Anda di halaman 1dari 6

Pengendalian Limbah B3

Awal munculnya limbah bermula dari aktifitas manusia yang bisa berupa kegiatan industri, rumah tangga, dll. Aktifitas tersebut bisa jadi mengunakan bahan awal yang memang sudah mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3). Sebuah aktifitas industri, disamping menghasilkan produk bermanfaat tentu juga menghasilkan limbah yang mudah diolah dan limbah B3. Yang memerlukan penanganan ekstra adalah cara penanganan limbah B3 agar tidak berbahaya untuk lingkungan, kesehatan manusia dan makhluk hidup lain. Dapat disimpulkan bahwa pencegahan dan pengendalian pencemaran limbah B3 merupakan kewajiban bagi sebuah industri di semua sektor dan bidang industri. Pembuangan limbah B3 yang illegal sebenarnya merupakan tindak kriminal karena akan mencemari tanah, air sungai, air tanah dan atmosfir bumi. Yang pada akhirnya dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup manusia, kesehatan dan sosial ekonomi. Dalam aktifitas industri, produk limbah B3 sebenarnya bisa diminimalisasi dengan cara mereduksi pada sumber limbah, mensubstitusi bahan, mengatur operasinya kegiatan dan melakukan teknologi bersih dalam proses. Sebelumnya mari kita tinjau ulang definisi yang berkaitan dengan limbah. Bahan/limbah B3 adalah bahan/limbah berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat, konsentrasi dan atau jumlah-nya secara langsung atau tidak langsung dapat merusak dan/atau mencemarkan lingkungan atau dapat membahayakan manusia. Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan/atau proses produksi. Ada beberapa karakteristik limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) : 1. Mudah meledak (eksplosif) (misal: bahan peledak) 2. Mudah terbakar ( misal: bahan bakar Extremely flammable & Highly flammable) 3. Bersifat reaktif (misal: bahan-bahan oksidator) 4. Berbahaya/harmful (misal: logam berat) 5. Menyebabkan infeksi (misal: limbah medis rumah sakit) 6. Bersifat korosif (asam kuat)

7. Bersifat irritatif (basa kuat) 8. Beracun (produk uji toksikologi) 9. Karsinogenik, Mutagenik dan Teratogenik (merkuri, turunan benzena, beberapa zat warna) 10.Bahan Radioaktif (Uranium, plutonium,dll) Sedang berdasarkan jenis B3 dapat dikategorikan sebagai berikut: B3 dari sumber tidak spesifik yaitu B3 yang berasal bukan dari proses utamanya tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pengemasan, dll. B3 dari sumber spesifik yaitu B3 bahan awal, produk atau sisa proses suatu industri atau kegiatan tertentu. B3 dari sumber lain yaitu bahan Kimia kedaluwarsa, tumpahan, sisa kemasan dan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Bahan yang tidak termasuk jenis di atas, dikelompokkan sebagai B3 apabila memiliki karakteristik dibawah (satu atau lebih) : Mudah meledak Mudah terbakar

Bersifat reaktif Beracun Menyebabkan infeksi Bersifat korosif

Mengkarakterisasi suatu bahan dimulai dari mengidentifikasi limbah hingga karakterisasi bahayanya. Beberapa aspek karakterisasi bahaya antara lain : - Keadaan fisik (padat/cair/gas) - Reaktivitas terhadap air - Kelarutan dalam air - pH dan informasi kenetralan - Mudah tidaknya nyala - Keberadaan oksidator - Keberadaan sulfida atau sianida - Keberadaan halogen - Keberadaan bahan radioaktif - Keberadaan bahan organisme berbahaya - Keberadaan komponen toksik Ada beberapa jenis bahan kimia yang tidak kompatibel artinya bahan tersebut jangan diletakkan berdekatan karena dapat menimbulkan reaksi berbahaya. Sebagai contoh : Asam asetat + asam kromat, asam nitrat dll Aseton + campuran asam nitrat pekat dan sulfat pekat, hidrogen peroksida Bahan-bahan ini jika bercampur reaksinya eksotermis.

Contoh lain : Asam nitrat + logam berat = nitrogen dioksida Sianida + asam = hidrogen sianida Bahan-bahan ini jika bercampur menghasilkan gas toksik. Jika masuk dalam tubuh, bahan kimia dapat menyebabkan cedera pada organ. Proses masuknya bahan kimia bisa dari beberapa cara seperti : Terhirup (untuk gas dan aerosol) Gas diserap dengan cepat, karena paru-paru dirancang untuk pertukaran gas. Bila > 5 mm: saluran pernapasan bagian atas, 0,5 - 5 mm: bronchioles; <0,5 mm: Alveoli Penyerapan pada kulit (untuk cairan) Senyawa bermuatan (non-polar) molekul rendah dengan cepat diserap melalui kulit ke dalam pembuluh darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Benzene adalah sangat mudah untuk diserap melalui kulit dan diubah menjadi fenol dalam hati. Tertelan (untuk padatan atau cairan) Partikel atau tetes cairan dapat menempel pada bibir, terlebih jika kondisi basahterutama jika mereka basah setelah baru-baru ini menjilat. Dengan menjilat selanjutnya, kita mungkin menelan miligram beberapa bahan kimia berbahaya. Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3. Penghasil limbah B3 yaitu orang atau badan usaha yang menghasilkan limbah B3 dan menyimpan sementara limbah tersebut dalam lokasi kegiatannya sebelum diserahkan ke pihak lain.

