BERANDA
HOME
CHROMATOGRAPHY
RESEP ALAMI
APHROSIDIAC
MINYAK PUSAKA/AROMATERAPI
POPULAR
DAFTAR ISI
ARCHIVES
GC (Gas Chromatography)
14.33 LANSIDA 8 comments
Cari
an. GC merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan dan deteksi senyawasenyawa organik yang mudah menguap dan
Gambar alat instr umen GC
senyawa-senyawa gas anorganik dalam suatu campuran Perkembangan teknologi yang signifikan dalam bidang elektronik,
komputer, dan kolom telah menghasilkan batas deteksi yang lebih rendah serta identifikasi senyawa menjadi lebih akurat melalui teknik analisis dengan resolusi yang meningkat. (3) GC menggunakan gas sebagai gas pembawa/fase geraknya. Ada 2 jenis kromatografi gas, yaitu :
Pengenceran Larutan
KATEGORI
Afrosidiak Akreditasi Alat Instrumen Analisis Bahan Alam Analisis Obat Atsiri Ekstraksi Bahan Alam Ekstraksi Pra Analisis Farmakologi Kalibrasi Kosmetikologi Lab. Medik News Resep Alami Safety Safety in Laboratory TLC (KLT) Tumbuhan Obat Validasi
1. Kromatografi gascair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang diikatkan pada suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase diam. 2. Kromatografi gas-padat (KGP), yang fase diamnya berupa padatan dan kadangkadang berupa polimerik.(4) SISTEM PERALATAN KROMATOGRAFI GAS (GC)
GC (Gas Chromatography)
LAYANAN KAMI
Jual Buku Tumbuhan Obat Jual Alat Suling Minyak Atsiri
SHARE
1. Kontrol dan penyedia gas pembawa; 2. ruang suntik sampel; 3. kolom yang diletakkan dalam oven yang dikontrol secara termostatik; 4. sistem deteksi dan pencatat (detektor dan recorder); serta 5. komputer yang dilengkapi dengan perangkat pengolah data. 1. Fase gerak
FOLLOWER
Fase gerak pada GC juga disebut dengan gas pembawa karena tujuan awalnya adalah untuk membawa solut ke kolom, karenanya gas pembawa tidak berpengaruh pada selektifitas. Syarat gas pembawa adalah: tidak reaktif; murni/kering karena kalau tidak murni akan berpengaruh pada detektor; dan dapat disimpan dalam tangki
lansida.blogspot.com/2010/06/gc-kromatografi-gas.html
1/7
11/6/13
Join this site
w ith Google Friend Connect
mudah. Sistem pemasukan sampel (katup untuk mengambil sampel gas) dan untuk sampel padat juga tersedia di pasaran (1). Pada dasarnya, ada 4 jenis injektor pada kromatografi gas, yaitu: a. Injeksi langsung (direct injection), yang mana sampel yang diinjeksikan akan diuapkan dalam injector yang panas dan 100 % sampel masuk menuju kolom. b. Injeksi terpecah (split injection), yang mana sampel yang diinjeksikan diuapkan dalam injector yang panas dan selanjutnya dilakukan pemecahan. c. Injeksi tanpa pemecahan (splitness injection), yang mana hampir semua sampel diuapkan dalam injector yang panas dan dibawa ke dalam kolom karena katup pemecah ditutup; dan d. Injeksi langsung ke kolom (on column injection), yang mana ujung semprit dimasukkan langsung ke dalam kolom. Teknik injeksi langsung ke dalam kolom digunakan untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap; karena kalau penyuntikannya melalui lubang suntik secara langsung dikhawatirkan akan terjadi peruraian senyawa tersebut karena suhu yang tinggi atau pirolisis(2). 3. Kolom Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada GC. Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing column) dan kolom kapiler (capillary column); dan kolom preparative (preparative column). Perbandingan kolom kemas dan kolom kapiler dtunjukkan oleh gambar berikut :
Kolom Kemas
Kolom Kapiler
