Anda di halaman 1dari 12

Hidung adalah tempat pada wajah yang paling sering mengalami patah tulang.

Cedera pada hidung dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang, tulang rawan, persarafan, kulit maupun mukosa hidung. Tulang hidung berfungsi sebagai penyangga hidung yang terletak diantara mata. Kartilago sangat fleksibel dan menjaga bentuk hidung. Septum hidung dipisahkan oleh nostril. Foto rontgen yang menunjukkan adanya fraktur os nasal

Fraktur os nasal bisa jadi hanya salah satu bagian kecil dari cedera pada wajah yang lebih parah. Karana biasanya akan ditemukan pula fraktur pada bagian tulang wajah lainnya. Cedera hidung yang parah seperti bergesernya tulang hidung memerlukan terapi pembedahan untuk menyambungkan kembali bagian tulang hidung tersebut dan perlu dipertahankan posisinya menggunakan plat dan sekrup. perasi pembedahan ini biasanya disebut rhinoplasty. Tindakan ini dapat ditunda beberapa hari hingga pembengkakan hilang, tetapi boleh dilakukan dengan segera tergantung tingkat ke daruratannya. Fraktur os nasal pada seorang anak.

Keterangan! terlihat adanya tulang yang menonjol keluar dan pembengkakan yang minimal

"ada beberapa cedera, hidung dapat mengalami laserasi dan berdarah. Tetapi kadang kala perdarahan tersebut terkumpul di dalam jaringan. Hematom pada daerah septum sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan gangguan fungsi penyangga hidung. #danya pembengkakan septum dapat mengakibatkan obstruksi saluran hidung. $ika pasien menolak untuk dioperasi, maka dapat dipasang splint hidung dengan tujuan mencegah fraktur pada os nasal diberubah letaknya. Hindari penggunaan kacamata selama menggunakan alat ini.

%ambar. "emasangan splint hidung setelah sebelumnya dilakukan reposisi tertutup.

Fraktur pada tulang atau kartilago dapat sembuh dengan atau tanpa deformitas. &alaupun posisi fraktur telah dikembalikan ke posisi semula, akan dapat muncul tonjolan dari fraktur tersebut. 'nfeksi sangat jarang terjadi, tetapi jika sampai terjadi, maka akan mengakibatkan timbulnya masalah yang lebih besar lagi. (aserasi menyebabkan timbulnya jaringan parut. $aringan parut ini perlu diangkat dengan jalan pembedahan. #danya jaringan parut pada hidung

bagian dalam dapat meningkatkan kemungkinan pada seseorang untuk mengalami epistaksis. Kerusakan pada bagian saraf dapat berakibat hilangnya kemampuan mencium bau maupun menggerakkan otot)otot hidungnya. *ermant +. Nasal Fracture (Broken nose). 'ronbridge +edical "ark. #merican Society of "lastic Surgeons, 'nc. ,irginia. -../. #0ailable from! http!11www.plasticsurgery2u.com1inde3.html. #ccess on! $uly /, -../.

FISIOLOGI Hidung mempunyai bentuk yang khas sehingga mencegah partikel)partikel kecil melewati saluran nafas atas. &alaupun terdapat siliar yang mencegah partikel kecil terutama kuman, sebagian kecil mampu melewati hidung dan menimbulkan infeksi teruta di daerah adenoid. #denoid adalah salah satu struktur jaringan limfe tempat melekatnya kuman.

%waltney $+, Hayden F%. Understanding Colds. Commoncold, 'nc. -..4. #0ailable from! http!11www.commoncold.org1inde3.htm. #ccess on! $uly 5, -../.

#natomi hidung Hidung terdiri dari hidung bagian luar atau piramid hidung dan rongga hidung dengan perdarahan serta persarafannya, serta fisiologi hidung. Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian)bagian dari atas ke bawah! 6. pangkal hidung -. dorsum nasi 7. puncak hidung 2. ala nasi 4. kolumela 5. lubang hidung Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari! 6. tulang hidung 8os nasal9 -. prosesus frontalis os maksila 7. prosesus nasalis os frontal Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung yaitu! 6. -. 7. sepasang kartilago nasalis lateralis superior sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut kartilago ala mayor beberapa pasang kartilago ala minor

