Anda di halaman 1dari 3

Radiasi mthr yang jatuh di atas tanaman berpengaruh: 1. Kecepatan pertumbuhan 2. Kecepatan transpirasi kebutuhan air 3.

. Pada energi tinggi menyebabkan pembakaran Pengaruh radiasi mthr terhadap pertumbuhan melalui: 1. Fotosintesis CO2 + H2O ==== C11H22O11 + O2 (dalam khloroplas) PAR = Photosyntetically active radiation, : 400-700 nm 2. Fotostimulus misalnya Fotoperiodisme: respon tanaman terhadap panjang siang dan malam Fotosintesis dibutuhkan intensitas radiasi, sedangkan fotope-riodime dibutuhkan lama radiasi mthr Laju fotosintesis meningkat dengan bertambahnya intensi-tas, karena peningkatan reaksi fotokimia. Pada intensitas rendah konduksi CO2 stomata berhenti, maka laju fotosin-tesis sangat rendah dan sebaliknya, tetapi keadaan ttt., fotosintesis tidak dipengaruhi oleh intensitas radiasi mthr. Penyebabnya adalah daun telah jenuh radiasi mthr. --> konduksi (kehantaran) CO2 stomata berhenti. Ada tanaman yang laju fotosintesis mulai menurun sebelum mengalami titik jenuh radiasi mthr, karena turgor stomata terganggu --> stomata menutup --> CO2 tidak masuk ke dalam daun. Pada fotoperiodisme panjang hari yang penting adalah lamanya radiasi mthr tampak mata (bukan semua radiasi). Respon (tanggap) ini dilihat dari waktu pembungaan

Dampaknya Terhadap Tanaman Proses fisiologis dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh radiasi UV-B. Terlepas dari mekanisme untuk mengurangi atau memperbaiki dampak tersebut dan terbatasnya kemampuan untuk beradaptasi terhadap meningkatnya tingkat UV-B, pertumbuhan tanaman dapat secara langsung dipengaruhi oleh radiasi UV-B. Perubahan tidak langsung yang disebabkan oleh UV-B seperti perubahan bentuk tanaman, perubahan distribusi nutrisi di dalam tanaman, perubahan waktu fase pertumbuhan dan metabolisme sekunder, barangkali bisa sama pentingnya atau bahkan lebih penting dari kerusakan tanaman akibat radiasi UV-B. Perubahan tersebut dapat berimplikasi penting terhadap keseimbangan kompetitif dari tanaman , penyakit tanaman, dan siklus biogeokimia.
3.3.1 Pengaruh Radiasi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang mempunyai hijau daun merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan

cahaya matahari biasanya mempercepat pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Jika air cukup maka pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan oleh suhu dan oleh radiasi matahari (Tjasjono 1995:190). Radisasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme tanaman yang mempunyai hijau daun, karena dapat dikatakan bahwa produksi tanaman dipengaruhi oleh tersedianya sinar matahari. Akan tetapi pada umumnya terjadi fluktuasi hasil panen (hasil fotosintesis) dari tahun ke tahun, hal tersebut dikarenakan faktor-faktor lain seperti curah hujan, suhu udara, hama penyakit dan lainnya turut mempengaruhi hasil panen (hasil fotosintesis) (Tjasjono, 1995:55). Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanggapan tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh sintesis hijau daun, kegiatan stomata ( respirasi, transpirasi), pembentukan anthosianin, suhu dari organ-organ permukaan, absorpsi mineral hara, permeabilitas, laju pernafasan, dan aliran protoplasma (Jumin 2008:8). Secara teoritis, semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis.

Pengaruh radiasi matahari terhadap serangga melalui suhu dan cahaya. Intensitas cahaya mempengaruhi perilaku serangga. Banyak serangga yang aktif siang hari Banyak serangga yang diam pada malam hari Beberapa serangga aktiv saat cahaya redup saat fajar dan senja

Biasanya keadaan atmosfer yang dipengaruhi oleh radiasi matahari (sumber utama energi pada sistem iklim), adalah (1) radiasi mthr di permukaan bumi, (2) suhu udara, (3) tekanan udara, (4) penguapan air, (5) kelembaban udara, (6) awan dan hujan, dan (7) arah dan kecepatan angin.

Bahaya Yang Bisa Timbul Akibat Kerusakan Lapisan Ozon Berkurangnya konsentrasi ozon akan menyebabkan semakin tingginya tingkat radiasi UV-B yang dapat mencapai permukaan Bumi. Pancaran radiasi UV-B yang merupakan bagian dari sinar matahari sebenarnya tidak berubah, namun semakin berkurangnya ozon maka berkurang pula perlindungan sehingga lebih banyak lagi radiasi UV-B yang bisa mencapai permukaan Bumi. Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat radiasi UV-B yang diukur di permukaan Bumi di daerah Antartika (Kutub Selatan) meningkat dua kali lipat bersamaan dengan kehadiran lubang ozon di atas Antartika. Studi lain mengkonfirmasikan terdapat

hubungan yang nyata antara berkurangnya ozon dengan meningkatnya radiasi UV-B di Kanada selama beberapa tahun yang lalu.
Pengaruh Radiasi terhadap Hewan Radiasi dapat menimbulkan kerusakan, yaitu perubahan membahayakan yang berlangsung pada mahluk hidup akibat pemaparan terhadap elektron berenergi, nukleon, fragmen fisi, atau radiasi elektromagnetik energi tinggi. Pada mahluk hidup, mekanisme-mekanisme tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada sel sehingga dapat menganggu struktur genetiknya, keikutsertaan pada pembelahan sel, atau bahkan membunuh sel tersebut. Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas yang reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom. Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat mengakibatkan kelainan genetik. Contohnya adalah Efek stokastik pada sel germinal, lebih dikenal dengan efek pewarisan yang terjadi karena mutasi pada gen atau kromosom sel pembawa keturunan (sel sperma dan sel telur). Perubahan kode genetik akan diwariskan pada keturunan individu terpajan. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa efek yang terjadi bervariasi dari ringan hingga kehilangan fungsi atau kelainan anatomik yang parah bahkan kematian prematur. Semua jaringan pada hewan peka terhadap radiasi. Jaringan yang sangat rentan terhadap bahaya radia si antara lain adalah : kulit, limfatik, hemopoetik, leukopoetik, glandula mamary, thyroid, tulang (pada p usat pertumbuhan epifise), epitel germinal atau gonad. Radiasi ionisasi mempunyai sifat tidak berwuju d/tampak, tidak berbau dan tidak memberikan rangsangan fisik langsung pada objek yang terpapar. Efek radiasi pada objek yang terpapar sangat berbahaya dan bersifat kumulatif dari penyinaran yang terus menerus. Efek yang sering muncul antara lain erithema, alergi hingga mutasi genetik.

Guslim,2007. Agroklimatologi,USU Press,Medan Lakitan,B.1994, Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai