Anda di halaman 1dari 5

ACARA PRAKTlKUM ll

lnterpretasi Foto Udara Skala 1 : 5.500 untuk ldentifikasi Obyek


TUJUAN
1. Peserta dapat membedakan kenampakan obyek pada foto udara skala 1: 5.500
2. Peserta mengidentikasi obyek yang ada pada foto udara
3. Peserta dapat mengenali kenampakan kartografis pada foto udara
ALAT dan BAHAN
1. Citra Foto Udara hitam putih skala 1 : 5.500
2. Kertas kalkir / HVS dan alat tulis lainnya
DASAR TEORl :
lnterpretasi citra foto udara merupakan kegiatan mengidentifikasi obyek melalui foto udara
Kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam lnderja. Karena tanpa dikenali obyek yang ada
di citra kita tidak dapat melakukan kegiatan apa-apa terhadap citra tersebut. Di Dalam
Kartografis kita mengenal kenampakan simbol yang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu titik,
garis dan area. Ke tiga kenampakann tersebut juga dapat terlihat pada foto udara.
Untuk dapat mengidentifikasi obyek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur
interpretasi yang terdiri dari Rona/warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situs,
asosiasi.
1. rona dan warna: Rona ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra,
dengan demikian rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya. Warna
adalah ujud yang tampak pada mata, menunjukkan tingkat kegelapan yang beragam
warna biru, hijau, kuning merah, jingga dan lainnya.
2. bentuk: merupakan variabel kualitatif yang memerikan kerangka suatu obyek. Dalam
konteks ini bentuk dapat berupa bentuk yang tampak dari luar (umum), maupun
menyangkut susunan atau struktur yang lebih rinci. Contoh; Gedung perkantoran
biasanya berbentuk huruf l, L atau U; pohon kelapa berbentuk bintang, sedang pinus
berbentu kerucut.
3. ukuran : merupakan atribut obyek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume.
Sebagai contoh : Ukuran suatu rumah dibedakan apakah rumah hunian, kantor, atau
pabrik. Rumah hunian biasanya ukurannya relatif lebih kecil dibandingkan dengan
perkantoran atau pabrik.
4. tekstur: biasa dinyatakan dalam ujud kasar, halus atau bercak-bercak. Contoh: hutan
biasanya tampak bertekstur kasar, sedangkan belukar berstekstur sedang, semak
bertekstur halus. Permukaan air bertekstur halus; tanaman pekarangan bertekstur kasar
sedang sawah bertekstur halus.
5. pola: merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek buatan manusia dan beberapa
obyek alamiah yang membentuk susunan keruangan. Contoh: Perumahan real estate
dikenali dengan pola yang teratur, sedangkan perkampungan menyebar tidak teratur;
perkebunan polanya teratur dan dapat dibedakan dengan vegetasi yang lain;
6. bayangan: obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan umumnya tidak tampak
sama sekali atau kadang tampak samar-samar. Namun demikian merupakan faktor
penting untuk mengamati obyek-obyek yang tersembunyi. Contoh: cerobong asap pabrik,
menara, bak air yang dipasang tinggi akan tampak dari bayangan; lereng yang terjal akan
tampak jelas dari bayangan.
7. situs: merupakan hasil pengamatan dari hubungan antar obyek di lingkungan sekitarnya
atau leta suatu obyek terhadap obyek lain, jadi bukan mencirikan suatu obyek secara
langsung. Contoh: situs kebun kopi terletak di tanah miring karena tanaman kopi
memerlukan pengaturan aair yang baik; kompleks permukiman biasanya memanjang di
sepanjang jalan, pada tanggul alam, atau igir beting pantai.
8. asosiasi : keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain, berdasarkan
asosiasi tersebut maka bila telah dikenali satu obyek tertentu maka dapat dijadikan
petunjuk bagi obyek yang lain. Contoh: jalan kereta api tentu berasosiasi dengan jalan
rel kereta api yang berderet; lapangan sepak bola berasosiasi dengan tiang gawang,