2. tepi anterior kartilago septum. :ongga hidung atau ka0um nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang, dipisahkan oleh septum nasi di bagian kiri. "intu atau lubang masuk ka0um nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior 8koana9 yang menghubungkan ka0um nasi dengan nasofaring. *agian ka0um nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di belakang nares anterior disebut 0estibulum. ,estibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut)rambut panjang yang disebut 0ibrise. Tiap ka0um nasi mempunyai empat buah dinding, yaiu dinding medial, lateral, inferior dan superior. ;inding medial hidung adalah septum nasi. Septum dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. *agian tulang adalah! 6. lamina perpendikularis os ethmoid -. os 0omer 7. krista nasalis os maksila 2. krista nasalis os palatina

*agian tulang rawan adalah! 6. -. kartilago septum 8lamina kuadrangularis9 kolumela

Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periostium pada bagian tulang, sedangkan di luarnya dilapisi pula oleh mukosa hidung. *agian depan dinding lateral hidung licin, yang disebut ager nasi dan dibelakangnya terdapat konka yang mengisi sebagian besar dinding lateral hidung. "ada bagian lateral terdapat empat buah konka. <ang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media dan lebih kecil lagi ialah konka superior, sedangkan yang terkecil adalh konka suprema. Konka suprema ini biasanya rudimenter.

"erdarahan hidung *agian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang a.maksilaris interna, diantaranya ialah ujung a. "alatina mayor dari a.sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n.sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. *agian depan hidung mendapat perdarahan dari cabang a.fasialis. "ada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang)cabang a.sfenopalatina, a.ethmoid anterior, a.labialis superior, dan a.palatina mayor, yang dsiebut dengan pleksus Kiesselbach 8Littles area9. "leksus ini terletak superfisial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber perdarahan terutama pada anak)anak. ,ena)0ena hidung mempunayi nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arterinya. ,ena di 0estibulum dan struktur luar hidung bermuara ke 0ena oflamika yang berhubungan dengan sinus ka0ernosus. ,ena)0ena di hidung tidak memiliki katup sehingga menjadi faktor predisposisi terjadinya penyebaran infeksi sampai ke intrakranial.

"ersarafan hidung *agian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.ethmoidalis anterior yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris yang berasala dari n.oftalmikus. :ongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dri n.maksila melalui ganglion sfenopalatinum.

%anglion sfenopalatinum, selain memberikan persarafan sensoris, juga memberikan persarafan 0asomotor atau otonom untuk mukosa hidung. %anglion ini menerima serabut sensoris dari n.maksila, serabut parasimpatis dari n.petrosus superfisialis mayor dan serabut simpatis dari n.petrosus profundus. %anglion sfenopalatinus ini terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media. =er0us olfaktorius. Saraf ini turun melalui lamina kribrosa dari permukaan bawah bulbus olfaktorius kemudian berakhir pada sel reseptor penghidu pada mukosa ofaktorius di daerah sepertiga atas hidung.

+ukosa hidung :ongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologis dan fungsional dibagi atas! 6. -. 7. mukosa pernafasan 8mukosa respiratoir9 mukosa penghidu 8mukosa olfaktori9 mukosa pernafasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel toraks berlapis semu 8pseudo stratified columnar epithelium9 yang mempunyai silia dan di antaranya terdapat sel)sel goblet.

"ada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang terjadi metaplasi menjadi sel epitel skuamosa. ;alam keadaan normal, mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena selalu diliputi oleh palut lendir pada permukaannya. "alut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel)sel goblet. Silia yang terdapat pad permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. ;engan gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam ka0um nasi akan terdorong ke arah nasofaring. ;engan demikian, mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung. %angguan pada fungsi silia akan menyebabkan banyak sekret yang terkumpul dan dapat menimbulkan keluhan hidung tersumbat. %angguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara yang berlebihan, radang, sekret kental dan obat)obatan. ;i bawah epitel terdapat tunika propia yang banyak mengandung pembuluh darah, kelenjar mukosa dan jaringan limfoid. +ukosa sinus paranasal berhubungan langsung dengan mukosa rongga hidung di daerah ostium. +ukosa sinus menyerupai mukosa rongga hidung, hanya lebih tipis dan pembuluh darahnya juga lebih sedikit. Tidak ditemukan rongga)rongga 0askuler yang besar. Sel goblet dan kelenjar juga lebih sedikit dan terutama ditemukan dekat ostium. "alut lendir di dalam sinus dibersihkan oleh silia dengan gerakan yang menyerupai spiral ke arah ostium. +ukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. +ukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia 8pseudostratified columnar non ciliated epithelium9. >pitel dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. ;aerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan.

