Anda di halaman 1dari 2

PAPAH PINTAR (TempatsampahPintar): SebagaiAlatpengajaranNilai Budi PekertiMelaluiSistem Output Suaradan Running TeksInteraktif padasiswaSekolahDasar

Tidak dapat dipungkiri, saat ini sampah telah menjadi suatu hal yang meresahkan bagi masyarakat. Bagaimana tidak, ketika kita mendapati sampah-sampah berserakan di lingkungan sekitar kita, ketika kita melihat tumpukan sampah dipinggir jalan yang menyebabkan bau yang tidak sedap, apa yang kita rasakan? Pastinya kita tidak suka dan menyingkir dengan yang namanya sampah. Namun kejadian ini sungguh bertolak belakang dengan apa yang kebanyakan oleh kita lakukan, yaitu justru kita sendiri yang membuang sampah sembarangan. Saat ini banyak orang di dunia yang sudah mulai tidak menghiraukan lingkungan sekitar, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Padahal keadaan lingkungan saat ini sudah sangat parah tapi hal itu tidak sebanding dengan kesadaran orang-orang untuk memperbaiki dan menjaga lingkungannya. Pendidikanmenjadihalriskan, pergantiankurikulum yang tidakbisadisertaidampakpositifsecarainstanmenyebabkan terjadinyaketidakpercayaan dimasyarakat.Salah satusebabnyaadalahbudipekertiparasiswa yang bukannyabertambahbaiktetapimalahsemakintidakterkendali.Fenomenaselanjutnyaadalahmunculn yagagasanakanadanyapendidikankarakter. Sejak daribangkusekolahdasarsiswasudahdikecamakanadanya"pengajaran"karakterpositif. Adanyapendidikankaraktermenurutpenulissejauhinibelumberperannyatadalampengemban ganbudipekertiparasiswa.Alasan yang mendasaradalahkurangnyaaksidalampembelajaranbudipekerti. Guru hanyamenyampaikannilainilaipositiftanpa banyak prakteklangsungdalamkehidupan sehari-hari. Budi pekertihanyadiselipkandalampembelajaran-pembelajaran di kelassecarabayangan dan hanya sekedar teori semata. Padahalpadamasa-masasekolah, terutamasekolahdasaradalahmasaemas (golden age) dimana merupakan tahap perkembangan terbaik dan merupakan masa dimana anak mudah menerima pengaruh apapun dan mengimplementasikan apapun pengaruh tersebut sebagai hal yang positif.Anak masih lebih banyak menirukan perilaku-perilaku yang terjadi di lingkungan sekitarnya children see, children do.Contohkasus yang ada, permasalahankecilsepertimembuangsampah.Saat guru sembarangan dalam membuangsampah, makaanaktidak akansegan-segan untukmencontoh.Bagimerekaaksigurunyaadalahpanutanwajib.Kebiasaankecilmembuangsampahs

ecarasembaranganakanberlanjutmenjadikarakter. Kebiasaanburukmenghasilkankarakterburuk, begitu pulasebaliknya kebiasaan baik akan menghasilkan karakter yang baik. Melihat fenomena yang terjadi diatas, penulis mencoba mengembangkan sebuah gagasan dalam rangka untuk menanamkan danmengembangkanbudipekerti yang baik.Penulismencobamenawarkankonsepsebuah tempat sampah yang dapatmenjadi media dalam penanaman dan pengembangan budi pekerti bagi anak dengan penambahan panel suara pada tempat sampah sehingga tempat sampah tersebut dapat mengeluarkan suara jika ada yang membuang sampah pada tempat sampah tersebut, ditambah dengan rangkaian panel display yang akan menampilkan tulisan ataupun gambar mendidik yang akan menambah keefektifan dalam penyampaian pesan sehingga penanaman budi pekerti dapat berlangsung lebih efektif. Tempat sampah ini juga akan dilengkapi dengan sensor-sensor. Sensor pertama akan dipasang di atas bagian mulut tempat sampah sehingga nantinya bagian tutup tempat sampah akan membuka secara otomatis ketika ada tangan yang mendekati mulut tempat sampah tersebut. Sensor kedua akan dipasang di bagian dalam kepala tempat sampah dan akan difungsikan untuk memilah antara sampah organik dan anorganik. Selain itu, tempat sampah ini akan dilengkapi dengan panel gerak berupa roda sehingga memungkinkannya untuk bergerak menuju sampah yang tergeletak disekitar tempat sampah tersebut yang terbaca oleh sensor yang akan dipasang pada bagian bawah tempat sampah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai