Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Standar jasa keuangan dan akuntansi memberikan kerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa akuntan publik yg mencakup jasa akuntansi dan review. Sifat pekerjaan non-atestasi tidak menyatakan pendapat, hal ini sangat berbeda dgn tujuan audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing. Tujuan audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, sedangkan dalam pekerjaan non-atestasi tidak dapat dijadikan dasar untuk menyatakan pendapat akuntan. Audit atas laporan keuangan merupakan landasan dari berbagai jasa yang diberikan oleh akuntan publik, termasuk alasan pemberian ijin kepada akuntan publik oleh lembaga pemerintah yang diperoleh oleh akuntan publik sebagai auditor, klien mereka, lembaga pemerintah, dan yang lain semakin beralih ke profesi akuntan public untuk memperluas rentang jenis jasa atestasi serta nonatestasi lain. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana komplikasi dan review atas laporan keuangan? 2. Bagaimana pelaporan atas laporan keuangan yang komparatif? 3. Bagaimana komunikasi antara akuntan pendahulu dengan akuntan pengganti? 4. Bagaimana pelaporan atas laporan keuangan pribadi yang dimasukkan dalam rencana keuangan pribadi tertulis?

BAB II PEMBAHASAN STANDAR ATESTASI Bila seorang akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik (selanjutnya disebut sebagai praktisi) melaksanakan suatu perikatan atestasi, sebagaimana didefinisikan berikut ini, perikatan tersebut diatur dengan standar atestasi dan pernyataan serta interpretasi pernyataan yang berkaitan dengan standar tersebut. Suatu perikatan atestasi adalah perikatan yang didalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan criteria yang telah ditetapkan. Standar atestasi membagi 3 tipe perikatan atestasi, yakni pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed-upon procedurs). Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan keuangan historis yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Pemriksaan tipe ini diatur berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Tipe pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan atas informasi keuangan porspektif, diatur berdasarkan pedoman yang lebih bersifat umum dalam standar atestasi. Perikatan atestasi dapat merupakan bagian dari perikatan lebih besar, sebagai contoh studi kelayakan atau studi pembelian bisnis yang mencakup pemeriksaan terhadap laporan keuangan porspektif. Dalam hal ini, standar atestasi hanya berlaku untuk sebagian atestasi dalam perikatan besar tersebut.

STANDAR UMUM Standar umum pertama adalah Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam fungsi atestasi. Pelaksanaan jasa atestasi tidak sama dengan penyusunan dan penyajian suatu asersi. Pelaksanaan kegiatan yang terakhir ini mencakup pengumpulan, penggolongan, peringkasan, dan pengkomunikasian informasi yang biasanya mencakup pengurangan data rinci dalam jumlah besar ke dalam bentuk yang dapat dipahami dan dapat ditangani. Di lain pihak, pelaksanaaan jasa atestasi mencakup pengumpulan bukti untuk mendukung asersi dan secara obyektif menentukan pengukuran dan pengkomunikasian yang dilakukan oleh pembuat asersi. Jadi, jasa atestasi bersifat analitik, kritis, dan bersifat penyelidikan, serta berkaitan dengan dasar dan dukungan asersi. Standar umum kedua adalah Perikatan harus dilaksanan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi. Praktisi dapat memperoleh pengetahuan cukup tentang hal yang dilaporkan melalui pendidikan formal atau pendidikan professional berkelanjutanm termasuk belajar secara mandiri, atau melalui pengalaman praktik. Namun, standar ini tidak mengharuskan praktisi untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan mengenai semua hal agar memenuhi syarat dalam mempertimbangkan keandalan suatu asersi. Persyaratan pengetahuan tersebut dapat dipenuhi, sebagian, melalui penggunaan satu atau lebih spesialis dalam perikatan atestasi tertentu. Jika praktisi memiliki pengetahuan memadai mengenai hal yang diatestasi, ia dapat (a) mengkomunikasikan tujuan pekerjaan kepada spesialis dan (b) menilai pekerjaan spesialis untuk menentukan apakah tujuan tersebut telah dicapai. Standar umum ketiga berbunyi Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk menyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada: a. Asersi dapat dinilai dengan criteria rasional, baik yang telah ditetapkan oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu memahaminya.

b. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional dengan menggunakan criteria tersebut.

Fungsi atestasi harus dilaksanakan hanya jika fungsi tersebut efektif dan bermanfaat. Praktisi harus memiliki dasar rasional untuk meyakini bahwa simpulan bermakna dapat diberikan oleh asersi tersebut. Kondisi pertama mengharuskan suatu asersi memiliki criteria rasional agar dapat digunakan untuk mengevaluasinya. Kriteria yang dikeluarkan oleh Dewan yang dibentuk oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, menurut definisi, dianggap sebagai criteria rasional untuk tujuan ini. Kriteria yang dikeluarkan oleh badan pemerintah dan badan lain yang terdiri dari ahliahli yang mengikuti prosedur tertentu, termasuk prosedur distribusi secara luas kriteria yang diusulkan untuk memperoleh komentar dari masyarakat, umunya harus juga dianggap sebagai kriteria rasional untuk tujuan ini. Kriteria rasional adalah kriteria yang menghasilkan informasi bermanfaat. Manfaat informasi tergantung pada keseimbangan memadai antara relevansi dan keandalan. a. Relevansi (1).Kapasitas untuk membuat suatu perbedaan dalam pembuatan keputusan. Asersi bermanfaat untuk membentuk prediksi mengenai hasil peristiwa masa lalu, sekarang, dan masa yang akan dating atau dalam membentuk atau membetulkan harapan sebelumnya. (2).Kemampuan meghubungkan dengan ketidakpastian. Asersi bermanfaat untuk menguatkan atau mengubah tungkat ketidakpastian mengenai hasil suatu keputusan. (3).Ketepatan waktu. Asersi tersedia bagi pengambil keputusan sebelum asersi tersebut kehilangan kemampuan untuk memengaruhi tersebut. (4).Kelengkapan. Asersi tidak menghilangkan informasi yang dapat mengubah atau menegaskan suatu keputusan. (5).Konsisten. Asersi diukur dan disajikan secara material sama dengan cara yang digunakan dalam periode waktu yang lalu atau (jika terdapat ketidakkonsistenan yang material) perubahannya diungkapkan, dibenarkan, dan jika praktis, dicocokkan untuk memungkinkan penafsiran semestinya untuk pengukuran yang berurutan.

b. Keandalan (1).Meyakinkan sebagai sesuatu yang representative. Asersi sesuai dengan kejadian yang harus dicerminkannya. (2).Tidak adanya simpulan tentang kepastian atau ketepatan yang tidak diyakini. Asersi kadangkala dapat disajikan lebih tepat dengan menggunakan kisaran atau dengan menunjukkan probabilitas nilai yang berbeda daripada estimasi nilai tunggal. (3).Netral. Kepedulian utama adalah relevansi dan keandalan potensial terhadap kepentingan tertentu. (4).Bebas dari kecenderungan untuk memihak. Pengukuran yang terkait dalam asersi berada di tengah, bukan condong ke satu pihak. asersi, bukan dampak

Standar umum keempat adalah Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental independen harus dipertahankan oleh praktisi. Praktisi harus mempertahankan kejujuran dan sikap tidak meihak intelektual yang diperlukan untuk mecapai simpulan yang tidak memihak mengenai keandalan suatu asersi. Ini merupakan landasan fungsi atestasi. Oleh karena itu, praktisi yang melaksanakan jasa atestasi tidak hanya harus independen dalam arti sesungguhnya, tetapi juga harus menghindari situasi yang merusak independensi dalam penampilan. Standar umum yang kelima adalah Kemahiran professional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencaan sampai dengan pelaksanaan perikatan tersebut.