F'S' ( %' H';?=% Fungsi hidung adalah untuk ! 6. -. 7. 2. 4. 5. /. $alan nafas pengatur kondisi udara penyaring udara indra penghidu resonansi suara membantu proses bicara refleks nasal

">+>:'KS##= H';?=% "emeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan hidung, yaitu! 6. -. 7. 2. pemeriksaan hidung luar rinoskopi anterior rinoskopi posterior nasoendoskopi.

+angunkusumo >, Soetjipto ;. Sum atan !idung. 'n! *uku #jar 'lmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala (eher. Fakultas Kedokteran ?ni0ersitas 'ndonesia. 4th ed. *alai "enerbit FK ?'. $akarta. -..7. p@ AA)B5

Trauma Hidung *erdasarkan waktu, trauma hidung terbagi atas trauma baru, di mana kalus belum terbentuk sempurna, dan trauma lama, bila kalus sudah mengeras 8biasanya pada akhir minggu kedua setelah trauma9. *erdasarkan hubungan dengan dunia luar, disebut trauma terbuka bila kulit hidung terluka dan terdapat hubungan dengan dunia luar, dan trauma tertutup bila kulit di tempat trauma utuh. #rah trauma harus diperhatikan karena akan menyebabkan kelainan yang berbeda. ;ari lateral, bila ringan akan terjadi fraktur tulang hidung ipsilateral, sedangkan bila cukup keras akan menyebabkan de0iasi septum nasi dan fraktur tulang hidung kontralateral. ;ari frontal, dapat terjadi open ook fracture dan fraktur serta terlipatnya septum nasi. ;ari inferior, dapat timbul fraktur dan dislokasi septum nasi. *erdasarkan lokasi, terbagi atas dorsum nasi atau frontal etmoid.

Manifestasi Klinis ;ilakukan pemeriksaan kulit serta struktur hidung dan ka0um nasi untuk mengungkapkan adanya deformitas, de0iasi, ataupun kelainan bentuk. "ada tempat trauma akan tampak edema, ekimosis, hematom, laserasi, luka robek, atau perdarahan berupa bekuan darah ataupun hematom septum nasi. "ada palpasi fraktur terdapat krepitasi, deformitas, angulasi, dan nyeri.

Pemeriksaan Penunjang ;ilakukan pemeriksaaan radiologi posisi anteroposterior dan lateral, namun tidak semua garis fraktur dapat terlihat.

Komplikasi Komplikasi segera yang bersifat sementara yaitu, edema, ekimosis, epistaksis, dan hematom. Komplikasi lambat yang dapat terjadi adalah infeksi, obstruksi hidung, jaringan parut dan fibrosis, deformitas sekunder, sinekia, hidung pelana, obstruksi duktus nasolakrimalis, dan perforasi septum.

Penatalaksanaan Sebagai tindakan penyelamat, mula)mula jalan napas harus dibebaskan dari semua sumbatan, kalau perlu intubasi atau trakeostomi. *ila syok, segera atasi dengan infus. "erdarahan harus segera ditanggulangi. ?ntuk mempertahankan fungsi hidung dan mencegah komplikasi, dilakukan reposisi hidung dengan anestesi lokal atau umum. "rinsipnya reposisi dilakukan segera bila keadaan umum memungkinkan. "ada trauma hidung terbuka, perlu dilakukan eksplorasi di tempat luka. Fragmen tulang yang fraktur disusun kembali dan dilakukan fiksasi dengan kawat. "ada kasus trauma frontoetmoid, walaupun tertutup, dilakukan eksplorasi supaya dapat menyusun kembali fragrnen tulang yang fraktur, kemudian dilakukan fiksasi antar tulang. Kasus ini sering disertai fraktur dasar orbita, sehingga terdapat diplopia.

