Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEDOKTERAN ISLAM

IKHTIAR DALAM BEROBAT

NAMA NIM

: :

Sunardi A.Quilo 10542 0053 08

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN UNIVERSITRAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2011

Ikhtiar berasal dari bahasa Arab (

) yang berarti mencari hasil yang lebih baik.

Adapun secara istilah pengertian ikhtiar, yaitu usaha yang dilakukan dengan segala daya upaya dan kemampuan untuk mencapai hasil terbaik.

Ikhtiar pertama yang paling umum dilakukan adalah berobat ke dokter atau rumah sakit. Ikhtiar ini bagian dari yang diijinkan, banyak sekali temuan medis yang memang akhirnya bisa menjadi perantara penyembuhan kita tetapi perlu diingat bahwa hanya Allah lah yang menyembuhkan kita.

Meskipun banyak yang berhasil, ikhtiar dengan ke dokter maupun rumah sakit banyak juga yang tidak berhasil atau paling tidak tidak menyembuhkan pasien secara 100 %. Masalah lain dengan pengobatan melalui obat hasil pabrik farmasi besar dan berobat ke rumah sakit sering dianggap terlalu mahal. Hal ini tidak hanya terjadi di negara miskin dengan tingkat penghasilan penduduk yang rendah seperti Indonesia, tetapi hal yang sama juga dirasakan oleh penduduk negara maju seperti Amerika Berikat. Bahkan dalam salah satu buku yang terbit akhir tahun 2005 lalu ada disebutkan bahwa jutaan penduduk Amerika bangkrut setiap tahunnya gara-gara tidak mamapu membiayai biaya kesehatannya.

Petunjuk Al-Qur'an Tentang Pengobatan

Banyak ayat Al Qur'an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al Qur'an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang -orang yang mukmin .

" Dan kami menurunkan Al Qur'an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu'min "( Al-Isra : 82 ). Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur'an yaitu " Asysyifa " yang artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh." Hai manusia , telah

datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman " ( Yunus : 57 ).

Disamping Al Qur'an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari pembuat obatobatan ." Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, korma, anggur dan buah-buahan lain selengkapnya . sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat tandatanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan ( An-Nahl : 11 ) Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah jalan-jalan yang telah digariskan Tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk manusia. Di alamnya terdapat tandatanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan " ( An-Nahl : 69 )

A. Metode Pengobatan Para Rasul Sebelumnya.

1. Nabi Isa. As

" Dan akan dijadikan-Nya sebagai Rasul untuk Bani Israil .Katanya : Aku ini datang kepadamu membawa tanda Mukjizat dari tuhanmu yaitu aku dapat membuat dari tanah liat ini rangka burung untuk kalian, kemudian aku tiup lalu menjadi seekor dengan izin Allah. Dan aku sanggup menyembuhkan orang buta, penyakit sopak dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah " ( QS.Ali Imran : 49 ).

Menurut para Mufassir, Nabi Isa mengobati penyakit buta dan sopak dengan cara diusap dengan tangan-Nya mata yang buta dan anggota tubuh yang terkena sopak dengan izin Allah melalui mukjizatnya maka seketika itu sembuh.

2. Nabi Musa. As

Sebagai seorang Rasul yang sangat dalam ilmunya dan sanggup melumpuhkan Fira'un sang raja kafir yang sangat kuat dan menguasai sebagian besar alam, karena sangat kuasanya sampai -sampai dia mengaku dirinya tuhan dari segala makhluk." Maka berkata Fira'un : " Akulah Tuhan yang maha tinggi " ( An-Naziat : 24). Nabi Musa tidak terlepas dari sifat kemanusiannya yang merupakan Sunnatulloh yaitu sakit. Beliau pernah sakit lalu memetik sehelai daun yang diniatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah yang menyembuhkan kemudian ditempelkan pada anggota yang sakit, karena Mukjizatnya seketika itu sembuh. Dan kedua kalinya beliau sakit kemudian memetik sehelai daun secara spontanitas tanpa diniatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah Sang Penyembuh maka ketika itu sakitnya tidak sembuh .

