Anda di halaman 1dari 14

Model Pembelajaran

Oleh : Agus Mustiko SPd.

Disampaikan pada diskusi mata kuliah Landasan Pendidikan Vokasi PPs UNJ Progam Studi PTK Dosen : Dr. Bambang DP, MPd.

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Problem Based Learning (PBL)


A. Pengertian:
y

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

B. Teori Pendukung Pembelajaran Berbasis Masalah


1.
y

John Dewey.

Pandangan Dewey tentang pendidikan melihat sekolah sebagai pencerminan masyarakat yang lebih besar dan kelas menjadi labolatorium untuk penyelidikan dan pengentasan masalah kehidupan nyata.

2. Piaget, Vygotsky dan Konstruktivisme


Pendapat Piaget, apabila pelajar dilibatkan dalam proses mendapat informasi dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, maka pembelajaran akan menjadi bermakna. Pendapat Vygostky, intelektual individu berkembang ketika dia menghadapi pengalaman baru yang membingungkan dan ketika mereka berusaha mengatasi deskripansi yang timbul oleh pengalaman-pengalaman ini. Menurut Vygotsky siswa memiliki dua tingkat perkembangan berbeda yaitu: a. Tingkat perkembangan actual, yang menentukan fungsi intelektual individu saat ini dan kemampuannya untuk mempelajari sendiri hal-hal tertentu. b. Tingkat perkembangan potensial yaitu dapat difungsikan atau dicapai oleh individu dengan bantuan orang lain, misalnya guru, orang tua atau bahkan teman sebaya yang lebih cerdas, maju dan berkembang.

3.

Bruner dan Discovery Learning

Bruner berpendapat bahwa pada hakekatnya tujuan pembelajaran bukan hanya memperbesar dasar pengetahuan siswa, tetapi juga untuk menciptakan berbagai kemungkinan untuk invention (penciptaan) dan discovery (penemuan). Bruner menganggap sangat penting peran dialog dan interaksi social dalam proses pembelajaran.Berdasarkan dari konsep Bruner, maka seorang guru yanga akan menggunakan pendekatan berbasis masalah harus menekankan pada beberapa hal berikut ini dalam proses pembelajarannya: a. Memberikan tekanan yang kuat untuk membangun keterlibatan aktif semua siswa dalam setiap langkah dan proses pembelajaran yang dilakukan . b. Mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan oleh siswa sendiri tanpa dominasi oleh guru. c. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk di dalami dalam berbagai kegiatan penyelidikan hingga siswa sampai pada penemuan ide-ide dan mengkonstruksinya menjadi bangunan teori, paling tidak sampai pada pemahamannya yang mendalam tentang teori. d. Orentasi yang digunakan adalah induktif bukan orentasi deduktif

C. Strategi :
Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah
y

Terdapat lima strategi penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL), yaitu: 1. Permasalahan sebagai kajian. 2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman. 3. Permasalahan sebagai contoh. 4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses. 5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.

D. Peran : Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah


Peran guru, peserta didik dan masalah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL), adalah sebagai berikut. Peran Guru sebagai Pelatih Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran). Memonitor pembelajaran. Probbing ( menantang peserta didik untuk berpikir ). Menjaga agar peserta didik terlibat. Mengatur dinamika kelompok. Menjaga berlangsungnya proses. Peran Peserta Didik sebagai Problem Solver Peserta yang aktif. Terlibat langsung dalam pembelajaran. Membangun pembelajaran. Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi Menarik untuk dipecahkan. Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari.

E. Tujuan : Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah


Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL), adalah sebagai berikut. 1.Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 2.Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan: (a) PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas; (b) PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut; (c) PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu. 3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning). Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.

F. Aspek-aspek Penting : Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah


Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL). Kurikulum: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat. Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri dan panutannya. Realisme: kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan sikap profesional. Active-learning: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri. Umpan Balik: diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman. Keterampilan Umum: PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management. Driving Questions: PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu peserta didik untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai. Constructive Investigations:sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik. Autonomy: proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.

Model Pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Masalah, Problem Based Learning

Pembelajaran Berbasis Proyek

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Contoh Pembelajaran Berbasis Masalah

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

PENENTUAN PERTANYAAN MENDASAR

MENYUSUN PERENCANAAN PROYEK

MENYUSUN JADWAL

EVALUASI PENGALAMAN

MENGUJI HASIL

MONITORING

1.DAFTAR PUSTAKA
Joyce, Bruce and Weil, M., Models of Teaching, New Jersey: Prentice Hall, Inc, 1980. Rhem, J., Problem Based Learning, www.mdl.nl, 2006.

Materi Sosialisasi Kurikulum 2013, Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai