Anda di halaman 1dari 23

Senin, 18 Juni 2012

Makalah Wabah Difteri (Epidemiologi)

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belaka g Difteria masih merupakan penyakit endemic dibanyak negara di dunia. Pada awal tahun 1980-an terjadi peningkatan insidensi kasus difteria pada negara bekas Uni !"iet karena kekacauan pr!gram imunisasi# dan pada tahun 1990-an masih terjadi epidemic yang besar di $usia dan Ukraina. Pada tahun %000-an epidemic difteria masih terjadi dan menjalar ke negara-negara tetangga. ebelum era "aksinasi# difteria merupakan penyakit yang sering menyebabkan kematian. &amun sejak mulai diadakannya pr!gram imunisasi DP' (di )nd!nesia pada tahun 19*+,# maka kasus dan kematian akibat difteria berkurang sangat banyak. -ngaka m!rtalitas berkisar .-10/# sedangkan angka kematian di )nd!nesia menurut lap!ran Parwati . 0asuki yang didapatkan dari rumah sakit di k!ta 1akarta($ 23,# 0andung($ 4 ,# 3akasar($ 5 ,# enmarang($ 6,# dan Palembang($ 34, rata-rata sebesar 1./. Difteria adalah penyakit yang jarang terjadi# biasanya menyerang remaja dan !rang dewasa. Di -merika erikat selama tahun 1980-1997 terdapat *1/ kasus yang menyerang usia kurang dari 1+ tahun. Pada tahun 199+ terdapat lebih dari 89.000 kasus difteria dengan kematian 1100 kasus (29$: %#8%/,# sebagian besar menyerang usia lebih dari 1. tahun. Di ;kuad!r# -merika elatan# pada tahun 1998-199+ terjadi ledakan kasus sebedsar %00 kasus# yang .0/-nya adalah anak berusia 1. tahun atau lebih.1 Dari tahun 1980 sampai %010# .. kasus difteri dilap!rkan 2D2 &asi!nal dilap!rkan Penyakit ur"eillance ystem. ebagian besar kasus (**/, menyerang usia 1. tahun dan lebih #empat dari lima kasus fatal terjadi di kalangan anak-anak yang tidak di"aksinasi# kasus fatal yang kelima adalah se!rang laki-laki# dalam *. tahun kembali ke -merika erikat dari negara dengan penyakit endemic. 9 Difteri tetap endemik di banyak bagian dunia berkembang# termasuk beberapa negara 6aribia dan -merika <atin# ;r!pa 'imur# -sia 'enggara# dan -frika. 9Dari wabah ini may!ritas kasus telah terjadi di kalangan remaja dan !rang dewasa# bukan anak-anak. 6arena# banyak dari remaja dan !rang dewasa belum menerima "aksinasi rutin anak atau d!sis b!!ster t!ks!id difteri. Di )nd!nesia# dari data lima rumah sakit di 1akarta# 0andung# 3akassar# emarang# dan Palembang# Parwati .0asuki melap!rkan angka yang berbeda. elama tahun 1991-1997# dari +*8 pasien difteria# terdapat +./ usia balita# %*/ usia kurang dari 1 tahun# %+/ usia .-9 tahun# dan +/ usia diatas 10 tahun. 0erdasarkan suatu 6<0 difteria di k!ta emarang pada tahun %008# dilap!rakan bahwa dari 88 pasien sebanyak +7/ berusia 1.-++ tahun serta 80/