"ada trauma hidung tertutup, dengan adanya edema dan hematoma yang luas, kadang diagnosis fraktur dan posisi fragmen tulang sulit ditegakkan. Sebaiknya ditunggu sampai akhir minggu pertama sehingga deformitas akan lebih jelas terlihat. Kemudian reposisi dilakukan secara tertutup, dalam waktu tidak lebih dari - minggu karena jika kalus sudah mengeras akan sukar direposisi. :eposisi septum dilakukan dengan cunam #she, untuk menggeser septum yang fraktur atau dislokasi ke garis median. ?ntuk melakukan reposisi prosesus frontalis os maksila dan os nasal dipakai cunam &alsham. Setelah yakin bentuknya baik dan berada di median, dilakukan fiksasi di dalam rongga hidung memakai tampon dan di atas hidung dipasang gips. "ada fraktur lama di mana kalus sudah mengeras, perlu dilakukan osteotomi dan dirujuk ke ahli THT. +eskipun kelainan hidung ringan saja namun mudah terlihat, sehingga hal ini akan mempengaruhi keadaan psikis pasien. ?ntuk tujuan estetis, perlu dilakukan operasi untuk psikoterapi. +ansjoer #, Suprohaita, &ardhani &', Setiowulan &. "apita Selekta "edokteran.7rd ed. +edia #esculapius Fakultas Kedokteran ?ni0ersitas 'ndonesia. -.... p@6A5)-..

>pistaksis *erkaitan dengan Trauma Hidung +eskipun pasien dapat mengingat insiden yang menyebabkan gejala obstruksi, namun cedera pada masa kanak)kanak seringkali tidak lagi diingat, mungkin telah menimbulkan perubahan anatomis dan sumbatan yang bermakna. (ebih lanjut, apa yang dianggap pasien ataupun dokter sebagai cedera ringan dapat menyebabkan deformitas yang cukup bermakna secara fungsional. %angguan struktur yang laCim menyebabkan sumbatan jalan nafas adalah de0iasi atau defleksi septum nasi. Struktur garis tengah yang normalnya lurus ini, umumnya pernah mengalami trauma dengan gejala sisa yang muncul langsung maupun tidak langsung.

Fraktur tulang hidung ;i antara trauma muka yang timbul, fraktur hidung paling sering terjadi. Kemungkinan adanya fraktur tulang hidung harus dibuktikan dengan pemeriksaan foto rontgen dengan proyeksi &ater, Foto os nasal, dan juga sebaiknya dilakukan pemeriksaan foto rontgen dengan proyeksi dari atas hidung untuk mengetahui kemungkinan timbulnya kelainan oklusi dari rongga mulut. Fraktur hidung sederhana $ika fraktur dari tulang hidung saja, dapat dilakukan perbaikan dari fraktur tersebut dengan anestesi lokal. #kan tetapi pada anak)anak atau orang dewasa yang tidak kooperatif, tindakan penanggungan memerlukan anestesi umum. #nestesi lokal dapat dilakukan dengan pemasangan tampon lidokain 6)-D yang dicampur dengan epinefrin 6!6...D. Tampon kapas yang berisi obat anestesi lokal ini dipasang masing)masing tiga buah, pada setiap lubang hidung. Tampon pertama diletakkan pada meatus superior persis dibawah tulang hidung, tampon kedua diletakkan di antara konka media dan septum dan bagian distal dari tampon tersebut terletak dekat foramen sfenopalatina, tampon ketiga ditempatkan antara konka inferior dan septum nasi. Ketiga tampon tersebut dipertahankan selama sepuluh menit. Kadang diperlukan penambahan penyemprotan lidokain spray beberapa kali, melalui rinoskopi anterior untuk memperoleh efek anestesi dan efek 0asokontriksi yang baik #eknik reduksi fraktur tulang hidung "enggunaan anestesi lokal yang baik dapat memberikan hasil yang sempurna pada tindakan reduksi fraktur tulang hidung. $ika tindakan reduksi tidak sempurna maka fraktur tulang hidung tetap saja pada posisi yang tidak normal. Tindakan reduksi ini dikerjakan pada 6)- jam sesudah trauma, dimana pada waktu tersebut edema yang terjadi mungkin sangat sedikit. =amun demikian tindakan reduksi secara lokal masih dapat dilakukan sampai empat belas hari sesudah trauma. Sesudah waktu tersebut, tindakan reduksi mungkin sulit dikerjakan sehingga harus dilakukan tidnakan yang lebih lanjut. #lat)alat yang dipakai pada tindakan reduksi adalah! 6. -. 7. 2. >le0ator tumpul yag lurus 8Boies Nasal Fracture $le%ator9 Cunam #sh Cunam &alsham Spekulum hidung pendek dan panjang 8Killian9

4.

