Anda di halaman 1dari 34

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

OLEH : STAFF LABORATORIUM KIMIA FISIKA ITN MALANG

LABORATORIUM KIMIA ANALISA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2012
Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang Page 1

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


KATA PENGANTAR
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika ini disusun untuk menunjang mata kuliah Kimia Fisika dalam program S-1 di Program Studi Teknik Kimia, Institut Teknologi Nasional Malang, buku ini merupakan pengembangan dari Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika sebelumnya. Diharapkan dengan buku ini, mahasiswa lebih memahami tata cara dan prosedur pelaksanaan praktikum sehingga mahasiswa memiliki kemampuan menganalisa dan mengevaluasi hasil praktikum sesuai dengan teori dasar yang telah diberikan. Mudah-mudahan usaha ini dapat membantu tugas mahasiswa dalam menempuh studinya. Sebagai akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada staff pengajar, karyawan, asisten, dan sejawat lainnya yang telah memberikan saran dan bantuanya hingga terbentuknya Buku Petunjuk ini. Malang, September 2013 Mengetahui Kepala Laboratorium Kimia Fisika

(Dra.Siswi Astuti, MPd) NIP.1018500091

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 2

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 3 TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ............................................................................. 4 PROSEDUR ...................................................................................................................................... 7 BAB I KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR .................................................... 7 BAB II DESTILASI SISTEM BINER ......................................................................................... 9 BAB III KOEFISIEN DISTRIBUSI ............................................................................................ 11 BAB IV ISOTERM ADSORBSI ................................................................................................. 13 BAB V KINETIKA REAKSI SAPONIFIKASI ETILASETAT ................................................. 15 BAB VI ENERGI AKTIVASI DAN PERSAMAAN TETAPAN ARRHENIUS ...................... 17 BAB VII PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI ........ 19 BAB VIII ELEKTROLISIS ......................................................................................................... 21 BAB IX KALORIMETERBOM .................................................................................................. 22 KERANGKA PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ..................................... 23 ATURAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ........................................... 26 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 33

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 3

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
A. Absensi 1. Praktikan hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai untuk melakukan persiapan dan bagi praktikan yang terlambat lebih dari 1 15 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari tersebut. 2. Bila salah satu anggota kelompok terlambat atau tidak hadir, maka praktikum tetap berjalan (min. setengah+satu orang). 3. Jika praktikan berhalangan hadir, harus membuat surat ijin atau surat keterangan sakit dan harus menghubungi asisten dan kepala laboratorium guna penyusunan jadwal praktikum susulan. 4. Sebelum dan setelah selesai melakukan praktikum, praktikan diwajibkan mengisi daftar absensi dan menunjukkan kartu praktikum. 5. Praktikan dilarang meninggalkan laboratorium tanpa seijin asisten. B. Praktikum 1. Selama praktikum, praktikan harus mentaati aturan berupa: a. Tidak merokok. b. Tidak boleh duduk. c. Tidak makan dan minum selama praktikum berlangsung. d. Tidak diperbolehkan membawa handphone dan menggunakan jam tangan serta aksesoris. e. Menjaga kerapian dengan menggunakan pakaian berkerah, tidak menggunakan sepatu sandal atau sandal, dan untuk wanita tidak boleh memakai rok. f. Rambut harus rapi (praktikan pria tidak diperkenankan berambut panjang dan untuk wanita rambut diikat rapi tanpa poni), tidak menggunakan cat kuku dan berkuku panjang, tidak menggunakan make-up berlebihan, serta rambut tidak bersemir. 2. Saat masuk ke lab, praktikan sudah harus memakai jas lab. 3. Praktikan hanya diperbolehkan membawa bagan kerja, lembar kerja, MSDS bahan,, peralatan praktikum (sikat tabung reaksi, sabun cuci, spon cuci, tissue, lap, stiker, masker, sarung tangan) dan alat tulis ke dalam laboratorium pada saat praktikum. 4. Tas dan barang-barang yang tidak diperlukan selama praktikum diletakkan di tempat yang telah ditentukan. 5. Selama percobaan dilakukan, praktikan mempunyai kesempatan untuk mendiskusikan berbagai hal mengenai percobaan yang akan dilakukan. 6. Selama bekerja; jagalah kebersihan meja praktikum, bak cuci, dan peralatan praktikum. 7. Sebelum memakai zat pereaksi, baca etiket botolnya dengan teliti. 8. Dilarang membuang zat yang tidak larut, asam-basa pekat, atau zat yang berbahaya ke bak cuci. 9. Mematuhi peraturan lab dan memperhatikan safety rule and safety area Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang Page 4

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


10. C. Setelah praktikum berakhir, praktikan diwajibkan membersihkan meja praktikum, bak cuci, dan peralatan praktikum.

Alat dan Bahan 1. Sebelum dan setelah praktikum, praktikan diwajibkan untuk memeriksa, mendata pada form DPAP, dan meneliti keutuhan serta keberadaan alat. 2. Semua alat yang dipergunakan selama praktikum menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari praktikan dan dikembalikan dalam keadaan bersih dan baik, label harus dibersihkan. 3. Penggantian alat yang pecah atau rusak merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh anggota kelompok (max. 5 hari setelahnya jika tidak akan dikenai sanksi tambahan).

D.

Test 1. Tes yang dilakukan meliputi tes awal (lisan dan tulis), tes akhir, dan tes dosen yang semuanya wajib diikuti. 2. Tes awal dilakukan minimal 1 hari sebelum praktikan melakukan percobaan. Praktikan menghubungi asisten minimal 3 hari sebelum pelaksanaan praktikum. 3. Tes akhir dan tes dosen dilakukan setelah laporan resmi disetujui oleh asisten.

E.

Laporan 1. Laporan sementara (lembar kerja) dibuat setelah praktikum berakhir dan disetujui oleh asisten pembimbing. 2. Laporan asistensi pertama diketik dan diajukan paling lambat 2 hari setelah praktikum dilaksanakan. 3. Asistensi selanjutnya sampai laporan disetujui diberikan waktu 1 minggu (7 hari) setelah asistensi yang pertama. 4. Format penulisan laporan akan dijelaskan saat pengarahan praktikum.

F.

Asistensi 1. Asistensi dilakukan oleh seluruh anggota kelompok. 2. Pada saat asistensi, praktikan tidak diperbolehkan menggunakan sandal atau sepatu sandal dan kaos tanpa kerah. 3. Dilarang keras melakukan asistensi di luar kampus. 4. Asistensi maksimal sampai jam 5 sore. 5. Praktikan harus menghubungi asisten sebelum melakukan asistensi.

G.

