Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK KUALITAS PENYAJIAN PELAPORAN KEUANGAN DI INDONESIA SETELAH KONVERGENSI IFRS

OLEH :

Ni Wayan Sulastri 1015644033/D4-VA

AKUNTANSI MANAJERIAL POLITEKNIK NEGERI BALI 2012

DAMPAK KUALITAS PENYAJIAN PELAPORAN KEUANGAN DI INDONESIA SETELAH KONVERGENSI IFRS Ni Wayan Sulastri Politeknik Negeri Bali ABSTRAK Konvergensi International Financial Reporting Standard merupakan penyesuaian standar akuntansi keuangan dengan standar akuntansi internasional. Hal ini terjadi karena semakin maraknya transaksi lintas Negara yang mengharuskan adanya satu standar yang dapat dipakai dan dipahami secara global. Dengan adanya standar global tersebut akan memberikan manfaat, yaitu peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional, menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan, mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis, meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice. LATAR BELAKANG Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia saat ini masih belum banyak dilakukan oleh kalangan ekonomi di Indonesia. Padahal penerapan IFRS dalam sistem akuntasi perusahaan akan menjadi salah satu tolak ukur yang menunjukkan kesiapan bangsa Indonesia bersaing di era perdagangan bebas. IFRS saat ini menjadi topik hangat di kalangan ekonomi, khususnya di kalangan akuntan. IAI telah menetapkan tahun 2012 Indonesia sudah mengadopsi penuh IFRS. Di indonesia sebenarnya sebagian perusahaan yang sudah mengacu pada IFRS, pengadopsian IFRS mestinya diikuti pula dengan pengadopsian standar pengauditan internasional. Standar pelaporan keuangan perusahaan tidak akan mendapatkan pengakuan tinggi, bila standar yang digunakan untuk pengauditan masih standar lokal. International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan penekanan pada penilaian (revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu Negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu memungkinkan penilaian aset menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis true and fair. Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah: 1. Bagaimana dampak kualitas penyajian pelaporan keuangan di Indonesia dengan adanya konvergensi IFRS? TUJUAN

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk : 1. Untuk memenuhi tuntutan tugas dari mata kuliah Teori Akuntansi 2. Untuk mengetahui dampak kualitas penyajian pelaporan keuangan dengan adanya konvergensi IFRS MANFAAT 1. Dapat menambah pengetahuan tentang manfaat dan dampak konvergensi IFRS terhadap kualitas pelaporan keuangan di Indonesia PEMBAHASAN

A. Alasan perlunya Standar Akuntansi Keuangan yang Konvergensi dengan IFRS 1. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional 2. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan 3. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis 4. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice. B. Permasalahan yang akan dihadapi dalam implementasi dan adopsi IFRS 1. 2. 3. 4. Translasi Standar Internasional Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional.

C. Pelaporan Keuangan Dalam penyusunan dan penyajian atas laporan keuangan, terdapat suatu konsep atau pedoman yang mendasari hal tersebut sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dapat memenuhi ekspektasi kebutuhan penggunanya. Konsep ini disebut sebagai Kerangka Konseptual. Kerangka kerja konseptual berfungsi sebagai acuan bagi komite penyusun standar, penyusun laporan keuangan, auditor, serta pemakai laporan keuangan. Kerangka kerja konseptual penting untuk meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan. Selain itu, masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka konseptual yang ada.Kerangka kerja konseptual untuk pelaporan keuangan terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat pertama adalah tujuan (objectives) yang mengidentifikasi tujuan dan sasaran akuntansi serta merupakan bangunan inti dari kerangka kerja konseptual. Pada tingkat kedua terdapat karakteristik kualitatif (qualitative characteristic) yang membuat informasi akuntansi berguna, dan unsur-unsur

