Anda di halaman 1dari 14

Jantung Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang Amerika dewasa.

Setiap tahunnya, di Amerika Serikat: 1,5 juta orang mengalami serangan jantung. 478000 orang meninggal karena penyakit jantung koroner. 407000 orang mengalami operasi peralihan. 300000 orang menjalani angioplasti. Penyakit jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang mematikan. Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup. Faktor-faktor pemicu serangan jantung ialah Merokok, mengonsumsi makanan berkolestrol tinggi, kurang gerak, malas berolahraga, stres, dan kurang istirahat. Pengenalan Jantung Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, otot-otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian. Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami oleh suatu "pengatur irama". Ini terdiri dari sekelompok secara khusus, disebut nodus sinotrialis, yang terletak didalam dinding serambi kanan. Sebuah impuls listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya di teruskan ke dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole. Selanjutnya periode ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek - kira-kira 0,4 detik - yang disebut diastole, sebelum impuls berikutnya datang. Nodus sinotrialus menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti ini setiap menit ketika jantung sedang santai. Produksi impuls-impuls ini juga dikendalikan oleh suatu bagian sistem syaraf yang disebut sistem syaraf otonom, yang bekerja diluar keinginan kita. Sistem listrik built-in inilah yang menghasilkan kontraksi-kontraksi otot jantung beirama yang disebut denyut jantung. Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner 1. Memasuki usia 45 tahun bagi pria. Sangat penting bagi kaum pria untuk menyadari kerentanan mereka dan mengambil tindakan positif untuk mencegah datangnya penyakit jantung. 2. Bagi wanita, memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini (sebagai akibat operasi). Wanita mulai menyusul pria dalam hal resiko penyakit jantung setelah mengalami menopause.

3. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Riwayat serangan jantung didalam keluarga sering merupakan akibat dari profil kolesterol yang tidak normal. 4. Diabetes. Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula darah, namun karena kondisi komplikasi jantung mereka. 5. Merokok. Resiko penyakit jantung dari merokok setara dengan 100 pon kelebihan berat badan - jadi tidak mungkin menyamakan keduanya. 6. Tekanan darah tinggi (hipertensi). 7. Kegemukan (obesitas). Obesitas tengah (perut buncit) adalah bentuk dari kegemukan. Walaupun semua orang gemuk cenderung memiliki resiko penyakit jantung, orang dengan obesitas tengah lebihlebih lagi. 8. Gaya hidup buruk. Gaya hidup yang buruk merupakan salah satu akar penyebab penyakit jantung - dan menggantinya dengan kegiatan fisik merupakan salah satu langkah paling radikal yang dapat diambil. 9. Stress. Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa, bila menghadapi situasi yang tegang, dapat terjadi arithmias jantung yang membahayakan jiwa. Serangan Jantung Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat mendadak sangat berkurangnya pasokan darah ke situ. Berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu nadi koroner ter blokade selama beberapa saat, entah akibat spasme - mengencangnya nadi koroner - atau akibar pergumpalan darah - thrombus. Bagian otot jantung yang biasanya di pasok oleh nadi yang terblokade berhenti berfungsi dengan baik segera setelah splasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot jantung berfungsi secara betul-betul normal lagi. Ini sering disebut crescendo angina atau coronary insufficiency. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung termaksud mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen. Otot yang mati ini disebut infark. Gejala Serangan Jantung Gejala-gejala ini untuk setiap orang bisa berbeda. Sebuah serangan jantung mungkin dimulai dengan rasa sakit yang tidak jelas, rasa tidak nyaman yang samar, atau rasa sesak dibagian tengah dada. Kadang, sebuah serangan jantung hanya menimbulkan rasa tidak nyaman yang ringan sekali sehingga sering disalahartikan sebagai gangguan pencernaan, atau bahkan lepas dari perhatian sama sekali. Dalam hal ini, satu-satunya cara yang memungkinkan terdeteksinya sebuah serangan jantung adalah ketika harus menjalani pemeriksaan ECG untuk alasan lain yang mungkin tidak berkaitan. Dipihak lain, serangan jantung mungkin menghadirkan rasa nyeri paling buruk yang pernah dialami -