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

Standar pekerjaan lapangan pertama adalah Pekerjaan harus direncanakan sebaikbaiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Perencanaan dan supervise memadai membantu efektivitas prosedur atestasi.

Perencanaan memadai secara langsung memengaruhi pemilihan prosedur yang semestinya dan ketepatan penerapannya, serta supervise memadai membantu menjamin bahwa prosedur yang direncanakan tersebut ditetapkan semestinya.

Perencanaan suatu perikatan atestasi mencakup penyusunan strategi menyeluruh untuk pelaksanaan dan luas perikatan yang diharapkan. Untuk menyusun strategi tersebut, praktisi memerlukan pengetahuan pengetahuan memadai untuk memungkinkannya memahami dengan baik peristiwa, transaksi, dan praktik yang menurut pertimbangannya, memiliki pengaruh signifikan terhadap penyajian asersi. Faktor yang dipertimbangkan oleh praktisi dalam perencanaan perikatan atestasi adalah (a) penyajian criteria yang digunakan, (b) tingkat risiko atestasi yang diantisipasi atas asersi yang akan dilaporkannya, (c) pertimbangan awal atas tingkat materialitas untuk tujuan atestasi, (d) pos dalam penyajian asersi yang kemungkinan memerlukan penyesuaian atau perbaikan, (e) keadaan yang mungkin memerlukan perluasan atau modifikasi prosedur atestasi, dan (f) sifat laporan yang diharapkan akan diterbitkan. Standar pekerjaan lapangan kedua adalah Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan yang dinyatakan dalam laporan. Pemilihan dan penerapan prosedur yang akan digunakan untuk mengumpulkan bukti cukup, dalam keadaan tertentu, untuk member dasar rasional bagi tingkat keyakinan yang akan dinyatakan dalam laporan atestasi, memerlukan pertimbangan professional seksama. Banyak prosedur yang tersedia dapat digunakan dalam perikatan atestasi. Dalam menentukan kombinasi prosedur memadai untuk membatasi risiko atestasi, praktisi harus mempertimbangkan asumsi berikut ini, dengan catatan bahwa masing-masing tidak saling meniadakan dan masing-masing dapat mengandung pengecualian penting : a. Bukti yang diperoleh dari sumber independen dari luar entitas memberikan keyakinan yang lebih besar mengenai keandalan asersi daripada bukti yang diperoleh hanya dari dalam entitas. b. Informasi yang diperoleh dari pengetahuan pribadi langsung oleh pengatestasi lebih meyakinkan daripada yang diperoleh secara tidak langsung (sebagai contoh melalui prosedur pemeriksaan fisik, pengamatan, penghitunganm pengujian operasim atau inspeksi). c. Semakin efektif struktur pengendalian intern semakin besar keyakinan tentang keandalan asersi.

STANDAR PELAPORAN Standar pelaporan pertama adalah Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan atestasi yang bersangkutan. Praktisi yang menerima perikatan atestasi harus menerbitkan laporan atas asersi tertentu atau menarik diri dari perikatan atestasi. Jika laporan diterbitkan, laporan harus menyatakan bahwa asersi dan bukan tanggung jawab praktisi. Penyajian asersi umumnya dijilid dengan atau dilampirkan pada laporan yang dibuat oleh praktisi. Pernyataan mengenai sifat perikatan atestasi yang di dalamnya praktisi menerapkan prosedur yang disepakati harus menyebutkan kesesuaian dengan pengaturan yang dibuat bersama dengan pemakai tertentu. Perikatan semacam ini dirancang untuk menampung kebutuhan tertentu pihak yang berkepntingan dan harus dijelaskan dengan menyebutkan prosedur yang disepakati antara praktisi dengan pihak-pihak yang berkaitan. Standar pelaporan kedua adalah Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau criteria yang dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur. Paktisi ini harus mempertimbangkan konsep materialitas dalam menerapkan standar pelaporan kedua ini, dalam menyatakan kesimpulannya atas kesesuaian penyajian asersi dengan criteria yang telah ditetapkan atau dinyatatakn, praktisi harus mempertimbangkan penghilangan atau salah saji asersi secara individual atau secara bersama-sama dengan penghilangan atau salah saji tersebut sehingga orang berakal sehat yang meletakkan kepercayaan atas penyajian asersi tersebut akan dipengaruhi oleh pemasukan atau pembetulan asersi secara individual. Ukuran relatif, bukannya absolute, suatu penghilangan atau salah saji menentukan apakah suatu material dalam situasi tertentu. Dalam suatu perikatan untuk mencapai tingkat keyakinan tertinggi (suatu pemeriksaan) simpulan praktisi harus dinyaakan dalam bentuk pendapat positif. Jika risiko atestasi telah dikurangi hanya ke tingkat menengah (suatu review), simpulan harus dinyatakan dalam bentuk keyakinan negatif. Permeriksaan (Examination) Pada waktu menyatakan suatu pendapat positif, praktisi harus secara jelas menyatakan apakah, menurut pendapatnya, asersi disajikan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan atau telah dinyatakan. Namun, laporan yang menyatakan pendapat positif atas suatu penyajian asersi
7

secara keseluruhan, dapat dimodifikasi atau berisi suatu pengecualian untuk beberapa aspek penyajian atau perikatan. Bilamana penyajian asersi disusun sesuai dengan criteria yang dibuat yang telah disepakati oleh pembuat asersi dan pemakaiannya, laporan praktisi juga harus berisi: a. Suatu pernyataan mengenai pembatasan penggunaan laporan tersebut karena laporan tersebut hanya diperuntukkan khusus bagi pihak yang sudah ditentukan b. Suatu petunjuk, jika dapat diterapkan, bahwa penyajian asersi akan berbeda secara material dari yang disajikan sekarang, jika criteria yang dipakai untuk penyajian asersi tersebut dimaksudkan untuk dibagikan secara umum. Review Dalam memberikan keyakinan negative, simpulan praktisi harus menyatakan apakah informasi yang diperoleh praktisi dari pekerjaan yang dilakukan menunjukkan bahw asersi tersebut tidak disajikan, dalam segala hal yang material, sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan atau telah dinyatakan. Laporan praktisi yang berisi keyakinan negatif juga dapat berisi komentar atas atau penekanan terhadap hal-hal tertentu yang bersangkutan dengan perikatan atestasi atau penyajian asersi. Lebih lanjut, laporan praktisi harus: a. Menunjukkan bahwa pekerjaan dilaksanakan dengan lingkup yang lebih terbatas dibandingkan dengan suatu pemeriksaan b. Menolak untuk memberikan keyakinan positif atas asersi tersebut c. Berisi pernyataan tambahan

KERTAS KERJA Praktisi harus membuat dan menyimpan kertas kerja berkaitan dengan suatu perikatan berdasarkan standar atestasi; kertas kerja tersebut harus memadai sesuai dengan keadaan dan kebutuhan praktisi atas perikatan berdasarkan standar atestasi. Meskipun kuantitas, tipe, dan isi kertas kerja akan bervariasi sesuai dengan keadaanm umumnya kertas kerja harus menunjukkan bahwa : 1. Pekerjaan telah direncanakan dan disupervisi secara memadai, yang menunjukkan pelaksanaan standar pekerjaan lapangan pertama.

2. Bukti telah diperoleh untuk menjadi basis yang memadai untuk pengambilan simpulan atau simpulan yang dinyatakan praktisi dalam laporannya.

Kertas kerja adalah catatan yang disimpan oleh praktisi tentang pekerjaan yang dilaksanakan, informasi yang diperoleh, dan simpulan penting yang dibuat dalam perikatan. Kertas kerja adalah milik praktisi. Namun, hak kepemilikan praktisi atas kertas kerja dibatasi oleh Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang berkaitan dengan kerahasiaan informasi yang diperoleh praktisi dari kliennya.

TANGGAL BERLAKU EFEKTIF Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebih awal dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam Seksi ini diizinkan. Masa transisi ditetapkan mulai dari 1 Agustus 2001 sampai dengan 31 Desember 2001. Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang terdapat dalam Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001. Setelah tanggal 31 Desember 2001, hanya ketentuan dalam Seksi ini yang berlaku.

STANDAR JASA AKUNTANSI DAN REVIEW I. KOMPILASI DAN REVIEW ATAS LAPORAN KEUANGAN Seksi ini mendefinisikan kompilasi laporan keuangan dan review atas laporan keuangan entitas nonpublik dab memberikan panduan bagi akuntan mengenai standar dan prosedur yang digunakan untuk perikatan tersebut. Akuntan harus menerbitkan laporan setelah ia menyelesaikan suatu perikatan kompilasi atau review suatu laporan keuangan entitas nonpublik sesuai dengan ketentuan dalam seksi ini. Akuntan tidak boleh menerbitkan laporan apapun atas laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diauditnya atau menyampaikan laporan keuangan seperti itu kepada kliennya atau pihak lain,jika ia tidak mematuhi pedoman dalam seksi ini. Seksi ini mengakui bahwa akuntan dapat memberikan jasa akuntansi lain, baik yang berhubungan dengan kompilasi maupun review suatu laporan keuangan atau suatu jasa yang terpisah. Seksi ini membedakan pemberian jasa semacam itu dengan jasa kompilasi dan jasa review suatu laporan keuangan. Seksi ini tidak menetapkan standar dan prosedur untuk jasa akuntansi lain berikut ini : Menyusun daftar saldo (trial balance) Memberikan bantuan dalam penyelesaian buku besar. Memberikan jasa konsultasi dalam bidang akuntansi,perpajakan, dan jasa lain yang sejenis. Mengisi surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pajak penghasilan. Memberikan berbagai jasa pembukuan atau pengolahan data secara manual atau dengan menggunakan mesin pembukuan/komputer sepanjang hasil akhirnya bukan merupakan laporan keuangan. Mengolah dara keuangan untuk klien kantoe akuntan lain. Seksi ini memberikan pedoman yang dipandang perlu bagi akuntan untuk melaksanakan perikatan kompilasi atau review suatu laporan keuangan. Definisi Istilah-istilah tertentu yang digunakan dalam seksi ini diartikan sebagai berikut:

10

Entitas nonpublik. Suatu entitas nonpublik adalah entitas yang tidak merupakan (a) entitas yang sekuritasnya diperdagangkan dalam suatu pasar publik, baik pada bursa utama (domestik atau asing) atau pada bursa paralel, (b) entitas yang mendaftarkan pada suatu intansi yang berwenang dalam rangka persiapan untuk menjual suatu jenis surat berharga di pasar umum, atau (c) suatu anak perusahaan , coporate joint venture, konsorsium, atau entitas lainnya yang dikendalikan oleh suatu entitas yang termasuk dalam (a)atau(b), dan (d) entitas yang tidak wajib menyampaikan laporan keuangan yang auditannya kepada pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan keuangan. Penyajian data keuangan, termasuk catatan yang menyertainya yang berasal dari catatan akuntansi dan dimaksudkan untuk mengkomunikasikan informasi mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahannya dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Prakiraan dan proyeksi keuangan serta penyajian sejenis dan penyajian keuangan yang dilampirkan dalam surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT), bukanlah laporan keuangan yang dimaksud dalam seksi ini, melainkan penyajian didasarkan atas laporan keuangan setelah dilakukan penyesuaian dan koreksi fiskal sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku. Berikut ini adalah contoh penyajian data keuangan yang merupakan laporan keuangan : a. Laporan posisi keuangan (neraca) b. Laporan laba rugi komprehensif c. Laporan perubahan ekuitas d. Laporan arus kas e. Laporan aset dan liabilitas (dengan atau tanpa akun modal) f. Laporan pendapatan dan beban g. Ikhtisar kegiatan usaha h. Ikhtisar kegiatan menurut jenis produk i. Laporan penerimaan dan pengeluaran kas Laporan keuangan dapat disajikan oleh suatu perseroan terbatas, suatu kelompok perseroan terbatas konsolidasian, gabungan dari entitas yang berafiliasi, organisasi nirlaba, unit pemerintah, suatu estate atau trust, persekutuan,perusahaan perseorangan, bagian dari satuan yang telah

11

disebutkan di atas, atau perorangan. Metode penyusunan laporan keuangan, baik secara manual maupun dengan komputer, tidak nmengubah arti definisi laporan keuangan tersebut. Kompilasi laporan keuangan. Penyajian dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen (pemilik) tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan apapun terhadap laporan tersebut. Review atas laporan keuangan. Pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukian atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, atau sesuai dengan basis akuntansi komprehensif yang lain. Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi. Hasil review yang dilaksanakan melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis harus menjadi dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan ; sedangkan dalam suatu kompilasi akuntan tidak memberikan keyakinan seperti itu. Tujuan review juga sangat berbeda dengan tujuan audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Tujuan audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk menyampaikan suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Review tidak memberikan dasar untuk menyatakan pendapat seperti itu, karena dalam review tidak mencakup pemerolehan suatu pemahaman atas pengendalian intern, penetapan risiko pengendalian pengujian catatan akuntansi dan pengujian atas respon terhadap permintaan keterangan dengan cara pemerolehan bahan bukti yang menguatkan melalui inspeksi, pengumuman atau konfirmasi , dan prosedur tertentu lainnya yang biasa dilaksanakan dalam suatu audit. Review dapat menjadikan perhatian akuntan tertuju kepada hal-hal penting yang mempengaruhi laporan keuangan, namun tidak memberikan keyakinan bahwa akuntan akan mengetahui semua hal penting yang akan terungkap melalui suatu audit.

