Anda di halaman 1dari 19

I.

Pendahuluan Stroke merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian terbanyak di berbagai negara di belahan dunia. Selain itu, stroke sendiri merupakan penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Stroke sudah dikenal sejak dahulu kala. Hipocrates yang merupakan seorang bapak kedokteran asal Yunani, mengetahui stroke sejak 2400 tahun silam. Saat itu, belum digunakan istilah stroke untuk mendefinisikan penyakit ini. Hippocrates

menyebutnya dalam bahasa Yunani sebagai apopleksi. Dimana, apopleksi ini artinya, tertubruk oleh pengabaian. Hingga saat ini, penyakit stroke masih merupakan salah satu penyakit saraf yang paling banyak menarik perhatian di dunia. Di Indonesia sendiri, stroke atau serangan jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia untuk kategori penyakit tidak menular (PTM). "Data kematian akibat PTM yang tadinya 41,7 persen pada tahun 1995 meningkat menjadi 59,5 persen pada 2007. Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke sebesar 15,4 persen," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dilansir dari Antara. Menkes menambahkan angka prevalensi PTM di Indonesia cukup tinggi yang meliputi penyakit hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit tulang dan otot (muskuloskeletal) serta kecelakaan lalu lintas.

II. Definisi

Stroke atau yang juga dikenal sebagai CVD ( Cerebro Vascular Disease) adalah suatu kondisi sistem susunan saraf pusat yang patologis akibat adanya gangguan peredaran darah. Sedangkan, menurut definisi WHO ( World Health Organisation ), stroke merupakan menifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral baik lokal maupun sistemik, yang berlangsung dengan cepat selama lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian, yang disebabkan oleh gangguan vaskuler.

III. Penyebab

Pada dasarnya stroke sendiri dapat terjadi karena adanya gangguan suplai oksigen (O2) yang menuju ke otak. Gangguan suplai oksigen tersebut dapat terjadi karena adanya sumbatan pada arteri atau arteri yang pecah. Berikut ini adalah bagaimana stroke itu dapat terjadi : Otak Membutuhkan banyak sekali Oksigen (O2) Berat otak manusia kira-kira 2,5 % dari berat badan namun kebutuhan oksigen otak mencapai 20% dari kebutuhan oksigen tubuh Di Otak hanpir tidak ada cadangan oksigen Bila suplai oksigen ke otak terganggu selama 8-10 detik maka terjadi gangguan fungsi otak Bila gangguan tersebut terjadi selama > 6-8 menit terjadi lesi yang ireversible

Penyebab penyakit stroke yang paling sbanyak disamping karena kurangnya suplai oksigen menuju otak adalah aterosklerosis. Aterosklerosis itu sendiri merupakan kondisi dimana terdapat timbunan lemak dan trombosit pada dinding arteri yang membentuk plak, kemudian perlahan-lahan plak tersebut akan menyumbat aliran darah. Sumbatan plak bisa cukup besar untuk menyebabkan stroke atau bisa memicu emboli (bekuan darah yang lepas) yang menimbulkan stroke. Namun, pembentukan plak tidak selalu dapat menyebabkan stroke, karena ukuran arteri cukup besar sehingga 75% dari lumen yang tersumbat masih memungkinkan suplai aliran darah yang memadai menuju ke otak, terlebih lagi banyak kolateral (sambungan kecil) antara arteri dalam otak. Jika aliran darah berangsur-angsur tersumbat pada satu arteri, kolateral-kolateral ini akan bertambah besar dan memintas daerah yang tersumbat. Makanan dengan kadar kolesterol jahat atau biasa yang kita kenal dengan LDL (Low Density Lipoprotein) yang sangat tinggi sering memicu terjadinya serangan stroke. Koleserol jahat ini banyak terdapat pada junk food, atau makanan cepat saji. Selain itu, penyebab terjadinya serangan stroke lainnya adalah kebiasaan

malas berolah raga dan bergerak, banyak minum alkohol, merokok, penggunaan narkotika dan zat adiktif, waktu istirahat yang sangat kurang, serta stress yang berkepanjangan. Selain itu, terjadinya stroke akibat pecahnya pembuluh darah juga sering diakibatkan karena penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi).

