Anda di halaman 1dari 16

PORTOFOLIO DALAM PENILAIAN MATEMATIKA

(Pengembangan mata diklat Penilaian Pembelajaran pada Diklat Guru Mata Pelajaran Matematika MTs/MA di BDK Surabaya) Oleh: Ninik Supriyati, S.Si., M.Pd.

ABSTRAK Penilaian pembelajaran merupakan hal yang sangat penting harus dilakukan oleh seorang guru untuk mengukur keberhasilan suatu proses pembelajaran. Akan tetapi, penilaian hendaknya menggunakan alat ukur yang sesuai dengan karakteristik materi. Untuk menambah wawasan tentang portofolio dalam penilaian matematika, perlu dijelaskan tentang pengertian portofolio dan penilaian portofolio, teknik penilaian portofolio, keunggulan dan kelemahan, manfaat portofolio, perbedaan tes dan portofolio, indikator penilaian, dan pengorganisasian. Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Penilaian yang dilaksanakan di kelas dapat melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang komplek untuk mengukur kinerja siswa selama satu semester atau satu tahun. Oleh karena itu, rencana tugas untuk siswa harus dirancang oleh guru di awal tahun. Ketujuh teknik penilaian tersebut di atas dapat terangkum dalam portofolio.

Key word: Penilaian, portofolio, matematika

Pendahuluan Setiap kegiatan yang kita lakukan perlu ada penilaian dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan yang kita lakukan. Begitu juga pada proses pembelajaran, perlu ada penilaian. Penilaian akan bermakna bila pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang tepat. Penilaian dan Proses belajar mengajar itu bagaikan dua mata koin, walaupun mereka meghadap pada arah yang berlawanan, namun hakekatnya mereka adalah satu, yaitu bagian dari koin itu sendiri. Bisa dibayangkan jika salah satu bagiannya tidak ada rusak bukan? Keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan dan saling mendukung untuk tercapainya tujuan pendidikan. Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses, dan penilaian merupakan rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Untuk itu, perlu ada model penilaian yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan atau referensi oleh guru dan penyelenggaranya di jenjang sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian yang dilaksanakan di kelas dapat melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri (Suharsimi, 1987, 78)

Pengertian Portofolio dan Penilaian Portofolio Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses social pedagogic, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik, portofolio itu adalah bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post test), dan sebagainya. Sebagai suatu proses social pedagogic, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (cognitive), ketrampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afective). Adapun sebagai suatu adjective portofolio, sering kali disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan konsep pembelajaran maka dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning), sedangkan jika disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal istilah penilaian berbasis portofolio (portfolio based assessment). Paulson (191: 60) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian dan bukti refleksi diri. Menurut Gronlund (1998: 159), portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang berkepentingan. Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa. Tujuh unsur kunci dalam pelaksanaan dengan portofolio yaitu:

(a) Siswa memahami-makna portofolio dalam hubungannya dengan kemajuan dan pencapaian basil belajarnya; (b) Menentukan topik pekerjaan siswa yang hasilnya akan dikoleksi sebagai portofolio; (c) Mengumpulkan dan hasil peketjaan siswa yang dipilih sebagai portofolio; (d) Memilih kriteria untuk hasil pekerjaan siswayang akan dijadikan portofolio; (e) Mendorong dan membantu siswa agar selalu mengevaluasi dan memperbaiki hasil-hasil portofolio mereka; (f) Menjadwalkan dan melaksanakan pertemuan portofolio dengan siswa; (g) Melibatkan orang tua dan unsur lain terkait dalam kegiatan penilaian dengan portofolio. Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap kumpulan karya siswa yang dihasilkan di sekolah maupun di luar sekolah, terkait hasil belajar kognitif maupun non kognitif dan didokumentasikan secara sistematis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain: a. Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri. Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri. b. Saling percaya antara guru dan peserta didik Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik. c. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan d. Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya. e. Kepuasan Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri. f. Kesesuaian

Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum. g. Penilaian proses dan hasil Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik. h. Penilaian dan pembelajaran Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.

Model Portofolio Matematika Model portofolio matematika yang berisi contoh kerja siswa dapat berupa: 1) Uraian tertulis hasil kegiatan praktik atau penyelidikan matematika. 2) Gambar-gambar dan laporan lisan, perluasan analisis situasi masalah dan penelitian. 3) Uraian dan diagram dari proses pemecahan masalah. 4) Penyajian data statistik dan grafik. Selain itu, hal-hal lainnya yang dapat dicantumkan dalam portofolio matematika adalah sebagai berikut: (1) Laporan penyelidikan tentang ide matematika seperti hubungan antara dua fungsi, koordinat grafik, aritmatika, aljabar dan geometri; (2) Respon terhadap pertanyaan open-ended atau masalah pekerjaan rumah; (3) Laporan kelompok dan foto kegiatan siswa; (4) Salinan piagam penghargaan; (5) Video dan pekerjaan siswa yang menggunakan komputer (Stenmark 1991: 63).