(elements)laporan keuangan (aset, liabiltas,ekuitas,pendapatan dan beban). Sedangkan pada tingkat ketiga terdapat konsep-konsep pengukuran dan pengakuan (measurement and recognition) yang akan digunakan dalam menetapkan dan mengaplikasikan standar-standar akuntansi. Konsep-konsep ini meliputi asumsi, prinsip, dan kendala yang menjelaskan lingkungan pelaporan berjalan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, sedangkan tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang bermanfaat bagi yang telah menjadi maupun yang potensial investor, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya entitas. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam rangka penyajian laporan keuangan Perusahaan, salah satu pihak pengguna laporan yang harus dipertimbangkan adalah investor. Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 1 ( Revisi 2009 ) , Laporan Keuangan Dasar (basic financial statement) terdiri dari: (1) Laporan Posisi Keuangan; (2) Laporan Laba-Rugi Komprehensif; (3) Laporan Arus Kas; (4) Laporan Perubahan Ekuitas ; (5) Catatan atas Laporan Keuangan. Pelaporan Keuangan (financial reporting) merupakan financial statement plus, karena terdiri dari: (1) Laporan Keuangan Dasar (basic financial statement) ; (2) Informasi Pelengkap, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (SAK 2009) ; (3) Sarana pelaporan keuangan lainnya, contohnya: analisis dan diskusi manajemen, surat kepada pemegang saham. Pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan Perusahaan dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip pengungkapan penuh (full disclosure), sehingga dapat memberikan kualitas penyajian dan pengungkapan yang memadai bagi pengguna informasi yang disajikan dalam pelaporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Laporan keuangan harus cukup informatif untuk mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang pemakai yang berpengetahuan. Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) mengakui bahwa penyajian informasi dalam laporan keuangan baik jumlah maupun sifat, harus memenuhi kaidah keseimbangan antara manfaat dan biaya. Jadi, pelaporan keuangan (financial reporting) lebih luas daripada laporan keuangan (financial statement). Karena, dalam pelaporan keuangan perusahaan dapat sekaligus melaporkan halhal di luar akuntansi.

D. Dampak Konvergensi IFRS Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan

Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari pelaporan keuangan perusahaanperusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam rangka stabilitas perekonomian. Manfaat dari program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Sementara tujuan akhirnya laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya akan memerlukan sedikit rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Banyaknya standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi publik untuk sedari dini mengantisipasi implementasi program konvergensi IFRS. Beberapa dampak yang terjadi atas konvergensi IFRS terhadap kualitas penyajian Pelaporan Keuangan, akan dijelaskan lebih rinci dari dalam perspektif kualitatif: 1. Perubahan konsep dari rule based ke principle based Principle based mengandung makna bahwa standart akuntansi tidak bersifat ketat atau rigid, melainkan hanya memberikan prinsip-prinsip umum standar akuntansi yang harus diikuti untuk memastikan pencapaian kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat diperbandingkan dan objektif, sedangkan rule based mengandung makna bahwa untuk mencapai kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat diperbandingkan, dan objektif, standar akuntansi harus bersifat ketat dan rigid. 2. Peran Profesional Judgement lebih dibutuhkan Peralihan menuju principle based standar mempunyai arti standar akuntansi yang akan kita gunakan menjadi lebih bersifat fleksibel karena aturan-aturan yang detail sudah disederhanakan kedalam beberapa prinsip-prinsip dasar saja. Fleksibilitas dari IFRS inilah yang menjadikan peran professional judgement lebih dibutuhkan baik dalam hal mempersiapkan laporan keuangan maupun dalam hal pengauditan. Dan hal terpenting yang harus kita lakukan adalah bahwa semua dokumen serta proses Profesional Judgement itu harus didokumentasikan. 3. Penggunaan Fair Value Accounting Fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai yang wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen. Sehingga dengan adanya fair value accounting maka penyajian atas pelaporan keuangan untuk nilai aset dan instrumen keuangan tercatat pada nilai sebenarnya atau wajar sesuai dengan kondisi pasar. Sehingga kualitas yang dihasilkan atas laporan keuangan menjadi dapat diandalkan. 4. Keterlibatan pihak ketiga dalam penyusunan laporan keuangan Dengan adanya konvergensi IFRS, menyebabkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penilaian dan pengukuran menjadi penting, sehingga kebutuhan atas adanya pihak ketiga didalam penyusunan laporan keuangan sangat besar. Karena laporan keuangan mewajibkan untuk diungkapkan secara menyeluruh agar transparansi menjadi suatu hal penting bagi pengguna laporan keuangan. KESIMPULAN

Konvergensi IFRS memiliki pengaruh yang sangat besar pada perusahaan, khususnya pada pelaporan keuangan perusahaan, dan kinerja perusahaan akan juga meningkat dengan adanya pergeseran standar akuntansi yang akan digunakan oleh perusahaan tersebut. Konvergensi standar akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi domestik bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, persyaratan akan item-item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula, manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akurat, dan laporan keuangan akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan. Tujuan perusahaan mengadopsi IFRS agar perusahaan secara global dapat diterima, sehingga pihak asing ingin berhubungan dengan perusahaan tersebut baik dari segi investasi maupun kreditor. Dan kualitas penyajian pelaporan dan akuntasi keuangan juga dapat digunakan sesuai kebutuhan pengguna laporan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA http://www.ima-unhas.com/index.php?Itemid=2&id=57&option=com_content&task=view http://id.wikipedia.org/wiki/International_Financial_Reporting_Standards Purba. P. Marisi. 2010. IFRS Konvergensi dan Kendala Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu http://khairunnisafathin.wordpress.com/2011/10/page/2/ http://imanfreelance.blogspot.com/2011/05/konvergensi-ifrs-di-indonesia.html http://seminarakuntansi.com/

Anda mungkin juga menyukai