IV. Klasifikasi 1. Stroke Hemoragik (CVD / Cerebro Vascular Disease ) Disebabkan karena pecahnya pembuluh darah, Stroke hemoragik kira-kira sebesar 15% dari populasi stroke. Cara untuk membedakan apakah penderita mengalami stroke hemoragik atau stroke iskemik adalah dengan melalukan CT brain Scan.

2. Tipe Penyumbatan ( Non-Haemorrhogic CVD) Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi sekitar 85% dari populasi penderita stroke. Lebih dari tiga perempat kasus iskemik disebabkan oleh okulasi arteri cerebral, baik oleh gangguan insitu suatu arteri maupun emblolus dari tempat yang jauh, yang selanjutnya mengakibatkan terjadinya iskemia dan di ikuti oleh infark ( mati ) nya sebagian daerah otak.

V. Epidemiologi

Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan sebanyak dua pertiga penderita stroke sekarang banyak terjadi di negara-negara yang sedang berkembang, yang salah satunya merupakan Indonesia. Menurut survey Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia sudah terjangkit stroke pada tahun 2001. Dari jumlah itu 5,5 juta telah meninggal dunia. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di dunia.

Di Amerika Serikat, stroke menempati posisi ketiga sebagai penyakit utama yang menyebabkan kematian. Posisi di atasnya dipegang oleh penyakit jantung dan kanker. Di negeri Paman Sam ini, setiap tahun terdapat laporan 700.000 kasus stroke. Sebanyak 500.000 di antaranya kasus serangan pertama, sedangkan 200.000 kasus lainnya berupa stroke berulang. Sebanyak 75 persen penderita stroke menderita lumpuh dan kehilangan pekerjaan. Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Sebanyak 28,5 persen penderita stroke meninggal dunia. Sisanya

menderita kelumpuhan sebagian maupun kelumpuhan total. Hanya 15 persen saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan. Peningkatan angka stroke di Indonesia diperkirakan berkaitan dengan peningkatan angka kejadian faktor risiko stroke. Faktor yang ditemukan beresiko terhadap stroke adalah diabetes melitus, gangguan kesehatan mental, hipertensi, merokok, dan obesitas abnormal. Telah kita ketahui sendiri bahwa stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak lokal maupun global akut dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang sebelumnya tanpa peringatan, dan yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat atau kematian akibat gangguan aliran darah ke otak karena pendarahan ataupun non pendarahan. Stroke juga dapat dikatakan sebagai penyakit otak paling destruktif dengan konsekuensi berat, termasuk beban psikologis, fisik dan keuangan yang besar pada pasien, keluarga mereka dan masyarakat. Stroke juga merupakan suatu penyakit deficit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Bila dikaitkan dengan konsep dasar epidemiologi dengan penyebab timbulnya penyakit stroke, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan stroke :

1. Faktor Penjamu (Host) Penjamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung dan artropoda, yang menjadi tempat terjadi proses alamiah perkembangan penyakit. Ada beberapa faktor penjamu yang dapat menjadi faktor resiko penyebab terjadinya stroke, yaitu : a. Genetik Stroke juga terkait dengan keturunan. Faktor genetik yang sangat berperan antara lain adalah tekanan darah tinggi, penyakit jantung diabetes dan cacat pada bentuk pembuluh darah. gaya dan pola hidup keluarga dapat mendukung risiko stroke. b. Umur Semakin bertambah usia, semakin tinggi risiko untuk mendapatkan serangan stroke. c. Jenis kelamin Pria lebih berisiko terkena stroke dari pada wanita. Tetapi penelitian menyimpulkan bahwa lebih banyak wanita yang meninggal karena stroke. d. Suku/Ras/Warna Kulit Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam. Tingkat kejadian stroke di seluruh dunia tertinggi dialami oleh orang Jepang dan Cina, menurut Broderick dkk. Melaporkan orang negro Amerika cenderung beresiko 1,4 kali lebih besar mengalami perdarahan intraserebral (dalam otak) dibandingakn