Sanksi 1. Pelanggaran terhadap tata tertib yang telah ditentukan dan terlambat mengumpulkan laporan, akan berpengaruh terhadap nilai praktikum dan memperoleh sanksi tertentu. 2. Pengurangan nilai sebesar 10% apabila: a. Praktikan terlambat hadir kurang dari 15 menit baik dalam pengarahan praktikum, pelaksanaan praktikum, serta dalam pelaksanaan tes awal dan tes akhir. b. Tidak membawa perlengkapan pada saat praktikum yang meliputi: bagan, teori dasar, sarung tangan, masker, dll 3. Pengurangan nilai sebesar 15% apabila:

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 5

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


a. Praktikan tidak membuat janji tes awal kepada asisten lebih dari 3 hari sebelum pelaksanaan praktikum. b. Terlambat penyerahan laporan pertama praktikum lebih dari hari yang ditentukan. 4. Gugur satu percobaan apabila : a. Kelompok atau praktikan tidak mengikuti praktikum tanpa alasan yang jelas. b. Praktikan terlambat mengajukan laporan resmi lebih dari 5 24 jam. 5. Gugur seluruh percobaan apabila : Praktikan tidak dapat mengikuti dan atau tidak dapat melanjutkan seluruh praktikum Kimia Fisika. H. Lain-lain Hal-hal yang tidak tercantum akan ditentukan dan diumumkan kemudian. Malang, September 2013 Mengetahui Kepala Laboratorium Kimia Fisika

(Dra.Siswi Astuti, MPd) NIP. 1018500091

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 6

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


BAB I KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR
1.1. Tujuan Percobaan Menentukan kelarutan zat pada berbagai suhu. Menentukan kalor pelarutan differensial. 1.2. Tinjauan Pustaka Pengertian larutan; jenis-jenis larutan; faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan; panas pelarutan integral dan differensial. 1.3. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan: - batang pengaduk - beakerglass - botol aquadest - buret - corong kaca - Erlenmeyer - gelas arloji - karet penghisap - kayu penjepit - labu ukur - neraca - pipet tetes - pipet volume - statif dan klem - tabung reaksi besar - termometer - waterbath 1.4. Prosedur Percobaan A. Preparasi Larutan - Buat larutan natrium hidroksida 0,5 N sebanyak 250 mL - Buat larutan asam oksalat 0,5 N sebanyak 50 mL. B. Bahan-bahan: - aquadest (H2O) - asam oksalat (H2C2O4.2H2O) - es batu - indicator fenolftalein - natrium hidroksida (NaOH)

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 7

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


B. Standardisasi larutan natrium hidroksida dengan asam oksalat - Pipet 10 mL larutan asam oksalat dan tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein - Titrasi natrium hidroksida dengan asam oksalat sampai warna larutan berwarna merah jambu. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali. C. Pengerjaan Contoh - Sediakan larutan lewat jenuh asam oksalat dengan cara mengisi air ke dalam tabung reaksi besar kira-kira setengahnya, larutkan asam oksalat sampai mendapat sisa endapan - Lengkapi tabung reaksi dengan termometer dan pengaduk, kemudian aduk dan panaskan sampai 60C dalam waterbath - Masukkan tabung reaksi ke dalam beakerglass yang berisi es untuk mendinginkan larutan - Pada saat suhu larutan mencapai 40C, pipet 10 mL larutan dan encerkan hingga 100 mL pada labu ukur - Kemudian pipet 10 mL larutan yang telah diencerkan, tambahkan indikator fenolftalein dan titrasi dengan natrium hidroksida sampai diperoleh titik akhir - Lakukan pengerjaan yang serupa pada saat suhu larutan 35C, 30C, 25C, 20C, 15C dan 10C.

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 8

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


BAB II DESTILASI SISTEM BINER
2.1. Tujuan Percobaan Mendefinisikan arti distilasi. Membuat grafik antara komposisi larutan dengan berat jenis larutan dari sistem biner. Membuat kurva antara titik didih dengan komposisi dari sistem biner. 2.2. Tinjauan Pustaka Pengertian destilasi; macam-macam destilasi; azeotrop; hokum raoult dan hokum Dalton tentang kesetimbangan fasa, dilengkapi dengan grafik. 2.3. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan beakerglass botol aquadest Erlenmeyer gelas ukur karet penghisap labu destilasi labu ukur neraca pendingin leibig piknometer pipet tetes pipet volume statif dan klem termometer waterbath 2.4. Prosedur Percobaan A. Preparasi larutan Buat larutan etanol 80%, 70%, 60%, 50%, 40%, 30%, 20%, dan 10% sebanyak 50 mL. B. Membuat kurva kalibrasi Tentukan berat kosong piknometer Tentukan suhu aquadest (menetapkan pada 25C), dan masukkan aquadest ke dalam piknometer sampai penuh Tentukan berat aquadest dalam piknometer Tentukan volume piknometer Masukkan larutan etanol (pada konsentrasi yang telah ditentukan) dalam piknometer dan tentukan berat jenisnya Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang Page 9 B. Bahan-bahan yang digunakan aquadest (H2O) etanol (C2H5OH)

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


Buat grafik antara berat jenis dengan komposisi larutan etanol. C. Proses destilasi Campurkan 150 mL etanol 96% dengan 10 mL aquadest kemudian masukkan ke dalam labu destilasi Lakukan destilasi pada larutan tersebut kemudian tampung destilatnya 30 mL [destilat (I)] dan tetapkan suhunya pada 25C Masukkan destilat tersebut ke dalam piknometer dan tentukan berat jenisnya, kemudian destilat dibuang Ambil residu 30 mL pada saat pengambilan destilat (I) [residu (I)], kemudian ukur suhu pada labu destilasi dan catat (T1) Tambahkan 20 mL aquadest pada labu destilasi Tetapkan suhu residu (I) pada 25C, kemudian masukkan residu (I) ke dalam piknometer dan tentukan berat jenisnya masukkan kembali residu (I) yang telah ditentukan berat jenisnya ke dalam labu destilasi Lanjutkan proses destilasi dengan cara seperti di atas dengan penambahan aquadest 30 mL dan 40 mL.

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 10

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


BAB III KOEFISIEN DISTRIBUSI
3.1. Tujuan Percobaan Menentukan koefisien distribusi. 3.2. Tinjauan pustaka Ekstraksi; hukum distribusi; koefisien distribusi; faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya koefisien distribusi. 3.3. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan: - batang pengaduk - beakerglass - botol aquadest - buret - corong kaca - corong pemisah - Erlenmeyer - gelas arloji - gelas ukur - karet penghisap - labu ukur - pipet tetes - pipet volume - statif dan klem - termometer - waterbath - waterbath shaker 3.4. Prosedur Percobaan A. Preparasi larutan - Buat 500 mL larutan natrium hidroksida 0,2 N - Buat 100 mL larutan asam oksalat 0,2 N - Buat larutan asam asetat 1 N sebanyak 100 mL B. Standardisasi larutan natrium hidroksida dengan larutan standard asam oksalat - Pipet 10 mL larutan asam oksalat ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan indikator fenolftalein sebanyak 3 tetes - Standardisasi dengan larutan natrium hidroksida sampai warna larutan berubah dari tidak berwarna menjadi merah muda, dan ulangi percobaan sampai 3 kali. B. Bahan-bahan yang digunakan: - aquadest (H2O) - asam asetat (CH3COOH) - asam oksalat (H2C2O4.2H2O) - indicator fenolftalein - kloroform (CHCl3) - natrium hidroksida (NaOH)

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 11

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


C. Pentuan koefisien distribusi - Sediakan 5 buah Erlenmeyer dan masing-masing diisi dengan asam asetat 1 N sebanyak 2, 4, 6, 8, dan 10 mL - Masukkan aquadest ke dalam Erlenmeyer tersebut sebanyak 10, 8, 6, 4, dan 2 mL - Tambahkan ke dalam Erlenmeyer, masing-masing 10 mL kloroform dan kocoknya selama 3 menit - Masukkan larutan tersebut ke dalam corong pemisah, biarkan hingga membentuk 2 lapisan kemudian pisahkan. - Masing-masing lapisan diukur volumenya, kemudian titrasi dengan natrium hidroksida yang telah distandardisasi (gunakan indicator fenolftalein).