Kolom kemas terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari tembaga dan aluminium. Panjang kolom jenis ini adalah 15 meter dengan diameter dalam 1-4 mm. Kolom kapiler sangat banyak dipakai karena kolom kapiler memberikanefisiensi yang tinggi (harga jumlah pelat teori yang sangat besar > 300.000 pelat). Kolom preparatif digunakan untuk menyiapkan sampel yang murni dari adanya senyawa tertentu dalam matriks yang kompleks. Fase diam yang dipakai pada kolom kapiler dapat bersifat non polar, polar, atau semi polar. Fase diam non polar yang paling banyak digunakan adalah metil polisiloksan (HP-1; DB-1; SE-30; CPSIL-5) dan fenil 5%-metilpolisiloksan 95% (HP-5; DB-5; SE-52; CPSIL-8). Fase diam semi polar adalah seperti fenil 50%-metilpolisiloksan 50% (HP-17; DB-17; CPSIL-19), sementara itu fase diam yang polar adalah seperti polietilen glikol (HP-20M ; DB-WAX; CP-WAX; Carbowax-20M ) (6). 4. Detektor Komponen utama selanjutnya dalam kromatografi gas adalah detektor. Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar fase gerak (gas pembawa) yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah sinyal gas
lansida.blogspot.com/2010/06/gc-kromatografi-gas.html
2/7
11/6/13
Jenis Detektor
Jenis Sampel
Senyawa umum Hidrokarbon Halogen organic, pestisida Senyawa nitrogen organik dan fospat organic Senyawasenyawa sulfur Senyawasenyawa fosfor Senyawa yang terionisasi dg UV Halogen, N, S
Kecepatan Alir (ml/menit) Gas H2 Udara Pembawa 15-30 20-60 30-60 30-60 200-500 -
0,1-10 g
20-40
1-5
700-100
Fotometri nyala (393 nm) Fotometri nyala (526 nm) Foto ionisasi
10-100 pg
20-40
50-70
60-80
1-10 pg
20-40
120170 -
100-150
30-40
20-40
80
Senyawasenyawa organik Sesuai untuk senyawa apapun Sesuai untuk elemen apapun
3-10
10 pg-10 ng 0,1-20 pg
0,5-30
60-70
5. Komputer Komponen GC selanjutnya adalah komputer. GC modern menggunakan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya (software) untuk digitalisasi signal detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain: M emfasilitasi setting parameter-parameter instrumen seperti: aliran fase gas; suhu oven dan pemrograman suhu; serta penyuntikan sampel secara otomatis. M enampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan menggunakan grafik berwarna. M erekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan statistik. M enyimpan data parameter analisis untuk analisis senyawa tertentu (4). DERIVATISASI Derivatisasi merupakan proses kimiawi untuk mengubah suatu senyawa menjadi senyawa lain yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai untuk dilakukan analisis menggunakan kromatografi gas (menjadi lebih mudah menguap). Alasan dilakukannya
lansida.blogspot.com/2010/06/gc-kromatografi-gas.html
3/7
11/6/13
derivatisasi:
Senyawa-senyawa tersebut tidak memungkinkan dilakukan analisis dengan GC terkait dengan volatilitas dan stabilitasnya. Untuk meningkatkan batas deteksi dan bentuk kromatogram. Beberapa senyawa tidak menghasilkan bentuk kromatogram yang bagus (misal puncak kromatogram saling tumpang tindih) atau sampel yang dituju tidak terdeteksi, karenanya diperlukan derivatisasi sebelum dilakukan analisis dengan GC. M eningkatkan volatilitas, misal senyawa gula. Tujuan utama derivatisasi adalah untuk meningkatkan volatilitas senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap (non-volatil). Senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah biasanya tidak mudah menguap karena adanya gaya tarik-menarik inter molekuler antara gugus-gusug polar karenanya jika gugus-gugus polar ini ditutup dengan cara derivatisasi akan mampu meningkatkan volatilitas senyawa tersebut secara dramatis. M eningkatkan deteksi, misal untuk kolesterol dan senyawa-senyawa steroid. M eningkatkan stabilitas. Beberapa senyawa volatil mengalami dekomposisi parsial karena panas sehingga diperlukan derivatisasi untuk meningkatkan stabilitasnya. M eningkatkan batas deteksi pada penggunaan detektor tangkap elektron (ECD). Inilah contoh derivatisasi yang digunakan untuk memperbaiki bentuk puncak pseudoefedrin:
