Anda di halaman 1dari 1

SITUS peradaban peninggalan kerajaan Peureulak kini seakan terlupakan.

Setelah meninggalnya Arifin Amin dan Ali Hasjmy, dua tokoh yang sempat menggagas pembangunan Monument Islam Asia Tenggara Monisa! di Peureulak, kini situs peninggalan sejarah yang menandakan kebesaran ka"asan Peureulak itu mulai kurang diperhatikan. #a"asan kerajaan yang dikenal dengan sebutan $andar #halifah tempatnya para raja! tidak lagi berbekas sama sekali. Tulisan pada makam%makam para raja terus memudar. $ahkan, sejumlah makam dengan pahatan tulisan kuno telah longsor ke sungai. Sisa%sisa kebesaran #erajaan Peurelak kini nyaris hilang semua. Padahal, sejarah Peureulak tempo dulu dikenal dengan kha&anah budaya Islamnya. #erajaan yang sudah memiliki mata uang dan kerajaan megah sempat tersohor ke negeri 'ina dan disegani pula. Sementara yayasan Monisa yang kini dibentuk terlihat belum mampu berbuat banyak untuk membangkitkan roh sejarah di bumi (urul A)la itu. Serambi yang men*oba menelusuri lokasi itu beberapa "aktu lalu, menemukan situs kebanggaan tersebut tak terurus dan tidak diberdayakan se*ara optimal. #a"asan $andar #halifah bekas kerajaan yang dipimpin Sultan Alaiddin Saiyid Maulana Abdul A&i& Syah di ka"asan Paya Meuligoe nyaris tak berbekas. #uburan para sulthan di +esa $androeng juga tanpa adanya pemugaran yang berarti. Selain itu, sejumlah situs lain seperti kulam $anta Ahmad yang konon mengeluarkan piring kerajaan dan kuburan Prabu Tapa di +esa #abu, juga tak mendapat perhatian. Padahal di sana juga pernah ter*atat sejarah kegagahan seorang putri yang bernama (urul A)la sebagai laksamana hebat kala itu. Makamnya kini terdapat di #rueng Tuan, ,anto Peureulak. #ini hanya tinggal pamplet berukuran ke*il yang sudah lapuk terpajang di simpang jalan menuju Paya Meuligoe yang menandakan pernah ada kerajaan Islam di sana. -agasan pembentukan Monisa juga tidak pernah ter"ujud sampai hari ini. Satu%satunya *ara untuk menguatkan sejarah Peureulak adalah kitab *atatan dari buku Abu Ishak Al%Makarani dalam ,isalah Idharul%Ha. /il Mamlakatil Peureulak, yang menggambarkan Peureulak sebagai bandar perdagangan yang sangat ramai dikunjungi tahun 012 Hijriah atau tahun 344 Masehi. #arena itu pula Peureulak disebut sebagai salah satu kota peradaban tertua di A*eh Tgk Syamsuddin 54! seorang tokoh Peureulak mengakui banyak situs kurang terberdayakan dan banyak anak%anak saat ini yang kurang memahami tentang kerajaan Peureulak itu sendiri. 6Mungkin karena tidak ada yang menggerakkan lagi, sehingga pada setiap kesempatan malah tidak disampaikan dan pudar dengan sendirinya. Padahal situs kerajaan Peureulak sudah selayaknya terus dikembangkan agar tidak tergerus &aman,7 katanya. +ikatakannya, dalam Seminar Sejarah Masuk dan $erkembangnya Islam di A*eh dan (usantara tahun 0834, di ,antau #ualasimpang disipulkan bah"a A*eh Timur disebut sebagai kerajaan Islam pertama tertua! di (usantara, bahkan di Asia Tenggara. Hal itu didasarkan pada satu dokumen tertua bernama kitab Idharul Ha. /i Mamlakatil Peureulak, karangan Abu Ishak Al%Makarani Sulaiman Al%Pasy. $erdasarkan *atatan, Majelis Ulama #abupaten A*eh Timur ketika itu mengemukakan bah"a jauh sebelum (abi Muhammad SA9 lahir, orang%orang Parsi telah mengenal nama negeri Peureulak dengan sebutan Taji Alam. #emudian sekitar tahun 514 M seorang bangsa"an Parsi yang selama pengembaraannya telah ka"in dengan seorang puteri Siam datang ke Taji Alam dengan maksud berdagang. $angsa"an inilah yang menurunkan raja%raja #erajaan Peureulak. Sebelum agama Islam menjadi kekuatan politik di sana mereka dikenal dengan gelar Meurah. +engan demikian, bangsa"an yang tidak disebutkan namanya itu dapat dianggap sebagai pembangun:peletak dasar pertama #erajaan Peureulak. Sedang salah seorang anaknya yang 6sudah bernama7, yaitu; Meurah Syahir (u"i disebutkan se*ara resmi menjadi raja pertama kerajaan Peureulak. (iskandar usman al-farlaky)

Anda mungkin juga menyukai