kulit putihnya. Orang Jepang dan Afrika-Amerika cendrung mengalami stroke perdarahan intracranial, sedang cendrung terkena stroke iskemik, akibat sumbatan ekstrakranial lebih banyak. e. Keadaan Fisiologi Tubuh Keadaan gizi yang berlebih pada tubuh seseorang juga bisa menjadi pencetus terjadinya penyakit stroke. Misalnya, kadar kolesterol yang tinggi dalam darah akan menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah otak yang bisa mengarah ke stroke. f. Tingkah Laku (Behavior) Hubungan tingkah laku dengan terjadinya penyakit stroke adalah tentang bagaimana gaya hidup (life style). Pola gaya hidup yang salah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman tidak sehat, alkohol, rokok, dan jarang melakukan aktivitas olahraga tentu akan lebih mempercepat resiko seseorang terjangkit penyakit stroke. 2. Faktor Agent Agent (faktor penyebab) adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Pada beberapa penyakit agent ini adalah sendiri (single), misalnya pada penyakit-penyakit infeksi, sedangkan yang lain bisa terdiri dari beberapa agent yang bekerja sama, misalnya pada penyakit kanker. Agent dapat berupa unsur biologis, unsur nutrisi, unsur kimiawi, dan unsur fisik. a. Unsur biologis, terdapat bukti bahwa infeksi virus dan bakteri, bersama dengan faktor resiko lain, dapat sedikit meningkatkan resiko timbulnya stroke dengan meningkatkan kemampuan darah untuk membeku.

b. Unsur nutrisi, kelebihan zat gizi seperti tingginya kadar kolesterol, kadar gula, dan lemak dalam tubuh juga bisa menimbulkan stroke. Hal ini terkait dengan timbulnya beberapa penyakit pencetus stroke, seperti DM, hipertensi, obesitas, dan penyakit jantung. c. Unsur kimiawi, zat-zat karsinogenik yang terus menerus terakumulasi dalam tubuh juga merupakan salah satu faktor penyebab penyakit stroke. Selain itu penggunaan alkohol, rokok, obat-obatan terlarang yang mengandung berbagai bahan kimia berbahaya bagi tubuh, juga akan semakin mempercepat seseorang terkena penyakit stroke. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan tersebut cenderung akan meningkatkan suhu tubuh dan beresiko terjadi stroke. d. Unsur fisik, misalnya trauma mekanik. Trauma mekanik yang terkait dengan terjadiya penyakit stroke ini adalah seseorang terjatuh dan menghantam benda keras, kemudian menyebabkan pembuluh darah dalam otak menjadi pecah sehingga orang tersebut terkena stroke. 3. Faktor Lingkungan Lingkungan adalah semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik, biologis, dan sosial. Yang tergolong faktor lingkungan meliputi: a. Lingkungan fisik Lingkungan fisik, seperti suhu akan mempengaruhi juga terhadap penyakit stroke. Suhu tinggi merupakan penyebab utama terjadinya heat stroke. Suhu lingkungan yang tinggi akan sering membuat dehidrasi. Jika terjadi dehidrasi dan penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk mendinginkan tubuhnya, maka suhu tubuh bisa meningkat sampai pada tingkat yang berbahaya, sehingga terjadi heat stroke. Lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi dapat menyebabkan berkurangnya efek pendingin oleh keringat sehingga jika seseorang berada pada lingkungan

