Anda di halaman 1dari 12

OBAT PADA SSP

TRANSMISI IMPULS SYARAF


Pada permukaan sel syaraf terdapat banyak kanal ion (Na+, Ca++, K+, Cl-) yang spesifik untuk ion tertentu

Pembukaan dan penutupan kanal ion dapat diatur oleh senyawa kimia, sinyal elektrik, atau kekuatan mekanik tergantung dari jenis kanalnya Pengontrolan kanal ion akan bisa menjaga muatan negatif yang dimiliki oleh sel pada kondisi istirahat Muatan sel syaraf -60 sampai -90 mV di dalam sel lebih negatif karena perbedaan komposisi ion Ion Na+, Ca++, Cl- terdapat dalam konsentrasi tinggi di luar sel
Ion K+ terdapat dalam konsentrasi tinggi di dalam sel

LANJUTAN
Hantaran impuls terjadi jika ada perubahan muatan di sekitar sel syaraf Jika ion bermuatan positif (Na+) masuk ke sel syaraf akan terjadi depolarisasasi yg merupakan pemicu terjadinya hantaran sel syaraf Jika ion K+ keluar sel syaraf atau ion Cl- masuk sel syaraf, maka muatan di dalam sel akan menjadi negatif dan menimbulkan hiperpolarisasi terjadi penghambatan hantaran syaraf

Bagaimana impuls syaraf dihantarkan?


Proses penghantaran mrp proses elektrik yg dimulai dengan adanya depolarisasi akibat pembukaan kanal Na+ (konduksi aksonal) Jika potensial aksi mencapai ujung sinaptik maka depolarisasi membran sel akan membuka kanal Ca++ di ujung sinaptik shg ion Ca++ masuk intra sel Peningkatan kadar Ca++ intraseluler ini akan memicu pelepasan neurotransmitter yg akan bekerja pada reseptornya di post sinaptik transmisi sinaptik Transmisi sinaptik akan berhenti jika konsentrasi neurotransmitter berkurang atau habis

NEUROTRANSMITTER
Senyawa yang digunakan sel syaraf untuk saling berkomunikasi 1. Golongan amina : asetilkolin, dopamin, norepinefrin,epinefrin, histamin, serotonin 2. Asam amino : GABA, glutamat, glisin, aspartat 3. Nukleotida dan nukleosida : adenosin, ATP

4. Peptida : vasopressin, bradikinin, ACTH


Beberapa neurotransmitter digunakan kembali setelah direuptake, seperti dopamin dan norepinefrin. Neurotransmitter lain direuptake dalam bentuk hasil degradasinya, seperti asetilkolin.

GABA
Neurotransmitter inhibitor utama di otak banyak penyakit syaraf karena degradasi syaraf GABA-ergik

Setelah dilepaskan, GABA berdifusi menyeberangi celah sinaps untuk berinteraksi dengan reseptornya menimbulkan aksi penghambatan SSP. GABA dapat direuptake ke dalam ujung presinaptik dengan bantuan transpoter GABA.
Beberapa obat antiepilepsi bekerja dengan cara menghambat pelepasan GABA (ex. Gabapentin) atau bekerja menghambat kerja transporter GABA (ex. Tiagabin)

AKSI UTAMA OBAT PADA SSP


Aksi pada presinaptik Aksi pada celah sinaptik Aksi pada pasca sinaptik

PRESINAPTIK
Bekerja mempengaruhi proses sintetis, penyimpanan, metabolisme, dan pelepasan neurotransmitter.

Contoh:
1. P-klorofenilalanin menghambat sintesis serotonin 2. Cocain menghambat reuptake katekolamin 3. Gabapentin memicu pelepasan GABA 4. Levodopa meningkatkan sintesis dopamin

CELAH SINAPTIK
Meliputi aksi obat setelah neurotransmitter dilepaskan namun belum beraksi pada reseptornya.

Aksi ini antara lain adalah penghambatan degradasi suatu neurotransmitter.


Contoh: 1. Asetilkolinesterase, seperti neostigmin dan rivastigmin yang menghambat degradasi asetilkolin 2. Inhibitor MAO misal selegilin yang menghambat degradasi dopamin dan norepinefrin

PASCASINAPTIK
Obat bekerja sebagai agonis atau antagonis pada reseptor pascasinaptik, baik berupa reseptor terkait protein G atau reseptor kanal ion.

Contoh:
1. Agonis neurotransmitter (opioat, seperti enkefalin) 2. Antagonis serotonin (misal ondansentron, ketansentrin, dll) 3. Agonis dopamin (misal bromokriptin)

Anda mungkin juga menyukai