BAB V (ILO) Penelitian
BAB V (ILO) Penelitian
Dari hasil penelitian ini diperoleh data bahwa Faktor-faktor yang berhubungan dengan status Gizi anak balita di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2012 sebanyak 100 anak balita. Selanjutnya data mengenai Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak balita selengkapnya disajikan dalam tabel-tabel sebagai berikut :
Umur
19-25 26-35 >36 Total
Frekuensi (n)
14 76 10 100
Percent
14.0 76.0 10.0 100.0
Tabel 5.1 menunjukan bahwa responden ibu balita dengan umur terendah adalah umur 19-25 sebanyak 14 orang (14.0%) dan responden dengan umur tertinggi adalah umur >36 tahun sebanyak 10 orang (10.0%).
Frekuensi (n)
74 14 2 10 100
Percent
74.0 14.0 2.0 10.0 100.0
Tabel 5.2 menunjukan bahwa responden ibu balita berdasarkan pekerjaan, Ibu balita yang menjadi sebagai IRT sebanyak 74 orang (74.0%) dan berprofesi jadi wiraswasta (swasta) sebanyak 14 orang (14.0%), sedangkan Pedagang sebanyak 2 orang (2.0%), dan yang berprofesi sebagai PNS sebanyak 10 orang (10.0%).
Pendidikan
Tidak tamat SD SD SMP SMA S1 Total
Tabel 5.3 Menunjukan Bahwa Ibu balita yang tidak tamat SD sebanyak 4 orang (4.0%), Tamat SD 9 orang (9.0%), SMP 32 orang (24.0%), SMA 45 orang (45.0%) dan Akademi/PT sebanyak 18 orang (18.0%).
Frekuensi (n)
59 41 100
Percent
59.0 41.0 100.0
Tabel 5.4 Menunjukan bahwa balita yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 59 orang (59.0%) dan balita yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 41 orang (41.0%).
Jumlah
Percent
15 85
15.0 85.0
Apakah ibu tahu dengan kandungan Gizi makanan yang dikonsumsi balita
Ya Tidak tahu 17 83 17.0 83.0
Berdasarkan tabel 5.5 diatas, dapat dilihat tentang pengetahuan orang tua pada 100 responden. Dimana pada kolom apakah ibu tahu tentang gizi balita, sebanyak 94 responden (94.0%) menjawab ya dan 6 responden (6.0%) menjawab tidak. Pada kolom seberapa penting yang anda tahu tentang ASI, Sebanyak 15 responden (15.0%) menjawab cukup penting dan 85 responden (85.0%) menjawab sangat penting. Untuk kolom seberapa penting pemberian makanan tambahan pada balita, sebanyak 15 responden (15.0%) menjawab cukup penting dan sebanyak 85 responden (85.0%) menjawab sangat penting. Pada kolom apa yang ibu ketahui tentang gizi buruk, sebanyak 4 responden (4.0%) menjawab berat badan menurun, 19 responden (19.0%) menjawab Balita sakitsakitan, dan 77 responden (77.0%) menjawab kurang makan makanan bergizi.
Untuk kolom apakah ibu tahu dengan kandungan gizi makanan yang dikonsumsi balita, sebanyak 17 responden (17.0%) menjawab ya, dan sebanyak 83 responden (83.0%) menjawan tidak. Pada kolom apakah makanan atau minuman terbaik untuk bayi, sebanyak 1 responden (1.0%) menjawab tidak tahu, 1 responden (1.0%) menjawab susu botol, dan 98 responden (98.0%) menjawab ASI. Pada kolom kapan pertama kali sebaiknya anak ibu diberikan makanan tambahan, sebanyak 5 responden (5.0%) menjawab tidak tahu, sebanyak 7 responden (7.0%) menjawab <6 bulan, dan sebanyak 88 responden (88.0%) menjawab >6 bulan. Untuk kolom apa yang dimaksud dengan 4 sehat 5 sempurna, sebanyak 5 responden (5.0%) menjawab tidak tahu, sebanyak 21 responden (21.0) menjawab makanan bergizi, dan sebanyak 74 responden (74.0 %) menjawab makanan yang terdiri dari nasi, lauk, sayur, buah dan susu. Pada kolom makanan apa saja yang mengandung zat tenaga, sebanyak 61 responden (61.0%) menjawab tidak tahu, sebanyak 26 responden (26.0%) menjawab kurang tahu dan sebanyak 13 responden (13.0%) menjawab tahu. Pada kolom apakah manfaat imunisasi, sebanyak 9 responden (9.0%) menjawab tidak tahu, sebanyak 8 responden (8.0%) menjawab menambah berat badan, dan sebanyak 83 responden (83.0%) menjawab member kekebalan terhadap penyakit.