dengan suhu tinggi dan kelembaban yang tinggi pula maka risiko mengalami heat stroke-nya akan tinggi. b. Lingkungan sosial Urbanisasi merupakan salah satu faktor lingkungan sosial yang secara tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya stroke.urbanisasi, yaitu perpindahan masyarakat desa ke kota. Masyarakat desa yang tadinya memiliki gaya hidup sederhana dengan mengkonsumsi makanan yang sehat, tentu saja akan berubah mengikuti gaya hidup orang kota setelah mereka pindah dan bertempat tinggal di kota. Kebiasaan hidup masyarakat kota yang lebih mewah dan serba instan akan berbanding terbalik dengan masyarakat desa yang lebih alami, sehingga urbanisasi juga akan berpengaruh terhadap timbulnya penyakit stroke tersebut.

VI. Faktor Resiko Berikut ini adalah beberapa faktor atau hal yang dapat meningkatkan resiko orang terkena maupun terserang penyakit stroke antara lain : a. Hipertensi b. Penyakit pembuluh darah tepi c. Ateroskelorisis d. Obat-obatan menimbulkan adiksi e. Hiperlipidemia f. Kontrasepsi g. Merokok yang h. Obesitas i. Anemia Berat j. Diabetes k. Polisitemia l. Usia m. Koagulopati n. Penyakit Jantung o. Hiperurisemia

Laki-laki dan perempuan yang merokok memiliki risiko stroke yang sama, tetapi pada perempuan risikonya lebih tinggi dan lebih mematikan. Perempuan pecandu rokok, umumnya terkena stroke hemoragik. Menurut penelitian, risikonya 17 persen lebih tinggi dibanding pada perokok pria. Dalam hasil analisa terhadap lebih dari 80 studi internasional yang dipublikasikan antara tahun 1966 sampai tahun 2013, disimpulkan bahwa risiko perokok pria dan wanita untuk menderita stroke iskemik hampir sama yakni 50 persen. Risiko stroke tersebut bisa dikurangi jika kebiasaan merokok dihentikan. Perempuan pecandu rokok juga lebih rentan mengalami peningkatkan lemak darah seperti kolesterol dan trigliserida, dibanding dengan pria.

VII. Pencegahan Stroke

Pencegahan stroke meliputi dapat dikelempokan menjadi 3 jenis tindak pencegahan, yaitu : Promotif : Tindakan pencegahan pada individu sehat yang belum memiliki faktor resiko. Primary Stroke Prevention : Tindakan pencegahan stroke pada individu yang belum terkena stroke namun sudah mempunyai faktor resiko untuk terkena stroke. Secondary Stroke Prevention : Tindakan pencegahan agar stroke tidak berulang pada orang yang sudah pernah terkena stroke. Selain itu, dengan menerapkan pola hidup serta gaya hidup yang sehat,penyakit stroke itu sendiri dapat kita cegah sedini munkin. Karena mengingat mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut ini,beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah terkena serangan stroke, yaitu :

1. Bangun pagi Bangun sekitar pukul 04.00 pagi dapat mengurangi resiko terkena penyakit stroke. 2. Berolahraga rutin Dengan berolahraga secara rutin, maka akan memperbanyak keluarnya keringat. Keringat yang keluar di permukaan kulit akan membantu mengeluarkan racun juga zat tidak berguna. 3. Mengonsumsi Sayuran dan Buah seperti brokoli, bayam, dan banyak jenis sayur hijau segar lain. 4. Mengonsumsi banyak air putih