Caranya : Sirup dekongestan dibasakan dengan amonia dan diekstraksi ke dalam etil asetat sehingga akan menjamin bahwa semua komponen yang terekstraksi berada dalam bentuk basa bebasnya daripada bentuk garamnya. Bentuk basa inilah yang bertanggungjawab pada bagusnya bentuk puncak kromatografi. Garam-garam atau basa-basa akan terurai karena adanya panas pada lubang suntik GC, sehingga dengan adanya proses ini akan dapat menyebabkan terjadinya peruraian. Jika ekstrak pada sirup dekongestan di lakukan kromatografi gas secara langsung maka kromatogram yang dihasilkan seperti gambar dibawah. Basa bebas triprolidin dan dekstrometorfan menunjukkan bentuk puncak yang bagus, akan tetapi pesudoefedrin yang merupakan basa yang lebih kuat karena adanya gugus hidroksil dan gugus amin memberikan bentuk puncak yang kurang bagus. Hal ini dapat diatasi dengan menutup gugus polar (gugus hidroksi dan amin) pada pseudoefedrin dengan cara mereaksikannya menggunakan trifluoroasetat anhidrida (TFA). Perlakuan dengan TFA ini tidak menghasilkan senyawa derivatif terhadap senyawa-senyawa basa tersier dalam ekstrak (sirup dekongestan) ini. Reagen TFA ini sangat bermanfaat karena reagen ini sangat reaktif dan bertitik didih rendah (400C) sehingga kelebihan reagen TFA ini mudah dihilangkan dengan cara evaporasi sebelum dilakukan kromatografi gas. Ini kromatogram sebelum dilakukan derivatisasi......
lansida.blogspot.com/2010/06/gc-kromatografi-gas.html
4/7
11/6/13
Pustaka: 1. Kenkel, J., 2002, Analytical Chemistr y for Technicians, 3th. Edition., CRC Pr ess, U.S.A. 2. Gr ob, R.L., 1995, Moder n Pr actice of Gas Chr omatogr aphy, 3th Ed., Jhon Wiley and Sons, New
Yor k.
3. Settle, F (Editor ), 1997, Handbook of Instr umental Techniques for Analytical Chemistr y, Pr entice
Hall PTR, New Jer sey, USA.
4. Kealey, D and Haines, P.J., 2002, Instant Notes: Analytical Chemistr y, BIOS Scientific Publisher s
Limited, New Yor k.
5. Watson, D.G., 1999, Phar maceutical Analysis: A textbook for phar macy students and
phar maceutical chemists, Chur chill Livingston, UK.
6. Adamovics, J.A., 1997, Chr omatogr aphic Analysis of Phar maceuticals, 2nd Edition, Mar cel
Dekker , New Yor k.
Beranda
Posting Lama
walaupun dari blog, ini sumbernya buku2 kan yah.. ehe,, izin jadi referensi buat laporan
Reply
SWIFTIES says:
lansida.blogspot.com/2010/06/gc-kromatografi-gas.html
5/7
11/6/13
01 Mei, 2012
Doni says:
25 Juli, 2012
blogwalking gan, blognya sangat informatif, baik buat pemula seperti sy. thanks.
Reply
Anonim says:
22 Mei, 2013
mbak saya dari mahasiswa kedokteran hewan unair, mbak mau tanya kalo mau meriksa residu dioksin dengan hplc atau gc yah?? itu biayanya berapa per sampel susu??
Reply
LANSIDA says:
23 Mei, 2013
Uji dioksin menggunakan GC. Akan tetapi kami tidak mempunyai senyawa standar dioksin (dioxin), jadi analisis tidak bisa dilakukan.
Reply
Anonim says:
28 Juni, 2013
Maaf apa alat ini bisa untuk mengukur konsentrasis suatu gas, semisal berapa ppm gas co pada bensin
Reply
Anonim says:
06 September, 2013
GC bisa digunakan untuk analit yang terdapat dalam sample yang bisa diuapkan. Jadi untuk mengukur CO dalam bensin sangat bisa sekali (menggunakan kolom yang sesuai), bensin akan dirubah terlebih dahulu menjadi fase uap (di dalam sistem injector). Detektor yang digunakan adalah FID-metanazier. Gas CO akan di mixing dengan H2 sehingga CO akan berubah menjadi CH4.. Tentunya setiap melakukan analisa memerlukan standard analit yang akan di analisa.
Reply
P O S KAN KO M ENT AR
lansida.blogspot.com/2010/06/gc-kromatografi-gas.html
6/7
11/6/13
Google Account
Publikasikan
Pratinjau
lansida.blogspot.com/2010/06/gc-kromatografi-gas.html
7/7