Anda di halaman 1dari 5

1. Berkaitan dengan siklus/daur hidrologi yang sudah dipelajari, jelaskan bagaimana proses evaporasi terjadi.

Apa yang mempengaruhi proses tersebut serta bagaimana kaitannya dengan evapotranspirasi? Jawaban: Penguapan adalah proses berubahnya bentuk zat cair (air) menjadi gas (uap air) dan masuk ke atmosfer. Dalam hidrologi ada istilah Evaporasi dalam penguapan, Evaporasi itu sendiri adalah suatu proses dimana air berubah menjadi gas dan kembali ke atmosfer. Kehilangan air (water loses) sangat diperhatikan dalam suatu siklus hidrologi dimana kehilangan air dapat berasal dari evaporasi air, permukaan tanah, tumbuh-tumbuhan dan juga berasal dari transpirasi tanaman (Linsley, 1994). Evaporasi dari air, permukaan tanah, dan transpirasi dari tanaman, dan juga evaporasi pada waktu presipitasi disebut evaporasi total (total evaporation) atau dapat disebut juga evapontranspirasi. Dibeberapa daerah jering di Indonesia, kehilangan tersebut terhadap hujan yang jatuh dapat mencapai 60% (Triatmodjo, 2001). Sebagai gambaran, hujan yang jatuh dengan kedalaman 5 mm/hari tidak efektif membentuk aliran karena seluruhnya akan menguap. Untuk beberapa analisis memang faktor penguapan tidak terlalu penting seperti analisis untuk banjir tapi untuk beberapa hal analisis memang faktor penguapan tidak terlalu penting seperti analisis untuk banjir tapi untuk beberapa hal analisis evaporasi sangat diperlukan seperti analisis untuk neraca air waduk danirigasi (Sri, 2000). Evaporasi diberi notasi , prosesnya berupa penguapan yang terjadi dari permukaan air (seperti laut, danau, sungai), permukaan tanah (genangan di atas dan penguapan dari permukaan air tanah yang deket dengan permukaan tanah), dan permukaan tanah (intersepsi). Apabila permukaan air tanah cukup dalam, evaporasi dari air tanah adalah kecil dan dapat diabaikan intersepsi adalah penguapan yang berasal dari air hujan yang berada pada permukaan daun, ranting dan batang tanaman. Sebagian air hujan yang jatuh akan tertahan oleh tanaman dan menempel pada daun dan cabang yang kemudian akan menguap. Faktor-faktor yang mempengaruhi Evaporasi diantaranya: a. Perbedaan tekanan udara Keluarnya molekul air dari air tergantung dari tekanan air. Evaporasi dapat terjadi apabila terjadi perubahan tekanan pada air ( ) dan tekanan pada udara diatasnya ( ). Dengan kata lain tergantung dari perbedaan kejenuhan tekanan udara antara temperatur air dan temperature udara. Bila udara lebih panas dibandingkan dengan air maka tekanan jenuh udara akan

b.

c.

d.

e.

lebih besar dibandingkan dengan permukaan air ( > ) maka evaporasi akan berlangsung sampai = dan begitu juga sebaliknya. Temperatur Temperatur dan permukaan evaporasi yang terjadi karena semakin besar kemampuan udara untuk menyerap air. Selain itu semakin tinggi temperatur energi kinetik air mengikat sehingga makin banyak molekul air yang berpindah ke udara dalam bentuk uap air. Oleh Karena itu pada daerah beriklim tropis evaporasi yang terjadi sangat tinggi dibanding dengan di daerah yang beriklim dingin. Angin Uap air yang lepas ke udara akan tercampur dengan molekul uap air yang berada di udara, maka perlahan-lahan tingkat kejenuhan udara akan semakin tinggi. Disini peran angin untuk memindahkan udara yang sudah jenuh air diganti dengan udara yang kering. Kelembaban (humidity) Kelembaban udara sangat tergantung dari suhu, sehingga pengaruh kelembaban sangat berkaitan dengan suhu yang mempengaruhi penguapan. Apabila suhu naik maka kelembaban akan turun dan sebaliknya. Radiasi Matahari (Solar Radiation) Pada setiap perubahan bentuk zat dari es menjadi air, dari air menjadi uap air, dari es langsung menjadi uap air diperlukan panas laten (latent heat). Panas laten untuk penguapan berasal dari radiasi matahari dan tanah. Radiasi matahari merupakan sumber utama panas dan mempengaruhi jumlah evaporasi diatas permukaan bui, yang tergantung letak garis lintang dan musim. Kaitannya dengan Evapotranspirasi adalah total evaporasi dimana termasuk didalamnya semua kehilangan air dari suatu area yang ditinjau bak dari transpirasi maupun evaporasi dari permukaan air dan tanaman. Penggunaan konsumtif (consumtive use) banyak digunakan oleh ahli irigasi untuk menjelaskan jumlah air yang diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk transpirasi atau penyerapan tanah yang kemudian diambil untuk transpirasi. (Thorntwaite, 1984) memperkenalkan iatilah potensial evapotranspirasi yang menjelaskan evapotranspirasi yang terdiri bila tanah jenuh setiap saat (bila kelembaban bukan merupakan faktor pembatas evapotranspirasi). Alat yang dapat digunakan untuk mengukur evapotranspirasi adalah evapotranspirometer. Alat ini terdiri dari satu balok tanah yang ditanami tumbuh-tumbuhan dan diletakkan pada suatu wadah.

2. Air di permukaan tanah, sungai, danau dan laut menguap ke udara. Uap air tersebut bergerak dan naik ke atmosfer, yang kemudian mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air yang berbentuk awan. Selanjutnya titik-titik air tersebut jatuh sebagai hujan ke permukaan laut dan daratan. Hujan yang jatuh sebagian tertahan oleh tumbuh-tumbuhan (intersepsi) dan selebihnya sampai ke permukaan tanah. Sebagian air hujan yang sampai ke permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagian lainnya mengalir di atas permukaan tanah (aliran permukaan) mengisi cekungan tanaha, danau, dan masuk ke sungai dan akhirnya mengalir ke lat. Air yang meresap ke dalam tanah sebagina mengalir di dalam tanah (perkolasi) mengisi air tanah yang kemudian keluar sebagai mata air atau mengalir ke sungai. Akhirnya aliran di sungai akan sampai ke laut.

Gambar skema siklus hidrologi

2.
ZONA I ZONA II

I1 I2 O1 O2

Aliran I1 yang telah berada pada ZONA I sebagian akan menjadi aliran I2 dan selebihnya menjadi aliran O1. Aliaran I2 yang masuk ke dalam ZONA II akan membentuk aliran O2. Kal tersebut terjadi dikarenakan gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ketempat yang lebih rendah (perkolasi), sementara gayakapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah. 4. Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik, untuk memenuhi keutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk disalurkan ke saluran yang telah disiapkan (Dumiary, 1992). Pada dasarnya debit air yang dihasilkan oleh suatu sumber air ditentukan oleh beberapa faktor faktor yaitu : 1.Intensitas hujan 2.Penggundulan hutan 3.Pengalihan hutan Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu (Arsyad, 1989): a. b. Pengukuran volume air sungai Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas penampang melintang sungai c. Pengukuran dengan menggunakan bahan kimia yang dialirkan dalam sungai d. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukuran debit Pengelolaan debit yang dikelola dapat memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang diindikasi melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air besih serta pengelolaan limbah, pengelolaan sungai dan dimanfaatkan untuk waduk.

HIDROLOGI TUGAS PEMICU II

KELOMPOK 1: MAHGRIZAL ARIES NURWEGA METADILISA HABI MOHAMMAD DINAR NURZAKY AHMADI SIVA FAUZIAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2013

Anda mungkin juga menyukai