Teknik Penilaian Portofolio Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara

spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri. b. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah. d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. e. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik

mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut. f. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio. g. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat kontrak atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru. h. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga

orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya. Sebelum membuat penilaian, perlu melihat kurikulum 1 (satu) semester. Contoh, untuk kelas VIII semester II: SK dan KD kelas VIII, Semester 2: Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Geometri dan Pengukuran 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya 4.1 Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran 4.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran 4.3 Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah 4.4 Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran 4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas Rencana Tugas : 1. Geometri dan Pengukuran SK: Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya: 1. Paper and pensil tes: a. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran b. Menghitung keliling dan luas lingkaran 2. Penilian Proyek: a. Siswa menemukan nilai = 22 melalui percobaan menggunakan metode inkuiri 7 b. Siswa menemukan rumus Luas Lingkaran melalui percobaan 3. Unjuk Kerja: a. Siswa melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga 2. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya 1. Paper and pensil tes: a. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas 2. Penilian Proyek: a. Siswa membuat jaring-jaring bangun ruang kubus, balok, prisma dan limas 3. Unjuk Kerja: a. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya 4. Hasil Produk: a. Membuat jaring-jaring kubus, b. Membuat jaring-jaring balok, c. Membuat jaring-jaring prisma dan limas

Contoh Rangkuman Penilaian Portofolio Mata Pelajaran Alokasi Waktu Nama Siswa : _________________ Skor NO SK/KD (1 10) 1. Menghitung singgung lingkaran 2. Dst panjang persekutuan garis dua T BT : Matematika : 1 Semester Kelas : VII/2 Prestasi KET.

Total Skor

Catatan: Setiap Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Kemudian Guru menjelaskan bobot dari setiap portofolio yang dibuat.

Manfaat Portofolio Penilaian portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya seperti yang dikemukakan oleh Berenson dan Certer (1995:184) yaitu: (1) Mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu, (2) Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki, (3) Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar, 4) Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar. Sedangkan menurut Gronlund (1998 : 158), portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut: 1) Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas; 2) Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar; 3) Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain; 4) Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik; 5) Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu; 6) Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya. Adapun keuntungan penggunaan portofolio matematika secara khusus antara lain: 1) Memberikan bukti perkerjaan atau perbuatan berdasarkan pengetahuan yang sesungguhnya telah diperoleh; 2) Penilaian catatan atau memberikan gambaran tentang program matematika yang perlu ditekankan;

3) Catatan kemajuan siswa dalam jangka waktu lama mencerminkan pembelajaran yang cukup lama (Stenmark, 1991:63).

Keunggulan dan Kelemahan Portofolio Adapun keunggulan portofolio antara lain: (a) Perubahan paradigma penilaian; (b) Penilaian portofolio seyogyanya menekankan pada akuntabilitas (accountability); (c) Peserta didik sebagai individu dan peran aktif peserta didik; (d) Identifikasi; (e) Keterlibatan orang tua dan masyarakat; (f) Penilaian diri; (g) Penilaian yang fleksibel; (h) Tanggung jawab bersama; (i) Keadilan; (j) Dalam penilaian portofolio peserta didik diberikan penghargaan atas usaha mereka. Sedangkan kelemahan portofolio, antara lain: (a) membutuhkan waktu ekstra; (b) kurang reliabel; (c) Guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya pencapaian akhir; (d) Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suasana hubungan top-down; (e) Skeptisme; (f) tidak tersedianya kriteria penilaian; (g) Terkadang sulit untuk diterapkan di sekolah;

(h) Penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail dapat mematikan inisiatif dan kreativitas;

Perbedaan Tes dan Penilaian Portofolio Perbedaan antara penilaian portofolio dan tes sebagai alat evaluasi adalah: Tes: Menilai peserta didik berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas. Penilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas. Menilai semua peserta didik dengan menggunakan satu criteria Portofolio: a. Menilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan basil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai. b. Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangaan yang berlangsung selama proses pembelajaran. c. Menilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing-masing, dengan mempertimbangkan juga faktor perbedaan individual. d. Mewujudkan proses penilaian yang kolaboratif. e. Peserta didik'menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan. f. Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi. g. kemajuan, usaha, dan pencapaian. h. Terkait erat antara kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelaj aran.