Untuk kolom umur berapakah sebaiknya imunisasi dasar lengkap diberikan pada bayi, sebanyak 95 responden (95.0%) menjawab tidak tahu, dan sebanyak 5 responden (5.0%) menjawab tahu. Untuk kolom apa yang dimaksud dengan ASI ekslusif, sebanyak 17 responden (17.0%) menjawab tidak tahu, sebanyak 25 responden (25.0%) menjawab memberikan ASI, dan sebanyak 58 responden (58.0%) menjawab memberikan ASI sampai umur anak 6 bulan.
Tabel 5.6 Crosstabulasi Asupan makanan Dengan Status Gizi Anak Balita
Status Gizi Balita Total % 23.5 N 25 %
Asupan makanan
Gizi Kurang
N % 1.5
Gizi Baik
N 23
OR
CI (95%)
Baik
0 0.04 0 0 0
Kurang
1. 0
14
16.0
17
Defisit Total
3.5
57
54.5
58
100 100.0
Berdasarkan tabel 5.6 diatas, terlihat bahwa Balita yang mempunyai asupan makanan baik dengan status gizi kurang sebanyak 2 orang (1.5%)
sementara pada asupan makanan baik dan mempunyai status gizi baik sebanyak 23 orang (23.5%). Pada balita dengan asupan makanan kurang dengan status gizi kurang sebanyak 3 orang (1.0%) sedangkan pada asupan makanan kurang dengan
status gizi baik, sebanyak 14 orang (16.0%). Dan pada asupan makanan defisit dengan status gizi kurang sebanyak 1 orang (3.5%) sedangkan pada asupan makanan defisit dengan status gizi baik sebanyak 57 orang (54.5
Tabel 5.7 Crosstabulasi Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita
Pendidikan Ibu
Gizi Kurang
N %
Gizi Baik
N % N %
OR
CI (95%)
SMA
3. 8
10
12. 2
63
63.0
0. 01
SMP
1. 4
22
22. 6
24
24.0
0. 01
3.7-21.87
SD
0. 8
10
12. 2
13
13. 0
30
12.9-69.3
Total
100
100.0
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas, bagaimana hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita, Ibu yang latar belakang pendidikan SD sebanyak 3 orang (0.8%) yang balita gizi kurang dan 10 orang (12.2%) yang gizi baik. Sedangkan yang Tamat SMP 2 orang (1.4%) gizi kurang dan 22 orang (22.6%) gizi baik. Yang tamat SLTP 1 orang (3.8%) yang gizi kurang balita dan 10 orang (12.2%).
Tabel 5.8 Crosstabulasi Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita
Status Gizi Balita Total
Pengetahuan ibu
Gizi Kurang
N %
Gizi Baik
N % N %
Baik
1,7
28
27. 3
29
29. 0
Cukup
3. 7
58
57. 3
61
61. 0
Kurang
0. 6
8. 4
10
10. 0 100. 0
Total
100
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas, pengetahuan Ibu yang baik dan mempunyai gizi kurang pada balita sebanyak 1 orang (1.7%) dan ada 28 orang (27.3%) yang pengetahuan ibu yang baik dan gizi baik. Sedangkan yang pengetahuan ibu yang cukup dan mempunyai gizi kurang pada balita sebanyak 3 orang (3.7%) dan ada 58 orang (57.3%) yang pengetahuan ibu yang cukup dan gizi baik. Sedangkan pengetahuan ibu yang kurang dan mempunyai gizi kurang pada balita sebanyak 2 orang (0.6%) dan ada 8 orang (8.4%) yang pengetahuan ibu yang kurang mempunyai gizi baik.
Tabel 5.8 Crosstabulasi Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Anak Balita
Gizi Kurang N %
Gizi Baik
N % N %
Rp <1.200.000
4. 7
72
73. 3
78
78. 0
Rp >1.200.000
1. 3
22
20. 7
22
22. 0 100. 0
Total
100
Berdasarkan
Tabel
5.6
diatas,
pendapatan
keluarga
yang
dibawah
Rp.1.200.000 dengan status gizi balita kurang sebanyak 6 orang (4.7%) dan yang gizi baik 72 orang (73.3%). Sedangkan yang pendapatan keluarga diatas Rp.1.200.000 yang status gizi balita kurang 0 orang (1.3%) dan 22 orang (20.7%) yang gizi baik.