"inset hidung yang panjang

Terdapatnya perubahan tempat dan tulang hidung yang patah, dapat dikembalikan dengan tindakan yang sederhana saja menggunakan tenaga yang minim. Kalau tulang hidung yang patah agak keras diperlukan tenaga yang lebih kuat. Fraktur tulang hidung yang sulit dikembalikan pada posisi semula mungkin tulang tersebut tergeser sehingga diperlukan bantuan cunam &alsham. "ada penggunaan cunam &alsham ini, satu sisinya dimasukkan ke dalam ka0um nasi sedangkan sisi lain diluar hidung diatas kulit yang diproteksi dengan selang karet. Tindakan manipulasi dilakukan dengan kontrol palpasi jari. $ika terdapat de0iasi piramid hidung karena dislokasi tulang hidung, cunam #sch digunakan dengan cara memasukkan masing)masing sisi 8 lade9 ke dalam dua rongga hidung sambil menekan septum dengan kedua sisi forsep. Sesudah fraktur hidung dikembalikan pada keadaan semula dilakukan pemasangan tampon di dalam rongga hidung. Tampon yang dipasang dapat ditambah dengan antibiotika. "erdarahan yang timbul selama tindakan akan terhenti sesudah dilakukan pemasangan tampon pada kedua rongga hidung. "ada keadaan tertentu juga diperlukan tambahan fiksasi luar 8gips9 seperti yang digunakan pada operasi rinoplasti. Fraktur tulang hidung terbuka Fraktur tulang hidung terbuka menyebabkan perubahan tempat dari tulang hidung tersebut yang juga disertai laserasi pada kulit atau mukoperiosteum rongga hidung. Kerusakan atau kelainan pada kulit dari hidung diusahakan untuk diperbaiki atau direkonstruksi pada saat tindakan. Fraktur tulang nasoethmoid $ika nasal piramid rusak karena tekanan ataau pukulan dengan beban berat akan menimbulkan fraktur hebat pada tulang hidung, processus frontal pasien maksila dan prosessus nasalis frontal pasien. *agian dari nasal piramid yang terletak antara dua bola mata akan terdorong ke belakang. Terjadilah frakur nasoethmoid, fraktur nasomaksila dan fraktur nasoorbita. Fraktur ini dapat menimbulkan komplikasi atau gejala sisa dibelakang hari. Komplikasi tersebut adalah! a. "omplikasi neurologis a. b. c. d. e. f. g. . :obeknya duramater Keluarnya cairan serebrospinal dengan kemungkinan timbulnya meningitis "neumosefalus (aserasi otak #0ulsi dari ner0us olfaktorius Hematom epidural atau subdural Kontusio otak dan nekrosis jaringan otak

"omplikasi pada mata a. b. c. d. e. f. g. Telekantus traumatika Hematom pada mata Kerusakan ner0us optikus yang dapat menyebabkan kebutaan >pifora "tosis Kerusakan bola mata ;an lain)lain

c.

"omplikasi pad hidung a. "erubahan bentuk hidung

b. c. d. e.

bstruksi rongga hidung yang disebabkan oleh fraktur, dislokasi atau hematom pada septum %angguan penciuman 8hiposmia atau anosmia9 >pistaksis posterior yang hebat yang disebabkan karena robeknya arteri ethmoidalis Kerusakan duktus nasofrontalis dengan menimbulkan sinusitis frontalis atau mukokel.

