Bayi tampak tenang
2) Badan bayi menempel pada perut ibu
3) Mulut bayi terbuka lebar
4) Dagu bayi menempel pada payudara ibu
23
5) Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bagian
bawah lebih banyak yang masuk.
6) Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7) Puting susu ibu tidak terasa nyeri
8) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9) Kepala agak menengadah
10) Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong,
sebaiknya ganti dengan payudara yang satunya.
Cara melepas isapan bayi yaitu :
a) Jari kelingking ibu dimasukan ke mulut bayi melalui sudut
mulut atau,
b) Dagu bayi ditekan ke bawah.
11) Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum
terkosongkan (yang dihisap terakhir).
12) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan di sekitar areola. Biarkan kering
dengan sendirinya.
13) Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari
lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui.
Cara menyendawakan bayi adalah :
24
a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu,
kemudian punggungnya ditepuk perlahan lahan.
b) Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan.
f. Lama Dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand), karena
bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui
bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, dan
sebagainya) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang
sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya
bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur, dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik,
karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI
selanjutnya. Dengan menyusui tanpa dijadwal, sesuai kebutuhan bayi,
akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Menyusui pada malam
hari sangat berguna bagi ibu yang bekerja, karena dengan sering
disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara, maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus digunakan kedua payudara dan
diusahakan sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI tetap
baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir
25
disusukan. Selama masa menyusui, sebaiknya ibu menggunakan
kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu
ketat. (Suradi, 2004)
g. Pengeluaran ASI
Apabila ASI berlebihan sampai keluar memancar, maka
sebelum menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu, untuk
menghindari bayi tersedak atau enggan menyusu. Pengeluaran ASI
juga berguna pada ibu bekerja yang akan meninggalkan ASI bagi
bayinya di rumah, ASI yang merembes karena payudara penuh, pada
bayi yang mempunyai masalah mengisap (misal BBLR),
menghilangkan bendungan atau memacu produksi ASI saat ibu sakit
dan tidak dapat langsung menyusui bayinya.
Menurut Suradi, (2004) pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu:
1) Pengeluaran ASI dengan tangan.
Cara ini yang lazim digunakan karena tidak banyak membutuhkan
sarana dan lebih mudah.
a) Ibu diminta mencuci tangan sampai bersih.
b) Ibu atau keluarganya menyiapkan cangkir atau gelas bertutup
yang telah dicuci dengan air mendidih.
c) Payudara dikompres dengan kain handuk yang hangat dan
dipijat dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke arah
26
areola, ulangi pemijatan ini pada sekitar payudara secara
merata.
d) Dengan ibu jari di sekitar areola bagian atas dan jari telunjuk
pada sisi yang lain, lalu daerah areola ditekan ke arah dada.
e) Daerah areola diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk, jangan
memijat atau menekan puting, karena dapat menyebabkan rasa
nyeri atau lecet.
f) Ulangi tekan-peras-lepas-tekan-peras-lepas, pada mulanya ASI
tak keluar, setelah beberapa kali maka ASI akan keluar.
g) Gerakan ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua
sisi, agar yakin bahwa ASI telah diperas dari semua segmen
payudara.
2) Pengeluaran dengan pompa
Bila payudara bengkak (engorgement) dan puting susu terasa nyeri,
maka akan lebih baik bila ASI dikeluarkan dengan pompa
payudara. Pompa dapat digunakan bila ASI benar-benar penuh,
tetapi pada payudara yang lunak akan lebih sukar. Ada 2 macam
pompa yang dapat digunakan yaitu pompa tangan dan listrik; yang
biasa digunakan adalah pompa payudara tangan.
Cara pengeluaran ASI dengan pompa payudara tangan :
a) Tekan bola karet untuk mengeluarkan udara.
b) Letakkan ujung leher tabung pada payudara dengan puting susu
tepat di tengah, dan tabung benar-benar melekat pada kulit.
27
c) Bola karet dilepas, sehingga puting susu dan areola tertarik ke
dalam.
d) Tekan dan lepas beberapa kali, sehingga ASI akan keluar dan
terkumpul pada lekukan penampung pada sisi tabung.
e) Setelah selesai dipakai atau akan dipakai, maka alat harus
dicuci bersih dengan menggunakan air mendidih. Bola karet
sukar dibersihkan, oleh karenanya bila memungkinkan lebih
baik pengeluaran ASI dengan menggunakan tangan
h. Penyimpanan ASI
Air susu yang dikeluarkan harus diperlakukan dengan hati-hati,
seperti makanan segar lainnya. Air susu paling baik disimpan dalam
wadah makanan khusus dengan porsi ukuran menyusui. Air susu harus
didinginkan, baik dalam lemari es atau dalam pendingin dengan es
batu, segera setelah dikeluarkan. (Varney, 2007)
Menurut Suradi, (2004) ASI yang dikeluarkan dapat disimpan
untuk beberapa saat. Ada perbedaan lamanya disimpan dikaitkan
dengan tempat penyimpanan.