B. Metode Pengobatan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat-Nya tidak lepas tingkah lakunya dari Al Qur'an karena beliau dijadikan sebagai suri tauladan yang baik untuk semua manusia.

Firman Allah :" Sesungguhnya pada diri Rasul itu ada terdapat suri tauladan yang baik untuk kamu ,bagi orang-orang yang mengharapkan Rahmat dan hari kemudian dan yang banyak yang memuja Allah " ( Al Ahzab : 21) . Kata Imam Ali :" Sesungguhnya semua tingkah laku Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur'an ".

1. Ruqyah

Ruqyah atau yang kita kenal dengan jampi-jampi merupakan salah satu cara pengobatan yang pernah diajarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammmad SAW. Ketika Rasullulloh sakit maka datang Malaikat Jibril mendekati tubuh beliau yang sangat indah kemudian Jibril membacakan salah satu doa sambil ditiupkan ketubuh Nabi, seketika itu Beliau sembuh.inilah doanya " BismIlahi arqiika minkulli syai-in yu'dziika minsyarri kulli nafsin au-ainiasadin Alloohu yasyfiika bismIlahi arqiika ". Ada tiga cara yang dilakukan Nabi dalam Ruqyah:

2. Nafats

Nafats yaitu membaca ayat Al Qur'an atau doa kemudian ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian diusapkan keseluruh badan pasien yang sakit. Dalam satu riwayat bahwasanya Nabi Muhammmad SAW apabila beliau sakit maka membaca "Al-

muawwidzat" yaitu tiga surat Al Qur'an yang diawali dengan kata " A'udzu " Yaitu : surat An Nas, Al Falaq dan Al Ikhlas kemudian ditiupkan pada dua telapak tangannya lalu diusapkan keseluruh badan.

3. Air liur yang ditempelkan pada tangan kanannya.

Di riwayatkan oleh Bukhari-Muslim : Bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila ada manusia tergores kemudian luka ,maka beliau membaca doa kemudian air liurnya ditempelkan pada tangan kanannya, lalu diusapkan pada luka orang itu.Inilah doanya."ALLAHUMMA ROBBINNAS ADZHABILBAS ISYFI ANTASY-SYAFII LAA SYIFA-A ILLA SYIFA-UKA LAA YUGODIRU SAQOMAN ".

4. Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan.

Nabi Muhammad SAW pernah memerintahkan Utsman bin Abil Ash yang sedang sakit dengan sabdanya: " Letakkanlah tanganmu pada anggota badan yang sakit kemudian bacalah "Basmalah 3x dan A'udzu bi-izzatillah waqudrotihi minsyarrima ajidu wa uhajiru 7x"

C. Metoda Pengobatan Hukama ( Ahli Hikmah )

Ahli Hikmah adalah orang-orang shalih yang diberikan oleh Allah ilmu dan Karomah sehingga dia tahu rahasia Allah. Para Ahli Hikmah umumnya dijadikan sebagai Thabib ( Dokter ) atau Paranormal oleh kebanyakan orang karena mereka mendapat bimbingan langsung dari Allah. " Allah SWT memberikan Al-Hikmah (kebijaksanaan)

kepada orang yang dikehendaki ". Barangsiapa yang diberinya Al-Hikmah maka ia mendapat banyak kebaikkan. Hanya orang-orang yang mau berfikir yang dapat mengambil pelajaran" ( Al-Baqarah :269 )

1. Ruqyah ( Jampi-jampi )

Ruqyah yang diajarkan malaikat Jibril kepada Nabi dan yang dilakukan oleh Nabi. Lain dengan ruqyah yang dilakukan oleh Hukama, tetapi doa yang mereka gunakan pengertiannya sama. Para ahli Hikmah apabila mengobati seseorang dengan cara ruqyah dengan membaca ayat Al Qur'an atau doa kemudian ditiupkan kedalam air yang nantinya air itu diminum oleh si Pasien. Salah satu contoh bacaan ruqyah Hukama : Membaca Al-Fatihah untuk Nabi, keluarga, shahabat dan para wali seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani, kemudian membaca doa untuk kesembuhan .