12

KEWAJIBAN PELAPORAN AKUNTAN Manajemen, pemegang saham, pemberi kredit, dan pihak lain yang menggunakan laporan keuangan harus dengan mudah dapat mengetahui tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh seorang akuntan, jika ada, atas laporan keuangan tersebut. Para pemilik laporan keuangan mengetahui bahwa suatu laporan tertulis merupakan sarana bagi akuntan untuk menunjukkan tingkat tanggung jawabnya. Oleh karena itu, apabila akuntan melakukan kompilasi laporan keuangan atau review atas laporan suatu entitas nonpublik, ia harus menerbitkan laporan yang dibuat berdasarkan standar yang sesuai berdasarkan seksi ini. Namun bila akuntan melaksanakan lebih dari satu macam jasa misal kompilasi dan audit, ia harus menerbitkan laporan berdasarkan tingkat tertinggi yang diberikan. Akuntan dilarang untuk mengizinkan penggunaan namanya dihubungkan dengan dokumen atau komunikasi tertulis yang memuat laporan keuangan suatu entitas non publik. Yang tidak diaudit kecuali jika (a) ia telah melakukan kompilasi laporan keuangan atau review atas laporan keuangan tersebut atau (b) laporan keuangan tersebut disertai dengan suatu petunjuk, abhwa akuntan belum melakukan kompilasi atau review dan ia tidak bertanggung jawab terhadap laporan keuangan tersebut. Jika akuntan mengetahui bahwa namnaya telah digunakan secara tidak tepat pada dokumen yang dibuat oleh klien yang memuat laporan keuangan yang tidak di audit, ia harus memberitahu kliennya bahwa penggunaan nama tersebut tidak semestinya, dan ia harus mempertimbangkan tindakan lain yang semestinya, termasuk konsultasi dengan penasihat hukum. Akuntan dilarang menyerahkan laporan keuangan tidak diaudit entitas nonpublic kepada kliennya atau pihak lain, jika minimum, ia tidak mematuhi aturan-aturan dalam seksi ini yang berakaitan dengan perikatan kompilasi. Penyerahan laporan keuangan didefinisikan sebagai penyajian kepada klien atau phak lain laporan keuangan yang oleh akuntan telah : a. Dihasilkan, baik secara manual atau melalui penggunaan perangkat lunak (software), atau b. Dimodifikasi, dengan cara mengubah secara material klasifikasi akun, jumlah , atau pengungkapan secara langsung atas laporan keuangan yang dibuat klien. Jasa berikut ini tidak termasuk dalam pengertian penyerahan laporan keuangan :

13

a. membaca laporan keuangan yang dibuat oleh klien. b. mengetik atau memproduksi laporan keuangan keuangan yang dibuat oleh klien, tanpa modifikasi, sebagai bentuk layanan bagi klien. c. mengusulkan jurnal koreksi atau koreksi pengungkapan dalam laporan keuangan, baik secara lisan maupun tertulis, yang secara material mengubah laporan keungan yang dibuat oleh klien, sepanjang akuntan tidak secara langsung memodofikasi laporan keuanganyang dibuat oleh klien. d. membuat jurnal bulanan baku (seperti jurnal untuk biaya depresiasi dan terpakainya biaya yang dibayar dimuka). e. menyediakan bagi klien format laporan keuangan yang tidak mencakup jumlah rupiah, untuk digunakan oleh klien dalam penyusunan laporan keuangan. f. member nasihat tentang pemilihan atau penggunaan perangkat lunak computer yang akan digunakan oleh klien untuk menghasilkan laporan. g. menyediakan penggunaan atau akses ke perangkat keras atau perangkat lunak computer untuk menghasilkan laporan bagi klien. PEMAHAMAN TERHADAP ENTITAS Akuntan harus mencapai suatu kesamaan pemahaman dengan entitas, sebaiknya secara tertulis, mengenai jasa yang harus diberikan oleh akuntan. Pemahaman tersebut harus mencakup keterangan mengenai sifaat dan keterbatasan jasa yang harus dilaksanakan dan penjelasan tentang laporan yang akan diterbitkan oleh akuntan. Pemahaman tersebut harus mencakup juga bahwa : a. perikatan tersebut tidak dapat diandalkan untuk mengungkapan kecurangan, atau unsur tindakan pelanggaran hukum. b. akuntan akan memberikan informasi kepada tingkat manajemen yang tentang kekeliruan material yang diketahuinya dan kecurangan dan unsur melanggar hukum yang diketahuinya . KOMPILASI LAPORAN KEUANGAN Akuntan harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan akuntan industri tempat operasi entitas, agar ia dapat melakukan kompilasi keuangan dalam bentuk yang tepat
14

bagi entitas yang beroperasi dalam industry tersebut. Standar ini tidak menghalangi akuntan untuk menerima suatu perikatan kerugian suatu entitas dari industry yang akuntantan tersebut tidak mempunyai pengalaman. Namun standar ini membebankan tanggung jawab kepada akuntan untuk memperoleh tingkat pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam melakukan kompilaso laporan akuntansi, akuntan harus memahami secara garis besar sifat transaksi entitas tersebut, bentuk catatan akuntansinya, kualifikasi para petugas pembukuannya, basis akuntansi yang digunakan untuk penyajian laporan keuangan serta bentuk dan isi laporan keuangan. Akuntan tidak diharuskan untuk meminta keterangan atau prosedur lainnya untuk memverifikasi, menguatkan, atau me-review informasi yang disediakan oleh klien. PELAPORAN ATAS KOMPILASI LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan yang dikompilasi tanpa di audit atau review oleh akuntan harus disertai dengan suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa : a. kompilasi telah dilakukan sesuai dengan standar dalam seksi ini b. kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan representasi manajemen atau pemilik c. laporan keuangan tidak di audit atau di review dan dengan demikian akuntan tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apapun. Setiap prosedur lainnya yang mungkin telah dilaksanakan oleh akuntan sebelum atau selama perikatan kompilasi, tidak perlu dijelaskan dalam laporannya. Tanggal penyelesaian kompilasi laporan keuangan harus digunakan sebgaia tanggal laporan akuntan. Setiap halaman laporan keuangan yang dikompilasi oleh akuntan harus memuat pengacuan sperti lihat laporan kompilasi akuntan. Laporan akuntan bentuk baku sebagai berikut ini adalah tepat untuk suatu kompilasi :

15

Kami telah melakukan kompilasi laporan posisi keuangan (neraca) PT KXT tanggal 31 Desember 20X1 serta laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan standar jasa akuntansi dan review yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Suatu akuntan mungkin diminta untuk menerbitkan laporan kompilasi untuk salah satu bagian laporan keuangan, misalnya hanya laporan posisi keuangan, neraca dan tidak untuk bagian laporan keuangan lainyang berkaitan, seperti laporan laba rugi komprehensif, saldo laba dan laporan arus kas. Seksi ini tidak melarang akuntan untuk melakukan kompilasi semacam itu. Akuntan juga mungkin diminta untuk melakukan kompilasi laporan keuangan yang dimasukkan dalam suatu formulir yang telah ditetapkan yang mengharuskan penyimpangan dari standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. PELAPORAN ATAS KOMPILASI LAPORAN KEUANGAN YANG TIDAK

MEMASUKKAN HAMPIR SEMUA PENGUNGKAPAN MATERIAL Suatu entitas dapat meminta akuntan untuk melakukan kompilasi laporan keuangan yang tidak memasukkan hampir semua pengungkapan material sebagaimana diharapkan oleh Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, termasuk pengungkapan yang mampu disajikan dalam laporan keuangan pokok. Akuntan dapat melakukan kompilasi laporan keuangan seperti itu asalkan keadaan tersebut dinyatakan secara jelas dalam laporan dan menurut pengetahuannya hal tersebut tidak dimaksudkan untuk menyesatkan yang diharapkan akan menggunakan laporan keuangan. Meskipun demikian, bila laporan keuangan yang dikompilasi dengan basis akuntansi komprehensif selain Standar akuntansi Keuangan di Indonesia tidak memuat pengungkapan basis akuntansi yang digunakan, maka basis akuntansi tersebut harus diungkapkan dalam laporan akuntan. Jika laporan keuangan yang telah dikompilasi akuntan tidak memasukkan semua pengungkapan material, maka laporan akuntan bentuk baku yang tepat adalah sebagai berikut : Kami telah melakukan kompilasi laporan posisi keuangan (neraca) PT KXT tanggal 31 Desember 20X1 serta laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan
16

arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Suatu kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan representasi manajemen (pemilik). Kami tidak melakukan audit atau review terhadap laporan keuangan terlampir tersebut dan, oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan tersebut. Manajemen telkah memutuskan untuk tidak memasukkan hampir semua pengungkapan material (termasuk laporan arus kas), yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Jika pengungkapan yang dimasukkan tersebut disajikan dalam laporan keuangan, mungkin halk tersebut akan mempengaruhi kesimpulan para pemakai laporan keuangan tentang posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan ini tidak dirancang untuk mereka yang tidak mengetahui tentang masalah seperti itu. PELAPORAN JIKA AKUNTAN TIDAK INDEPENDEN Akuntan tidak dihalangi untuk menerbitkan laporan yang berkaitan dengan kompilasi laporan keuangan untuk suatu entitas , yang ia tidak independen. Jika akuntan publik tidak independen, maka ia harus secara spesifik mengungkapkan ketidakindependenan tersebut. Namun, alasan tidak adanya independensi tidak boleh dijelaskan. Jika akuntan tidak independen, ia harus memasukkan pernyataan berikut dalam paragraf terakhir laporannya : Kami tidak independen dalam hubungan kami dengan PT KXT. REVIEW ATAS LAPORAN KEUANGAN Akuntan publik harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik akuntan jenis industri yang menjadi tempat berbisnis suatu entitas dan pemahaman atas bisnis entitas tersebut, melalui permintaan keterangan dan prosedur analitik yang menjadi dasar memadai untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan, agar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Persyaratan akuntan publik untuk memiliki tingkat pengetahuan tertentu tentang prinsip dan praktik akuntansi dalam jenis nindustri yang akuntan tersebut mempunyai pengalaman
17

sebelumnya tidak menghalangi akuntan dari penerimaan perikatan review suatu entitas. Namun, bagaimanapun juga akuntan mempunyai tanggung jawab untuk memperoleh tingkat pengetahuan tertentu. Ia dapat memperoleh pengetahuan tersebut melalui publikasi dari industri yang

bersangkutan, laporan keuangan entitas lain dalam industri sejenis, literatur, terbitan berkala, atau individu yang mempunyai pengetahuan tentang industri tersebut. Pemahaman akuntan tentang kegiatan suatu entitas harus mencakup pengertian umum tentang organisasi entitas tersebut, karakteristik operasi, serta sifat aset, liabilitas, pendapatan, dan biaya. Biasanya hal ini akan mencakup pengetahuan umum tentangproduksi, distribusi, dan metode kompensasi, jenis barang atau jasa, lokasi kegiatan entitas tersebut serta transaksi material entitas tersebut dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Prosedur permintaan keterangan dan analitik biasanya mencakup hal-hal berikut ini : a. Permintaan keterangan mengenai prisip dan praktik akuntansi serta metode yang diterapkan oleh entitas tersebut. b. Permintaan keterangan tentang prosedur pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi serta penghimpunan informasi untuk diungkapkan dalam laporan keuangan. c. Prosedur analitik yang dirancang untuk mengidentifikasi hubungan dan hal-hal yang kelihatannya tidak biasa. Pengetahuan yang diperoleh akuntan dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan, kompilasi laporan keuangan, atau jasa akuntansi lain terhadap suatu entitas mungkin mengakibatkan adanya perubahan dalam prosedur review. Suatu review tidak mencakup pemerolehan pemahaman atas pengendalian intern, pengujian atas catatan akuntansi dan pengujian respon yang diperoleh dari permintaan keterangan dengan pemerolehan barang bukti dan prosedur tertentu lainnya yang biasanya dilaksanakan dalam suatu audit. Jadi, review tidak memberikan keyakinan bahwa akuntan akan mengetahui semua masalah penting yang dapat diungkapkan dalam suatu audit.

18

Kertas Kerja Meskipun tidak mungkin untuk menentukan bentuk atau isi kertas kerja yang perlu dibuat untuk review atas laporan keuangan karena adanya perbedaan keadaan pada setiap perikatan, kertas kerja akuntan harus memuat hal-hal berikut ini : a. Masalah yang tercakup dalam permintaan keterangan akuntan dan prosedur analitik b. Masalah yang dianggap tidak biasa oleh akuntan selama melaksanakan review, termasuk penyelesaiannya. Akuntan mungkin saja ingin memperoleh surat representasi dari pemilik, manajer, atau pimpinan perusahaan, dan jika perlu direktur keuangan. Pelaporan Akuntan Mengenai Hasil Review atas Laporan Keuangan Laporan keuangan yang di review oleh Akuntan harus disertai dengan laporan akuntan yang menyatakan bahwa : a. Review dilaksanakan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. b. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen (atau pemilik) entitas tersebut. c. Review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para pejabat penting perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan terhadap data keuangan. d. Lingkup review pun jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang tujuannya untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan,dan dengan demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu dalam suatu review. e. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, selain dari perubahan, jika ada, yang telah diungkapkan dalam laporan akuntan. Prosedur lain yang mungkin telah dilaksanakan akuntan sebelum atau selama perikatan review, termasuk yang dilaksanakan dalam hubungannya dengan kompilasi laporan keuangan, tidak boleh diungkapkan dalam laporan akuntan.
19

Tanggal penyelesaian permintaan keterangan dan prosedur analitik yang dilakukan oleh akuntan harus digunakan sebagai tanggal laporannya. Setiap halaman laporan keuangan yang di-review oleh akuntan harus memuat pengacuan Lihat Laporan Review Akuntan Laporan akuntan bentuk baku yang tepat untuk perikatan review adalah sebagai berikut : Kami telah me-review laporan posisi keuangan (neraca) PT KXT tanggal 31 Desember 20X1 serta laporan laba rugi komprehensif,laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pdaa tanggal tersebut sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yangh ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen (pemilik) PT KXT. Jika akuntan tidak independen, ia tidak dapat menerbitkan laporan review atas laporan keuangan suatu entitas. Namun, ia masih boleh menerbitkan laporan kompilasi,asalkan ia telah mematuhi standar yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. PENYIMPANGAN DARI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DI INDONESIA Akuntan yang memperoleh perikatan untuk melakukan kompilasi atau review suatu laporan keuangan mungkin mengetahui, bahwa terdapat penyimpangan dari standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (yang mencakup pula pengungkapan memadai) yang mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan. SAR Seksi 300 [PSAR No. 03] Laporan Kompilasi atas Laporan Keuangan yang dimasukkan dalam formulir tertentu memberikan panduan bila penyimpangan dituntut oleh formulir tertentu atau instruksi yang bersangkutan. Dalam semua keadaan, jika laporan keuangan tidak direvisi, akuntan harus mempertimbangkan apakah perubahan laporan akuntan bentuk baku dianggap cukup untuk mengungkapkan tidak dipatuhinya Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia tersebut. PERUBAHAN DALAM PERIKATAN DARI AUDIT KE REVIEW ATAU KOMPILASI (ATAU DARI REVIEW KE KOMPILASI) Akuntan yang mengadakan perikatan untuk mengaudit laporan keuangan suatu entitas nonpublic sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Institut Publik Indonesia, mungkin
20

sebelum penyelesaian auditnya diminta untuk mengubah perikatannya ke perikatan review atau kompilasi laporan keuangan. Permintaan untuk mengubah perikatan tersebut mungkin diakibatkan oleh perubahan keadaan yang mempengaruhi kebutuhan entitas tersebut untuk suatu audit, salah pengertian tentang sifat suatu audit atau alternative review atau jasa kompilasi yang semula tersedia, atau pembatasan terhadap lingkup audit yang dilakukan oleh klien atau yang disebabkan oleh keadaan. Sebelum akuntan yang melaksanakan audit sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan IAPI setuju untuk mengubah perikatan audit ke suatu perikatan review atau kompilasi, paling sedikit ia harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini : a. Alasan permintaan klien tersebutm terutama implikasi pembatasan lingkup audit apakah dilakukan oleh klien atau karena keadaan b. Tambahan kegiatan audit yang diperlukan untuk menyelesaikan audit c. Biaya tambahan yang diperkirakan untuk menyelasaikan audit

Perubahan keadaan yang mempengaruhi keperluan entitas tersebut untuk suatu audit, atau salah pengertian mengenai sifat suatu audit, atau alternative review atau jasa kompilasi yang semula tersedia, biasanya merupakan dasar memadai untuk meminta perubahan perikatan. Jika akuntan menyimpulkan, berdasarkan atas pertimbangan profesionalnya, bahwa terdapat alasan memadai untuk mengubah perikatan tersebut dan jika ia mematuhi standar yang berlaku untuk perikatan yang telah diubah tersebut, maka ia harus menerbitkan laporan review atau laporan kompilasi sesuai dengan keadaan. Laporan tersebut tidak boleh mencakup pengacuan terhadap : a. Perikatan semula b. Setiap prosedur audit yang mungkin telah dilaksanakan c. Pembatasan lingkup yang diakibatkan oleh perubahan perikatan

21

TANGGAL BERLAKU EFEKTIF Seksi ini efektif berlaku untuk laporan akuntansi tentang kompilasi dan review atas laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada atau setelah tanggal 1 Oktober 1994. Penerapan lebih awal dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam seksi ini diizinkan.

II.

PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF Seksi ini menetapkan standar untuk pelaporan keuangan komparatif entitas nonpublic bila

laporan keungan untuk satu atau lebih periode yang disajikan telah dikompilasi atau di-review berdasarkan dengan SAR seksi 100 (PSAR No. 01) Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan Bila laporan keuangan komparatif disajikan, akuntan harus menerbitkan laporan semestinya yang mencakup setiap periode yang disajikan sesuai dengan ketentuan dalam seksi ini. Laporan keuangan yang disusun oleh klien untuk beberapa periode yang telah diaudit, direview atau dikompilasi dapat disajikan di halaman terpisah dalam suatu dokumen yang juga berisi laporan keuangan periode lain yang dilaporkan oleh akuntan jika laporan tersebut disertai dengan tanda oleh klien bahwa akuntan tidak mengaudit, .e-review atau mengkompilasi laporan keuangan tersebut dan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab atas laporan tersebut. Jika akuntan mengetahui bahwa laporan keuangan periode lain yang tidak diaudit, tidak di-review atau tidak dikompilasi telah disajikan dalam bentuk berkolom dalam suatu dokumen dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh akuntan, dan nama akuntan telah digunakan atau laporannya dicantumkan dalam dokumen tersebut, ia harus memberitahu kliennya bahwa pengguanaan nama atau laporannya tersebut tidak semesetinya dilakukan oleh klien, dan harus mempertimbangkan tindakan lain yang mungkin memadai, termasuk konsultasi dengan penasihat hukumnya. Akuntan dapat memodifikasi laporannya berkaitan dengan satu atau lebih laporan keuangan untuk satu atau lebih periode, sementara menerbitkan laporan yang tidak di modifikasi atas laporan keuangan lain yang disajikan.
22

Laporan keuangan kompilasian yang menghilangkan semua pengungkapan yang diwajibkan oleh Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia adalah tidak memberi banding dengan laporan keuangan yang berisi pengungkapan tersebut. Oleh karena itu, akuntan dilarang menerbitkan laporan atas laporan keuangan komparatif bila laporan untuk satu atau lebih periode yang disajikan, namun bukan semuanya, menghilangkan semua pengungkapan yang diwajibkan oleh standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Setiap halaman laporan keuangan komparatif yang dikompilasi atau di-review oleh akuntan harus mencantumkan suatu pengacuan. DEFINISI Definisi berikut ini berlaku untuk tujuan seksi ini : Laporan keuangan komparatif. Laporan keuangan dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk berkolom. Akuntan penerus (continuing accountant). Akuntan yang telah mengadakan perikatan untuk mengaudit, me-review atau mengkompilasi dan melaporkan laporan keuangan periode sekarang dan satu atau lebih periode berurutan segera sebelum periode sekarang. Laporan mutakhiran (updated report). Suatu laporan yang diterbitkan oleh akuntan penerus yang mempertimbangkan informasi yang diketahuinya dari perikatan sekarang dan menyatakan kembali simpulan sebelumnya, atau sesuai denga keadaan, menyatakan laporan yang diterbitkan kembali. LAPORAN KOMPILASI ATAU REVIEW AKUNTAN PENDAHULU Akuntan pendahulu dapat menerbitkan kembali laporannya atas permintaan klien jika ia dapat melakukan pengaturan yang memuaskan mantan kliennya dan jika ia mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Namun akuntan pendahulu tidak diwajibkan untuk menerbitkan kembali laporan kompilasi atau review atas laporan keuangan periode selanjutnya.

23

LAPORAN DISAJIKAN

KOMPILASI

ATAU

REVIEW

AKUNTAN

PENDAHULU

TIDAK

Bila laporan keuangan periode sebelumnya telah dikompilasi atau di-review oleh akuntan pendahulu yang laporannya tidak disajikan dan akuntan pengganti tidak melkaukan kompilasi atau review atas laporan keuangan tersebut, akuntan pengganti harus membuat acuan dalam paragraph tambahan pada laporannya atas laporan keuangan periode sekarang ke laporan akuntan pendahulu atas laporan keuangan periode sebelumnya. Pengacuan tersebut harus memuat hal-hal berikut ini : a. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan periode sebelumnya telah dikompilasi atau direview oleh akuntan lain. b. Tanggal laporan akuntan lain tersebut. c. suatu penjelasan tentang bentuk baku pernyataan tidak memberikan atau memberikan secara terbatas keyakinan, sesuai dengan yang semestinya dilakukan, yang dicantumkan dalam laporan tersebut. d. suatu penjelasan atau kutipan adanya modifikasi dari laporan bahan baku dan adanya paragraph yang menekankan suatu masalah yang berkaitan dengan laporan keuangan. Bila akuntan pendahulu melakukan review atas laporan keuangan periode sebelumnya, contoh paragraph terakhir laporan akuntan pengganti disajikan sebagai berikut : Laporan keuangan PT KXT tahun 20X8 telah di review oleh akuntan lain yang laporannya bertanggal 1 Maret 20X9 berisi pernyataan bahwa ia tidak mengetahui adanya modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan tersebut agar laporan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Bila akuntan pendahulu telah melakukan kompilasi laporan keuangan periode sebelumnya, contoh paragraph terakhir laporan akuntan pengganti disajikan sebagai berikut ini : Laporan keuangan PT KXT tahun 20X0 telah dikompilasi oleh akuntan lain yang laporannya bertanggal 1 Februari 20X1 berisi pernyataan bahwa ia tidak menyatakan pendapat atau bentuk lain keyakinan atas laporan keuangan tersebut.
24

LAPORAN KOMPILASI ATAU REVIEW AKUNTAN PENDAHULU DITERBITKAN KEMBALI Sebelum menerbitkan kembali laporan kompilasi atau review atas laporan keuangan periode sebelumnya, akuntan pendahulu harus mempertimbangkanapakah laporannya masih memadai. Dalam memutuskan hal itu, akuntan pendahulu harus mempertimbangkan (a) bentuk dan cara penyajian sekarang laporan keuangan periode sebelumnya, (b) peristiwa kemudian yang sebelumnya tidak diketahui, dan (c) perubahan dalam laporan keuangan yang memerlukan penambahan atau penghilangan modifikasi terhadap laporan baku Akuntan pendahulu harus melaksankan prosedur berikut ini sebelum melakukan penerbitan kembali laporan kompilasi atau review atas laporan keuangan periode sebelumnya : a. membaca laporan keuangan periode sekarang dan laporan akuntan pengganti. b. membandingkan laporan keuangan periode sebelumnya dengan laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya dan dengan laporan keuangan periode sekarang. c. memperoleh surat dari akuntan pengganti yang menunjukkan apakah ia mengetahui masalah yang menurut pendapatnya dapat berdampak material terhadap laporan keuangan, termasuk pengungkapannya, yang dilaporkan oleh akuntan pendahulu. Akuntan pendahulu harus mengacu ke surat tersebut atau ke laporan akuntan pengganti dalam laporan yang diterbitkan kembali tersebut. Bila akuntan pendahulu mengetahui informasi, termasuk informasi tentang peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal laporan periode sebelumnya, yang diyakininya dapat berdampak pada laporan keuangan periode sebelumnya atau laporannya atas laporan keuangan tersebut, ia harus (a) meminta keterangan dan melakukan prosedur analitik yang sama dengan langkah yang dilakukan jika ia mengetahui informasi tersebut pada tanggal laporannya atas laporan keuangan periode sebelumnya dan (b) melakukan prosedur lain yang dipandang perlu dalam keadaan tersebut.

25

Pengetahuan akuntan pendahulu tentang masalah-masalah sekarang tentang mantan kliennya kenyataannya dibatasi oleh tidak tidak adanya hubungan berkelanjutan di antara mereka. Tanggung jawab akuntan pendahulu atas peristiwa yang terjadi setelah tanggal selesainya perikatannya terbatas pada peristiwa khusus yang disebut dalam catatan atas laporan keuangan atau yang diungkapkan dengan cara lain.

III.

LAPORAN KOMPILASI ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG DIMASUKKAN DALAM FORMULIR TERTENTU Persyaratan SAR seksi 100 (PSAR No. 01) kompilasi dan review atas laporan keuangan

dan SAR seksi 200 (PSAR No.2) pelaporan atas laporan keuangan komparatif berlaku bila laporan keuangan tidak diaudit suatu entitas nonpiblik dimasukkan kedalam suatu formulir tertentu. Untuk tujuan seksi ini, suatu formulir tertentu adalah formulir bahan baku yang telah dicetak sebelumnya (preprinted form) yang didesain atau diberlakukan oleh badan yang kepadanya formulir tersebut diserahkan. Sebagai contoh adalah formulir yang digunakan oleh asosiasi industry perdagangan, lembaga kredit, dan bank. Jika akuntan menjadi tahu tentang penyimpangan dari persyaratan formulir tertentu atau perintah yang bersangkutan, ia harus mempertimbangkan bahwa penyimpangan tersebut sama dengan suatu penyimpangan dari Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dalam menentukan dampaknya terhadap laporannya. Akuntan dilarang menandatangani suatu formulir laporan yang telah dicetak sebelumnya yang tdak sesuai dengan dengan panduan dalam Seksi ini atau SAR Seksi (PSAR No.01) kompilasi dan review atas laporan Keuangan. Dalam situasi semacam ini, akuntan harus menambahkan laporan semestinya terhadap formulir tertentu tersebut.

26

TANGGAL BERLAKU EFEKTIF Seksi ini berlaku untuk setiap perikatan yang dibuat pada atau setelah tanggal 1 agustus 2000. Penerapan lebih awal dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam seksi ini diizinkan.

IV.

KOMUNIKASI ANTARA AKUNTAN PENDAHULU DENGAN AKUNTANSI PENGGANTI

PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN Seksi ini memberikan panduan bagi akuntan pengganti yang memutuskan untuk melakukan komunikasi dengan akuntan pendahulu tentang penerimaan suatu perikatan untuk mengkompilasi atau me-review laporan keuangan entitas nonpublik. Seksi ini juga mengharuskan akuntan pengganti yang menjadi tahu tentang informasi yang membuat ia yakin bahwa laporan keuangan yang dilaporkan oleh akuntan pendahulu mungkin memerlukan revisi dan meminta klien mengkomunikasikan informasi ini kepada akuntan pendahulu Definisi berikut ini berlaku untuk seksi ini : Akuntan pengganti. Seorang akuntan yang telah diundang untuk membuat proposal untuk suatu perikatan kompilasi atau review laporan keuangan atau yang telah menerima perikatan tersebut. Akuntan pendahulu . seorang akuntan yang telah menarik diri atau yang telah diberitahu bahwa jasanya telah dihentikan dan yang minimum, mengadakan perikatan untuk mengkompilasi laporan keuangan suatu entitas untuk tahun yang lalu atau untuk suatu periode yang berakhir dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal laporan keuangan yang harus dikompilasi atau direview oleh akuntan pengganti. PERMINTAAN KETERANGAN TENTANG PENERIMAAN SUATU PERIKATAN Akuntan pengganti tidak diharuskan untuk berkomunikasi dengan akuntan pendahulu dalam kaitannya dengan penerimaan suatu perikatan kompilasi atau review, namun ia dapat memutuskan untuk melakukan komunikasi tersebut, sebagai contoh :