"ada keadaan terjadinya trauma hidung seperti tersebut diatas, jika terdapat kehilangan kesadaran mungkin terjadi kerusakan pada susunan saraf otak sehinga memerlukan bantuan seorang ahli bedah saraf otak. Konsultasi kepada seorang ahli mata diperlukan untuk menge0aluasi kemungkinan timbulnya atau terdapatnya kelainan pada mata. "emeriksaan penunjang radiologis berupa CT Scan 8aksial dan coronal9 juga diperlukan. Seorang ahli bedah maksilofasial sudah harus mengenal organ tulang yang rusak pada daerah tersebut dengan kemungkinan melakukan tindakan operasi mikro dan menyambung tulang yang patah sehingga mendapat hasil yang memuaskan. Fraktur nasoethmoid ini sering kali tidak dapat diperbaiki hanya dengan reduksi sederhana secara terbuka, disertai pemasangan tampon hidung atau fiksasi dari luar. Kerusakan dari duktus nasolakrimalis menybabkan air mata selalu keluar. Tindakan reduksi pada kondisi seperti ini memerlukan penanganan yang lebih hati)hati dan teliti untuk mengembalikan tulang)tulang yang patah pada posisi semula dan mengikatnya dengan kawat baja 8staniless steel9. "ada fraktur tersebut diatas mungkin juga diperlukan tindakan reposis dari mediakantus seperti yang sudah disampaikan oleh Concers Smith tahun 6B55.

Thamrin +, &idiarni ;, +unir +. #rauma &uka. 'n! *uku #jar 'lmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala (eher. 4th ed. *alai "enerbit FK?'. $akarta. -..7. p!656)652

%ejala)gejala ;arah yang keluar dari hidung &arna kemerahan disekitar mata Kesulitan bernafas menggunakan hidung "erubahan bentuk hidung =yeri "embengkakan hidung

"ertolongan "ertama 6. -. 7. 2. 4. <akinkan penderita dan coba untuk tetap membuat penderita tenang. #jari penderita untuk bernafas melalui mulut dan tetap dalam posisi duduk untuk menghindari darah mengalir ke belakang tenggorok. %unakan kompres dingin untuk mencegah terjadinya pembengkakan. ;apat diberikan asetaminofen jika timbul rasa nyeri. $angan menggerakkan kepala penderita ataupun memanipulasi hidung penderita hingga diketahui bahwa penderita tidak mengalami cedera pada kepala maupun leher

?ppaluri :. Nose Fracture. ?ni0ersity of +aryland +edical Center. ,eri+ed Healthcare =etwork. #0ailable from! http!11www.umm.edu1ency1article1....56.htm. #ccess on! $uly 5, -../

Fraktur hidung merupakan fraktur yang paling sering terjadi di daerah wajah. Tingkat kegawatan fraktur tergantung dari arah, kekuatan dan tipe dari benturan. Fraktur yang kominutif adalah jenis fraktur yang terberat karena mengakibatkan pembengkakan dan perdarahan yang sangat hebat serta dapat berakibat timbulnya obstruksi pada jalan nafas atas. "engobatan yang inadekuat atau terlambat dapat menyebabkan dislokasi permanen, de0iasi septum, dan terjadinya obstruksi. Tanda dan Gejala Segera setelah terjadinya benturan, akan terjadi perdarahan dan pembengkakan pada jaringan mukosa. Setelah beberapa jam akan terbentuk ekimosis di daerah periorbita, nyeri dan deformitas hidug. Komplikasi yang paling sering terjadi dapat berupa hematom septum yang dalam beberapa hari dapat berubah menjadi abses dan berakhir dengan hancurnya tulang rawan hidung sehingga akan terjadi kelainan fisik hidung yang disebut saddle nose deformity. iagnosis :ontgen, "emeriksan klinis seperti de0iasi septum sebagai akibat adanya fraktur hidung. Penatalaksanaan "engobatan yang diberikan adalah perbaikan kembali obstruksi saluran pernafasan hidung dan reposisi tulang hidung setelah edema hilang. :eposisi fraktur dilakukan dengan immobilisasi menggunakan splint intranasal dan ekstranasal. :eposisi paling baik dilakukan di dalam ruang operasi dengan anestesi lokal pada orang dewasa dan dapat juga anestesi umum pada anak)anak. >dema berat dapat menunda pengobatan. Hematom diinsisi dan diberikan drain untuk mencegah terjadinya abses dan nekrosis. Selain itu juga diberikan antibiotic *erikan terapi sesegera mungkin. Sementara menunggu hasil roentgen, berikan kompres es pada hidung untuk meminimalisasi pembengkakan. $ika terjadi perdarahan pada bagian anterior hidung, tekan hidung menggunakan kompres dengan lembut. "erdarahan hidung bagian posterior jarang terjadi dan bilapun terjadi maka diperlukan pemasangan tampon internal. Saran "erintahkan penderita bernafas melalui hidung dengan perlahan. ?ntuk menghangatkan udara dingin yang masuk melalui mulutnya, katakana padanya untuk menutupi mulutnya dengan handuk atau saputangan. ?ntuk menghindari terjadinya emfisema subkutan, beri peringatan kepada penderita untuk tidak menghembuskan udara dari hidungnya terlalu kuat. *eritahu penderita bahwa ekimosis akan hilang sendiri dalam jangka waktu - minggu. Springhouse. 'rofessional (uide to )iseases. Ath ed. (ippincott &illiams E &ilkins. -..4. #0ailable from! http!11www.wrongdiagnosis.com1b1brokenFnose1intro.htm. #ccess on! $uly 5, -../.