berusia .-1+ tahun.1 6husus pr!"insi umatera elatan# selama tahun %008-%009 penemuan kasus difteri cenderung terjadi penurunan# kasus terbanyak pada tahun %00* (1% kasus, dan terendah pada tahun %008 (% kasus,# meskipun demikian umatera elatan merupakan pr!"insi terbesar kedua untuk kasus difteri pada tahun %008 (Dinkes umsel# %010,. 3eskipun difteri sekarang dilap!rkan hanya jarang di -merika erikat# di era pre"accine# penyakit ini adalah salah satu penyebab paling umum dari penyakit dan kematian pada anak-anak. B. $. !"#"a !"#"a Um"m 3engetahui k!nsep difteri dan asuhan yang diberikan pada penderita difteri di jawa timur tahun %010 s.d %011. !"#"a &h"'"' 3engetahui dan memahami definisi pada penderita difteri di jawa timur tahun %010 s.d %011. 3engetahui dan memahami eti!l!gi pada penderita difteri di jawa timur tahun %010 s.d %011. 3engetahui dan memahami manifestasi klinis pada penderita difteri di jawa timur tahun %010 s.d %011. 3engetahui dan memahami pat!fisi!l!gi pada penderita difteri di jawa timur tahun %010 s.d %011. 3engetahui dan memahami penatalaksanaan pada penderita difteri di jawa timur tahun %010 s.d %011. 3engetahui dan memahami k!mplikasi dari pada penderita difteri di jawa timur tahun %010 s.d %011.

%. a. b. c. d. e. f.

BAB II !IN(AUAN PU)!A&A

A.

Defi i'i
Difteri adalah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan !leh kuman Corynebacterium diphteriae. 3udah menular dan menyerang terutama saluran napas bagian atas dengan tanda khas berupa pseud!membran dan dilepaskannya eks!t!ksin yang dapat menimbulkan gejala umum dan l!kal. Penularan umumnya melalui udara# berupa infeksi dr!plet# selain itu dapat melalui benda atau makanan yang terk!ntaminasi. 3asa tunas %-* hari (96U)= %00*,. Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang terjadi secara l!kal pada muk!sa atau kulit# yang disebabkan !leh basil gram p!sitif Corynebacterium diphteriae dan Corynebacterium ulcerans# ditandai !leh terbentuknya eksudat yang berbentuk membrane pada tempat infeksi# dan diikuti !leh gejala-gejala umum yang ditimbulkan !leh eks!t!ksin yang dipr!duksi !leh basil ini (-cang= %008,. Difteria adalah suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular# disebabkan !leh 2!rynebacterium diphteriae dengan ditandai pembentukan pseud!-membran pada kulit dan>atau muk!sa ()nfeksi dan 'r!pis Pediatrik )D-)= %008,. Difteria adalah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan !leh kuman 2!rynebacterium diphteriae. 3udah menular dan yang diserang terutama traktus respirat!rius bagian atas dan ditandai dengan terbentuknya pseud!membran dan dilepaskannya eks!t!ksin yang dapat menimbulkan gejala umum dan l!cal ()lmu 6esehatan -nak 96 U)= %00*,.

B.

Etiologi Penyebab penyakit difteri adalah Corynebacterium diphtheriae. 0erbentuk batang gram p!sitif# tidak bersp!ra# bercampak atau kapsul. )nfeksi !leh kuman sifatnya tidak in"asi"e# tetapi kuman dapat mengeluarkan t!?in# yaitu e?!t!?in. ;?!t!?in yang dipr!duksi !leh bakteri merupakan suatu pr!tein yang tidak tahan terhadap panas dan cahaya. 0akteri dapat mempr!duksi t!ksin bila terinfeksi !leh bakteri!fag yang mengandung t!ksigen.'!?in difteri ini# karena mempunyai efek pat!ligik meyebabkan !rang jadi sakit. -da tiga type "ariants dari Corynebacterium diphtheriae ini yaitu = type mitis# type intermedius dan type gra"is.2!rynebacterium diphtheriae dapat dikalsifikasikan dengan cara bacteri!phage lysis menjadi 19 tipe. 'ipe 1-8 termasuk tipe mitis# tipe +-7 termasuk tipe intermedius# tipe * termasuk tipe gra"is yang tidak ganas# sedangkan tipe-tipe lainnya termasuk tipe gra"is yang "irulen.2!rynebacterium diphtheriae ini dalam bentuk satu atau dua "arian yang tidak ganas dapat ditemukan pada tengg!r!kan manusia# pada selaput muk!sa (5id!y!n!# %00.,. @rganisme ini terl!kalisasi di tengg!r!kan yang meradang bila bakteri ini tumbuh dan mengeluarkan eks!t!ksin yang ampuh. el jaringan mati# bersama dengan leuk!sit# erit!sit# dan bakteri membentuk eksudat berwarna kelabu suram yang disebut pseud!membran pada faring. Di dalam pseud!membran# bakteri berkembang serta menghasilkan racun. 1ika pseud!membran ini meluas sampai ke trakea# maka saluran nafas akan tersumbat dan si