rasa sesak yang luar biasa atau rasa terjepit pada dada, tenggorokan atau perut. Bisa juga mengucurkan keringat panas atau dingin, kaki terasa sakit sekali dan rasa ketakutan bahwa ajal sudah mendekat. Juga mungkin merasa lebih nyaman bila duduk dibanding bila berbaring dan mungkin nafas begitu sesak sehingga tidak bisa santai. Rasa mual dan pusing bahkan sampai muntah, bahkan yang lebih para yaitu ketika sampai kolaps dan pingsan. Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain: 1. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremasremas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia). 2. Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner). 3. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan. 4. Palpitasi (jantung berdebar-debar) Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan. Tanda-tanda Peringatan Dini Bagaimanapun, salah sekali pendapat bahwa sebuah serangan jantung datang seperti petir di siang bolong. Serangan jantung adalah puncak bencana dari sebuah proses kerusakan yang berlangsung lama, yang sering melibatkan kejutan-kejutan emosional, kekacauan fisiologis dan kelelahan mental. Tanda-tanda peringatan dini begitu subyektif dan begitu tersamar, sehingga bahkan dokter yang terlatih untuk mengukur segala sesuatu secara obyektif masih bisa mengabaikannya. Diagnosis Berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan, seorang dokter dapat membuat perkiraan yang nalar tentang apakah gejala-gejala itu mengisyaratkan serangan jantung atau tidak. Kecurigaannya mungkin diperkuat oleh penampilan si penderita, tingkat tekanan darah dan bunyi detak jantung. Dokter mungkin akan mengirimnya ke pemeriksaan ECG dan uji darah, tetapi bila masih merasakan nyeri, dokter barangkali akan memberi suntikan penghilangrasa nyeri sebelum pemeriksaan itu. Ini karena nyeri yang menakutkan dapat membawa ke jurang yang lebih dalam, yang bisa menyebabkan gejala jantung. Nyeri itu juga dapat menimbulkan dampak psikologis jangka panjang. ECG pertama mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda serangan jantung dan mungkin pemeriksaan itu harus

diulang. Kadang-kadang uji yang kedua pun masih tidak menunjukkan perubahan, dan selama hal ini, diagnosis akan bergantung pada pemeriksaan darah. Jantung, seperti semua sel tubuh lain, mengandung bahan-bahan kimia khusus yang disebut enzim. Ketika sel-sel jantung mengalami kerusakan, enzim-enzim yang dilepaskan beredar bersama aliran darah. Setelah sebuah serangan jantung, kadar sebagian enzim ini langsung naik, tetapi selanjutnya enzim-enzim tersebut lekas mengurai dan karena itu tidak terdeteksi lagi setelah sehari atau dua hari; ada enzim yang baru dilepaskan beberapa jam atau bebera hari kemudian tetap tinggal dalam darah selama beberapa hari atau bahkan beberapa minggu. 10 anggapan salah tentang penyakit jantung 1. Penyakit jantung hanya terjadi pada orang gemuk saja 2. Penyakit jantung tidak bisa pada anak atau orang muda 3. Wanita terbebas dari penyakit jantung 4. Penyakit jantung hanya satu macam 5. Jantungnya sehat, tak mungkin bisa sakit jantung 6. Tidak ada hubungan dengan serangan stroke 7. Penyakit jantung merupakan penyakit keturunan 8. Penyakit jantung tidak dapat dicegah 9. Terkena penyakit jantung sebab sering dikagetkan 10.Penyakit jantung muncul sebab sering mengonsumsi menu jantung pisang Pustaka Gowan Mary & Castolli William, Menjaga Kebugaran Jantung, tr.by: Patuan Raja; Sugeng Hariyanto & Sukon, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001. Patel Chandra, Panduan Praktis Mencegah & Mengobati Penyakit Jantung, tr.by: Alextri Aantjono Widodo, PT Gramedia, Jakarta, 1998. Pearce Evelyn, Anatomi & Fisiologi Untuk Paramedis, tr.by: Sri Yuliani Handoyo, PT Gramedia, Jakarta, 2002. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_jantung 21 Maret 2009 Sumber Gambar : http://media.photobucket.com/image/serangan %2Bjantung/truebluesky/health/heartattack.jpg http://youdee12.files.wordpress.com/2008/12/cardio.gif Diposkan oleh Akang di 05:18 0 komentar

JENIS PELAYANAN JANTUNG (CARDIAC CENTER)