tribun penonton bila itu stadion yang besar.
Penggunaan Konvergensi Bukti dalam ldentifikasi Obyek
Pada prinsipnya untuk mengenali obyek kita harus dibantu dengan unsur-unsur interpretasi
citra tersebut. Penggunaannya boleh satu, dua, atau lebih dari tiga unsur interpretasi. Semakin
sulit kita mengenali obyeknya biasanya semakin banyak unsur interpretasi yang digunakan.
Sebagai contoh, misalnya pada citra foto udara terlihat tetumbuhan yang tajuknya berbentuk
bintang. Pohon tersebut jelas berupa pohon palma, akan tetapi lemungkinannya masih cukup
luas. Mungkin palma tersebut berupa pohon kelapa, kelapa sawit, nipah, enau, dan sagu. Jadi
di dalam contoh ini ada lima kemungkinan bila menggunakan satu unsure interpretasi saja. Bila
ditambahkan satu unsur interpretasi citra lagi, misalnya pola (obyeknya tampak denga pola
tidak teratur) maka kemungkinan lima obyek ini akan menciut menjadi nipah, enau, atau sagu.
Pohon kelapa dan kelapa sawit biasanya mempunyai pola tanam yang teratur. Kemungkinan
yang tinggal tiga itu akan menciut lagi bila ditambah dengan satu unsure interpretasi citra lagi,
misalnya ukuran. Bila ukuran pohon itu lebih dari 10 meter, maka kemungkinannya tinggal dua,
yaitu enau dan sagu. Pohon Nipah merupakan pohon palma tak berbatang yang tinggi tajuknya
hanya sekitar 3 meter. Selanjutnya bila kita tambah lagi satu unsur interpretasi citra lagi yaitu
situsnya di tanah becek, dan berair payau, maka kemungkinan tersebut benarbenar menciut
menjadi satu titik simput, yaitu bahwa yang tergambar pada foto udara tersebut tidak lain adalah
Sagu. Enau merupakan tetumbuhan darat yang tidah terdapat pada air payau. Teknik
pembuktian ini (yang semakin menciut) dinamakan sebagai konvergensi bukti.
Untuk lebih jelasnya lihat diagram sebagai berikut.
Gambar : Diagram alir konvengensi bukti
(Sumber: Sutanto, 1994:143)
BENTUK
(tajuk berbentuk
bintang)
Kelapa
Kelapa Sawit
Nipah
Enau
Sagu
POLA
(tidak teratur)
Nipah
Enau
Sagu
UKURAN
(perkiraan
tinggi >10 m)
Enau
Sagu
SITUS
(air payau)
Sagu
PROSEDUR KERJA
1. Ambilah citra foto udara (skala 1 : 5.500 ).
2. Amati obyek-obyek (masing-masing3 obyek titik, garis dan area) yang ada pada
citra tersebut secara cermat
3. ldentifikasikan seluruh obyek yang ada pada citra secara detil dengan cara mengisi
tabel unsur interpretasi
4. Buat simpulan nama obyeknya
5. Lakukan untuk seluruh obyek pada citra
6. Untuk kegiatan apa kiranya citra tersebut cocok digunakan
7. Buatlah uraian tentang keunggulan dan keterbatasan masing-masing citra
HASlL dan PEMBAHASAN :
Uraikan hasil pengamatan saudara kedalam tabel unsur interpretasi secara lengkap teliti
dan rasional dengan tulisan tangan
No Rona/
Warna
Ukuran Bentuk Tekstur Pola Bayangan Situs Asosiasi Nama
Obyek
KESlMPULAN
Buatlah kesimpulan hasil pekerjaan saudara tentang kemudahan dan kesulitan
mengenali obyek tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lillesand, Thomas M dan Ralph W. Kiefer. 1979. Remote Sensing and lmage
lnterpretation. New York: John Willey & Sons.
2. Sukotjo Tjokrosuwarna. 1979. Dasar-dasar Pengindraan Jauh. Bandung : Fakultas
Teknik Sipil lTB.
3. Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid l. Yogyakarta : UGM Press.
Format Laporan Praktikum Penginderaan Jauh
Halaman Depan
LAPORAN PRAKTlKUM PENGlNDERAN JAUH
( Judul disesuaikan dengan acara praktikum )
Oleh:
( Nama, NlM, Rombel, Hari & Jam Praktikum )
PROGRAM STUDl..........
JURUSAN GEOGRAFl FAKULTAS lLMU SOSlAL
UNNlVERSlTAS NEGERl SEMARANG
2010
Laporan mencakup :
- Halaman depan
- lsi
1. ACARA PRAKTlKUM
2. TUJUAN
3. ALAT dan BAHAN
4. DASAR TEORl
5. PROSEDUR KERJA
6. HASlL dan PEMBAHASAN
7. KESlMPULAN
8. DAFTAR PUSTAKA
Laporan dibuat berkelompok

Anda mungkin juga menyukai