ARTIKEL Artikel 1 STROKE

A. PENDAHULUAN Stroke sudah dikenal sejak dulu kala, bahkan sebelum zaman Hippocrates. Soranus dari Ephesus (98 -138) di Eropa telah mengamati beberapa faktor yang mempengaruhi stroke. Hippocrates adalah Bapak Kedokteran asal Yunani. Ia mengetahui stroke 2400 tahun silam. Kala itu, belum ada istilah stroke. Hippocrates menyebutnya dalam bahasa Yunani: apopleksi. Artinya, tertubruk oleh pengabaian. Sampai saat ini, stroke masih merupakan salah satu penyakit saraf yang paling banyak menarik perhatian. Definisi WHO, stroke adalah menifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, selama lebih dari 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab lain selain gangguan vaskuler. Istilah kuno apopleksia serebri sama maknanya

dengan Cerebrovascular Accidents/Attacks (CVA) dan Stroke. B. INSIDEN Stroke mengenai semua usia, termasuk anak-anak. Namun, sebagian besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 40 tahun. Makin tua umur, resiko terjangkit stroke makin besar. Penyakit ini juga tidak mengenal jenis kelamin. Tetapi, stroke lebih banyak menjangkiti laki-laki daripada perempuan. Lalu dari segi warna kulit, orang berkulit berwarna berpeluang terkena stroke lebih besar daripada orang berkulit putih. C. EPIDEMIOLOGI Stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang.

Menurut taksiran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia sudah terjangkit stroke pada tahun 2001. Dari jumlah itu 5,5 juta telah meninggal dunia. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di dunia. Di Amerika Serikat, stroke menempati posisi ketiga sebagai penyakit utama yang menyebabkan kematian. Posisi di atasnya dipegang penyakit jantung dan kanker. Di negeri Paman Sam ini, setiap tahun terdapat laporan 700.000 kasus stroke. Sebanyak 500.000 diantaranya kasus serangan pertama, sedangkan 200.000 kasus lainnya berupa stroke berulang. Sebanyak 75 persen penderita stroke menderita lumpuh dan kehilangan pekerjaan. Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Sebanyak 28,5 persen penderita stroke meninggal dunia. Sisanya

menderita kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya 15 persen saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan. D. ANATOMI Otak memperoleh darah melalui dua sistem yakni sistem karotis (arteri karotis interna kanan dan kiri) dan sistem vertebral. Arteri koritis interna, setelah memisahkan diri dari arteri karotis komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus kavernosum, mempercabangkan arteri oftalmika untuk nervus optikus dan retina, akhirnya bercabang dua: arteri serebri anterior dan arteri serebri media. Untuk otak, sistem ini memberi darah bagi lobus frontalis, parietalis dan beberapa bagian lobus temporalis. Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang berpangkal di arteri subklavia, menuju dasar tengkorak melalui kanalis tranversalis di kolumna vertebralis servikal, masuk rongga kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan masing-masing sepasang arteri serebeli inferior. Pada batas medula oblongata dan pons, keduanya bersatu arteri basilaris, dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada tingkat mesensefalon, arteri basilaris berakhir sebagai sepasang cabang: arteri serebri posterior, yang melayani darah bagi lobus oksipitalis, dan bagian medial lobus temporalis.

Ke 3 pasang arteri serebri ini bercabang-cabang menelusuri permukaan otak, dan beranastomosis satu bagian lainnya. Cabang-cabang yang lebih kecil menembus ke dalam jaringan otak dan juga saling berhubungan dengan cabang-cabang arteri serebri lainya. Untuk menjamin pemberian darah ke otak, ada sekurang-kurangnya 3 sistem kolateral antara sistem karotis dan sitem vertebral, yaitu:

Sirkulus Willisi, yakni lingkungan pembuluh darah yang tersusun oleh arteri serebri media kanan dan kiri, arteri komunikans anterior (yang

menghubungkan kedua arteri serebri anterior), sepasang arteri serebri media posterior dan arteri komunikans posterior (yang menghubungkan arteri serebri media dan posterior) kanan dan kiri. Anyaman arteri ini terletak di dasar otak.

Anastomosis antara arteri serebri interna dan arteri karotis eksterna di daerah orbita, masing-masing melalui arteri oftalmika dan arteri fasialis ke arteri maksilaris eksterna.