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 12

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


BAB IV ISOTERM ADSORBSI
4.1. Tujuan Percobaan Menentukan pengaruh lama pengocokan terhadap jumlah adsorbat yang diserap pada proses adsorbsi asam klorida (HCl) dengan karbon aktif. 4.2. Tinjauan Pustaka Adsorbsi; adsorben; faktor-faktor yang mempengaruhi adsorben; macam-macam adsorben; persamaan isoterm adsorpsi Freundlich; karbon aktif. 4.3. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan: batang pengaduk beakerglass botol aquadest buret corong kaca Erlenmeyer gelas arloji karet penghisap kertas saring labu ukur neraca pipet tetes pipet volume statif dan klem stopwatch waterbath shaker 4.4. Prosedur Percobaan A. Preparasi larutan - Buat larutan asam klorida 0,2 N sebanyak 500 mL - Buat larutan natrium hidroksida 0,1 N sebanyak 500 mL - Buat larutan asam oksalat 0,1 N sebanyak 50 mL B. Standardisasi larutan natrium hidroksida dengan larutan standard asam oksalat - Pipet 10 mL larutan asam oksalat ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan indikator fenolftalein sebanyak 3 tetes - Standardisasi dengan larutan natrium hidroksida sampai warna larutan berubah dari tidak berwarna menjadi merah muda, dan ulangi percobaan sampai 3 kali. B. Bahan-bahan yang digunakan: aquadest (H2O) asam klorida (HCl) asam oksalat (H2C2O4.2H2O) indikator fenolftalein karbon aktif natrium hidroksida (NaOH)

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 13

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


C. Pengerjaan contoh - Timbang 1 gram karbon aktif, masukkan ke dalam Erlenmeyer, lakukan sebanyak 6 kali - Tambahkan 50 mL larutan HCl 0,2 N pada masing-masing Erlenmeyer, kemudian tutup Erlenmeyer tersebut dan kocok selama 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 menit - Saring tiap larutan dengan menggunakan kertas saring - Pipet 10 mL dari tiap larutan lalu titrasi dengan larutan standard NaOH 0,1 N dengan menggunakan indikator fenolftalein.

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 14

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


BAB V KINETIKA REAKSI SAPONIFIKASI ETILASETAT
5.1. Tujuan Percobaan Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan etilasetat oleh ion hidroksi adalah reaksi orde dua. Menentukan konstanta kecepatan reaksi pada reaksi tersebut. 5.2. Tinjauan Pustaka Kinetika reaksi; faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi; orde reaksi dan persamaannya; konstanta laju reaksi. 5.3. Alat dan bahan A. Alat alat yang digunakan: - batang pengaduk - beakerglass - botol aquadest - buret - corong kaca - Erlenmeyer - gelas arloji - karet penghisap - labu ukur - neraca - pipet volume - pipet tetes - statif dan klem - stopwatch 5.4. Prosedur Percobaan A. Preparasi larutan - Buat larutan asam klorida 0,04 N sebanyak 250 mL - Buat larutan natrium hidroksida 0,04 N sebanyak 250 mL - Buat larutan asam oksalat 0,04 N sebanyak 100 mL - Buat larutan etil asetat 0,04N sebanyak 250 mL B. Standardisasi larutan natrium hidroksida dengan larutan standard asam oksalat - Pipet 10 mL larutan asam oksalat ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan indikator fenolftalein sebanyak 3 tetes - Standardisasi dengan larutan natrium hidroksida sampai warna larutan berubah dari tidak berwarna menjadi merah muda, dan ulangi percobaan sampai 3 kali. B. Bahan bahan yang digunakan: - aquadest (H2O) - asam klorida (HCl) - asam oksalat (C2H2O4.2H2O) - etil asetat (CH3COOC2H5) - indikator fenolftalein - natrium hidroksida (NaOH)

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 15

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


C. Pengerjaan contoh - Siapkan 40 mL larutan natrium hidroksida 0,04 N dan 40 mL larutan etil asetat 0,04 N, masing-masing ke dalam sebuah Erlenmeyer. Masukkan 20 mL larutan asam klorida 0,04 N ke dalam 6 buah Erlenmeyer - Campurkan larutan etil asetat pada larutan natrium hidroksida dan kocok dengan baik, catat waktu pada saat kedua larutan bercampur - Setelah 4 menit, pipet 10 mL dari campuran natrium hidroksida dan etil asetat tersebut, kemudian masukkan ke dalam salah satu Erlenmeyer yang berisi 20 mL larutan asam klorida. Aduk dengan baik, masukkan 2 tetes indikator fenolftalein dan titrasi dengan natrium hidroksida - Ulangi pengambilan larutan seperti langkah di atas pada menit ke 4, 10, 17, 25, 35, 50

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 16

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


BAB VI ENERGI AKTIVASI DAN PERSAMAAN TETAPAN ARRHENIUS
6.1. Tujuan Percobaan - Menentukan bagaimana ketergantungan laju reaksi terhadap suhu. - Menghitung energi aktivasi (Ea) dengan menggunakan persamaan Arrhenius. 6.2. Tinjauan Pustaka Energi aktivasi; laju reaksi; persamaan laju reaksi; hubungan konstanta kecepatan reaksi dengan temperatur; faktor-faktor yang mempengaruhi energi aktivasi; grafik energi aktivasi. 6.3. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan: - batang pengaduk - beakerglass - botol aquadest - corong kaca - Erlenmeyer - gelas arlogi - karet penghisap - kayu penjepit - labu ukur - neraca - pipet tetes - pipet volume - rak tabung reaksi - tabung reaksi - termometer - stopwatch 6.4. Prosedur percobaan A. Preparasi larutan - Buat larutan kalium iodida 0,1 M sebanyak 50 mL - Buat larutan kalium perokdisulfat 0,04 M sebanyak 50 mL - Buat larutan natrium tiosulfat pentrahidrat 0,001 M sebanyak 50 mL - Buat larutan kanji 3% sebanyak 100 mL B. Bahan-bahan yang digunakan: - aquadest (H2O) - es batu - kalium perokdisulfat (K2S2O8) - larutan kanji 3 % - kalium iodida (KI) - natrium tiosulfat pentrahidrat (Na2S2O2.5H2O)

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 17

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


B. Pengerjaan contoh - Menyediakan 2 buah tabung reaksi yang berisi: Tabung I S2O82(0,04 M) 5 mL H2 O 5 mL I (0,1 M) 10 mL
-

Tabung II S2O32(0,001 M) 1 mL

Kanji (3 %) 1 mL

- Dinginkan kedua tabung reaksi tersebut dalam beakergelas yang berisi air dan es (tinggi cairan dalam tabung harus lebih rendah dari cairan dalam beakerglass) sampai suhu kedua larutan sama, catat suhunya (T1) - Campurkan larutan dalam tabung II ke dalam tabung I dan pada saat bersamaan nyalakan stopwatch sampai timbul warna biru - Matikan stopwatch pada saat timbul warna biru dan catat waktu (t) dan suhu larutan (T2) - Ulangi langkah 1-4 di atas sebanyak 5 kali dengan suhu awal (T1) yang berbeda.