penderita akan kesulitan bernafas. ebelum era "aksinasi# racun yang dihasilkan !leh kuman ini sering meyebabkan penyakit yang serius# bahkan dapat menimbulkan kematian. 'api sejak "aksin difteri ditemukan dan imunisasi terhadap difteri digalakkan# jumlah kasus penyakit dan kematian akibat kuman difteri menurun dengan drastic (4ast!m!# %008,. *. Patofi'iologi
0iasanya bakteri berkembangbiak pada atau di sekitar permukaan selaput lendir mulut atau tengg!r!kan dan menyebabkan peradangan. 0ila bakteri sampai ke hidung# hidung akan meler. Peradangan bisa menyebar dari tengg!r!kan ke pita suara (laring, dan menyebabkan pembengkakan sehingga saluran udara menyempit dan terjadi gangguan pernafasan. 0akteri ini ditularkan melalui percikan ludah dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang telah terk!ntaminasi !leh bakteri. 6etika telah masuk dalam tubuh# bakteri melepaskan t!ksin atau racun. '!ksin ini akan menyebar melalui darah dan bisa menyebabkan kerusakan jaringan di seluruh tubuh# terutama jantung dan saraf. '!ksin biasanya menyerang saraf tertentu# misalnya saraf di tengg!r!kan. Penderita mengalami kesulitan menelan pada minggu pertama k!ntaminasi t!ksin. -ntara minggu ketiga sampai minggu keenam# bisa terjadi peradangan pada saraf lengan dan tungkai# sehingga terjadi kelemahan pada lengan dan tungkai. 6erusakan pada !t!t jantung (mi!karditis, bisa terjadi kapan saja selama minggu pertama sampai minggu keenam# bersifat ringan# tampak sebagai kelainan ringan pada ;6A. &amun# kerusakan bisa sangat berat# bahkan menyebabkan gagal jantung dan kematian mendadak. Pemulihan jantung dan saraf berlangsung secara perlahan selama berminggu-minggu. Pada penderita dengan tingkat kebersihan buruk# tak jarang difteri juga menyerang kulit. Pada serangan difteri berat akan ditemukan pseud!membran# yaitu lapisan selaput yang terdiri dari sel darah putih yang mati# bakteri dan bahan lainnya# di dekat amandel dan bagian tengg!r!kan yang lain. 3embran ini tidak mudah r!bek dan berwarna abu-abu. 1ika membran dilepaskan secara paksa# maka lapisan lendir di bawahnya akan berdarah. 3embran inilah penyebab penyempitan saluran udara atau secara tiba-tiba bisa terlepas dan menyumbat saluran udara# sehingga anak mengalami kesulitan bernafas. 0erdasarkan gejala dan ditemukannya membran inilah diagn!sis ditegakkan. 'ak jarang dilakukan pemeriksaan terhadap lendir di tengg!r!kan dan dibuat biakan di lab!rat!rium. edangkan untuk melihat kelainan jantung yang terjadi akibat penyakit ini dilakukan pemeriksaan dengan ;6A (Ditjen P%P< Depkes#%008,.