27

a. informasi yang diperoleh tentang calon klien dan manajemen dan pemiliknya tertentu atau tampaknya memerlukan perhatian khusus. b. perubahan akuntan terjadi jauh setelah akhir periode akuntansi yang dikirim untuk laporan keuangan yang harus dikompilasi atau di-review. c. seringkali terjadi pergantian akuntan. Kecuali yang diizinkan oleh kode etik profesi akuntan publik. Akuntan dilarang mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh sdalam pelaksanaan perikatan profesionalnya tanpa seizin kliennya. Oleh karena itu, pada waktu akuntan pengganti memutuskan untuk berkomunikasi dengan akuntan pendahulu, ia harus meminta kepada klien (a) untuk mengizinkan ia melakukan permintaan keterangan kepada akuntan pendahulu, dan (b) mengizinkan akuntan pendahulu untuk memberikan tanggapan sepenuhnya terhadap permintaan keterangan tersebut. Bila akuntan pengganti memutuskan untuk berkomuniaksi dengan akuntan pendahulu, pernyataannya dapa berupa lisan atau tertulis dan biasanya mencakup permintaan keterangan tentang (a) informasi yang berkaitan dengan integritas manajemen (pemilik), (b)

ketidaksepakatan dengan manajemen (pemilik) tentang prinsip akuntansi atau perlunya pelaksanaan prosedur tertentu, (c) kerjasama manajemen (pemilik) dalam penyediaan informasi tambahan atau revisian, jika diperlukan, dan (d) pemahaman akuntan pendahulu tentang alasan perubahan akuntan. Akuntan pendahulu harus memberikan tanggapan segera dan secara penuh atas dasar fakta yang diketahuinya, pada waktu ia menerima permintaan keterangan. PERMINTAAN KETERANGAN LAIN Akuntan pengganti dapat membuat permintaan keterangan lain kepada akuntan pendahulu untuk memudahkan pelaksanaan perikatan kompilasi atau review. Contoh permintaan keterangan tersebut, yang dilakukan sebelum atau sesudah penerimaan perikatan, dapat mencakup pertanyaan tentang periode yang lalu tentang (a) ketidakcukupan yang ditemukan dalam data keuangan entitas yang mendasarinya, (b) perlunya pelaksanaan jasa akuntansi yang lain, dan (c) bidang yang memerlukan terlalu banyak waktu dalam periode yang lalu.

28

Akuntan pengganti juga dapat meminta izin dari akuntan pendahulu untuk melakukan akses ke kertas kerja akuntan pendahulu. Akuntan pengganti dilarang membuat pengacuan ke laporan atau pekerjaan akuntan pendahulu dalam laporannya sendiri, kecuali sebgaimana diiznkan secara khusus dalam SAR Seksi 200 (PSAR No.02) Pelaporan atas laporan Komparatif atau SA Seksi 504 (psa No,52) Pengaitan Nama Aditor dengan Laporan Keuangan. LAPORAN KEUANGAN YANG DILAPORKAN OLEH AKUNTAN PENDAHULU Jika dalam pelaksanaan perikatannya akuntan pengganti menjadi tahu tentang informasi yang menyebabkan ia yakin bahwa laporan keuangan yang dilaporkan oleh akuntan pendahulu kemungkinan memerlukan revisi, ia harus meminta kliennya untuk mengkomunikasikan informasi tersebut kepada akuntan pendahulu. SAR Seksi 100 (PSAR No. 01) Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan, Paragraf 42 memberikan panduan bagi akuntan pendahulu dalam menentikan rangkain tindakan yang semestinya. Klien menolak berkomunikasi dengan akuntan pendahulu atau jika akuntansi pengganti tidak puas dengan tindakan yang dilaksanakan oleh akuntan pendahulu. Akuntan pengganti dianjurkan untuk berkonsultasi dengan penasihat hukumnya. TANGGAL BERLAKU EFEKTIF Seksi ini berlaku untuk setiap perikatan yang dibuat pada atau tanggal 1 agustus 2000. Penerapan lebih awal dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam seksi ini diizinkan.

V.

PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PRIBADI YANG DIMASUKKAN DALAM RENCANA KEUANGAN PRIBADI YANG TERTULIS Seksi ini memberikan pengecualian dari SAR Seksi 100 (PSAR No. 01) kompilasi atau

review atas laporan keuangan, untuk laporan keuangan pribadi yang dimasukkan ke dalam rencana keuangan pribadi tertulis yang dibuat oleh akuntan, dan menyebutkan secara khusus bentuk laporan tertulis yang diharuskan berdasarkan pengecualian ini. Namun seksi ini tidak

29

menghalangi akuntan dari usaha untuk mematuhi SAR seksi 100 (PSAR No,01) dalam perikatan semacam itu. Oleh karena itu, laporan keuangan tersebut semata-mata untuk membantu pengembangan rencana keuanagn pribadi klien, laporan keuangan tersebut seringkali tidak mencamtumkan pengungkapan yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan berisi penyimpangan dari Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Akuntansi dapat menyerahkan rencana keuangan pribadi tertulis yang berisi laporan keuangan pribadi yang tidak diaudit kepada klien tanpa mematuhi persyaratan SAR Seksi 100 (PSAR No.01), bila semua kondisi berikut ini dipenuhi: a. Akuntan telah membangun pemahaman dengan klien, lebih baik dalam bentuk tertulis, bahwa laporan keuangan: i. akan digunakan semata-mata untuk membantu klien dan penasihat klien untuk mengembangkan tujuan dan sasaran keuangan pribadi klien. ii. akan digunakan untuk memperoleh kredit atau tujuan selain pengembangan tujuan dan sasaran tersebut. b. Tidak ada satupun hal yang diketahui oleh akuntan selama perikatan yang menyebabkan akuntan percaya bahwa laporan keuangan akan digunakan untuk memperoleh kredit atau tujuan selain pengembangan tujuan dan sasaran tersebut. Akuntan yang menggunakan pengecualian yang diberikan oleh seksi ini menerbitkan laporan tertulis bahwa laporan keuangan yang tidak diaudit: a. Didesain semata-mata untuk membantu pengembangan rencana keuangan. b. Mungkin tidak lengkap atau berisi penyimpangan lain dari standar akuntansi keuangan di Indonesia dan harus tidak digunakan untuk memperoleh kredit untuk tujuan selain untuk pengembangan rencana keuangan pribadi. c. Belum di audit, direview atau dikompilasi.

30

TANGGAL BERLAKU EFEKTIF Seleksi ini efektif berlaku untuk setiap perikatan yang dibuat pada atau setelah tanggal 1 Agustus 2000. Penerapan lebih awal dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam seksi ini diizinkan.

31

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi (1) pemeriksaan (examination), (2) review, dan (3) prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures). Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Sifat pekerjaan non-atestasi tidak menyatakan pendapat, hal ini sangat berbeda dengan tujuan audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing. Tujuan audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, sedangkan dalam pekerjaan non-atestasi tidak dapat dijadikan dasar untuk menyatakan pendapat akuntan.

32

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/51765764/PSAR-No-03-Laporan-Kompilasi-Atas-LaporanKeuangan-Yg-Dimaksukkan-Dlm-Formulir-Tertentu-SAR-Seksi Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat standarprofesionalakuntanpublik.blogspot.com/2012/07/standar-jasa-akuntansi-dan-review.html

33

Anda mungkin juga menyukai