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 18

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


BAB VII PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
7.1. Tujuan Percobaan Menentukan tetapan pengionan indikator metil merah dengan menggunakan spektrofotometer UV/VIS. 7.2. Tinjauan Pustaka Spektrofotometri; spektrofotometer; tetapan pengionan asam lemah; tetapan pengionan basa lemah; Indikator asam-basa; pembagian indikator asam basa; reaksi pengionan metil merah. 7.3. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan: - batang pengaduk - beakerglass - botol aquadest - corong kaca - gelas arloji - indikator pH - karet penghisap - kuvet - labu ukur - neraca - pipet tetes - pipet volume - spektrofotometer visible 7.4. Prosedur Percobaan A. Preparasi larutan - Buat larutan metil merah 1000 ppm dengan cara melarutkan 0,5 gram metil merah ke dalam etanol 150 mL kemudian ditambahkan dengan aquadest sebanyak 100 mL - Buat larutan metil merah 100 ppm dari larutan metil merah 1000 ppm sebanyak 100 mL - Buat larutan metil merah 10 ppm dari larutan metil merah 100 ppm sebanyak 100 mL - Buat larutan metil merah 5 ppm dari larutan metil merah 10 ppm sebanyak 50 mL - Buat larutan metil merah 4 ppm dari larutan metil merah 10 ppm sebanyak 50 mL - Buat larutan metil merah 3 ppm dari larutan metil merah 10 ppm sebanyak 50 mL - Buat larutan metil merah 2 ppm dari larutan metil merah 10 ppm sebanyak 50 mL - Buat larutan asam klorida 0,1 N sebanyak 100 mL - Buat larutan natrium hidroksida 0,01 N sebanyak 250 mL - Buat larutan asam asetat 0,04 N sebanyak 250 mL Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang Page 19 B. Bahan-bahan yang digunakan: - aquadest (H2O) - asam asetat (CH3COOH) - asam klorida (HCl) - etanol (C2H5OH) - metil merah (C15H15N3O2) - natrium asetat (CH3COONa) - natrium hidroksida (NaOH)

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


- Buat larutan natrium asetat 0,04 N sebanyak 250 mL B. Menentukan maksimum larutan metil merah dalam suasana asam Larutan 2, 3, 4 dan 5 ppm masing-masing ditambah dengan 5 mL asam klorida 0,1 N dan diencerkan dengan aquadest sampai 50 mL. Ukur besar transmitan pada larutan asam 5 ppm dengan spektofotometer pada panjang gelombang antara 400 nm sampai 550 nm dan tentukan 1 pada absorbansi maksimum larutan asam. C. Menentukan maksimum larutan metil merah dalam suasana basa Larutan 2, 3, 4 dan 5 ppm masing-masing ditambahkan dengan 12,5 mL natrium hidroksida 0,01 N dan diencerkan dengan aquadest sampai 50 mL. Ukur besar transmitan pada larutan asam 5 ppm dengan spektofotometer pada panjang gelombang antara 400 nm sampai 550 nm dan tentukan 1 pada absorbansi maksimum larutan basa. Ukur % T untuk larutan asam dan basa 2, 3, 4 dan 5 ppm pada 1 dan 2. D. Pengukuran transmitan asam basa pada 1 dan 2 Ambil 5 mL larutan metil merah 1000 ppm, tambahkan 2 mL larutan natrium asetat 0,04 N dan tambahkan sampai 100 mL dengan asam asetat 0,02 N Ambil 5 mL larutan metil merah 1000 ppm, tambahkan 25 mL larutan natrium asetat 0,04 N dan tambahkan 50 mL asam asetat 0,02 N, kemudian tambahkan aquadest sampai 100 mL Ambil 5 mL larutan metil merah 1000 ppm, tambahkan 25 mL larutan natrium asetat 0,04 N dan 10 mL asam asetat 0,02 N, serta tambahkan aquadest sampai 100 mL Tentukan transmitan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang (1) dan (2) dan tentukan pH larutan 1 sampai 3 di atas.

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 20

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


BAB VIII ELEKTROLISIS
8.1. Tujuan Memahami sel volta (sel galvani) dan pembuktian teori elektrolisis. 8.2. Tinjauan Pustaka Elektrolisis, sel galvani. 8.3. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan: - pipa u - volt meter - kabel penjepit - wadah - penggaris 8.4. Prosedur Percobaan Membuat jembatan garam yang di dalamnya berisi agar-agar Membuat larutan seng sulfat dan tembaga sulfat Masukkan larutan ke dalam wadah yang berbeda Masukkan jembatan garam ke dalam kedua larutan tersebut Menjepit elektroda seng dan tembaga dengan kabel penjepit Memasukkan elektroda seng ke dalam laruan seng sulfat dan elektroda tembaga ke dalam larutan tembaga sulfat - Hubungkan kabel penjepit yang telah dijepitkan ke elektroda pada voltmeter - Mengamati dan mendata data untuk lembar kerja. B. Bahan-Bahan yang digunakan: - agar-agar - aquadest - elektroda (zn, cu) - seng sulfat - tembaga sulfat

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 21

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


BAB IX KALORIMETRI (SISTEM TERBUKA)

9.1. Tujuan Memahami teori kalorimetri sistem terbuka beserta pembuktian teorinya. 9.2. Tinjauan Pustaka Kalorimetri, sistem terbuka. 9.3. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang dibutuhkan - termometer - batang pengaduk - penangas air - peralatan sistem 9.4. Prosedur Percobaan A. Kalibrasi alat - Masukkan V1 mL air dingin dengan suhu normal ke dalam kalorimeter bagian sistem dan amati suhunya TS1 - Masukkan VL mL (VL = 2 VS1) air dingin ke bagian lingkungan dan amati suhunya (TL1) - Panaskan VS2 mL air dingin dengan suhu normal sampai temperaturnya naik 10 C (TS2) - Campuran air yang telah dipanaskan dengan suhu TS2, ke dalam bagian sistem kalorimeter yang telah berisi air dingin dengan suhu TS2 - Aduk keduanya hingga tercampur - Tentukan suhu campuran di dalam sistem (TS3) dan suhu di bagian lingkungan (TL3). B. Penentuan perubahan entalpi penetralan - Masukkan 50 mL air dingin ke dalam lingkungan - Menyamakan suhu natrium hidroksida dan asam klorida - Mencampurkan 25 mL natrium hidroksida dan 25 mL asam klorida ke dalam sistem - Aduk hingga tercampur - Tentukan suhu campuran di dalam sistem dan suhu di bagian lingkungan. B. Bahan-bahan yang dibutuhkan - aquadest - natrium hidroksida - asam klorida