D. $.

!riad Epidemiologi Difteria Ho't 3anusia adalah inang atau h!st alamiah satu-satunya bagi 2!rynebacterium dhiptheriae. 'erjadinya penyakit dan kematian yang tertinggi ialah pada anak-anak berusia % sampai . tahun. Pada !rang dewasa# difteri terjadi dengan frekuensi rendah.

%.

Age t Corynebacterium diphtheria

sumber :http://febbyhapsari.wordpress.com/2011/03/20/difteri-sebagai-contoh-food-andwater-borne-disease/ P!lim!rf# gram p!sitif# tidak bergerak dan tidak membentuk sp!ra#mati pada pemanasan 702 selama 10 menit# tahan sampai beberapa minggu dalam es#air#susu dan lender yang telah m!ngering. 'erdapat 8 jenis basil yaitu bentuk gra"is# mitis dan intermedius atas dasar perbedaan bentuk k!l!nin dalam biakan agar darah yang mengandung kalium telurit. Ba'il dapat membe t"k Pseud!membran yang sukar diangkat#mudah berdarah dan berwarna putih keabu-abuan yang meliputi daerah yang terkena terdiri dari fibrin#leuk!sit#jaringan nekr!tik dan basil. ;ks!t!ksin yang sangat ganas dan dapat meracuni jaringan setelah beberapa jam diabs!rbs dan memberikan gambaran perubahan jaringan yang khas terutama pada !t!t jantung#ginjal dan jaringan saraf.satu perlima puluh ml t!ksin dapat membunuh marmut dan lebih kurang 1>.0 d!sisi ini dipakai untuk uji schick. E ,iro me t Penyakit ini dijumpai pada daerah padat penduduk dengan tingkat sanitasi rendah. @leh karena itu# menjaga kebersihan diri sangatlah penting# karena berperan dalam menunjang kesehatan kita. <ingkungan buruk merupakan sumber dan penularan penyakit. Pathoge e'i' umber penularan penyakit difteri ini adalah manusia# baik sebagai penderita maupun sebagai carier. 2ara penularannya yaitu melalui k!ntak dengan penderita pada masa inkubasi atau k!ntak dengan carier. 2aranya melalui pernafasan atau dr!plet infecti!n. 3asa inkubasi penyakit difteri ini % B . hari# masa penularan penderita %-+minggu sejak masa inkubasi# sedangkan masa penularan carier bisa sampai 7 bulan. Penyakit difteri yang diserang terutama saluran pernafasan bagian atas. 2iri khas dari penyakit ini ialah pembekakan di daerah tengg!r!kan# yang berupa reaksi radang l!kal# dimana pembuluh-pembuluh darah melebar mengeluarkan sel darah putih sedang sel-sel epitel disitu rusak# lalu terbentuklah disitu membaran putih keabu-

1. %.

+.

E.

abuan(psed!membrane,. 3embran ini sukar diangkat dan mudah berdarah. Di bawah membran ini bersarang kuman difteri dan kuman-kuman ini mengeluarkan e?!t!?in yang memberikan gejala-gejala yang lebih berat dan 6elenjer getah bening yang berada disekitarnya akan mengalami hiperplasia dan mengandung t!ksin. ;ks!t!ksin dapat mengenai jantung dapat menyebabkan miy!carditisct t!ksik atau mengenai jaringan perifer sehingga timbul paralisis terutama pada !t!t-!t!t pernafasan. '!ksini ini juga dapat menimbulkan nekr!sis f!kal pada hati dan ginjal# malahan dapat timbul nefritis interstisial. Penderita yang paling berat didapatkan pada difterifauncial dan faringea karena terjadi penyumbatan membran pada laring dan trakea sehingga saluran nafas ada !bstruksi dan terjadi gagal napas# gagal jantung yang bisa mengakibatkan kematian# ini akibat k!mplikasi yang seriing pada br!nk!pneum!ni.8

Sumber : http://obatpropolis.com/penya it-difteri

-.

