Oleh: Susilastuti
Infotaiment adalah program acara yang sampai saat ini masih disukai oleh khalayak pembaca. Sebuah riset yang dilakukan LPKP Sinergi Yogya (2010) tentang program yang acara yang ditonton masyarakat berita infotaiment yang ditayangkan pada ayangan utama (prime time) menduduki posisi no 2. Tidak mengherankan bila rating (ini dewanya sebuah acara TV menarik atau tidak) infotaiment cukup tinggi.
Bukti lain yang memperlihatkan kedigdayaan infotainment adalah jumlah jam tayang infotainment. Sebuah survey yang dilakukan Dewan Pers di Jakarta Tahun 2006, mencapai empat belas jam dalam satu hari. Setidaknya setiap minggu 125 program tayangan infotainment dijual berbagai stasiun televisi dengan berbagai nama yang beraneka ragam (Bernas Jogja, 16 Desember 2004). Tahun 2008 ini angka ini juga tidak berubah, bandingkan dengan jenis program tayangan televisi lainya yang mengalami fluktuasi rating dan share (Fajar dan Tri Hastuti, 2009).
Pers akan melaksanakan fungsi kontrol sosial baik kepada pemerintah atau lingkungan sekitar Pers akan menjadi public security Pers akan menjalankan fungsinya sebagai watch dog Pers akan menegakkan perannya sebagai pilar keempat demokrasi
DAMPAK PENYALAHGUNAAN KEBEBASAN PERS Pers dijadikan alat untuk menyerang orang Pers kurang akurat dalam menyajikan fakta karena ketatnya kompetisi Penulisan judul yang berlebihan padahal judul adalah intisari berita Objectivitas VS subyektivitas Fakta VS Opini
Hanya 22 % Responden yang pernah baca Kode Etik Jurnalistik Secara Lengkap !! Selebihnya 78 % tidak Pernah membaca Secara Lengkap
REKAPITULASI JAWABAN PERNAH MEMBACA KODE ETIK JURNALISTIK
87 ; 22%
231 ; 60%
pamor.
Apa dampaknya?
Berita langsung atau tidak langsung akan meneguhkan apa yang dipikirkan orang. Akan menyebabkan masyarakat terbiasa dengan hal-hal yang dulu dianggap tabu Masyarakat lebih permisif terhadap masalah yang bertentangan dengan norma masyarakat.
Gambar (visual) dalam tayangan di layar televisi lebih mampu berbicara banyak daripada bahasa lisan maupun tertulis, karena itu persoalan etika menjadi semakin penting. Dalam tayangan berita di televisi, termasuk juga infotainment menurutnya ada dua gatekeepers yang berperan dalam persoalan etika yang berkaiatan dengan visualisasi di layar televisi, yaitu kamerawan yang mengarahkan kemeranya kepada sumber berita dan editor yang berkuasa untuk memilih visualisasi yang layak disiarkan atau tidak (Limburg, 1994 : 125).