Jenis Pelayanan Jantung (Cardiac Center) : 1. EKHOKARDIOGRAFI Adalah pemeriksaan dengan menggunakan prinsip gelombang suara ultra (ultra sound) untuk melihat anatomi jantung saat bergerak (berdenyut), sehingga dapat diketahui adanya gangguan gerakan otot jantung, kebocoran sekat jantung, penyempitan / kebocoran katub jantung, ukuran ruang jantung, maupun adanya cairan serta tumor pada rongga jantung. 2. TEST TREADMILL (Uji Latih Jantung Beban) Adalah alat untuk merekam perubahan EKG, tekanan darah dan frekuensi denyut jantung serta mengetahui kapasitas fungsi jantung waktu beraktivitas, ini penting bagi orangorang yang mengalami : Keluhan nyeri dada (EKG tidak khas) laki-laki >40 tahun atau wanita setelah monopouse yang disertai faktor resiko penyakit jantung koroner (PJK) seperti merokok, kegemukan, kurang aktivitas, hipertensi, dan kencing manis (DM), pasca rawat dengan angina pektoris tak stabil, pasca serangan jantung, dsb. Pemeriksaan ini sering juga digunakan untuk deteksi dini PJK disamping untuk menilai kesegaran jasmani. 3. KATETERISASI JANTUNG (Angiografi Koroner dll) Merupakan prosedur diagnostik dengan cara memasukkan kateter yang dibuat dari bahan plastik khusus berdiameter 2mm, yang didisain khusus untuk pemeriksaan jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan ini dilakukan melalui suatu sayatan kecil dikulit daerah lipat paha atau lengan, dengan bius lokal, lalu kateter dimasukkan melalui jalur pembuluh darah sampai ke jantung, dengan bantuan zat kontras yang disuntikkan dapat diketahui adanya kelainan anatomi jantung, penyempitan / sumbatan pembuluh koroner, gangguan fungsi pompa jantung, dsb. Pemeriksaan ini merupakan hal terpenting untuk deteksi penyakit jantung koroner serta untuk tindakan lebih lanjut seperti balonisasi koroner baik dengan maupun tanpa stent, atau operasi bedah pintas koroner. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit kutub jantung dan kelainan jantung bawaan. 4. BMV (Balon Mitral Valpoloplasty) Merupakan tindakan intervensi non bedah pada penyempitan katub mitral (stenosis mitral) dengan menggunakan balon khusus, dengan tindakan yang menyerupai kateterisasi jantung. Kelainan stenosis mitral umumnya terjadi akibat demam rematik yang terjadi pada usia anak-anak / remaja. Pasien biasanya mengeluh lekas capek, sesak nafas dan berat badan sulit bertambah (cenderung kurus).

5. PERCUTANEUS CORONARY INTERVENTION Merupakan tindakan intervensi non bedah dengan kateter khusus melalui sayatan 2 mm di kulit (seperti kateterisasi jantung) untuk memasukkan ballon (bisa juga dengan stent : semacam cincin kecil yang mirip "per" ballpen), pada pembuluh darah coroner yang menyempit agar dapat dilebarkan / dibuka untuk melancarkan kembali aliran darah. Tindakan ini dilakukan setelah diketahui adanya penyempitan pembuluh darah koroner dari pemeriksaan angiografi koroner (kateterisasi jantung). 6. Pemasangan Pacu Jantung Sementara maupun Permanen Tindakan ini dilakukan apabila terjadi gangguan / blok pada sistem listrik jantung dimana frekuensi denyut jantung menjadi sangat lambat sehingga menimbulkan keluhan atau dapat menimbulkan bahaya pada pasien tersebut.Pacu jantung sementara dapat dilepas setelah irama jantung menjadi normal, tetapi bila tidak ada perubahan, maka dipasang pacu jantung permanen. 7. Operasi Bedah Pintas Koroner atau Ganti Katub Jantung Operasi ini dilakukan bila terdapat penyempitan pembuluh darah koroner yang cukup berat yang tidak ideal untuk dilakukan balonisasi koroner (PCI). Pada operasi ini pembuluh darah yang menyempit / tersumbat akan diberi aliran pengganti dari pembuluh darah kaki (bisa juga pembuluh darah dada atau lengan) yang disambungkan langsung dari Aorta (arteri besar) dialirkan melampaui (mem-by pass) penyempitan arteri koroner, sehingga aliran koroner menjadi lancar kembali. Sedangkan operasi ganti katub jantung dilakukan apabila terdapat penyempitan atau kebocoran katub kaki kanan / kiri berat yang tidak cukup lagi diatasi dengan obat-obatan dan sulit diatasi dengan tindakan lain. Sumber : >Jenis Pelayanan Jantung (Cardiac Center) di Rumah Sakit Dr. Kariadi :http://www.rskariadi.com/fasilitas/jantung-a-pembuluh-darah.html 21 Januari 2009 Sumber Gambar : http://www.fai-kao.com/files/images/Jantung.jpg Diposkan oleh Akang di 04:56 0 komentar

