Anda di halaman 1dari 3

SIKLUS DUA PULUH TAHUNAN PERGERAKKAN BANGSA INDONESIA

Pergerakan Indonesia sebagai bangsa yang besar tak lepas dari peran mahasiswa yang memiliki keintelektualan yang tinggi, mempunyai kesadaran gerakan moral, berani dalam mengambil keputusan, mempunyai kekuatan interaksi yang tinggi, dan selalu memberikan kontrol pada pemerintahan yang tidak pro terhadap rakyat. Pergerakan bangsa Indonesia pada hakikatnya telah terjadi berkali kali dan dalam berbagai momen yang semuanya tercetak dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia. Jika kita telisik pergerakan bangsa dengan kacamata runtutan waktu, maka kita akan menemukan siklus pergerakan bangsa dua puluh tahunan. Pergerakan bangsa Indonesia sebenarnya telah terjadi sejak zaman kerajaan kerajaan Nusantara. Kita tentu mengetahui sumpah palapa milik patih gajah mada yang memiliki tujuan mempersatukan berbagai pulau di tanah air menjadi satu pemerintahan dibawah majapahit. Tetapi tujuan tersebut sedikit menghilang ketika mulai munculnya para pendatang pendatang yang berasal dari eropa yang memiliki tujuan untuk menjajah dan memecah persatuan bangsa sehingga menimbulkan pergerakan yang hanya bersifat kedaerahan. Hal tersebut terus terjadi hingga pada tahun 1908 para mahasiswa atau pemuda saat itu melakukan sebuah pergerakan dengan lahirnya organisasiorganisasi bersifat nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan sebagainya. Gerakan tersebut memiliki tujuan menyatukan pergerakan kedaerahan menjadi satu gerakan besar bangsa Indonesia. Dampak dari kemunculan organisasi organisasi nasional pada saat itu menimbulkan suatu tekad para pemuda untuk bersatu memperjuangkan bangsa Indonesia. Pada saat itu terjadilah suatu perubahan pemikiran yang sebelumnya hanya memperjuangkan hak hak kedaerahan menjadi satu tujuan bersama yakni memperjuangkan harkat dan martabat bangsa. dalam perkembangannya,organisasi organisasi tersebut tidak bertahan lama dalam mengawal dan memerangi penjajah, tetapi semangat pemuda tidak lantas luntur karena embrionya sudah tertanam yaitu munculnya organisasi pertama, dan hal tersebut terbukti dengan munculnya semangat pemuda yang lebih dikenal dengan Sumpah Pemuda pada tahun 1928 (dua puluh tahun setelah siklus 1 pada tahun 1908), hingga terjadi suatu pergerakan kepemudaan terbesar pada masa itu yang terjadi di tahun 1928 yang menjadi cikal bakal lahirnya semangat persatuan bangsa demi terwujudnya sebuah kemerdekaan. Pada saat itu, seluruh pemuda bangsa Indonesia dari berbagai suku dan etnis bersatu membentuk gerakan nasional yang akhirnya melahirkan

IRFAN ZAMZAMI (MAHASISWA UNDIP)