Hubungan antara sitem vertebral dengan arteri karotis ekterna (pembuluh darah ekstrakranial).

Selain itu masih terdapat lagi hubungan antara cabang-cabang arteri tersebut, sehingga menurut Buskrik tak ada arteri ujung (true end arteries) dalam jaringan otak. Darah vena dialirkan dari otak melalui 2 sistem: kelompok vena interna, yang mengumpulkan darah ke vena Galen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna yang terletak dipermukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah ke sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis laterales, dan seterusnya melalui vena-vena jugularis dicurahkan menuju ke jantung. E. FISIOLOGI Sistem karotis terutama melayani kedua hemisfer otak, dan sistem vertebrabasilaris terutama memberi darah bagi batang otak, serebelum dan bagian posterior hemisfer. Aliran darah di otak (ADO) dipengaruhi terutama 3 faktor. Dua faktor yang paling penting adalah tekanan untuk memompa darah dari sistem arteri-kapiler ke sistem

vena, dan tahanan (perifer) pembuluh darah otak. Faktor ketiga, adalah faktor darah sendiri yaitu viskositas darah dan koagulobilitasnya (kemampuan untuk membeku). Dari faktor pertama, yang terpenting adalah tekanan darah sistemik (faktor jantung, darah, pembuluh darah, dll), dan faktor kemampuan khusus pembuluh darah otak (arteriol) untuk menguncup bila tekanan darah sistemik naik dan berdilatasi bila tekanan darah sistemik menurun. Daya akomodasi sistem arteriol otak ini disebut daya otoregulasi pembuluh darah otak (yang berfungsi normal bila tekanan sistolik antara 50-150 mmHg). Faktor darah, selain viskositas darah dan daya membekunya, juga di antaranya seperti kadar/tekanan parsial CO2 dan O2 berpengaruh terhadap diameter arteriol. Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2 yang turun, serta suasana jaringan yang asam (pH rendah), menyebabkan vasodilatasi, sebaliknya bila tekanan darah parsial CO2 turun, PO2 naik, atau suasana pH tinggi, maka terjadi vasokonstriksi. Viskositas/kekentalan darah yang tinggi mengurangi ADO. Sedangkan koagulobilitas yang besar juga memudahkan terjadinya trombosis, aliran darah lambat, akibat ADO menurun. F. FAKTOR RESIKO

Pemeriksaan faktor resiko dengan cermat dapat memudahkan seorang dokter untuk menemukan penyebab terjadinya stroke. Terdapat beberapa faktor resiko stroke non hemoragik, yakni: 1. Usia lanjut (resiko meningkat setiap pertambahan dekade) 2. Hipertensi 3. Merokok 4. Penyakit jantung (penyakit jantung koroner, hipertrofi ventrikel kiri, dan fibrilasi atrium kiri) 5. Hiperkolesterolemia 6. Riwayat mengalami penyakit serebrovaskuler

Resiko stroke juga meningkat pada kondisi di mana terjadi peningkatan viskositas darah dan penggunaan kontrasepsi oral pada pasien dengan resiko tinggi megalami stroke non hemoragik. Diakses di : http://www.artikelkedokteran.com/527/stroke-non-hemoragik.html