PERNIKAHAN, EMOSI DAN KESEHATAN JANTUNG

Para spesialis jantung sering kali mengatakan, ketika melakukan terapi, yang perlu dibenahi adalah permasalahan yang berkaitan dengan emosi pasien, karena berbagai permasalahan yang timbul akibat kehidupan pernikahan yang tidak harmonis dapat mempengaruhi kesehatan jantung.

Sebuah penelitian gabungan dari San Diego State University dan University of Pittsburgh telah membuktikan bahwa kehidupan pernikahan yang sangat memuaskan dapat mengurangi faktor-faktor serangan penyakit jantung, dengan demikian dapat memperpanjang usia. Di dalam penelitian yang sudah berjalan 13 tahun ini, para peneliti melakukan survei mengenai tingkat kepuasan kehidupan pernikahan terhadap 493 orang kaum ibu yang berusia antara 42 sampai dengan 50 tahun. Hal-hal yang diamati meliputi waktu kumpul bersama, taraf komunikasi, kehidupan seksual, pandangan mengenai ekonomi keluarga, hobi, karakter, sifat dan lain-lain. Para peneliti juga melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap mereka, termasuk pengukuran tekanan darah, berat dan tinggi tubuh, memonitor kondisi kesehatan, apakah merokok, suka olahraga dan lain-lain. Mereka juga memeriksa kondisi kesehatan psikologi, termasuk depresi, stress, dan tekanan batin lain. Hasilnya menunjukkan, orang yang sangat puas dalam pernikahan, jika dibandingkan dengan orang yang kurang puas atau belum menikah, mempunyai faktor-faktor serangan penyakit jantung yang lebih sedikit. Dr. Stephen T. Sinatra adalah seorang dokter spesialis jantung, terkenal dengan pengobatan penyakit jantung melalui keseimbangan gizi dan energi. Dia juga merupakan editor jurnal kedokteran Jantung, Kesehatan Dan Gizi. Di dalam bukunya Heartbreak & Heart Disease yang diterbitkan 1996, pernah membahas permasalahan pengaruh emosi terhadap jantung. Akhir-akhir ini, dalam karya tulis khususnya di situs www.bokee.com, dia menguraikan hasil pengamatannya selama bertahun-tahun mengenai penanganan penyakit jantung dengan topik pernikahan dan kesehatan jantung. Dr. Sinatra mengatakan, tekanan batin yang diakibatkan oleh emosi yang ditahan mulai dari patah hati, terlalu sedih, sampai dengan rasa bermusuhan dan amarah, dapat mengakibatkan tersumbatnya aorta jantung Anda, efeknya mirip dengan oksidasi kolesterol, keracunan logam, insulin, radiasi dan darah yang mengental dan lengket. Menurutnya, banyak penelitian yang sudah membuktikan hubungan tubuh dan hati. Dr. Sinatra menyatakan, tekanan batin adalah mematikan. Kadang-kadang penyakit jantung dapat membuat manusia mengerti sampai sebesar apakah daya bunuh tekanan batin. Meskipun sebagian orang sudah mengerti tetap juga selamanya tidak dapat merubah keadaan yang ada. Dia mengatakan, Para pasien pernah mengutarakan keluhan kepada kami, tekanan batin yang berasal dari kehidupan, mungkin karena pekerjaan, ataupun pernikahan, benar-benar sangat melukai mereka. Semua nasehat, obat-obatan dan suplemen gizi tidak ada yang mampu mengompensasi kerusakan yang diakibatkan oleh tekanan batin.