2. Wafaq

Wafaq ialah ayat Al Qur'an, Asma Allah, zikir atau doa yang ditulis diatas benda seperti kertas, kain yang dijadikan sebagai media pengobatan atau lainnya oleh para Ahli hikmah. Salah satu contoh : Wafaq untuk orang yang sakit hati (Liver) ditulis pada gelas putih kemudian diisi air lalu diminumkan. Insya Allah sembuh. (Tulis huruf Ha besar 2 kali dan huruf Ain 6 kali).

D. Pengobatan yang Diharamkan

Obat-obatan yang diharamkan misalnya meruqyah dengan lafadz-lafadz yang mengandung kesyirikan. Menggunakan ruqyah jenis ini hukumnya haram, bahkan bias jadi dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam. Hal ini dilarang sebagaimana yang tercantum dalam adab kedua, seperti menggunakan khamer sebagai obat. Rasulullah saw melarang berobat dengan obat-obatan yang kotor.(HR. Abu Dawud (3870), Ibnu Majah (3459) dari Abu Hurairah r.a, dan Shahiih Abi Dawud (3278).)

Ketika seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw tentang hukum mengambil khamer sebagai obat, ia berkata:Khamer itu obat. Lantas, beliau menjawab:Khamer itu bukan obat, tetapi penyakit. (HR. Abu Dawud (3873), Ibnu Majah (3500) dari Thariq bin Suwqaid r.a.Hadits ini terdapat dalam kitab Shahiih Abi Dawud(3381).)

Oleh karena itu, tidak sepantasnya seorang Muslim berpaling dari sabda Rasulullah saw dikarenakan pendapat orang lain.

E. Berkonsultasi dengan Ahli Medis

Hendaknya seseorang berkonsultasi dengan kalangan orang-orang yang diketahui bertakwa kepada Allah swt dan mengetahui ilmu pengobatan. Hal ini berdasarkan keumuman firman Allah swt : Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS An-Nahl:43).

Tidak semua orang mengetahui ilmu pengobatan, sebagaimana Rasulullah saw pernah bersabda: Sesungguhnya Allah Taala tidak menurunkan penyakit kecuali Dia menurunkan obatnya, ada yang mengetahuinya dan ada juga yang tidak, kecuali penyakit assaam, yaitu kematian.(HR. Al-Hakim (IV/401) dari Abu Said r.a. Hadits ini terdapat dalam kitab Silsilatul Ahaadiits Ash-Shahiihah(451))

Oleh Karena itu, orang yang sedang menderita sakit hendaknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis penyakit dan mendapatkan obat yang cocok untuk penyakitnya.

F. Meyakini bahwa Kesembuhan Datangnya Hanya dari Allah SWT

Dokter dan penderita sakit wajib meyakini bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah SWT. Adapun obat dan terapi merupakan sebab dari kesembuhan. Jika Allah menginginkan, Dia akan menjadikan obat tersebut bermanfaat dan jika tidak, maka obat tersebut tidak akan memberikan pengaruh. Allah swt berfirman : Jika aku sakit, maka Dialah Yang menyembuhkan aku (QS. Asy-Syuaraa:80)

Barangsiapa menyakini bahwa obat itulah yang menyebuhkan tanpa ada kaitannya dengan kehendak Allah, berarti ia telah menyekutukan Allah swt dan tidak bertawakkal kepada-Nya. Oleh karena itu, ketika seorang Muslim minum obatnya, ia wajib meyakini bahwa kesembuhan datagnya hana dari Allah swt.

Anda mungkin juga menyukai