Artikel 2 Definisi, Epidemiologi dan Faktor Penyebab Stroke

Stroke atau CVD ( CerebroVascular Disease) adalah suatu kondisi sistem susunan saraf pusat yang patologis akibat adanya gangguan peredaran darah. Penyebab tersering stroke adalah aterosklerosis, aterosklerosis adalah kondisi dimana terdapat timbunan lemak dan trombosit pada dinding arteri, membentuk plak, perlahan-lahan plak tersebut menyumbat aliran darah. Sumbatan plak bisa cukup besar untuk menyebabkan stroke atau bisa memicu emboli (bekuan darah yang lepas) yang menimbulkan stroke. Pembentukan plak tidak selalu menyebabkan stroke, Arteri cukup besar sehingga 75% dari lumen yang tersumbat masih memungkinkan suplai aliran darah yang memadai, terlebih lagi banyak kolateral (sambungan kecil) antara arteri dalam otak. Jika aliran darah berangsur-angsur tersumbat pada satu arteri, kolateral-kolateral ini akan bertambah besar dan memintas daerah yang tersumbat. Pada dasarnya stroke di klasifikasikan menjadi 2 Kelompok besar yaitu: 1. Stroke Hemoragik (CVD) Disebabkan karena pecahnya pembuluh darah, Stroke hemoragik kira-kira sebesar 15% dari populasi stroke. Cara untuk membedakan apakah penderita mengalami stroke hemoragik atau stroke iskemik adalah dengan melalukan CT brain Scan. 2. Tipe Penyumbatan ( Non-Haemorrhogic CVD) Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi sekitar 85% dari populasi penderita stroke, Lebih dari tiga perempat kasus Iskemik disebabkan oleh okulasi arteri cerebral, baik oleh gangguan insitu suatu arteri maupun emblolus dari

tempat yang jauh, yang selanjutnya mengakibatkan terjadinya iskemia dan di ikuti oleh infark ( mati ) nya sebagian daerah otak Epidemiologi Stroke: Di Indoneseia Stroke menempati urutan rawat 1 rawat inap di bagian neurologi Siapa yang bisa terkena stroke : Semua umur, meningkatkan pada usia dekade 5 atau 50 tahun keatas. Dinegara maju, stroke merupakan pembunuh nomor 3 sesudah penyakit jantung dan kanker. Insiden terjadinya stroke adalah 2 -4 orang per 1000 penduduk kelompok usia lanjut. Faktor yang Meningkatkan Resiko terkena stroke Beberapa faktor atau hal yang meningkatkan resiko orang terkena stroke antara lain adalah : 1. Hipertensi 2. Ateroskelorisis 3. Hiperlipidemia 4. Merokok 5. Obesitas 6. Diabetes 7. Usia 8. Penyakit Jantung 9. Penyakit pembuluh darah tepi 10. Obat-obatan yang menimbulkan adiksi 11. Kontrasepsi 12. Hematokrit yang tinggi 13. Anemia Berat 14. Polisitemia 15. Koagulopati 16. Hiperurisemia

faktor resiko stroke diatas biasanya digolongakan menjadi faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi (usia, riwayat keluarga dll). Mengapa dapat terjadi stroke Pada dasarnya stroke terjadi karena terjadinya gangguan suplai oksigen (O2) ke otak, gangguan supplai tersebut dapat terjadi karena terjadinya sumbatan pada arteri maupun arteri pecah seperti yang telah diungkapkan diatas. Berikut ini adalah mengapa stroke dapat terjadi:

Otak Membutuhkan banyak sekali Oksigen (O2) Berat otak manusia kira-kira 2,5 % dari berat badan namun kebutuhan oksigen otak mencapai 20% dari kebutuhan oksigen tubuh

Di Otak hanpir tidak ada cadangan oksigen Bila suplai oksigen keotak terganggu selama 8-10 detik maka terjadi gangguan fungsi otak

Bila gangguan tersebut terjadi selama > 6-8 menit terjadi lesi yang ireversible

Pencegahan Stroke Pencegahan stroke meliputi:

Promotif : Tindakan pencegahan pada individu sehat yang belum memiliki faktor resiko.

Primary Stroke Prevention : Tindakan pencegahan stroke pada individu yang belum terkena stroke namun sudah mempunyai faktor resiko untuk terkena stroke.

Secondary Stroke Prevention : Tindakan pencegahan agar stroke tidak berulang pada orang yang sudah pernah terkena stroke.