Sebaliknya, perasaan yang puas akan sebuah pernikahan yang harmonis, pekerjaan yang menggembirakan cukup untuk memelihara jantung. Dikatakannya pula, penelitian terkait dan pengamatannya dalam praktek klinis semuanya menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: Kesepian mendatangkan risiko serangan jantung. Pasangan nikah lebih jarang mendapatkan serangan jantung dari pada yang hidup sendiri, namun pernikahan yang tidak harmonis memiliki daya rusak yang besar bagi jantung. Survei terhadap manula kelompok usia delapan-sembilan puluh tahun menunjukkan, usia panjang sangat erat berhubungan dengan kesehatan pernikahan. Sebuah penelitian yang luar biasa dilakukan pada 2006 telah menarik perhatian banyak orang, dia mengungkap hubungan apa saja yang ada antara pernikahan dan kesehatan jantung. Penelitian tersebut dilakukan oleh Tim Smith, seorang ahli psikologi dari Utah State University. Smith telah merekrut 150 pasangan yang sehat, kebanyakan berusia di atas 60 tahun, tidak seorangpun dari mereka yang memiliki sejarah terserang penyakit jantung. Setiap pasangan disurvei dan direkam gambarnya oleh psikolog peneliti. Topik pembicaraan dalam survei dipilih sendiri oleh pasangan yang bersangkutan, meliputi keuangan, hubungan keluarga, anak, liburan dan urusan rumah tangga yang menimbulkan perselisihan. Pasangan suami istri berhadapan untuk mendiskusikan topik yang dipermasalahkan di depan kamera. Anggota peneliti menilai pandangan pasangan-pasangan tersebut, mulai dari sifat yang bersahabat sampai ke permusuhan, menurut sampai ke penguasaan cinta. Tutur kata dan perilaku pada saat diskusi, merupakan miniatur pola kehidupan mereka dalam jangka panjang, dapat mencerminkan keadaan mereka yang sebenarnya. Setelah dua hari melakukan komunikasi seperti ini, seluruh peserta harus menerima pemeriksaan CT Scan khusus pada rongga dada. Berdasarkan hasil scanning, dokter akan menetapkan kadar pengapuran pembuluh nadi tajuk jantung, hal ini dapat dipakai sebagai ukuran kondisi endapan thrombosit pada arteri jantung. Sekalipun hasil scanning belum ada yang menunjukkan bahwa pengerasan pembuluh nadi tajuk jantung sudah sedemikian buruknya sehingga harus segera dirawat di bagian gawat darurat, namun ada sebagian yang keadaannya kurang baik, terdapat risiko masalah pada pembuluh nadi tajuk jantung. Kesimpulan : Dalam diskusi apabila pandangan sang istri semakin mengandung permusuhan, kadar pengapuran pembuluh darahnya semakin tinggi. Taraf pengapuran yang paling tinggi adalah para istri yang menunjukkan sikap paling bermusuhan dan paling tidak bersahabat,

di mana sang suami juga menunjukkan permusuhan dan tidak bersahabat." Kesimpulan yang didapat oleh Smith adalah, jika hasrat menguasai besar atau menikah dengan istri yang mempunyai hasrat menguasai yang besar, seorang pria akan mudah menderita arteriosclerosis. Bila tidak demikian taraf risiko menderita gangguan arteriosclerosis agak rendah. Pada perselisihan dalam pernikahan, niat bermusuhan pihak wanita akan berpengaruh jelek terhadap jantung, tindakan menguasai oleh wanita tidaklah baik bagi jantung pria. Bagaimana kita berkomunikasi dalam keadaan ini akan mempengaruhi kesehatan kita. Kedua belah pihak hendaknya menghindari niat bermusuhan dan hasrat menguasai. Apa pun adanya, kesimpulannya sama, tekanan batin mempunyai daya bunuh. Hal yang menarik adalah, semakin seorang istri berbicara dengan niat bermusuhan, pembuluh darahnya semakin mudah terjadi pengapuran. Banyak pasien saya setelah mendengar pembuluh nadi tajuk jantungnya mengalami pengapuran merasa sangat terkejut, karena faktor-faktor risiko lainnya tidak bermasalah. Mereka ingin tahu mengapa mereka bisa mendapatkan penyakit ini. Jawabannya menyangkut permasalahan lain di dalam kehidupan mereka telah menanggung seberapa banyak tekanan batin. Saya melakukan scanning ini telah bertahun-tahun, saya menjumpai banyak orang yang tidak mempunyai faktor-faktor risiko penyakit jantung, namun tetap mempunyai masalah pengapuran pada pembuluh nadi tajuk jantung, sebabnya adalah tekanan batin. (Yang Tianyi/Wei De/The Epoch Times/prm) Sumber : http://www.erabaru.or.id/20090120935/pernikahan-emosi-dan-kesehatan-jantung.html Sumber Gambar: http://www.thecolor.com/images/Happy-Family.gif Diposkan oleh Akang di 04:06 0 komentar