Pelaksanaan Asesmen Portofolio Matematika

Pelaksanaan asesmen portofolio mensyaratkan kejujuran siswa dalam melaporkan rekaman belajarnya. dan kejujuran guru. dalam menilai kemampuan siswa sesuai dengan kriteria yang yang telah disepakati. Guru harus mampu menunjukkan urgensi laporan yang jujur dari siswa. Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya (1) Catatan anekdotal, (2) Ceklis atau daftar cek, (3) Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa, (4) Respon-respon siswa terhadap pertanyaan, (5) Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan. Sedangkan aspek-aspek yang bisa dievaluasi dalam bidang matematika menurut Stenmark (1991 : 64) adalah pemahaman masalah, pendekatan dan strategi, hubungan, komunikasi, dugaan dan hipotesis, persamaan dan keadilan, penyelesaian, hasil pengujian, pembelajaran matematika, asesmen diri. Salah satu bagian penting dari penilaian portofolio matematika adalah mengajukan pertanyaan. Mengajukan pertanyaan yang benar merupakan suatu seni yang harus dilatih oleh guru.

Indikator Penilaian Yang dimaksud indikator penilaian adalah unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan satu satuan pendidikan tertentu. Banyak sekali indikator yang dapat dipilih, akan tetapi yang dipandang paling sensitif adalah basil ulangan atau basil tes (formatif dan sumatif), penyelesaian tugas-tugas terstruktur. Berdasarkan indikator-indikator tersebut penilai dapat membuat kesimpulan, sejauh mana seorang siswa telah belajar dan berapa nilai yang adil untuknya. Adapun penilaian dapat menggunakan tes formatif dan sumatif dan tugas-tugas terstruktur.

Pengorganisasian Pengorganisasian Model Penilaian Berbasis Portofolio adalah kegiatan mensiasati proses penilaian pembelajaran dengan perancangan terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian penilaian yang rasional, demokratis, dan menyeluruh. Kronologis

pengorganisasian penilaian pembelajaran itu mencakup empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penyimpanan, dan pengunaan. Penutup Penilaian merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan mengukur apa yang hendak diukur dari siswa. Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas yaitu, penilaian dilakukan oleh guru dan siswa. Prinsip penilaian lainnya yaitu: tidak terpisahkan dari PBM, menggunakan acuan patokan, menggunakan berbagai cara penilaian (tes dan non tes), mencerminkan kompetensi siswa secara komprehensif, berorientasi pada kompetensi, valid, adil, terbuka, berkesinambungan, bermakna, dan mendidik. Penilaian tersebut dilakukan antara lain meliputi: kumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), unjuk kerja (performance) dan tes tertulis (paper and pencil test). Setelah melakukan serangkaian penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip di atas, maka orang tua siswa akan menerima laporannya secara komunikatif dengan menitik beratkan pada kompetensi yang telah dicapai oleh anaknya di sekolah. Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar

peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Ketujuh komponen penilaian tersebut dapat terangkum dalam Portofolio.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, S.Ag, M.Pd, (2008) Perencanaan Pembelajaran Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Adams. J WikEd. Authentic Assessment [online] tersedia: http://wik.ed.uiuc.edu/index.php/Authentic_Assessment#Descriptions.2C_definitions.2C _synonyms.2C_organizer_terms.2C_types_ofInternet, 18 maret 2008. Anas S, Drs, Prof (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arikunto, S. dan Abdul Jabar, (2004). Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Asmawi, Z. dan Nasution, N. (1994). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Cartono dan Sutarto, U.T. G. (2006). Penilaian hasil Belajar Berbasis Standar. Bandung: Prisma Press Cole, Peter. G and Chan, Lorna. (1994). Teaching Principles and Practice. Australia: Prentice Hall. Gronlund, Norman E. (1998). Assesment of Student Achievment Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Hamalik, Oemar. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamm, Mary & Adams, Dennis. (1991). Portofolio - Its not just forarttists anymore. The Science Teacher. Mei 199. Mulyana, E. Hendi. (2005). Asesmen dalam Pembelajaran Sains SD (Artikel). http://researchengines.com/artikel.html. (Online). Paulson, F Leon, PasrI R & Meyer, Carol A. (1991). What makes a Portofolio? Eight thoughtful guidelines will help educators encourage self-directed learning. Educational Leadership. Ramdi, Hartono (1996). Penerapan Asemen Portofolio dalam Mengembangkan Konsep Dili Siswa Terhadap Matematika. Tesis. PPS IKIP Bandung. Research& Evaluation.[online].Tersedia: http://PAREonline.net/getvn.asp?v=2&n 8 Maret 2008. Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito Ruseffendi. E. T. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa khususnya dalam Pengajaran Matematika. Bandung. Sanjaya,W. (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Stenmark, Jean Krr. (1991). Math Portofolio: A New Form of Assessment. Teaching K-8. August/September 1991. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakaraya. Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Wiggins, Grant (1990). The case for authentic assessment. Practical Assessment, ... (2004). Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai