Anda di halaman 1dari 2

“Perempuan Itu”

Tiga bulan tepatnya kami menikah, suatu sore dengan sedikit malas aku mengangkat
telpon selular mas andi karena saat itu dia sedang mandi setelah pulang dari kantor.

/“Hallo, Assalamua’laikum/,…ucapku saat mengangkat telpon.


/“Waalaikumsalam,..ini maya ya/,..suara seorang wanita dari sebrang sana.
Sejenak aku diam berfikir..”ehhhmmm, siapa ini mengapa dia mengenaliku” pikirku

/“Maaf mbak, ini dengan siapa ya”/ tanyaku langsung.


/“ini Risa, aku bole minta Bantu mas andi dunk,..”/ perempuan itu menjawab
pertanyaanku dengan panjang lebar, aku hanya berfikir perempuan ini terlalu banyak
ingin tahu tentang kehidupan mas andi terutama setelah kami menikah.

Terus terang aku agak terusik menerima telpon dari ’perempuan itu’, ini memang bukan
untuk pertama kalinya dia mencoba mengukur kesetiaan suamiku, terkadang ada sms
cinta yang sengaja di post ke suamiku atau terkadang meminta bantuan yang menurutku
kurang bisa diterima logikaku.

Pernah dia meminta bantuan mas andi agar berpura-pura jadi pacarnya karena saat itu
ada seseorang sedang mengejar-ngejarnya, terkadang aku bingung dengan sikap
’perempuan itu’ mengapa dia begitu gigih mengejar mas andi justru di saat kami sudah
menikah, entah apa yang ada di pikirannya mungkin merasa ini menjadi sebuah
kompetisi merebut kembali mas andi dari sisiku, terkadang aku kasihan pada “perempuan
itu” apa dia tidak lelah menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal yang justru
membuatnya terluka.

Sekali lagi ku tarik nafas panjang menekuri makna setiap cobaan yang kami hadapi, toh
“perempuan itu” tidak mampu mengambil apapun dari kehidupan kami bahkan perhatian
mas andi sekalipun, aku tidak akan ambil pusing memikirkan ’perempuan itu’, karena
kekalutanku justru kemenangan buat “perempuan itu”.

“Perempuan itu” mantan pacar suamiku, wajahnya cantik putih, matanya sipit, aku yakin
banyak orang mengira dia mempunyai darah berketurunan jepang, dulunya dia seorang
model swim suit, tentu body nya sangat bagus, jika dibandingkan dengan
aku,..ah,..mungkin aku tak secantik ’perempuan itu’. Aku yakin rasa nya hampir tak ada
laki-laki yang menolaknya jika melihat body nya yang seperti biola spanyol itu.

”Perempuan itu sungguh cantik, tapi mengapa mas andi memilih aku???,...suatu hari mas
andi bercerita /”aku kasihan padanya”/,..”perempuan itu” tidak seberuntung kamu yang
lahir dari keluarga yang penuh religius, dididik dengan sangat baik. Sementara
’perempuan itu’ siapakah ’ayah’ nya saja dia tidak pernah tahu, karena ibunya bingung
siapa ayahnya yang sebenarnya. ’Perempuan itu’ memang cantik tapi kasihan sekali, dia
harus janda di usianya yang masih muda, apalagi dia ditinggalkan begitu saja oleh
suaminya tanpa ada satu patah kata pun.
’Perempuan itu’ memang manis, tapi kasihan sekali dia sangat keras kepala dan tidak
mau menerima masukan dari oranglain. Kalau yang ini aku hanya mengira-ngira saja
mungkin itu salah satu alasan mengapa dia ditinggalkan begitu saja oleh suaminya.
”Perempuan” itu memang cantik, tapi aku tak pernah begitu mengharapkannya seperti
aku berharap kau menjadi istriku bisik mas andi mesra. Perempuan itu memang sexy, tapi
sayang sekali aku tak tertarik lagi padanya karena dia berusaha mengganggu cinta kita.

Tiga tahun sudah pernikahan kami, ”perempun itu” memang sudah menghilang dari
kehidupan kami, Namun hari ini selembar undangan di tangan suamiku. ”Perempuan itu”
menikah untuk kedua kalinya. Dalam diam aku berdoa semoga hidupnya bahagia...

------------------

Anda mungkin juga menyukai