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 22

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


KERANGKA PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

1.1. Halaman Sampul Halaman sampul merupakan bagian pertama laporan praktikum yang dapat dilihat oleh pembaca. Halaman sampul berfungsi sebagai petunjuk awal bagi yang berminat membaca laporan praktikum. Perwajahan memuat judul praktikum, nama penulis beserta nim, logo ITN Malang, nama jurusan yang diikuti oleh nama universitas beserta tahun dibuatnya laporan praktikum tersebut. Oleh karena itu halaman sampul juga berfungsi sebagai identitas dan keseragaman bentuk penyusunan. 1.2. Sistematika Sistematika penulisan laporan praktikum merupakan urutan-urutan bagaimana hasil dan pembahasan praktikum disajikan dalam bentuk laporan sehingga memudahkan para pembaca memahami isi laporan praktikum. Secara garis besar, laporan praktikum disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bagian Awal (Preliminary) Bagian Inti (Pokok Kajian) Bagian Akhir (Referensi) 1.1.1. Bagian Awal 1. Halaman Judul Bagian Dalam Penulisan Judul bagian dalam pada dasarnya adalah sama dengan judul yang tertulis pada cover bagian depan. (lihat contoh) 2. Lembar Pengesahan Lembar pengesahan ini memuat pengesahan dari Dosen Pembimbing mata kuliah, kemudian diketahui oleh Ketua Jurusan. Sebagai tanda pengesahan dan persetujuan dibubuhi tanda tangan di atas nama Dosen Pembimbing dan Kepala Laboratorium Teknik Kimia ITN Malang. Nama Dosen Pembimbing dan Kepala Laboratorium ditulis lengkap dengan gelar akademisnya. (lihat contoh) 3. Kata Pengantar Kata pengantar memuat uraian yang mengantarkan pembaca ke inti pembahasan laporan praktikum. Pada bagian akhir kata pengantar disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan praktikum. Pada lembar kata pengantar terdapat kolom tanda tangan penulis beserta bulan dan tahun laporan praktikum diselesaikan. 4. Daftar Isi, Tabel, Gambar dan Lampiran Daftar isi berupa daftar yang memuat isi laporan praktikum secara keseluruhan, mulai dari kata pengantar, daftar isi itu sendiri, daftar tabel, daftar gambar, bagian inti laporan praktikum, bagian akhir laporan praktikum, dan lampiran.

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 23

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


Daftar tabel merupakan daftar yang berisi petunjuk tabel-tabel (jika ada) yang ada pada bagian inti laporan praktikum. Daftar tabel harus ditulis secara jelas sehingga memudahkan pembaca mencari tabel yang diinginkan. Daftar gambar merupakan daftar yang berisi petunjuk gambar-gambar (jika ada) yang ada pada bagian inti laporan praktikum. Lampiran pada praktikum diletakkan pada bagian akhir laporan praktikum yang diberi judul daftar lampiran dengan tujuan untuk memudahkan pembaca mencari data pendukung dalam laporan praktikum seperti lembar kerja praktikum dan lembar asistensi. 1.1.2. Bagian Inti Bagian inti berisikan bab-bab per materi yang dipraktikumkan. Dalam tiap bab terdri atas beberapa sub bab antara lain: 1. Tujuan Paktikum Sub bab ini mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak dibuktikan dalam praktikum, terutama indikator-indikator yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan dipraktikumkan. Tujuan merupakan arah pelaksanaan praktikum yang menguraikan apa yang akan dicapai serta merumuskan tujuan umum praktikum yang konsisten dengan materi pokok 2. Tinjauan Pustaka Sub bab ini menjelaskan definisi dari variabel-variabel yang menjadi materi praktikum, teori (atau teori-teori) yang relevan dengan materi yang akan dipraktikumkan. Tinjauan pustakan ini dapat pula berisi uraian tentang datasekunder yang diperoleh dari publikasi baku (misalnya, job title), publikasi ilmiah, atau hasil penelitian pihak lain yang dapat dijadikan pertimbangan dan kaidah-kaidah teoritis, serta asumsi-asumsi yang memungkinkan terjadinya penalaran untuk menjawab masalah yang diteliti. Pada sub bab ini dimungkinkan mengajukan lebih dari satu teori atau data sekunder untuk membahas permasalahan yang menjadi topik praktikum, sepanjang teori-teori dan/atau data sekunder itu berkaitan dan tidak kontradiktif. Catatan: Dalam rangka memperkaya ilmu dan teori-teori, sebagai referensi, praktikan wajib menggunakan paling sedikit 3 (tiga) buku yang relevan dengan materi yang dipraktikumkan. Dalam kenyataan sering terjadi manipulasi ataupun ketidak validan data yang bersumber dari internet, oleh karena itu praktikan tidak diperbolehkan mengambil dasar teori yang bersumber dari sembarang blog. Sumber dari web terpercaya, jurnal ilmiah, e-book, dan ensiklopedia elektronik boleh digunakan. 3. Tinjauan bahan Subbab ini menjelaskan karakteristik dari bahan-bahan yang digunakan. Dapat bersumber dari MSDS bahan. 4. Alat dan Bahan Sub bab ini akan menjabarkan alat dan bahan apa saja yang digunakan saat praktikum. 5. Prosedur Percobaan Sub bab ini akan menjabarkan step-step pengerjaan praktikum yang melibatkan alat dan bahan yang digunakan, berdasarkan materi yang dipraktikumkan. Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang Page 24

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


6. Data Pengamatan Berisikan tabel dari lembar kerja praktikum yang berisikan hasil praktikum. 7. Grafik Tidak semua bab per materi dalam suatu laporan memiliki grafik, grafik biasanya ditampilkan untuk menunjukkan hubungan antara 2 variable atau lebih yang dicantumkan dalam lembar kerja praktikum. 8. Persamaan Reaksi Persamaan reaksi membahas reaksi-reaksi kimia yang terjadi secara berurutan berdasarkan prosedur percobaan. 9. Pembahasan Pada sub bab ini dijelaskan mengenai masalah yang dihadapi dan hasil yang diperoleh saat praktikum konsisten dengan tujuan praktikum yang telah diuraikan pada bab pendahuluan. Permasalahan akan diperoleh dari ketidaksesuaian antara teori dengan hasil yang diperoleh. Analisis permasalahan ini harus dapat diuraikan dengan detail tanpa mengkaitkan permasalahan tersebut dengan human eror. Pembahasan juga menganalisis kesesuaian dari data yang diperoleh dengan teori yang dibuktikan. Pembahasan disusun berdasarkan prosedur bercobaan dan memiliki referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. 10. Kesimpulan Kesimpulan berisikan pernyataan terwujud atau tidaknya tujuan praktikum. 1.1.3. Bagian Akhir Pada bagian akhir berisikan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang dibutuhkan untuk mendukung penulisan. Lampiran tersebut berisikan lembar asistensi, lembar kerja praktikum, kartu praktikum, daftar notasi dan apendiks. Appendiks memuat perhitungan terhadap semua analisa kuantitativ yang dilakukan pada saat praktikum. Rumus yang digunakan harus memiliki referensi atau literatur. (contoh terlampir)