Diakses di : http://massaidi.blogspot.com/2012/08/mengenal-faktor-risiko-strokesejak-dini.html

Artikel 3 Stroke Penyebab Kematian Tertinggi Di Indonesia

Stroke atau serangan jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia untuk kategori penyakit tidak menular (PTM). "Data kematian akibat PTM yang tadinya 41,7 persen pada tahun 1995 meningkat menjadi 59,5 persen pada 2007. Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke sebesar 15,4 persen," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dilansir dari Antara. Menkes menambahkan angka prevalensi PTM di Indonesia cukup tinggi yang meliputi penyakit hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit tulang dan otot

(muskuloskeletal) serta kecelakaan lalu lintas. Selain itu prevalensi faktor resiko PTM juga tinggi Seperti obesitas, makanan beresiko, kurang buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, merokok dan masalah kejiwaan.

"Kementerian Kesehatan memberikan perhatian serius dalam pengendalian PTM dengan membentuk unit khusus PTM sejak 2006 dengan program prioritas penyakit jantung, penyakit kanker, penyakit kronis dan generatif, diabetes mellitus dan penyakit metabolik serta kecelakaan dan cidera," ujar Menkes. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan disebut Menkes adalah pembentukan jejaring PTM dengan programnya antara lain intervensi berbasis masyarakat yaitu Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yang melakukan "screening" faktor resiko PTM dan penyuluhan pencegahan PTM. "Program lain adalah pengendalian tembakau dengan kegiatan advokasi termasuk pembentukan aliansi walikota dan bupati, monitoring penggunaan tembakau serta menyusun peraturan perundangan," ujar Menkes. Saat ini cakupan program PTM sudah mencapai 60 persen provinsi di tanah air dengan kegiatan utama yang dilakukan berupa sosialisasi dan advokasi, pengendalian faktor resiko, deteksi dini, manajemen kasus, surveilens epidemiologi, jejaring kemitraan, monitoring, KIE, evaluasi, pembiayaan dan ketenagaan. 5 Cara mudah mengatasi Stroke, yaitu : 1. Bangun Pukul 04.19 - 04.40 Pagi Bangunlah pada waktu tersebut di atas. Lalu mandi, senam kecil-kecil, jika Anda muslim lakukan ibadah. Setelah itu, jangan tidur lagi meski mengantuk (harusnya sih tidak). Lanjutkan berolah raga dan melakukan kegiatan pagi Anda. 2. Pancing Keringat Anda Sebanyak-banyaknya Olahraga, Bersepeda, Dancing atau menari dengan musik kesukaan Anda, sampai keringat membasahi seluruh tubuh Anda (mandi keringat). Keringat yang keluar di permukaan kulit akan membantu mengeluarkan racun juga zat tidak berguna. Lakukan kegiatan ini dengan pikiran positif, menyenangkan, dan bahagia. 3. Berjemur Pagi dan Sore Setiap hari tubuh Anda harus terkena sinar matahari pagi dan sore. Berjemur pagi dari pukul 07.00 - 09.30 pagi. Sore pada pukul 15.30 - 16.30. Jemur wajah, dan tubuh Anda hingga merasa hangat, Anda bisa mengambil waktu 20 - 30 menit setiap berjemur pagi dan sore.

4. Konsumsi Sayur dan Buah Segar Konsumsi brokoli, bayam, dan banyak jenis sayur hijau segar lain. Masak tidak terlalu matang agar zat penting masih utuh. Makan buah segar setiap hari. Usahakan jarang beli sayur dan buah di toko/supermarket, belilah di pasar lokal atau pasar pagi. 5. Minum air putih yang banyak. Percaya diri adalah wajib dalam menjalankan tips di atas. Karena Tuhan kita mendengar doa kita dan melihat rasa percaya diri kita untuk terus sembuh dan mendapati diri lebih sehat.

Diakses

di

http://www.bisnis.com/penyakit-tidak-menular-penyebab-utama-

kematian-di-dunia

Anda mungkin juga menyukai