sumpah pemuda. Inilah yang menjadi landasan kuat pergerakan bangsa Indonesia yang dilakukan oleh seluruh pemuda dari berbagai wilayah Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan. Dua puluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1945, terjadi suatu momen bersejarah yang tak pernah terlupakan oleh setiap individu warga Negara Indonesia. Kemerdekaan yang telah dimpikan dan di harapkan telah diraih dengan bersimbah keringat maupun darah. Semangat pergerakan nasioanal sangat terasa. Persatuan seluruh elemen pemuda fokus pada satu tujuan yaitu kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada saat tersebut muncul para tokoh tokoh proklamator seperti Ir. Soekarno dan Moh. Hatta, serta pahlawan pahlawan kemerdekaan lainnya yang telah ikut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kemudian, siklus pergerakan bangsa 20 tahunan, hinggap di tahun 1965- 1970 dimana terjadi sebuah pergerakan besar pasca kemerdekaan. Pada saat itu kondisi Negara sangat tidak stabil diawali dengan inflasi ekonomi yang meningkat sangat tajam, harga harga barang melambung tinggi, kebutuhan pokok sulit didapat dan berbagai permasalahan permasalahan lainnya yang menimbulkan pergerakan mahasiswa untuk adanya sebuah perubahan pada tatanan pemerintahan. Hal itu diperparah dengan adanya pengkhianatan terhadap pancasila yang dilakukan oleh kelompik PKI, Sehingga munculah sebuah gerakan para pemuda untuk menggulingkan pemerintahan pada saat itu sehingga lahirlah kepemerintahan baru dibawah pimpinan presiden Soeharto yang diharapkan mampu mmenyelesaikan permasalah Negara. Siklus dua puluh tahunan selanjutnya terjadi ditahun 1998 yang dikenal dengan krisis moneter. Krisis multi dimensi mulai dari krisis ekonomi, sosial, pendidikan, serta kepercayaan yang telah merebak didalam pikiran para warga Negara Indonesia sehingga hal tersebut menggerakkan hati para mahasiswa untuk bergerak, bersatu melawan rezim soeharto yang dianggap telah gagal mengemban amanahnya sebagai pemimpin Negara. Disaat itu terjadi krisis dan kerusuhan di berbagai kota di Indonesia. Para mahasiswa turun kejalan menyuarakan reformasi yang berarti berubahnya tata kehidupan kenegaraan dan tata kepemiminan Negara yang selama ini telah berakar kuat dikeluarga cendana. Para mahasiswa menuntut sebuah perubahan agar krisis multi dimensi dapat terselesaikan dan Indonesia menjadi Negara yang setabil kembali. Siklus siklus dua puluh tahunan yang telah tertulis diatas seluruhnya adalah bentuk pergerakan bangsa Indonesia yang dilakukan oleh mahasiswa ataupun para pemuda Indonesia. Setiap pergerakan memiliki tujuan yang sama yaitu mempersatukan bangsa dan menggerakkan massa untuk keluar dari jurang kesesatan, atau kezholiman terhadap masyarakat yang merugikan Indonesia. Para pemuda beritikad melakukan perubahan demi terciptanya suatu IRFAN ZAMZAMI (MAHASISWA UNDIP)

iklim kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis serta mampu menjaga stabilitas berjalannya Negara Indonesia. Jika dilihat runtutan dari siklus dua puluh tahunan pergerakan bangsa Indonesia, maka ada kemungkinan bahwa pada suatu saat bangsa Indonesia mengalami pergerakan kembali. Jika dilihat dari waktunya, maka dalam waktu dekat hal tersebut akan terjadi, tepatnya ditahun 2018. Hal itu sesuai dengan siklus dua puluh tahunan yaitu dua puluh tahun setelah 1998 jatuh pada tahun 2018. Akankah mahasiswa atau para pemuda bangsa kembali bergerak? Apakah telah muncul musuh bersama yang harus segera diatasi? Atau sekarang telah muncul musuh musuh yang belum tercium dan belum tampak oleh matatetapi telah dirasakan oleh sebagian besar warga negara? Jawabannya ada pada diri kita masing - masing. Saat ini kita dihadapi dengan era globalisasi. Suatu zaman yang memiliki banyak sekali manfaat tetapi juga ancaman terhadap keberlangsungan kehidupan berbangsa di Indonesia. Era ini telah banyaak merubah Mindset para pemuda bangsa. Semangat nasionalisme telah luntur, Hakikat kekuatan moral dan agama telah menghilang, sikap saling toleransi antar sesame warga Negara telah hilang, dan yang paling parah adalah sikap kritis terhadap kondisi ini telah telah pudar. Banyak mahasiswa yang seharusnya memiliki 3 peran utama yaitu sebagai Iron Stock, Social Control, ataupun Agent of Change beralih menjadi mahasiswa - mahasiswa yang egois, yang tidak peka dan hanya memikirkan diri sendiri. Banyak diantara pemuda yang tidak menjaga norma yang ada bahkan telah menyimpang dari ajaran agama. Jika dilihat kondisi saat ini, tidak berbeda dengan kondisi kondisi mendekati pergerakan. Missal, krisis kepercayaan seperti zamam Orde Baru, tdk stabilnya ekonomi seperti halnya diakhir kepemimpinan Orde Lama, atau kembalinya para penjajah-penjajah dengan cara dan metode baru, yakni pasar bebas. Akankah mahasiswa atau para pemuda bangsa kembali bergerak? Apakah telah muncul musuh bersama yang harus segera diatasi? Atau sekarang telah muncul bom waktu penghancur bangsa yang belum tercium dan belum tampak oleh mata tetapi telah dirasakan oleh sebagian besar warga negara? Jawabannya ada pada diri kita masing - masing.

IRFAN ZAMZAMI (MAHASISWA UNDIP)

Anda mungkin juga menyukai