ASAL USUL BEDAH JANTUNG

SEMASA Perang Dunia kedua (1939-1945), para dokter menemukan langkah maju bidang tranfusi darah, pembiusan (anastesi-red) dan antibiotik yang mendorong pengembangan bedah jantung modern. Seorang ahli bedah Angkatan Darat Amerika Serikat dokter Dwight Harken mengeluarkan pecahan peluru meriam dari jantung seorang prajurit yang masih berdetak dengan memasukan jemarinya ke lubang luka, menemukan serpihan logam dan mengeluarkannya. Kendala utama dalam bedah jantung terbuka adalah saat jantung berhenti berdetak untuk

melakukan operasi, ahli bedah hanya memiliki waktu empat menit untuk melakukan tindakan terhadap jantung pasien. Lebih dari itu, pasokan darah yang berhenti akan mengakibatkan kekurangan oksigen pada otak yang meni mbulkan cacat permanent. Terobosan bedah jantung dilakukan dokter Bill Bigelow (1913-2005) dari Universitas Minesotta yang mempelajari perilaku tidur musim dingin mamalia (hibernasi-red) yang memberi gagasan untuk mengurangi suhu tubuh pasien dari 98 deraja t Fahrenheit menjadi 81 derajat Fahrenheit. Dalam kondisi tersebut, dokter dapat memperpanjang waktu bedah jantung terbuka menjadi sepuluh menit. Perkembangan teknologi memunculkan mesin paru-paru jantung (heart-lung machine) yang ditemukan John Gibbon (1903-1973) di Philadelphia tahun 1953. alat tersebut dihubungkan ke pasien sehingga jantung dapat tetap berfungsi di saat pembedahan berlangsung. Ahli bedah pun lebih leluasa dalam menjalankan operasi karena waktu operasi lebih panjang. Upaya pertama bedah jantung terbuka dengan mesin paru-paru jantung dilakukan tanggal 15 Mei 1953 atas pasien Cecilia Bavolek (18). Cecilia terhubung dengan mesin selama 27 menit di saat dokter Gibbon menjalankan operasi jantung. Prosedur operasi pun berkembang hingga memperbaiki lubang pada jantung. Operasi pertama untuk menangani lubang pada jantung dilakukan tanggal 2 September 1952 oleh dokter F. John Lewis dan dokter Walton Lillehei (1918-1999) atas pasien seorang bocah perempuan berusia lima tahun. Sedangkan operasi by-pa ss jantung pertama dilakukan tahun 1967 oleh ahli jantung Argentina dokter Rene Favaloro (1923-2000) di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat. Disarikan dari The Book of Origins, karya Trevor Homer, Penguin Books, London, 2007 Sumber : http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2008/10/17/0019226/asal-usul.bedah.jantung. 17 Okt 2008 Sumber Gambar : http://www.digitaljournal.com/img/7/9/9/0/2/2/i/3/8/6/o/HeartSurgery.jpg Diposkan oleh Akang di 03:54 0 komentar

KEMACETAN LALU LINTAS TINGKATKAN SERANGAN JANTUNG

RISIKO serangan jantung seseorang akan menjadi tiga kali lebih tinggi ketika ia terperangkap kemacetan lalu lintas selama 1 jam, demikian hasil studi yang dilansir laman American Heart Association (15/3).

