ZAT PADAT
Terdiri dari atom, ion-ion atau molekul-molekul yang letaknya saling berdekatan. Gaya yang mengikatnya merupakan penyebab dari sifat yang berbeda-beda dari berbagai zat padat.
1.Kristal
2.Amorf
Atom-atom, ion-ion atau molekul pembangunnya tersusun menjadi pola tiga dimensional yang teratur dan terulang dengan rentangan panjang. Zat ini memiliki titik lebur yang jelas.
Atom-atom, ion-ion atau molekul pembangunnya tersusun menjadi pola tiga dimensional yang teratur dan terulang dengan rentangan pendek dan dipandang sebagai zat cair super dingin yang kepadatannya timbul dari viskositas (kekentalan) yang sangat tinggi. Zat ini tidak memiliki titik lebur yang jelas.
Beberapa zat dapat memiliki sifat sebagai kristal dan sebagai amorf misalnya B2O3
amorf
kristal
CACAT
KRISTAL
Zat padat berbentuk kristal tidak banyak yang memiliki susunan partikelnya sempurna pada seluruh bagian. Kebanyakan memiliki cacat pada susunan kristalnya.
Cacat yang dimaksud : 1.Kosongnya suatu tempat yang semestinya diisi oleh atom, atau tidak terletak pada tempatnya. 2.Terselipnya atom jenis lain diantara atom-atom sejenis 3.Dislokasi atau salah tempat
Susunan (struktur) partikel-partikel pembentuk zat padat menentukan sifat zat itu.
Grafit dan intan tersusun dari atom yang sama yaitu atom karbon tetapi susunan/ struktur kristalnya berbeda mengakibatkan bentuk fisiknya berbeda Struktur kristal grafit berbentuk 2 dimensi, fisik hitam tidak tembus cahaya dan mudah patah. Intan struktur kristalnya berbentuk 3 dimensi, tembus cahaya dan sangat keras.
Grafit
intan
Zat padat terbentuk dari ikatan antar atom pada molekul-molekul yang saling mengikat. Pada zat padat berlaku 5 jenis ikatan. IKATAN IONIK ( NaCl dsb ) - Atom memiliki energi ionisasi rendah, mudah kehilangan elektron. - Gaya tarik antar ion positif dengan ion negatif lebih besar dari gaya tolak antara ion sejenis. - Zat berbentuk padat dan keras - Memiliki titik lebur tinggi
IKATAN Logam
-Kulit luarnya terisi dari beberapa elektron -Elektron pada kulit luar mudah terlepas dari atom-atomnya -Elektron-elektron yang bebas dapat dianggap sebagai gas yang memenuhi celah celah atom. -Gas elektron ini mudah berpindah dari satu tempat ketempat lain melalui celahcelah atom sehingga mempermudah menghantar listrik, kalor -Mudah dibentuk -Tidak tembus cahaya, karena cahaya di serap oleh gas elektron dan sebagaian dipancarkan sehingga permukaan tampak mengkilap.
IKATAN Hidrogen
-Zat cair pada wujud padat molekul-molekul air terikat oleh adanya gaya tarik antara atom H pada satu molekul air dengan atom O pada molekul lain air yang ada didekatnya -Ikatan hidrogen ini dipandang sebagai penyebab struktur kristal es yang khas -Ikatan hidrogen juga terdapat pada zat padat lainnya antara lain amoniak (NH3) dan hidrogen florida (HF)
HF
NH3
Pita Energi
Setiap atom memiliki tingkat energi tertentu baik yang dimiliki elektron dalam maupun elektron luar. Tingkat-tingkat energi itu di gambarkan dengan bagan berupa garis-garis Masing-masing garis menyatakan tingkat energi tertentu. Bila atom-atom tersusun dalam susunan atom kristal zat padat, jarak antara atom sangat dekat sehingga tingkat-tingkat energinya sangat berdekatan satu sama lain serupa pita oleh karena itu disebut pita energi. Banyaknya garis pada pita energi kira-kira sama dengan banyaknya atom dalam kristal. Pita-pita energi dapat bertindihan atau dapat berpisah satu sama lain. Jika kedua pita berpisah terdapat celah diantaranya yang disebut celah energi atau pita terlarang. Lebar celah energi atau pita terlarang dalam kondisi normal tidak dapat dilalui elektron
Etotal = -k
e2 2r
Pita atas Tingkat energi elektron-elektron kulit luar Pita bawah Pita energi bertindihan
Pita energi
Energi bertambah
Pita atas
Pita bawah
Celah energi/ Pita terlarang menyatakan nilai-nilai energi yang tak dapat dimiliki oleh elektron yang ada dalam kristal yang bersangkutan. Dan merupakan ukuran energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron dari pita bawah ke pita diatasnya.
