Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Tegal, 15 Februari 2013
Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Rrumah Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal Periode : 21 Januari 22 Februari 2013
Dokter Pembimbing
STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Status Alamat Pekerjaan Agama Suku bangsa II. ANAMNESIS Anamesis dilakukan secara autoanamesis, pada tanggal 28 januari 2013 pada pukul 08:15 WIB bertempat di bangsal lavender, RSUD Kardinah Tegal. A. KELUHAN UTAMA Nyeri tenggorokan sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit B. KELUHAN TAMBAHAN Susah menelan, banyak ludah, suara gumam, sukar membuka mulut, mulut bau C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien datang ke IGD RSU Kardinah dengan keluhan nyeri di tenggorokan sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk, nyeri menjalar ke gigi geraham kanan dan kiri dan nyeri dirasakan semakin bertambah berat sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluh sukar menelan makanan sejak dua hari sebelum masuk : muhammad saefudin : 24 tahun : laki - laki : menikah : sitanggal larangan, Brebes : buruh : islam : indoesia
rumah sakit, dirasakan seperti ada yang mengganjal di tenggorokan. Pasien juga mengeluhkan susah saat membuka mulutnya, dan bila dipaksaan membuka mulut pasien mengeluhkan nyeri. Selain pasien juga banyak mengeluarkan ludah, suara gumam saat berbicara dan mulut berbau. Pasien mengaku dulunya sering sakit tenggorokan tapi sembuh dan kadang kambuh kembali. Demam dikeluhkan pasien sejak empat hari sebelum masuk rumah sakit, mual muntah serta diare disangkal oleh pasien.
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien belum pernah mengalami sakit yang sama seperti sekarang, tekanan darah tinggi, diabetes millitus, alergi dan asma disangkal oleh pasien E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tidak ada keluarga yang menderita gejala atau keluhan yang sama seperti pasien. Riwayaat tekanan darah tinggi, diabetes millitus, alergi, penyakit paru dan keganasan dalam keluarga disangkal.
F. RIWAYAT KEBIASAAN Pasien mengaku sering makan gorengan, minum alkohol disangkal oleh pasien, merokok satu bungkus per hari. Pasien jarang menggosok gigi dan tidak pernah berolahraga.
G. RIWAYAT PENGOBATAN Pasien mengaku sering mengkonsumsi obat warung jika merasa badan kurang sehat. Sebelum masuk ke rumah sakit pasien mengaku sudah berobat ke mantri desa dan tidak sembuh. PEMERIKSAAN FISIK A. STATUS GENERALIS
Tekanan darah : 120 / 80 mmHg Respiration Rate : 20 X / menit Kulit : tidak dilakukan Kepala : Tidak dilakukan Mata : Tidak dilakukan Mulut : Tidak dilakukan Leher : Tidak dilakukan Thorax : Tidak dilakukan Abdomen : Tidak dilakukan Ekstremitas : Tidak dilakukan
B. STATUS LOKALIS
1. PEMERIKSAAN TELINGA
fistula(-)
Preaurikuler
Hiperemis (-), fistula (-) oedem (-), nyeri tekan (-), sikatriks (-)
Hiperemis (-), fistula (-) oedem (-), nyeri tekan mastoid (-) sikatriks (-)
Retroaurikuler
Hiperemis (-), fistula (-) oedem (-), nyeri tekan mastoid (-) sikatriks (-)
Lapang,
serumen
(+)
Liang telinga
sekret (-) , hiperemis (-) Intak, reflek cahaya (+) arah jam 5, retraksi (-), bulging (-) Membrana timpani
Intak, reflek cahaya (+) arah jam 5, retraksi (-), bulging (-)
Tes penala Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Rinne Weber swabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Vestibulum
Tampak bulu hidung +/+ Hiperemis -/-, benjolan -/-, nyeri -/-
Tidak ada deviasi Hiperemis -/-, oedem -/-, hipertrofi konka -/-, sekret -/-,
Hiperemis -/-, oedem -/-, hipertrofi konka -/-, sekret -/-, polip -/-