"asien dengan fraktur hidung biasanya datang dengan beberapa gejala sekaligus seperti deformitas, kemerahan, perdarahan, edema, ekimosis dan krepitasi. &alaupun demikian, tidak semua gejala ini muncul bersamaan 8Tremolet de ,illers, 6B/49. >dema yang terjadi sebelumnya dapat menutupi deformitas, krepitasi dan fraktur pada hidung. Fraktur hidung yang tidak diterapi dengan adekuat akan mengakibatkan angka persentase tindakan rhinoplasti dan septoplasti lebih besar. ?ntuk menghindari hal tersebut maka pengobatan yang tepat dan sesuai harus diberikan secepat mungkin sebelum terbentuk jaringan parut dan terjadi perubahan pada jaringan lunak. Patofisiologi

Tulang hidung dan tulang rawan sangat rentan terkena fraktur karena tulang hidung sangat lemah dan terletak di tengah wajah juga karena tahanannya yang rendah. $enis fraktur yang terjadi ber0ariasi tergantung dari momentum pukulan dan densitas tulang yang terkenal 8+urray, 6BA29. *egitu juga pada tulang wajah, penderita dengan umur yang lebih muda akan menderita fraktur daerah nasoseptal yang lebih besar, sedangkan pada penderita dengan umur yang lebih tua, fraktur lebih cenderung berbentuk kominutif 8Cummings, 6BBA9. ;aerah terlemah pada hidung terletak pada jaringan kartilago dan antara kartilago lateral atas dengan os nasal, juga kartilaog septum yang berada pada krista maksilaris. Tempat)tempat lemah ini meningkatkan risiko timbulnya fraktur atau dislokasi setelah trauma hidung. Tenaga yang kuat dari arah manapun akan menyebabkan fraktur kominutif tulang hidung dan deformitas septum nasal yang berbentuk C. Fraktur hidung umumnya terjadi karena pukulan yang berasal dari arah lateral 8'llum, 6BA79. Cedera dari arah lateral ini mengakibatkan terjadinya penekanan pada tulang hidung ipsilateral dan melibatkan setengah bagian tulang hidung dan prosesus nasalis os maksila. Fraktur hidung dan dislokasi tanpa fraktur septum biasanya karena tenaga yang lebih lemah 8Cummings, 6BBA9. %ambar fraktur tulang hidung pada penderita enam jam setelah kejadian, terlihatan adanya de0iasi hidung

Cedera lain yang berhubungan dengan fraktur nasal terutama pada daerah tengah wajah yang melibatkan os frontalis, os ethmoidalis, dan os lakrimalis, frakrus nasoorbital ethmoidalis, fraktur dinding orbita, fraktur os cribriformis, fraktur sinus frontalis dan fraktur (e Fort ', '', dan '''. Frekuensi Di amerika serikat, fraktur os nasal ada sebanyak 39-45% dari seluruh fraktur wajah 8Hussain, 6BB29.