PEMBAHASAN Telah dilakukan peneltian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak balita di Kecamatan Tamalanrea kelurahan tamalanrea raya Kota Makassar Tahun 2012. Hal yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah mengenai karakteristik ibu seperti ; Pekerjaan, dan pendidikan orang tua dengan status gizi anak balita. Selain itu juga bagaimana hubungan asupan makanan balita terhadap status gizi anak balita. Bagaimana mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita dan bagaimana hubungan pendapatan keluarga terhadap status gizi anak balita. Dari data-data yang diperoleh akan dibahas berdasarkan urutan variabel yang diteliti.
6.1. Hubungan karakterisitik Ibu seperti Pekerjaan dan pendidikan dengan status gizi anak balita. Menurut Notoadmodjo (2003) pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Sedangkan menurut Muhammad Ali (2003), ibu bekerja adalah ibu-ibu yang melakukan aktifitas ekonomi mencari penghasilan baik sektor formal maupun non informal, yang dilakukan secara reguler di luar rumah. Sedangkan ibu yang tidak bekerja yang tidak melakukan pekerjaan mencari penghasilan dan hanya menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga saja. Sedangkan pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah sesaorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan sesaorang. Dari berbagai teori diatas dapat diketahui bagaimana hubungan atau pengaruh penentuan status gizi anak balita dengan pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan serta pengetahuan. Dari hasil penelitian ini didapatkan berdasarkan pekerjaan ibu dengan responden rata-rata sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebesar 74 orang (74.0%) dan bekerja di Swasta sebesar 14 orang (14.0%) dan yang berprofesi sebagai PNS sebanyak 10 orang (10.0%). Dan yang paling sedikit yaitu berprofesi sebagai Pedagang sebanyak 2 orang (2.0%). Sedangkan berdasarkan latar belakang pendidikan rata-rata responden atau ibu yang tingkat pendidikan SMA sebanyak 45 orang (45.0%). Dari hasil analisis pada df 2 dimana X2 hitung > X2 tabel. X2 hitung 9.128 pada X2 tabel 7.38 untuk nilai P value 0.01 artinya hipotesis 0 ditolak dan hipotesis alternative diterima atau ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita. Untuk ibu yang berpendidikan SMP nilai OR 9 lower 3.7 dan upper 21.87 sedangkan untuk ibu yang berpendidikan SD nilai OR 30 lower 12.9 upper 69.3. jika dibandingkan resiko antara tingkat pendidikan, dimana ibu dengan pendidikan SMP 9 kali beresiko dibandingkan Ibu yang berpendidikan SMA. Sedangkan ibu dengan pendidikan SD tiga puluh kali beresiko dibanding dengan SMA.
6.2. Hubungan asupan makanan dengan status gizi anak balita Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluaranya harus ada yang seimbang sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan melakukan penimbangan anak setiap bulan dan dicocokan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). Selain itu juga harus diketahui bagaimana pemenuhan kebetuhan energi, protein, karbohidrat dan lemak.
6.3. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan status gizi anak balita Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena itu dari pengalaman dan ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng penelitian daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo mengungkapkan pendapat Rogers bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses. Berdasarkan hasil data penelitian yang dilakukan ibu balita yang mempunyai pengetahuan yang baik memiliki anak dengan status gizi balita gizi baik sebanyak 28 orang (27.3%) dan yang paling banyak dengan pengetahuan cukup, sebanyak 58 orang
(57.3%) dengan status gizi yang baik. Dan selebihnya yang pengetahuanya kurang, hanya 8 orang (8.4%) yang mempunyai status gizi baik. Dari hasil analisis menunjukan nilai P value 0.14 yang artinya hipotesis 0 diterima. Ini menggambarkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita.
6.4. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan status gizi anak balita Pengertian pendapatan keluarga adalah seluruh pendapatan dan penerimaan yang diterima oleh seluruh anggota RumahTangga Ekonomi (ARTE), pendapatan adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga.Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah segala bentuk penghasilan atau penerimaan yang nyatadari seluruh anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. menyebutkan pendapatan rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, pendapatan informal dan pendapatan informal. Berdasarkan hasil data penelitian yang dilakaukan Rata-rata responden atau orang tua yang mempunyai penghasilan atau pendapatan perbulan sebanyak <Rp.1.200.000 dengan status gizi kurang sebanyak 6 orang (4.7%) dan gizi baik 72 orang (73.3%). Dari hasil analisis menunjukan bahwa nilai P value 0.18 yang artinya hipotesis 0 diterima. Ini menggambarkan bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan status gizi anak balita.
7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada Faktor-faktor yang berhubungan dengan
status Gizi anak balita di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2012 maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
2.
7.2. Saran 1.
2.