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 25

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


ATURAN PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
1.1. Bahan Yang Digunakan Kriteria bahan-bahan yang digunakan guna melengkapi penulisan Laporan Praktikum agar penulisan terlihat baik, seragam dan manggugah minat baca, antara lain: kertas yang digunakan untuk mengetik laporan adalah kertas HVS 70 atau 80 gram ukuran A4 (21,5 cm 29,7 cm) atau A4s (21 cm 29,7 cm) warna putih. untuk sampul luar (kulit luar) ditetapkan sampul kertas (soft cover). Bahan yang digunakan adalah karton buffalo atau linen, dengan warna kuning gading tiap bab diberi pembatas dengan kertas doorslag, warna kuning gading berlogo ITN Malang Catatan: untuk penulisan naskah selama dalam asistensi, dapat menggunakan kertas HVS dengan kualitas lebih rendah. 1.2. Lay-Out Kertas Laporan praktikum diketik menggunakan komputer dengan program pengolah kata MSWord, dengan ketentuan sebagai berikut: Margin : Mirror Margin Top Margin (pinggir atas) : 3,5 cm dari tepi kertas atas Bottom Margin (pinggir bawah) : 2,5 cm dari tepi kertas bawah Left Margin (pinggir kiri) : 3,5 cm dari tepi kertas kiri Right Margin (pinggir kanan) : 2,5 cm dari tepi kertas kanan Pengetikan laporan praktikum harus disesuaikan agar memenuhi ketentuan di atas serta tidak diperkenankan mencantumkan header dan footer dalam bentuk apapun. 1.3. Cara Pengetikan Pengetikan dan editing berhubungan langsung dengan software pengolah kata yang digunkan. Aturan penulisan ini dibuat standar atau baku dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Pengetikan hanya dilakukan pada satu muka kertas, tidak bolak-balik. 2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New roman. 3. Ukuran huruf yang digunakan harus standar, dengan ketentuan sebagai berikut: judul bab dengan ukuran 14 karakter per inch dicetak tebal sub bab dengan ukuran 12 karakter per inch dicetak tebal isi naskah dengan ukuran 12 karakter per inch dicetak biasa 4. Pencetakan dapat menggunakan berbagai jenis printer. 5. Tidak diperkenankan adanya salah ketik (baik kalimat maupun nama). 6. Tidak ada spasi setelah tanda titik dua (:). 7. Butlet yang digunakan adalah butlet strep terkecil (-). 8. Panah yang digunakan memiliki tebal pt, garis full tidak putus-putus dan/atau lengkung, kepala panah penuh dan end size paling kecil ( ) 9. Poin-poin dalam tujuan dan kesimpulan menggunakan buttlet (-). Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang Page 26

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


1.3.1. Penulisan JUDUL dan SUB JUDUL judul ditulis paling atas, seluruhnya menggunakan huruf kapital (tanpa garis bawah), cetak tebal (bold), jarak dari tepi kertas atas kurang lebih 5 (lima) cm jenis huruf yang digunakan adalah huruf Times New Roman, tinggi dan lebar huruf diperhatikan keseimbangannya judul ditulis lengkap tanpa ada bagian yang disingkat (kecuali akronim badan hokum perusahaan yang sudah diterima oleh masyarakat seperti PT, PERUM, dan sebagainya) judul yang panjang ditulis menjadi dua bagian atau lebih, dengan pemotongan judul yang logis, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia judul diusahakan disusun dalam bentuk piramida terbalik dengan jarak 1,5 spasi judul tidak diakhiri dengan tanda titik. 1.3.2. Spasi Spasi yang digunakan dalam penulisan laporan praktikum bermacam-macam tergantung pada bab atau aturan dimana penulisa harus menuliskan naskahnya. Aturan spasi yang digunakan sebagai berikut: 1. Jarak antara baris yang satu dengan baris berikutnya adalah 1,15 spasi. 2. Jarak antara nomor bab (contoh : BAB I) dengan judul bab (contoh : ASIDIMETRI) adalah 1,5 spasi. 3. Jarak antara judul bab dengan sub bab adalah 2,5 spasi. 4. Jarak antara sub bab dengan baris pertama teks adalah 1,5 spasi. 5. Jarak antara baris akhir teks dengan sub bab berikutnya adalah 1,15 spasi. 6. Jarak antara teks dengan tabel, gambar, grafik, diagram, atau judulnya adalah 1,5 spasi. 7. Alinea baru diketik menjorok ke dalam satu tabulasi dari margin kiri teks. 8. Jarak antara alinea yang satu dengan alinea yang lain adalah 1,15 spasi. 1.3.3. Tabulasi Aturan tabulasi yang digunakan sebagai berikut: 1. Jarak antara nomor dan judul sub bab di atur dengan hanging 1 cm. 2. Jarak antara nomor dan teks dalam isi diatur dengan hanging 0,5 cm. 3. Jarak antara butlet dan teks diatur dengan hanging 0,5 cm. 1.3.4. Aturan Numbering Aturan numbering yang digunakan sebagai berikut: 1. Penomoran menggunakan bullets (-) diawali dengan huruf kecil, kecuali untuk kata benda (noun) dan poin yang terdiri lebih dari 1 kalimat. 2. Penomoran dengan menggunakan bullets (-) tidak diakhiri tanda titik kecuali poin yang terdiri lebih dari 1 kalimat, dan rangkaian poin yang berkelanjutan di akhiri tanda titik pada poin terakhir. 3. Penomoran dengan menggunakan angka dan huruf (bukan judul ataupun sub bab) diawali huruf besar dan diakhiri tanda titik kecuali untuk kata benda (noun). Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang Page 27

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


1.3.5. Kutipan Kutipan biasanya diperoleh dan ditulis langsung dari bahan referensi yang dipakai dan dituliskan sesuai aslinya. Kutipan ini biasanya selalu ada dalam penulisan praktikum terutama penjabaran mengenai teori penukung penulisan. Aturan penulisan kutipan yang berlaku pada penulisan laporan praktikum adalah sebagai berikut: 1. Tiap akhir paragraph yang dikutip dari referensi atau literatur diikuti dengan penomoran sesuai dengan nomor literatur yang digunakan. 2. Nomor literatur tercantum dalam daftar pustaka. 3. Literatur dalam daftar pustaka tidak menurut abjad, tetapi sesuai dengan nomor urut. 4. Untuk literatur yang sama dalam bab yang berbeda nomor literatur yang digunakan sama, mengacu pada penomoran dalam daftar pustaka. 5. Nomor dituluskan dengan font TNR 12, superscript, dan diberi kurung siku ([]). (contoh: [2]) 1.3.6. Persamaan Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematika, reaksi kimia dan lain-lainnya ditulis dengan angka Arab dengan identitas bab persamaan tersebut berada, ditulis di dalam kurung dan ditempatkan di dekat batas tepi kanan. Untuk rumus, keterangan simbol (notasi) dicantumkan pada daftar notasi, jadi pada tinjauan pustaka maupun appendiks tidak perlu dicantumkan keterangan simbol. Contoh :
H2SO4

O H3C C
(aq)

C2H5OH (l) + CH3COOH (l)


(etanol) (asam asetat)

+ H2O (l)
(air)

(3.6)

(etil asetat)

OC2H5

F = m.a 1.3.7. Penomoran Bab, Sub Bab, Paragraf, dan Rincian

(3.7)

Penomoran dan jenis penomoran yang digunakan diatur dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Penomoran bab menggunakan angka Romawi besar (I, II, III, dan IV) dan ditempatkan di tengah kertas secara simetris. 2. Penomoran sub bab menggunakan angka biasa dan berurut sesuai nomor bab (2.1., 2.2., 2.3., dan seterusnya). Nomor dan judul sub bab ditulis di tepi kiri (align left) dengan kapitalisasi (title case) dicetak tebal tanpa garis pemisah. 3. Jika penomoran subbab telah mencapai 3 angka, subbab 4 angka menggunakan huruf besar (A, B, C, dst). 4. Penomoran judul paragraf (apabila ada) menggunakan huruf besar (A, B, C, dan seterusnya) atau angka (1, 2, 3, dst) dengan diberi titik di belakangnya. Nomor dan judul paragraf ditulis di tepi kiri (align left) dengan kapitalisasi (title case) dicetak tebal tanpa garis bawah. Hanging 1 cm.