"erbandingan angka kejadian fraktur hidung antara laki)laki dan wanita adalah -!6. !mur #ngka kejadian meningkat pada penderita yang berusia 64)7. tahun 8+uraoka, 6BB69. "eningkatan angka kejadian inipun meningkat pada kelompok usia tua karena semakin tingginya risiko untuk terjatuh. Kebanyakan fraktur tulang hidung pada kelompok usia muda berhubungan dengan kecelakaan saat olah raga dan kecelakaan bermotor. &alaupun demikian, nilai ini ber0ariasi tergantung dari lokasi penelitian dan berhubungan dengan penggunaan alkohol 8+uraoka, 6BB6@ Hussain, 6BB2@ Scherer, 6BAB@ (ogan, 6BB29.

Sekitar A.D dari fraktur terjadi pada sepertiga bawah hingga setengah bagian bawah dari tulang hidung kaerna pada tempat ini adalah Cona transisi antara segmen proksimal yang tebal dan segmen distal yang tipis 8+urray, 6BA29. Pemeriksaan radiologist" :ontgen yang disarankan adalah posisi &aters dan hidung lateral.

Posisi #ater "osisi water 8occipitomental9 mungkin teknik yang terbaik dalam mencari fraktur pada daerah wajah secara keseluruhan .;engan posisi water ini, akan terlihat posisi dan bentuk dari orbita, os maksila, os Cigomatikus, piramid dorsal hidung, dinding hidung lateral dan septum hidung. ;ari beberapa hasil penelitian diketahui bahwa sutura koronal dapat menyerupai fraktur hidung karena sutura koronal berada tepat di atas tulang hidung 8Keats, -..69. %ambar :ontgen posisi &ater pada fraktur hidung.

Posisi Lateral "ada posisi ini akan terlihat proyeksi tulang hidung. Tetapi dengan posisi ini, struktur yang berpasangan akan telihat tumpang tindih. Fraktur jenis trans0ersal adalah fraktur tulang hidung yang paling sering terjadi. egree of $onfiden%e" :adiographic findings consistent with nasal fracture may be identified in 47)B.D of patients with isolated nasal fractures 8'llum, 6BB69. *ecause of this and other concerns, (ogan et al Guestioned the reliability of nasal bone radiographs 8(ogan, 6BB29. $T s%ans CT scan juga dapat dilkukan tetapi jarang digunakan ;engan CT scan dapat terlihat struktur yang penting seperti dinding orbita, arkus Cigomatikus, sutura frontoCigomatikus, os maksila, udara dalam os mastoid, tulang hidung, piramid hidung bagian dorsal dan lantai sinus frontalis yang berhubungan dengan duktus nasofrontalis. Penatalaksanaan" *ila tidakdikoreksi segera, integritas struktur tulang dan jaringan mukosa hidung akan berubah sehingga akan mengganggu fungsi maupun bentuk hidung itu sendiri& Keban'akan penderita 'ang menderita trauma tulang hidung biasan'a akan datang dengan perdarahan 'ang sangat ban'ak& $ika terjadi perdarahan maka dapat digunakan 0asokonstriktor topikal. *ila dengan terapi ini tidak berhasil, maka coba berik kompres hidung, kateter balon dan prosedur lain yang diperlukan, apabila tidak berhasil maka ligasi pembuluh darah adalah pilihan yang terakhir. "emasangan tampon adalah prosedur umum yang dilakukan untuk mengontrol perdarahan saat terapi menggunakan obat 0asokontriktor gagal. Tampon baru akan dilepaskan setelah dua sampai lima hari dan dapat dilakukan bersamaan dengan reposisi hidung. Fenomena umum yang sering ditemukan adalah terjadinya edema yang hebat disekitar hidung. "emberian kompres es akan cepat menurunkan edema dan nyeri yang disebabkan oleh fraktur. >dema ini biasanya akan hilang dengan sendirinya.

:eposisi fraktur baru dapat dilakukan setelah dilakukan semua pemeriksaan dan yakin bahwa manipulasi hidung pada saat itu dapat dilaksanakan. :eposisi ini biasanya dilakukan pada hari ke lima sampai hari ke sepuluh setelah kecelakaan dan tiga sampai lima hari pada anak)anak 8Cummings, 6BBA9.

Gambar( Fraktur os nasal

Smith $>, "ereC C(. Nasal Fracture. eMedi%ine Spesialties& )*ailable from" http!11www.emedicine.com1& )%%ess on" +ul' ,- .//0&

Anda mungkin juga menyukai