Berdasarkan kajian tersebut, perempuan, pria tua, pasien yang tidak memiliki pekerjaan, dan mereka yang memiliki sejarah penyakit jantung adalah yang paling terpengaruh oleh kemacetan. Hasil itu diperoleh setelah mewawancarai hampir 1.500 pasien yang selamat setelah serangan jantung. "Satu faktor potensial bisa jadi adalah udara buangan yang berasal dari mobil lain," kata Annette Peters dari Institute of Epidemiology, Helmoltz Zentrum Muenchen, Jerman. "Namun, kami tidak dapat menyimpulkan sinergi antara stres dan polusi udara yang dapat menjadi tolok ukur." Penelitian tersebut disajikan pada Konferensi Tahunan Ke-49 Penyakit Kardiovaskuler di Florida oleh American Heart Association. (Jer/Ant/X-5) Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2009/03/03/65143/78/22/Kemacetan_Lalu_Lintas_ Tingkatkan_Serangan_Jantung 17 Maret 2009 Sumber Gambar : http://www.stormerbrooks.com/xkot/angry_commuter.jpg Diposkan oleh Akang di 03:30 0 komentar

MARAH PICU GAGAL JANTUNG

STUDI baru mengungkapkan emosi dan marah berlebihan berpotensi memicu mematikan ritme jantung pada orang-orang yang mudah tersinggung. Hasil itu melengkapi beberapa penelitian sebelumnya yang mengungkapkan penyebab pemicu gagal jantung, di antaranya gempa bumi dan perang. Bahkan kekalahan pada pertandingan Piala Dunia pun bisa meningkatkan penyebab kematian jantung. "Kami memulai penelitian dengan mempelajari bagaimana efek sistem elektrikal terhadap jantung," ujar Dr Rachel Lampert dari Univerisitas Yale di New Heaven, Connecticut, AS. Tim peneliti mempelajari 62 penderita serta implan jantung yang bisa mendeteksi ritme berbahaya pada jantung dan menyebabkan guncangan elektrik untuk mengembalikan jantung pada tekanan normal. "Kami menemukan di laboratorium bahwa kemarahan meningkatkan ketidakmampuan efek elektrikal yang bisa menyebabkan serangan jantung," ungkapnya. Lampert juga menyimpulkan bagaimana kemarahan dan stres bisa berdampak pada jantung yang normal. (*/Reuters/X-5) Sumber : http://mediaindonesia.com/read/2009/02/02/62305/78/22/Marah_Picu_Gagal_Jantung

25 Februari 2009 Sumber Gambar : http://www.yourfunnypic.info/wp-content/uploads/2008/11/angry_mccain_sticker.jpg Diposkan oleh Akang di 03:26 0 komentar

MENGENALI GEJALA JANTUNG KORONER

Tak cuma nyeri dada. Penyakit jantung koroner juga memiliki gejala khas lainnya. Anda perlu mengenalinya. Jangan sepelekan nyeri dada! Apalagi jika nyeri itu Anda rasakan di bagian tengah dada dan menjalar ke lengan kiri atau leher, bahkan menembus ke punggung. Perlu Anda tahu, nyeri dada merupakan keluhan yang paling sering dirasakan oleh penderita penyakit jantung koroner (PJK). Seperti dikatakan dokter Yoga Yuniadi SpJp, spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, nyeri dada yang disebut juga angina pectoris bukanlah satu-satunya gejala PJK. Penyakit mematikan ditandai pula oleh penjalaran nyeri hingga ke lengan kiri, leher, bahkan menembus ke punggung. ''Nyeri dada khas PJK timbul hanya ketika melakukan aktivitas fisik dan akan berkurang jika istirahat,'' lanjut Yogi. Itu sebabnya, orang seringkali mengabaikan nyeri ini karena dianggap hanya gejala sakit biasa. Padahal, jika tak segera ditindaklanjuti, gejala ini akan memicu serangan jantung tiba-tiba (infark miokard akut) dan dapat menimbulkan kematian. Selain gejala-gejala di atas, dapat pula timbul gejala penyerta seperti keluar keringat dingin dan munculnya rasa mual. Sayangnya, pemahaman masyarakat terhadap PJK masih kurang. Data menunjukkan, sekitar 50 persen kasus meninggalnya penderita penyakit jantung disebabkan oleh kurang pahamnya si penderita dan orang-orang terdekatnya terhadap penyakit ini sehingga penderita tidak sempat dibawa ke rumah sakit. Saat ini, PJK merupakan salah satu penyebab utama kematian. Di Indonesia, jumlah penderitanya pun terus bertambah. Salah satu sebabnya, adalah telah terjadi perubahan pola hidup, terutama konsumsi makanan yang cenderung kurang sehat. Selain itu, tekanan lingkungan kerja yang menyebabkan stres berkepanjangan juga meningkatkan risiko munculnya PJK. Apa itu PJK PJK adalah penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri jantung yang disebut pembuluh darah koroner. Sebagaimana halnya organ tubuh lain, jantung pun memerlukan zat makanan dan oksigen agar dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Pasokan zat makanan dan darah ini harus selalu lancar karena jantung bekerja keras tanpa henti. Pembuluh darah koroner lah yang memiliki tugas untuk memasok darah ke jantung. Tentu saja, jantung akan bekerja baik jika terdapat keseimbangan antara pasokan dan

