Konstipasi
Oleh
: Joko Anggoro
PENDAHULUAN
Konstipasi diderita 2- 27% (14.8%) populasi dewasa Amerika Utara. Konstipasi >> penyakit kronis lainnya, termasuk hipertensi, migrain, obesitas, dan diabetes mellitus. Higgins & Johanson, 2004
Konstipasi: sebuah gejala dan ketika kronis: gangguan multisimtom, dan dapat tumpang tindih dgn gangguan traktus gastrointestinal. Terlebih lagi, harus diingat kemungkinan kanker dan sebagai peringatan utk tanda bahaya.
Konstipasi >> diderita perempuan :laki-laki (rasio 2,1 : 1) dan nonkulit putih: kulit putih (1, 68 : 1).
Terjadi pd semua usia tetapi lebih sering pada mereka yg berusia > 65 tahun dan <4 tahun.
( Johanson, 2007).
TIPE KONSTIPASI:
FUNGSIONAL
Konstipasi kronik idiopatik fungsional (C3) IBS constipation (C1)
Definisi
TINJAUAN PUSTAKA
Eklusi.
Dolovich, 2006
neurotransmiter
gangguan motilitas gastrointestinal berkurangnya sekresi intestinal, dan relaksasi refleks yg tidak memadai pada otot basis pelvis. Neurotransmiter: serotonin, somatostatin, peptida YY, dan peptida sekresi intestinal vasoaktif aktivasi reseptor serotonin di dalam usus memperkuat motilitas gastroitnestinal, menghambat sensitivitas viseral, dan menstimulasi sekresi intestinal
Diagnosis konstipasi:
Anamnesis mungkin memberikan petunjuk terhadap sebab primer. frekuensi dan konsistensi dari feses, kebutuhan untuk mengejan atau melakukan disimpaksi manual, sensasi evakuasi yang inkomplit, nyeri, perdarahan, atau prolaps pasien lansia atau yg tidak dapat berjalan, daftar obat seharusnya ditinjau
Diagnosis konstipasi
Pemeriksaan fisik: inspeksi area perianal untuk bukti adanya hemoroid atau fisura. Pemeriksaan rektal digital: kontraksi sfingter atau otot puborektalis yg berkontraksi dgn manuver valsava, menunjukkan adanya disfungsi. Jika anamnesis dan px fisik konstipasi sekunder; atau usia > 50 tahun, maka px lab darah rutin, elektrolit serum, gula darah, dan fungsi tiroid, menyingkirkan sbb metabolik, endokrin, atau organik
Foxx-Orenstein et al, 2008
Dolovich, 2006
Kolonoskopi
Manajemen konstipasi:
Diet dan gaya hidup sebagai terapi awal
Modifikasi gaya hidup
me asupan cairan
me volume feses dgn cara mengikat cairan luminal Memperbaiki motilitas dgn me waktu transit usus me air dan konsistensi feses
terbatas; sebagian bsr cairan diabsorbsi sblm sampai di kolon dan dibuang lwt urin1 Moderat, aktivitas 2-3x/mgg prevalensi konst rendah.2
me aktivitas fisik
me asupan serat
1Murakami
2Dukas
Mekanisme kerja
melawan degradasi bakterial di dlm kolon dan dpt mempertahankan lebih baik air drpd serat yg solubel. Merpertahankan air, me frek gerak usus, me berat feses, me waktu transit
Efektifitas/ dosis
20 g/hr, efek samp lbh sering tjd kembung, kram abd1
polisakarida sintetik/ derivat selulosa bekerja dengan absorbsi air dan melunakkan masa feses
2Marlett,
Mekanisme kerja
Molekul yg tdk di absorbsi dan non elektrolit yg menarik air ke dalam lumen intestinal untuk mempertahankan isotonisitas antara isi intestinal dan serum Sedikit diabsorbsi, efek osmotik primer gula dan efek osmotik sekunder substrat bagi bakteri kolon sedikit di absorbsi dan elektrolit, menarik air ke dalam lumen intestinal untuk mempertahankan isotonisitas antara isi intestinal dan serum
Level of evidence
I, A1
II, A1
Sorbitol III, C
III, C1
1Ramkumar 2Brunelli
& Rao, 2005 et al, 2009 3Quah et al, 2005 4Dipalma et al, 2002, 2007
Manajemen konstipasi..
Nama obat Mekanisme kerja Efek samping/ dosis Diare air, ggn elektrolit, 5-10 mg, saran penggunaan jangka pendek1
6 mg 2x/hr, ditarik oleh US-FDA Maret 2007 resiko efek samping kardiovaskuler 2
Level of evidence
III,C
Tegaserod (Zelnorm)
Not recomended
agonis cloride channel subtipe Mual, diare, dan 2, pd membran apikal sel nyeri kepala, 24 g epitelial intestinal, pe sekresi 2x/hari 3 klorida ke dlm lumen intestinal, me sekresi cairan intestinal.
1Keinzle-Horn 2Wald, 3Camilleri
I,A
et al, 2006
Level of evidence
Not recomended
derivat dihydrobenzofurancarboxamide yg selektif agonis reseptor 5-HT4 berefek enterokinetik, bekerja me motilitas dan transit kolon
II,A
Renzapride
1Altabas
Linaclotide (MD 1100), agonis guanylate cyclase yg me sekresi cairan intestinal dan transit melalui stimulasi produksi cyclic guanosine monophosphate dan aktivasi regulator konduktansi transmembran cystic fibrosis. Dalam penelitian awal, linoclotide 100-1000g/hari selama 2 minggu me frekuensi feses dan skor konsistensi dengan me sekresi cairan intestinal dan transit dgn efek samping diare (Johnston et al, 2008).
Prebiotik
Prebiotik, karbohidrat rantai pendek yg menstimulasi aktivtasi bakteri kolon yg bermanfaat. Efek laksatif yg sepertinya osmotik dan karena kerja yg bermanfaat dari bakteri dimana mereka menjadi substratnya. laktulosa, laksatif berbasis gula dan prebiotik, telah diketahui me konsentrasi fekal lactobacilli dan bakteri total, kemungkinan melalui peningkatan di dalam tumpukan feses. Prebiotik yg telah menjadi fokus penelitian termasuk inulin, fruktooligosakarida, dan galakto-oligosakarida. Bukti mengenai probiotik dan prebiotik dlm meredakan gejala konstipasi, bagaimanapun, inkonklusif karena sedikitnya penelitian klinis yang terkontrol baik yg telah dilakukan
Macfarlane et al, 2006
SIMPULAN
Tanpa adanya sebab sekunder, terapi konstipasi kronis difokuskan pd meredakan gejala. Lini pertama terapi nonfarmakologis seperti meningkatkan serat di dalam diet atau menggunakan suplemen serat, perubahan gaya hidup seperti meningkatkan aktivitas fisik mungkin meredakan gejala konstipasi kronis. Bila gagal dgn terapi tradisional, agen seperti laktulosa dan polietilen glikol dpt memberikan manfaat. Meski mereka tdk mengatasi sebab konstipasi yg mendasari, me kandungan cairan pd intestinum, me konsistensi feses, dan dgn demikian me frekuensi BAB. Lubiprostone juga me kandungan cairan kolon, me konsistensi feses, me waktu transit feses, dan me frekuensi BAB.
Alhamdulillah
21