RINOSKOPI POSTERIOR Koana Fossa rusenmuler Mukosa konka Sekret Muara tuba eustachius Adenoid Atap nasofaring
Tidak dilakukan
3. PEMERIKSAAN FARING
Simetris kiri dan kanan hiperemis Hiperemis Post nasal drip (-)
Uvula
Tonsil palatina
Perlekatan : tidak ada Gigi geligi Oral higiene kurang, terdapat caries, radang gusi (-), bau mulut (+)
4. PEMERIKSAAN LARING ( laringoskopi ) LARINGOSKOPI Epiglotis Plika aryepiglotis Arytenoid Ventricular band Pita suara asli Rima glotidis Cincin trakea : : : : : : : -
: tidak dilakukan
Sinus piriformis
5. PEMERIKSAAN LEHER Pemeriksaan kelenjar getah bening regional : tida teraba membesar Kelenjar limfe submandibula : teraba membesar Kelenjar limfe servikal : tidak teraba membesar
6. MAKSILO FASIAl III. RESUME Anamesis Seorang laki laki datang dengan keluhan nyeri di tenggorokan sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk, nyeri menjalar ke gigi geraham kanan dan kiri dan nyeri dirasakan semakin bertambah berat sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluh sukar menelan makanan sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit, dirasakan seperti ada yang mengganjal di tenggorokan. Pasien juga mengeluhkan susah saat membuka mulutnya, dan bila dipaksaan membuka mulut pasien mengeluhkan nyeri. Selain pasien juga banyak mengeluarkan ludah, suara gumam saat berbicara dan mulut berbau. Pasien mengaku dulunya sering sakit tenggorokan tapi sembuh dan kadang kambuh kembali. Demam dikeluhkan pasien sejak empat hari sebelum masuk rumah sakit. Pemeriksaan Fisik Tidak tampak deformitas Paralisis nervus kranialis (-) Nyeri pada: dahi (-), pipi (-), hidung (-), depan telinga (-)
Pada pemeriksaan faring didapatkan dinding faring hiperemis, uvula terdorong oleh abses, tonsil membesar T3 T3, warna hiperemis, kripta melebar, detritus +/ +, oral higine kurang, terdapat caries, bau mulut (+).
IV.
DIAGNOSIS BANDING A. Abses retrofaring Dasar diagnosis Rasa nyeri, sukar menelan dan demam. Dasar yang tidak mendukung diagnosis Tidak terdapat benjolan di belakang dinding faring, Prevalensi banyak ditemukan pada anak anak. B. Abses parafaring Dasar diagnosis Trismus, ada pembengkakan disekitar angulus mandibula Dasar yang tidak mendukung diagnosis Demam yang tidak terlalu tinggi, tidak ada pembengkakan dinding lateral faring yang menonjol ke arah medial C. Abses mandibula Dasar diagnosis Terdapat nyeri leher, demam dan trismus Dasar yang tidak mendukung diagnosis Tidak terdapat pembengkakan di bawah mandibula atau lidah
V.
DIAGNOSIS KERJA Diagnosis kerja pada pasien ini adalah Abses Peritonsil, berdasarkan
Gejala dan tanda Terdapat nyeri menelan (odinofagia), susah membuka mulut (trismus), mulut berbau, mulut berbau, banyak ludah dan suara gumam (hot potato voice). Pemeriksaan fisik Dinding faring hiperemis, uvula terdorong ke arah kiri, hiperemis dan bengkak. Tonsil membesar T3 T3, hiperemis,kripta melebar, detritus (+). Oral higiene kurang, terdapat caries dan bau mulut (+) VI. PEMERIKSAAN ANJURAN A. Aspirasi jarum (needle aspiration) B. Hitung darah lengkap C. Throat culture atau throat swab and culture D. Plain radiographs (foto pandangan jaringan lunak lateral dari nasopharyng dan oropharyng) E. Computerized tomography ( CT scan )
VII.
RENCANA PEGOBATAN A. Medikamentosa Antibiotik Analgesik Pungsi abses Tonsilektomi : cefotaxim 2 X 1 gram : asam mefenamat 3 X 500 mg
B. Non medikamentosa
Menjelaskan tentang mekanisme penyakit yang dialami oleh pasien, serta rencana dan tatalaksana yang akan diberikan beserta tujuannya, hingga prognosis dari penyakit sang pasien
Menjaga kebersihan rongga mulut, dengan rajin menggosok gigi Makan makanan yang bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh
VIII.