pengeluaran. ''Jika pembuluh darah koroner tersumbat atau menyempit, maka pasokan darah ke jantung pun akan berkurang. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan zat makanan dan oksigen,'' jelas Yoga, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) 1989. Menurutnya, makin besar prosentase penyempitan pembuluh koroner, makin berkurang aliran darah ke jantung. Akibatnya, timbullah nyeri dada. Ada beberapa hal yang menjadi faktor risiko PJK. Hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes mellitus, merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan dislipidemia adalah faktor risiko yang dapat diubah (modifiable). Artinya, Anda dapat melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah timbulnya faktor-faktor risiko di atas agar terhindar dari PJK. Karena itu, bila Anda menderita hipertensi, dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah sampai pada tingkat yang aman. Hindari pula makanan yang banyak mengandung kolesterol. ''Periksakan kadar kolesterol Anda secara rutin dan capailah target kadar kolesterol darah yang sehat.'' Jangan lupa pula, olahraga yang teratur dan terukur. Dalam hal ini, yang paling dianjurkan adalah olahraga yang bersifat aerobik. Di samping faktor risiko yang dapat diubah, ada pula faktor risiko yang tidak dapat diubah (inmodifiable). Termasuk dalam faktor risiko yang tak dapat diubah adalah jenis kelamin pria, usia (di atas 40 tahun), dan riwayat keluarga dengan PJK. Walau begitu, bukan berarti wanita terbebas sepenuhnya dari risiko PJK. ''Di Amerika, kematian mendadak akibat PJK justru sebagian besar terjadi pada wanita,'' kata Yoga. Pada usia muda, memang lebih sedikit wanita yang terkena PJK. Namun, pada wanita yang berusia 65 tahun lebih atau wanita di usia menopause, besarnya risiko untuk terkena PJK sama dengan pria. Risiko PJK yang lebih tinggi akan dialami pula oleh wanita yang berusia di atas 35 tahun dengan kebiasaan merokok. Makin dini, makin baik Secara umum, spektrum PJK dibagi menjadi dua yaitu spektrum stabil dan tidak stabil (kegawatan). Pada spektrum stabil, kata Yoga, gejala baru timbul ketika terjadi peningkatan aktivitas. ''Ini dapat dicegah dengan melakukan perubahan gaya hidup. Berhenti merokok misalnya atau rajin berolahraga.'' Terhadap penderita PJK pada spektrum stabil ini biasanya diberikan obat. Pada penderita PJK spektrum tidak stabil, nyeri dada muncul bahkan pada saat beristirahat. Nyerinya pun dapat terjadi selama 15 menit, dan nyeri itu biasanya tetap terasa meski telah diberi obat. Menurut ayah tiga anak ini, yang perlu dilakukan saat seseorang terkena serangan jantung adalah segera hentikan aktivitas, dibaringkan, ditenangkan, dan dilonggarkan pakaiannya. Untuk menyelamatkan penderita jantung, kata Yogi, segera bawa ke rumah sakit agar dapat dilakukan upaya pembukaan kembali sumbatan arteri koroner yang terjadi (reperfusi). ''Ingat, time is muscle. Artinya, makin dini penanganannya, makin banyak otot jantung yang bisa diselamatkan.'' Reperfusi dapat dilakukan dengan menggunakan obat tromboliosis atau penghancur

gumpalan darah atau memakai cara mekanis yaitu dengan intervensi kateterisasi jantung yang disebut Percutaneous Ballon Angioplasty (PTCA) melalui peniupan (balloning) atau pemasangan penyangga (stent). Selain itu, dapat pula dilakukan operasi by pass atau Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) dengan memasang pembuluh darah pintas (bypass grafting) pada pembuluh koroner jantung yang sempit atau tersumbat (baca boks). CABG merupakan merupakan bedah jantung koroner yang prosesnya lebih cepat. Bahkan, beberapa pasien dapat dibangunkan di kamar operasi.

Anda mungkin juga menyukai