KONDUKTOR :
ISOLATOR :
Pita terlarang
Energi bertambah
Tingkat energi
Energi 6 ev
Tingkat energi
Menurut teori pita energi konduktor ditandai dengan adanya pita energi yang tidak penuh atau pita energi kosong yang bertindihan dengan pita penuh yang ada di bawahnya. Pita setengah penuh yang menyebabkan elektron dapat mengalir disebut pita konduksi. Pita yang ada dibawhnya disebut pita valensi.
Menurut teori pita energi isolator ditandai dengan adanya pita teratas energinya dan tidak terdapat elektron, pita energi dibawahnya terisi penuh. Antara pita kosong dengan pita penuh terdapat celah energi/pita terlarang. Untuk memindahkan elektron dari pita penuh ke pita kosong memerlukan energi yang besar.
SEMIKONDUKTOR:
Zat padat yang memiliki sifat antara konduktor dan isolator (silikon)
Bahan ini ditemukan tahun 1948 Bahan yang sering digunakan silikon dan germanium Susunan kristal silikon mirip dengan susunan kristal intan, perbedaannya yaitu pada celah terlarang. Besarnya celah terlarang 1,1 ev Pada suhu kamar elektron berkumpul pada pita penuh(pita valensi) yang ada dibawah pita/celah terlarang. Pada suhu 250C sejumlah elektron memiliki energi yang cukup untuk melintasi celah terlarang menuju ke pita kosong (pita konduksi) menjadi elektron bebas layaknya dengan elektron bebas pada konduktor Karena adanya perpindahan elektron pita valensi mengalami kekosongan. Kekosongan ini di sebut lubang atau hole Pada saat arus mengalir melalui bahan ini elektron berpindah ke satu arah, bersamaan dengan itu lubang/hole berpindah kearah yang berlawanan . Dengan demikian semi-konduktor secara keseluruhan tetap netral
Pita energi kosong/ pita konduksi Pita terlarang Pita energi penuh/ pita valensi Energi bertambah
Energi 1,1 ev
Tingkat energi
SEMIKONDUKTOR INTRINSIK:
SEMIKONDUKTOR EKSTRINSIK:
Apabila dalam bahan terdapat aliran listrik berupa aliran elektron dan aliran hole dari bahan itu sendiri. Bahan sejenis ini disebut semi konduktor murni
Apabila dalam bahan terdapat aliran listrik berupa aliran elektron dan aliran hole bukan dari bahan itu sendiri. Bahan ini diberi pengotoran (doping). Bahan pengotor harus memenuhi syarat: Ukuran atom bahan pengotor = ukuran bahan semikonduktor Atom pengotor harus bervalensi lebih atau kurang dibanding valensi bahan semikonduktor
SEMIKONDUKTOR JENIS-N:
Bahan semikonduktor Silikon dengan valensi 4 Bahan pengotor arsenium (atom donor) dengan valensi 5 Dengan demikian 4 elektron mengadakan ikatan kovalen Satu elektron dari arsenium yang tidak berpasangan dalam ikatan dan menjadi elektron bebas. Elektron inilah yang menghantarkan listrik Semikonduktor jenis ini disebut semikonduktor jenis-n
SEMIKONDUKTOR JENIS-P:
Bahan semikonduktor Silikon dengan valensi 4 Bahan pengotor Boron (atom akseptor) dengan valensi 3 Dengan demikian 3 elektron mengadakan ikatan kovalen Satu elektron dari Silikon yang tidak mendapat pasangan dan menjadi tempat kosong (hole) bebas. Hole inilah yang menghantarkan listrik Semikonduktor jenis ini disebut semikonduktor jenis-p