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 28

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


1.3.8. Penomoran Halaman A. Penomoran Halaman di Bagian Awal Pemberian nomor halaman di bagian awal (preliminary) ditetapkan sebagai berikut: 1. Penomoran halaman bagian awal, dari mulai halaman judul bagian dalam sampai dengan halaman daftar lampiran menggunakan angka Romawi kecil (i), (ii), (iii), (iv), (v), dan seterusnya, dengan ketentuan halaman judul bagian dalam dan halaman pengesahan tidak diberi nomor halaman tetapi tetap diperhitungkan. 2. Nomor halaman diletakkan di tengah-tengah bagian bawah kertas berjarak 3 (tiga) spasi dari margin bawah (bottom of page, center). B. Penomoran Halaman di Bagian Inti Pemberian nomor halaman pada bagian inti (body text) ditetapkan sebagai berikut: 1. Penomoran halaman mulai dari BAB I sampai dengan BAB terakhir menggunakan angka biasa (1, 2, 3, dan seterusnya). 2. Nomor halaman ditempatkan pada sudut kanan atas berjarak 3 (tiga) cm dari margin atas, kecuali untuk halaman judul bab ditempatkan di tengah-tengah bagian bawah kertas berjarak 3 (tiga) cm dari margin bawah. (lihat gambar margin). C. Penomoran Halaman pada Bagian Akhir Pemberian nomor halaman pada bagian akhir (reference section) ditetapkan sebagai berikut: 1. Penomoran halaman mulai dari DAFTAR PUSTAKA sampai dengan lampiran berkas terakhir, menggunakan angka biasa (1, 2, 3, dan seterusnya), merupakan kelanjutan dari. 2. Halaman-halaman bagian inti, dan untuk halaman judul bab ditempatkan di tengah-tengah bagian bawah kertas berjarak 3 cm dari margin bawah. 1.3.9. Sampul Luar dan Halaman Judul Penulisan dan penempatan judul dan sub judul, tulisan LAPORAN PRAKTIKUM, , Nama, NIM, logo ITN MALANG, nama Jurusan dan Fakultas, nama Institusi dan tahun penyusunannya, pada sampul luar dan halaman judul dalam, mengikuti ketentuan berikut: 1. Penulisan LAPORAN PRAKTIKUM ditulis dengan huruf kapital, penempatan diatur di tengahtengah. 2. Nama mahasiswa ditulis dengan menggunakan huruf kapital dengan jenis dan jenis huruf yang digunakan sama dengan judul tetapi lebih kecil daripada huruf yang digunakan untuk judul, penempatan di tengah-tengah. Di bawah nama diikuti oleh NIM. 3. Nama Institusi dan tahun penyusunan diatur sebagai berikut: Nama Jurusan, Fakultas, dan Institusi, seluruhnya ditulis bertingkat dengan huruf kapital, dengan jenis dan huruf yang sama dengan tulisan LAPORAN PRAKTIKUM yang dijelaskan pada butir (1) di atas. Tahun penyusunan laporan praktikum ditulis di tengah-tengah pada baris paling bawah. Logo ITN Malang berukuran 4 cm, diletakkan di atas nama jurusan. 1.3.10. Penomoran Tabel dan Gambar Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang Page 29

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


Tabel yang dimaksud adalah tabel yang dituliskan pada bagian inti yang merupakan penjelasan atau bagian dari inti penulisan yang dibuat dalam bentuk tabel. Pemberian nomor tabel ditetapkan sebagai berikut: 1. Judul tabel diberi nomor urut dengan angka biasa sesuai dengan nomor urut Bab dan sub bab dimana tabel tersebut dibuat. 2. Bentuk umum penulisan Tabel sebagai berikut: Tabel Nomor sub bab. Nomor urut tabel. Judul Tabel 3. Penulisan bentuk umum di atas dituliskan rata kiri pada bagian atas tabel. 4. Penulisan judul tabel dengan kapitalisasi (title case) tanpa diakhiri tanda titik. Contoh penulisan: (urutan tabel ke-5 yang terdapat pada sub bab 2.5.) Tabel 2.5.5. Data Standardisasi NaOH dengan HCl Pemberian nomor gambar ditetapkan sebagai berikut: 1. Judul gambar diberi nomor urut dengan angka biasa sesuai dengan nomor urut Bab dimana gambar tersebut dibuat. 2. Bentuk umum penulisan Gambar sebagai berikut: Gambar. Nomor bab. Nomor urut gambar. Judul Gambar 3. Penulisan bentuk umum di atas dituliskan di tengah-tengah pada bagian bawah gambar. 4. Penulisan judul gambar dengan font bold, tanpa diakhiri tanda titik, font TNR 10. 5. Ukuran gambar dan grafik 127cm atau kondisional. 6. Contoh penulisan: (urutan gambar ke-10 yang terdapat dalam sub bab 3.2)
Gambar. 3.2.10. Data Flow Diagram Level 1

1.3.11. Daftar Pustaka Daftar pustaka berisi informasi tentang sumber pustaka yang telah dirujuk dalam tubuh tulisan. Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam naskah harus muncul dalam daftar pustaka, begitu juga sebaliknya, setiap pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk dalam tubuh tulisan. Sumber pustaka diharapkan berasal dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahan ilmiahnya (misalnya Jurnal Ilmiah, Prosiding Seminar dll) dan bukan berasal dari opini pribadi yang dipublikasikan dalam internet atau media lainnya. Penulisan daftar pustaka mengacu pada HARVARD style yaitu menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b atau c dst tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf italic. Terdapat banyak varian dari system Harvard yang digunakan dalam berbagai jurnal di dunia. Contoh : - Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress syndrome. New England J Med 337(6): 435-439. - Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners into rench rural communities. J Rural Studies 10(2): 197-210. - Dower M. 1977. Planning aspects of second homes. di dalam Coppock JT (ed.), Second Homes: Curse or Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210-237. Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang Page 30