Urutan pengelolaan limbah B3 sbb: A) Penyimpanan B) Pengumpulan C) Pengangkutan D) Pemanfaatan E) Pengolahan F) Penimbunan Penyimpanan dan pengumpulan dimaksudkan untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap lingkungan dapat dihindarkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain bentuk kemasan (tong atau tanki) tata cara pengemasan, bangunan dan tata ruang tempat penyimpanan serta lokasi penyimpanan.

Pemanfaatan limbah B3 merupakan kegiatan daur ulang (recycling), perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse). Cara Pengolahan Limbah B3 Pengolahan limbah B3 secara fisika dan kimia dimaksudkan untuk mengurangi daya racun limbah B3 dan atau menghilangkan sifat/karakteristik limbah B3 dari berbahaya menjadi tidak berhabahaya. Pengolahan stabilisasi/solidifikasi dapat mengubah watak fisik dan kimiawi limbah B3 dengan cara penambahan senyawa pengikat B3 agar pergerakannya terhambat atau terbatasi dan membentuk massa monolit dengan struktur yang kekar. Pengolahan secara insinerasi yaitu menghancurkan senyawa B3 yang terkandung dalam limbah B3 menjadi menjadi senyawa yang tidak mengandung B3. Penimbunan Limbah B3 Walaupun telah dilakukan pengolahan sebelumnya, limbah B3 masih berpotensi mencemari lingkungan sehingga perlu dilakukan penimbunan limbah B3 pada lokasi yang memenuhi persyaratan (landfill). Tujuan penimbunan ini adalah untuk menampung dan mengisolasi limbah B3 yang sudah tidak dimanfaatkan lagi dan menjamin perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dalam jangka panjang.

Informasi menyebutkan bahwa data limbah berbahaya yang dihasilkan di Amerika terinci sebagai berikut :
Jenis Industri Tectile mill products Lumber and wood produk Furnitures & fixtures Paper & allied products Printing & publishing Chemical and allied product Petroleum & coal product
Rubber and coal miscellaneous plastic product

Leather & leather product Stone, clay and glass product Primary metal industries Fabricated metal products Machinary, expert electrical Electric and electronic equipment Transportation equipment Instruments and related products Miscellaneous manufacturing industries Nonmanufacturing industries Total

Total Limbah (metric ton /tahun) 203 87 36 1296 153 25510 2118 248 474 18 4061 1997 323 1092 1241 90 319 1971 41327

Prosentase (%) 0,5 0,2 0,1 3,1 0,4 62 5,1 0,6 1,1 0,1 9,8 4,8 0,8 2,6 3,2 0,2 0,8 4,8 100

PENANGANAN LIMBAH B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun, dibakar atau dibuang ke lingkungan , karena mengandung bahan yang dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup lain. Limbah ini memerlukan cara penanganan yang lebih khusus dibanding limbah yang bukan B3. Limbah B3 perlu diolah, baik secara fisik, biologi, maupun kimia sehingga menjadi tidak berbahaya atau berkurang daya racunnya. Setelah diolah limbah B3 masih memerlukan metode pembuangan yang khusus untuk mencegah resiko terjadi pencemaran. Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut. 1. Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi . stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia dengan menambahkan bahan peningkat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil atau membatasi pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume B3 namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara. Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3, sedangkan Vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih muran dibandingkan dengan metode Kimia atau Fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses Bioremediasi dan Vitoremediasi merupakan proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawasenyawa beracun ke dalam rantai makanan di ekosistem. 2. Metode Pembuangan Limbah B3 a. Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection) Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan cara memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap dilapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Namun, sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadinya kebocoran atau korosi pipa atau pecahnya lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah merembes kelapisan tanah. b. Kolam penyimpanan (surface impoundments) limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkosentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah

akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara. c. Landfill untuk limbah B3 (secure landfils) limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus pengamanan tinggi. Pada metode pembuangan secure landfills, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landffill ini harus dilengkapi peralatan moditoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif. Namun, metode secure landfill merupakan metode yang memliki biaya operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang karena limbah akan semakin menumpuk.

Anda mungkin juga menyukai