Anda di halaman 1dari 3

BAB III KEGIATAN 1. Jenis Kegiatan 2.

Metode Komunikasi Anak-anak penyandang tuna rungu biasanya menggunakan bahasa isyarat sebagai bahasa ibu mereka. Di SLB B Karya Bhakti, selain

menggunakan bahasa isyarat, siswa diwajibkan menggunakan metode komunikasi oral untuk berbicara dengan guru-guru dan karyawan. Mereka dilatih artikulasinya melalui beberapa tahap, antara lain : a. Tahap I Tahap I merupakan tahap permulaan belajar bicara. Tahap ini dilakukan dengan mencontohkan gerak besar pada siswa. Misal : bundar dicontohkan dengan gerakan tangan melingkar. b. Tahap II Tahap ini merupakan latihan menggerakkan mulut. Pada tahap ini siswa diwajibkan melakukan senam mulut setiap hari dan menirukan gerak bibir pelatih wicara mereka. c. Tahap III Tahap III merupakan latihan menggerakkan lidah. Latihan ini dipraktikkan bersama-sama dengan gerakan mulut sehingga diharapkan siswa sudah dapat membentuk kata dengan mulut dan lidah sebelum belajar bicara dengan suara. d. Tahap IV Tahap IV menjadi tahap penting bagi siswa untuk mulai berbicara dengan suara. Tahap ini adalah tahap menyadarkan siswa bahwa dia bisa bicara atau tidak. Menggunakan alat audiometri, siswa diberi rangsang suara yang dinaikkan kekuatannya tiap decibel. Siswa diminta memberi kode bila sudah dapat mendengar suara. Dari pemeriksaan tersebut, siswa diklasifikasikan menjadi dua yaitu kemampuan mendengar ada dan tidak ada. Pemeriksaan lain dengan meraba pita suara. Pertama, siswa diminta meraba leher pelatih yang sedang bersuara, kemudian meraba sendiri

lehernya. Bila siswa dapat merasakan getaran, siswa diminta memberi kode. e. Tahap V Tahap V adalah tahap berlatih bicara. Siswa sudah melalui tahap persiapan dalam tahap I IV dan siap untuk dilatih bicara. Siswa diperkenalkan pada kata-kata sederhana beserta maknanya secara bertahap. Dalam kegiatan sekolah terdapat latihan artikulasi yang terjadwal setiap hari. Setiap pukul 9 pagi, antar siswa dibiarkan berkomunikasi dengan bahasa oral didampingi guru. Guru bertugas memberi catatan bagi siswa yang salah atau kurang tepat dalam mengucapkan huruf maupun artikulasi. Selanjutnya siswa akan mendapatkan latihan artikulasi tersendiri yang didampingi oleh pelatih wicara. Dalam latihan itu, siswa dan pelatih menghadap kaca yang berfungsi bagi siswa untuk melihat gerak mulut pelatih dan menirukannya. Di SLB B Karya Bhakti, siswa juga diperbolehkan menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan siswa lain agar mempermudah komunikasi. Namun, siswa tetap diwajibkan untuk berbahasa lisan tanpa isyarat pada guru dan karyawan. Hal ini diharapkan akan menjadi bekal berharga untuk siswa dalam hidup bermasyarakat setelah lulus dari SLB B Karya Bhakti. 3. Jumlah Siswa SLB B Karya Bhakti merupakan sekolah luar biasa khusus untuk anak laki-laki yang menyediakan jenjang pendidikan SDLB dan SMPLB. Saat ini, terdapat 142 siswa yang belajar dari 150 siswa yang dapat ditampung di sekolah ini. Rencananya, terdapat 15 siswa baru yang akan belajar di sekolah ini mulai tanggal 26 Agustus. Siswa yang diterima berasal dari seluruh Indonesia. SLB B Karya Bhakti juga tidak mewajibkan siswanya untuk lulus dari sekolah ini. Bila dalam perkembangannya, kemampuan bicara serta akademisnya baik, siswa akan diintegrasikan ke sekolah biasa. Perkembangan siswa tersebut akan terus dipantau dan dievaluasi oleh pihak SLB B Karya Bhakti. 4. Sarana dan Prasarana

5. Pembiayaan / Sumber Dana SLB B Karya Bhakti merupakan salah satu institusi di bawah lembaga pendidikan anak tuna rungu. Biaya operasional SLB B Karya Bhakti adalah 150 juta per bulan yang didapatkan dari beberapa sumber dana, antara lain : a. Sumber utama yaitu dana dari orang tua yang besarnya tergantung dari kemampuan masing-masing orang tua. b. Sumber dana pemerintah yaitu dana bantuan operasional sekolah dan dana dari dinas sosial. c. Sumber dana lain berasal dari donatur perusahan umum dan institusi swasta lain.

Anda mungkin juga menyukai