Anda di halaman 1dari 6

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

I.

PANCASILA Menurut Pembukaan UUD45 Dasar Negara Basis/ landasan bagi penyelenggaraan pemerintah negara Hakekat : sumber dari segal sumber hukum

II.

SISTEM Bagian-bagian, saling berhubungan, saling bekerja sama, dan memiliki tujuan/ maksud.

III.

FILSAFAT Menurut Louis O. Kattsoft, berpikir secara cermat/ serius. Secara Etimologi Philien : cinta/ senang Sophia : kebijaksanaan/ hikmah. Kebijaksanaan melakukan perbuatan atas dorongan kehendak baik berdasarkan putusan akal yang benar sesuai hati nurani kemanusiaan. Filsafat : Ilmu pemikiran untuk mendapatkan kebenaran yang mendasar sesuai harkat dan martabat kemansiaan. Ilmu ciri ciri : Logis, obyek, kritis, sistematis, universal.

Makna sistem filsafat : faham/ ajaran yang utuh mengenai berbagai segi kehidupan yang mendasar.

Susunan Pancasila Bersifat Organis Hakekat sila-sila Pancasila kesatuan dasar filsafat negara : 5 (lima) sila asas peradaban. Sila-sila pancasila unsur/ bagian mutlak dari pancasila satu kesatuan majemuk tunggal. Setiap sila tidak berdiri sendiri/ terlepas dari sila lainnya juga tidak bertentangan saling berhubungan (organis). Sila-sila pancasila (organis) hakekat dasar ontologi manusia pendukung inti isi dari pancasila manusia hakekatnya makhluk monoplurat. Rumusan sila-sila pancasila susunan bertingkat yang saling berhubungan luas (kuantitas) maupun isinya (kualitasnya). Rumusan sila-sila pancasila bersifat mutalk tidak bisa dibalik-balik.

Susunan Pancasila bersifat herarki berbentuk piramida

IV III II I

Susunan Pancasila Saling Mengisi dan Mengkualifikasi Makna setiap sila, mengandung nilai keempat sila lainnya majemuk tunggal. Ketuhanan Yang Maha Esa berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan dan berkeadilan Sistem filsafat (termasuk pancasila) harus memenuhi kriteria : Kohern : sesuatu yang terdiri dari bagian-bagian yang tidak saling bertolak belakang, tetapi saling berhubungan dan bekerja sama sebagai satu kesatuan yang mendalam Menyeluruh/ komprehensif : meliputi keseluruhan, artinya tidak ada satu persoalanpun yang berada diluar jangkauannya. Mendasar/ radikal : pembahasan/ pemikiran harus mendalam sampai pada akarakar persoalannya, sampai pada hakekatnya/ esensinya atau sampai pada substansi yang dipikirkan. Sistematik : pemikiran yarus menunjukkan tata urut yang berurutan/ runtut dan tidak bertentangan satu sama lainnya harmanis/ selarat/ serasi. Konseptual : merupakan hasil generalisasi (perumusan) dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses internalisasi secara personal.

Bertanggung jawab : hasil pemikiran harus dapat diuji kebenarannya, dapat diterima orang lain dengan baik. Tidak semata-mata sercara rasional tetapi juga secara budi pekerti kemanusiaan.

IV.

DASAR-DASAR FILSAFATI PANCASILA Dasar-dasar Ontologis Berasal dari bahasa Yunani onta : yang sungguh-sungguh ada/ kenyataannya yang sesungguhnya logos : teori yang membahas atau studi tentang, atau ilmu pengetahuan.

Ontologi mempelajari tentang keberadaan dalam bentuk nya yang paling abstrak Ontologi Pancasila, meliputi pesoalan-persoalan tentang pembuktian keberadaan melalui asal usul terjadinya pancasila, apa landasannya secara moral maupun yuridis. Menurut Prof. Notonagoro, asal mula terjadinya Pancasila telah memenuhi empat sebab (kualitas) dari Aristotels : Causa material (asal mula bahan)

Causa formalis (asal mula bentuk)


Causa effisien (asal mula karya) Causa finalis (asal mula tujuan)

Dalam pancasila mengakui adanya Tuhan sebagai causa prima, dan mengakui budi pekerti luhur atau rasa kemanusiaan, ialah sebagai landasan moral. Tuhan asal mula dari segala sesuatu yang ada dialam semesta. Tuhan Yang ESa, Yang Maha Sempurna, yang mutlak dan yang bersifat transendental. Keberadaan Manusia makhluk Tuhan harus mengakui budi pekerti kemanusiaan yang sesuai sifat kodratnya sebagai makhluk monoplural dan bersifat majemuk tunggal. Susunan (monodualis) Rochani/ jiwa Jasmani/ raga

Sifat (monodualis) Individu

sosial

Kedudukan (monodualis) Pribadi mandiri Makhluk Tuhan

Aspek Epistemologis Dari bahasa yunani episteme dan logos : pengetahuan atau kebenaran dan ilmu atau teori Epistemologi pancasila : seberapa jauh keabsahan pancasila sebagai ilmu yang dapat dipertanggung jawabkan kebanarannya. Sesuai kriteria/ciri-ciri seuatu ilmu, maka pancasila layak disebut sebagai ilmu yang ilmiah, karena telah memenuhi syarat sbb : Asal mula terjadinya pancasila dapat dibuktikan secara obyektif ilmiah. Memiliki obyek yang khas, dalam pembahasannya pancasila dijadikan obyek kajian dan terus diupayakan untuk tetap dikembangkan sepanjang masa Memiliki masyrakat (monunal) pancasila menjadi milik seluruh masyarakat Indonesia, seluruh golongan dan seluruh kelompok masyarakat yang ada di Indonesia. Selalu dipertanyakan dengan skeptis, banyak orang meragukan kemampuan dan kebenaran pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia termasuk Belanda Tersusun secara sistematis, Pancasila memiliki susunan yang sudah runtut dan tidak dapat dibolak-balik Memiliki kebenaran (nilai kebenaran), kebenaranya Pancasila diyakini karena nilai-nilainya bersifat universal dan umum terbatas, dan digali dari adat kebudayaan bangsa sendiri.

Kebenarannya disepakati bersama-sama, kebenarannya telah diciptakan sebagai hasil kesepakatan para pendiri negara dan menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Pancasia mengandung pengetahuan essencial, tentang kebijaksanaan hidup manusia.

Aspek Axiologis Secara Etimologi bahasa yunani axios : nilai dan logos : ilmu atau teori. Ilmu yang membahas tentang nilai/ hakekat nilai filsafat nilai. Nilai : kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Persoalan nilai dapat ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan etika, estetika dan religius. Di dalam Pancasila nilai moral : Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Bangsa Indonesia pendukung nilai-nilai Pancasila berdasarkan pengertian bahwa : yang berkeTuhanan yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan, dan yang berperikeadilan pada hakekatnya adalah manusia. Bangsa Indonesia menghargai, mangakui, menerima Pancasila sebagai dasar-dasar nilai tingkah laku dan perbuatan manusia Indonesia (pengemban nilai). Nilai Ketuhanan nilai kerohanian nilai tertinggi : memiliki sifat mutlak dan transendental. Nilai kemanusiaan pengkususan nilai ketuhanan karena manusia : ciptaan Tuhan Nilai persatuan, kerakyatan dan keadilan : pengkususan dari nilai kemanusiaan dan ketuhan, persatuan : syarat adanya rakat dan keadilan Nilai kerakyatan : syarat bagi terujudnya keadilan sosial sebagai tujuan Nilai keadilan sosial : tujuan dari keempat nilai sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai