Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH

: MIKROBIOLOGI

NAMA

: GUSTI MADE WIDYANTARA

NIM

: 1209005136

KELAS

:A

PASTEURISASI DAN POSTULAT KOCH


PASTEURISASI
Pasteurisasi merupakan suatu proses untuk memperlambat pertumbuhan mikroba pada
makanan. Proses ini tidak dimaksud untuk membunuh semua pathogen yang terdapat pada
makanan, melainkan mengurangi jumblah pathogen, sehingga tidak menimbulkan penyakit.
Proses ini diberi nama atas penemunya Louis Pasteur seorang ilmuwan Perancis. Tes
pasteurisasi pertama diselesaikan oleh Pasteur dan Claude Bernard pada 20 April 1862. Tidak
seperti sterilisasi, pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk membunuh seluruh mikroorganisme di
makanan.

DAMPAK PASTEURISASI
Pasteurisasi sendiri tidak menyebabkan dampak yang berarti secara fisik bagi makanan.
Tidak ada perubahan rasa ataupun aroma. Pada pasteurisasi juga tidak terjadi perubahan warna.
Namun dari segi nutrient, banyak dampak dampak yang dilakukan oleh pasteurisasi.
Bedasarkan beberapa penelitian, pasteurisasi dapat merusak 38% vitamin B kompleks. Selain itu,
terjadi denaturasiprotein selama proses ini berlangsung, dan presipitasi mineral tidak terlihat.

POSTULAT KOCH
Robert Koch seorang professional dalam bidang kesehatan, memulai penelitian dibidang
ilmiah terhadap bidang mikrobiologi penyakit. Ia membuat aturan yang kemudian dikenal
dengan nama Postulat Koch, yang digunakan untuk menetapkan bahwa microorganism tertentu
sebagai penyebab penyakit atau bukan. Ada empat ketentuan di Postulat Koch
1. Organisme ( parasit ) harus ditemukan dalam hewan yang sakit tidak pada yang sehat.
2. Organisme harus diisolasi dari hewan sakit dan dibiakkan dalam kultur murni.
3. Organisme yang dikulturkan harus menimbulkan penyakit pada hewan yang sehat.
4. Organisme tersebut harus diisolasi ulang dari hewan yang dicobakan tersebut.

BAHAN UMUM YANG DIPAKAI ANTISEPTIK DAN


DISINFEKTAN
a. 5 Contoh Bahan Umun Yang Dipakai Antiseptik

1. Etakridin laktat (rivanol)


Etakridin laktat adalah senyawa organik berkristal kuning oranye yang berbau
menyengat. Penggunaannya sebagai antiseptik lebih dikenal dengan merk dagang rivanol.
Tindakan bakteriostatik rivanol dilakukan dengan mengganggu proses vital pada asam nukleat
sel mikroba. Efektivitas rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram positif dari pada
gram negatif. Meskipun fungsi antiseptiknya tidak sekuat jenis lain, rivanol memiliki keunggulan
tidak mengiritasi jaringan.

2. Alkohol
Alkohol adalah antiseptik yang kuat. Alkohol membunuh kuman dengan cara
menggumpalkan protein dalam selnya. Kuman dari jenis bakteri, jamur, protozoa dan virus dapat
terbunuh oleh alkohol. Alkohol (yang biasanya dicampur yodium) sangat umum digunakan oleh
dokter untuk mensterilkan kulit sebelum dan sesudah pemberian suntikan dan tindakan medis
lain. Alkohol kurang cocok untuk diterapkan pada luka terbuka karena menimbulkan rasa
terbakar. Jenis alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah etanol (60-90%), propanol (6070%) danisopropanol (70-80%) atau campuran dari ketiganya. Metil alkohol (metanol) tidak
boleh digunakan sebagai antiseptik karena dalam kadar rendah pun dapat menyebabkan
gangguan saraf dan masalah penglihatan. Metanol banyak digunakan untuk keperluan industri.

