Pada tahun 1889, Charles Langer dan Ludwig Mond pertama kali menggunakan istilah fuel cell, pada saat mencoba membuat mesin generator dengan menggunakan udara dan gas arang Untuk menerapkan fuel cell dalam penggunaan praktis baru dapat dilakukan 27 tahun kemudian, yaitu sebagai penghasil tenaga listrik untuk alat las dengan kapasitas 5 kW.
Mulai tahun 1950 pihak NASA di Amerika Serikat telah melakukan pemanfaatan untuk program angkasa luar mereka yaitu untuk pesawat roket Appolo dan Gemini. Selama lebih dari 30 tahun, US Department of Technology telah melakukan banyak penelitian dan pengembangan dan pada tahun 1987 mereka mulai menerapkannya pada kendaraan.
Regenerative Fuel Cells adalah sebuah alat elektrokimia yang mirip dengan baterai, tetapi berbeda karena dia dirancang untuk memproduksi listrik dari penyediaan bahan bakar hidrogen dan oksigen dari luar. RFC memiliki efisiensi tinggi dan penggunaan bebasemisi, berlawanan dengan bahan bakar umum seperti metana atau gas alam yang menghasilkan karbon dioksida. Satu-satunya hasil produk dari bahan bakar yang beroperasi menggunakan hidrogen murni adalah uap air
Cara Kerja
Hidrogen dan oksigen dipancing pada regenerasi sel bahan bakar, menghasilkan energi listrik, panas, dan air. Air yang dihasilkan kemudian disirkulasikan ulang pada elektrolisis dari sel bahan bakar regeneratif dan proses berulang kembali
Ada beberapa teknologi yang berperan dalam penggunaan RFC: 1. Primary Fuel Cell 2. Electrolyzer 3. balance-of-plant components
Electrolyzer
Bertujuan untuk: Memperbaiki ketangguhan dan keefisienan sistem dengan reaktan tekanan tinggi yang setimbang. Ini berguna untuk mencapai kebutuhan hasil aplikasi
balance-of-plant components
Sumber untuk mengurangi massa sistem, volume dan kekuatan parasit, dan meningkatkan daya tahan sistem sel bahan bakar primer Kita lebih membutuhkan oksigen murni daripada udara sebagai reaktan karena menghapus elemen non-oksigen dari sistem membutuhkan waktu yang lama