1) Diudara terbuka/ bebas : 6-8 jam
2) Dilemari es (4
0
C) : 24 jam
3) Dilemari pendingin/ beku (- 18
0
C) : 6 bulan
ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan
dipakai, karena kualitasnya akan menurun, yaitu unsur kekebalannya.
28
ASI tidak cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar
tidak terlalu dingin atau dapat pula direndam di dalam wadah yang
telah berisi air panas.
i. Faktor Yang Menghambat Pemberian ASI Eksklusif (Profil Kesehatan
Jateng, 2007)
1) Rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai
manfaat ASI dan cara menyusui yang benar.
2) Kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas
kesehatan.
3) Faktor sosial budaya
4) Kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja.
5) Gencarnya pemasaran susu formula.
j. Kerugian Jika Tidak Diberikan ASI Eksklusif
Apabila tidak diberikan ASI eksklusif dapat menyebabkan
gangguan pencernaan yang biasanya terjadi pada bayi mengalami
diare, gangguan menyusui karena bayi sudah merasa kenyang sebelum
bayi menyusu ibunya, beban ginjal yang meningkat, alergi terhadap
makanan, gangguan pengaturan selera makan dan perubahan selera
makan. (Aliza, 2007)
4. Keberhasilan ASI Eksklusif (Roesli, 2000)
a. Meningkatkan Produksi ASI
Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor
yang terluas. Sensasi sentuh/ raba adalah indra yang aktif berfungsi
29
sejak dini, karena bayi telah merasakan sejak masa janin. Saat itu,
janin dikelilingi dan dibelai oleh cairan hangat ketuban.
Ujung-ujung saraf yang terdapat pada permukaan kulit akan
bereaksi terhadap sentuhan-sentuhan dan selanjutnya mengirimkan
pesan-pesan ke otak melalui jaringan saraf yang berada di tulang
belakang.
Pijat bayi bermanfaat untuk menaikan berat badan, nafsu
makan, daya tahan tubuh terhadap infeksi, dan mengeratkan ikatan
batin antara bayi dengan orang tua.
Demikianlah, pijat bayi bukan saja mudah dan murah, tetapi
juga akan melipatgandakan keuntungan pemberian ASI secara
eksklusif.
b. Langkah-Langkah Penting Dalam Keberhasilan Pemberian ASI
Eksklusif
Langkah-langkah yang terpenting dalam persiapan keberhasilan
menyusui secara eksklusif. Langkah-langkah ini sangat penting
terutama bagi ibu bekerja. Keberhasilan menyusui memang akan
mempengaruhi seluruh keluarga. Idealnya suami, kakak, nenek dan
kakek, dilibatkan dalam langkah-langkah ini, karena dukungan mereka
sangat berarti. Terdapat tujuh langkah keberhasilan pemberian ASI
eksklusif yaitu:
1) Mempersiapkan payudara bila perlu
2) Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui
30
3) Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan sebagainya
4) Memilih tempat melahirkan yang sayang bayi seperti rumah
sakit sayang bayi atau rumah bersalin sayang bayi
5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara
eksklusif
6) Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi dan atau
konsultasi laktasi, untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran
7) Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI eksklusif
31
B. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat digambarkan kerangka teori
sebagai berikut:
Gambar 2.1
(Sumber : Green, L dalam Notoatmodjo, 2005)
Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Keadaan emosi ibu
f. Keadaan gizi ibu
Praktik Pemberian ASI
Eksklusif
Faktor Pendukung
a. Pendapatan keluarga
b. Tersedianya fasilitas
kesehatan
c. Ketersediaan waktu
Faktor Pendorong
a. Dukungan tenaga kesehatan
b. Dukungan suami dan keluarga
c. Dukungan masyarakat
32
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori tersebut, maka
disusun kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut:
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2.2
D. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan praktik pemberian ASI
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.
Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang ASI Eksklusif
Praktik Pemberian ASI
Eksklusif

Anda mungkin juga menyukai