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


- Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: The Forbidden Medicine. London: Yale Univ Press. - Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ. Press. Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan: - Smith (1983) menemukan bahwa tumbuhan pengikat N dapat diinfeksi oleh beberapa species Rhizobium yang berbeda. - Integrasi vertical system rantai pasokan dapat menghemat total biaya distribusi antara 15% sampai 25% (Smith, 1949, Bond et al., 1955, Jones dan Grenn, 1963). - Walaupun keberadaan Rhizobium normalnya mampu meningkatkan pertumbuhan kacangkacangan (Nguyen, 1987), namun telah didapat pula hasil yang berbeda bahkan berlawanan (Washington, 1999). Penulisan daftar pustaka disusun berdasarkan urutan acuan yang dikutip pertama kali dan seterusnya yang terdapat pada isi laporan. Penulisan nama pengarang dimulai dari nama keluarga, sedang nama depan dan tengah (jika ada) hanya disingkat, serta tidak mencantumkan gelar. Judul buku atau nama jumal atau majalah atau artikel ilmiah ditulis dengan huruf miring (italic), dan ditulis dalam tanda kutip ganda . Contoh penulisan daftar pustaka, sesuai dengan nomor urut acuan yang dikutip: 1. John, N.W.M. 1987. Geotextiles, Chapman and Hall, New York. 2. Koerner, R.M. 1989. Durability and Aging of Geosynthetics, Elsevier Applied Science, London. 3. Higgins, H. G., Stewart, C. M., and Harrigten, K. J. 1998. Infrared Spectra of Cellulose and Related Polysaccharides, Journal of Polymer Science, Vol. 51. 4. Stark, T., Williamson, A., and Eid, T. 1996. Journal of Geotechnical Engineering,Vol.122, p. 197-203. 5. Fayoux, D. 1990. The 4th International Conference on Geotextile, Geomembranes and Related Products, p. 561-566. 6. Koerner, R.M.1990. The 4th International Conference on Geotextile, 7. Geomembranes and Related Products, p. 543-548. 8. Warwicker, J. O. 1966. Effect of Chemical Reagents on the Fine Structure of Cellulose, Part III: Action of Caustic Soda on Cotton and Ramie, J. Polym. Sci. Part A-2 4, 571-586. 9. Postle, R. and De Jong, S. 1981. The rheology of woven and knitted fabrics. Part I:Fabric geometry and force methods of analysis applied to fabric mechanics" , Journal of Textile Machinery of Japan, Vol. 34, No. 5, p. 264-272. Beberapa Contoh Lain dalam Penulisan Daftar Pustaka dari Berbagai Sumber Acuan: a) Buku dengan satu penulis . Kalichnan, S.C., Understanding AIDS: A guide for mental health professional, American Psychological Association, Washington, DC, 1995. b) Buku dengan dua atau lebih penulis. Crooks, R., & Baur, K., Our sexuality (6th ed), Pasific Groove: Brooks/Cole Publishing Company, 1997. c) Buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya). Frey R. Ltruscoot, A. F., & Kearse, A. L. (Eds), The official encyclopedia of bridge (3rd ed), Crow Publishers, Inc, New York, 1976. d) Dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa pengarang dan lembaga: Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang Page 31

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 1998, pasal 4(2) tentang ketenagakerjaan. 1999. Djambatan, IKAPI, Jakarta. e) Karya yang ditulis dengan suatu lembaga sebagai pengarangnya. Universitas Surabaya. 1994. Pedoman Akademik Universitas Surabaya, Universitas Surabaya. f) Skripsi/Tesis/Disertasi: Ernawati, S.Y. 1992. Hubungan antara minat terhadap pelajaran metematika dan inteligensi dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas II di SMP Kristen Perngadi Surabaya, Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. g) Makalah dalam seminar, penataran, lokakarya: Hastjarja, T. D. 1991. Pendekatan psikofisika dan kognitif terhadap tingkah laku memilih, Makalah disampaikan pada lokakarya perkembangan Terakhir di bidang Psikologi, Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta. h) Karya terjemahan Engel, J. F., Blackwell, R. D., & Miniard P. W. 1994. Perilaku konsumen I. Alih Bahasa: F. X. Budiyanto, Binarupa Aksara, Jakarta. i) Artikel dari jurnal ilmiah: Frick, R. W. 1996. The appropriate use of null hypothesis testing, Psychological Method, Vol. 4, p. 379-390. j) Artikel dari harian/mingguan/bulanan - Ada pengarang Martin, S. 1996. Exhibit show psychologis power in treating illnesses, Apa monitor, p. 42, November. - Tanpa pengarang Ayahbunda, 1993, 8 September. Efective di rumah dan dikantor. Hlm 50-52. k) Artikel dari internet Bulik, C.M., Mcintosh, V.V., & Joyce. P.R.2003. The role of exposure with response prevention in the cognitive-behavioral therapy for bulimia nervosa, http://www.ncbi.nih.gov., diakses tanggal 2 Maret 2003. 1.3.12. Bahasa A. Bahasa yang dipakai Bahasa yang dipakai ialah bahasa Indonesia yang baku (ada subjek dan predikat, dan supaya lebih sempurna, ditambah dengan objek dan keterangan). B. Bentuk kalimat Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama dan orang kedua (saya, aku, kami, kita engkau dan lain-lainnya), tetapi dibuat berbentuk pasif. Pada penyajian ucapan terima kasih pada kata pengantar saya/kami diganti penulis. C. Istilah 1. Istilah yang dipakai ialah istilah Indonesia atau yang sudah di- Indonesiakan. Istilah yang digunakan harus mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan terakhir. 2. Jika terpaksa harus memakai istilah asing harus dicetak miring (Italic) pada istilah itu. D. Kesalahan yang sering terjadi Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang Page 32

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


1. Kata penghubung, seperti sehingga, dan sedangkan, tidak boleh dipakai memulai suatu kalimat. 2. Kata depan misalnya pada sering dipakai tidak pada tempatnya, misalnya diletakkan di depan subyek (merusak susunan kalimat). 3. Kata di mana dan dari kerap kurang tepat pemakainnya, diperlakukan tepat seperti kata where dan of dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia bentuk yang demikian tidaklah baku dan jangan dipakai. 4. Awalan ke dan di harus dibedakan dengan kata depan ke dan di 5. Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat. 1.3.13. Lampiran Bagian ini biasanya berisi seluruh materi yang perlu diikutsertakan atau merupakan hasil pembuktian dari isi penulisan, seperti lembar asistensi, lembar kerja praktikum, dan kartu praktikum sehingga tidak perlu penomoran.

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 33

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

DAFTAR PUSTAKA
Badger, W.Z. and Bachero, J.K.Introduction to Chemical Engineering. International Student edition, Mc Graw Hill Book Co, Kogakusha, Tokyo Daniels, F. 1961. Experimental Physical Chemistry. 6th ed. Mc Graw Hill Book Co, Kogakusha, Tokyo Widodo, D. S., Lusiana, R. A., 2010, Kimia Analisis Kuantitatif, Graha Ilmu, Jakarta. Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press, Jakarta. Undewwood, 1986, Analisa kuantitatif, Erlangga, Jakarta. G. Shevla, 1990, Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Kalman Media Pusaka, Jakarta. Staf Laboratorium Teknik Kimia ITN Malang, 2011, Modul Praktikum Kimia Fisika, Malang.

Laboratorium Kimia Fisika Labtek Itn Malang

Page 34

Anda mungkin juga menyukai