3. Hidrogen peroksida
Larutan hidrogen peroksida 6% digunakan untuk membersihkan luka dan borok. Larutan
3% lebih umum digunakan untuk pertolongan pertama luka gores atau iris ringan di rumah.
Hidrogen peroksida sangat efektif memberantas jenis kuman anaerob yang tidak membutuhkan
oksigen. Namun, oksidasi kuat yang ditimbulkannya merangsang pembentukan parut dan
menambah waktu penyembuhan. Untuk mengurangi efek sampingnya, hidrogen peroksida
sebaiknya digunakan dengan air mengalir dan sabun sehingga paparannya terbatas. Jika
menggunakan hidrogen peroksida sebagai obat kumur, pastikan Anda mengeluarkannya kembali
setelah berkumur. Jangan menelannya.

4. Triclosan
Adalah antiseptik yang efektif , Triclosan bisa ditemui dalam sabun, obat kumur,
deodoran, dan lain-lain. Triclosan mempunyai daya anti mikroba dengan spektrum luas (dapat
melawan berbagai macam bakterim) dan mempunyai sifat Mekanisme kerja triclosan adalah
dengan toksisitas minim. menghambat biosintesis lipid sehingga membran mikroba kehilangan
kekuatan

5. Garam merkuri
antiseptik yang paling kuat. Merkuri klorida ( HgCl ) dapat digunakan untuk mencuci
tangan dengan perbandingan dalam air 1:1000. Senyawa ini dapat membunuh hampir semua
jenis bakteri dalam beberapa menit. Kelemahan dari senyawa ini adalah berkemungkinan besar
mengiritasi jaringan karena daya kerja antimikrobanya yang sangat kuat

5 Contoh Bahan Umum Yang Dipakai Disinfektan

1. Klorin
Senyawa klorin yang paling aktif adalah asam hipoklorit. Mekanisme kerjanya adalah
menghambat oksidasi glukosa dalam sel mikroorganisme

dengan

cara

menghambat enzim-

enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat . Kelebihan dari disinfektan ini adalah
mudah digunakan, dan jenis mikroorganisme yang dapat dibunuh dengan senyawa ini juga cukup
luas, meliputi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Kelemahan dari disinfektan
berbahan dasar klorin adalah dapat menyebabkan korosi pada pH rendah (suasana asam),
meskipun sebenarnya pH rendah diperlukan untuk mencapai efektivitas optimum disinfektan
ini. Klorin juga cepat terinaktivasi jika terpapar senyawa organik tertentu.

2. Iodin
Iodin merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air dalam skala
kecil. Dua tetes iodine 2% dalam larutan etanol cukup untuk mendesinfeksi 1 liter air
jernih. Salah

satu

senyawa

iodine

yang

sering

digunakan

sebagai

disinfektan

adalah iodofor. Sifatnya stabil, memiliki waktu simpan yang cukup panjang, aktif mematikan
hampir semua sel bakteri, namun tidak aktif mematikan spora, nonkorosif, dan mudah
terdispersi. Kelemahan iodofor diantaranya aktivitasnya tergolong lambat pada pH 7 (netral) dan
lebih mahal. Iodofor tidak dapat digunakan pada suhu lebih tinggi dari 49 C.

3. Formaldehida
Formaldehida atau dikenal juga sebagai formalin. Formaldehida merupakan disinfektan
yang bersifat karsinogenik pada konsentrasi tinggi namun tidak korosif terhadap metal, dapat
menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan pernapasan. Senyawa ini memiliki daya inaktivasi
mikroba dengan spektrum luas. Formaldehida juga dapat terinaktivasi oleh senyawa organik.

4. Fenol
Fenol merupakan bahan antibakteri yang cukup kuat dalam konsentrasi 1-2% dalam air,
umumnya dikenal dengan lisol dan kreolin. Fenol dapat diperoleh melalui distilasi produk
minyak bumi tertentu. Fenol bersifat toksik, stabil, tahan lama, berbau tidak sedap, dan dapat
menyebabkan iritasi, Mekanisme kerja senyawa ini adalah dengan penghancuran dinding sel dan
presipitasi (pengendapan) protein sel dari mikroorganisme sehingga terjadi koagulasi dan
kegagalan fungsi pada mikroorganisme tersebut.

5. Kalium permanganat
Kalium permanganat merupakan zat oksidan kuat namun tidak tepat untuk disinfeksi air.
Penggunaan senyawa ini dapat menimbulkan perubahan rasa, warna, dan bau pada air. Meskipun
begitu, senyawa ini cukup efektif terhadap bakteri Vibrio cholerae.

Anda mungkin juga menyukai