Ma ife'ta'i &li i'


Aejala klinis penyakit difteri ini adalah panas lebih dari 88 C2# ada pseud!membrane bisa di faring# laring atau t!nsil# sakit waktu menelan# leher membengkak seperti leher sapi (bullneck,# disebabkan karena pembengkakan kelenjar leher. 'idak semua gejala-gejala klinik ini tampak jelas# maka setiap anak panas yang sakit waktu menelan harus diperiksa faring dan t!nsilnya apakah ada psed!membrane. 1ika pada t!nsil tampak membran putih keabu-abuan disekitarnya# walaupun tidak khas rupanya# sebaiknya diambil sediaan (spesimen, berupa apusan tengg!r!kan (thr!at swab, untuk pemeriksaan lab!rat!rium. Aejala diawali dengan nyeri tengg!r!kan ringan dan nyeri menelan. Pada anak tak jarang diikuti demam# mual# muntah# menggigil dan sakit kepala. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher sering terjadi. (Ditjen P%P< Depkes#%008,

3asa tunas 8-* hari khas adanya pseud! membrane# selanjutnya gejala klinis dapat dibagi dalam gejala umum dan gejala akibat eks!t!ksin pada jaringan yang terkena. Aejala umum yang timbul berupa demam tidak terlalu tinggi lesu# pucat nyeri kepala dan an!reksia sehingga tampak penderita sangatlemah sekali. Aejala ini biasanya disertai dengan gejala khas untuk setiap bagian yang terkena seperti pilek atau nyeri menelan atau sesak nafas dengan sesak dan strides# sedangkan gejala akibat eks!t!ksin bergantung kepada jaringan yang terkena seperti ini!k!rditis paralysis jaringan saraf atau nefritis.

..

(e i' (e i' Difteri A terior a'al difteri 0iasanya ditandai dengan keluarnya cairan hidung muk!purulen (berisi baik lendir dan nanah, yang mungkin darah menjadi kebiruan. Penyakit ini cukup ringan karena penyerapan sistemik t!ksin di l!kasi ini# dan dapat diakhiri dengan cepat !leh antit!ksin dan terapi antibi!tik.

Aambar = keluaran cairan dari lubang hidung Phar/ geal da difteri to 'illar 'empat yang paling umum adalah infeksi faring dan t!nsil. -wal gejala termasuk malaise# sakit tengg!r!kan# an!reksia# dan demam yang tidak terlalu tinggi. Pasien bisa sembuh jika t!ksin diserap. 6!mplikasi jika pucat# denyut nadi cepat# pingsan# k!ma# dan mungkin mati dalam jangka waktu 7 sampai 10 hari. Pasien dengan penyakit yang parah dapat ditandai terjadinya edema pada daerah submandibular dan leher anteri!r bersama dengan limfaden!pati.

Aambar = -n!reksia Difteri lari g

Difteri laring dapat berupa perpanjangan bentuk faring. Aejala termasuk demam# suara serak# dan batuk mengg!ngg!ng. membran dapat menyebabkan !bstruksi jalan napas# k!ma# dan kematian.

Aambar = 0atuk 3engg!ngg!ng Difteri k"lit Difteri kulit cukup umum di daerah tr!pis. )nfeksi kulit dapat terlihat !leh ruam atau ulkus dengan batas tepi dan membran yang jelas. itus lain keterlibatan termasuk selaput lendir dari k!njungti"a dan daerah "ul"!-"agina# serta kanal audit!ri eksternal.

Aambar = Defteri kulit 6ebanyakan k!mplikasi difteri# termasuk kematian# yang disebabkan !leh pengaruh t!ksin terkait dengan perluasan penyakit l!kal. 6!mplikasi yang paling sering adalah mi!karditis difteri dan neuritis. 3i!karditis berupa irama jantung yang tidak n!rmal dan dapat menyebabkan gagal jantung. 1ika mi!karditis terjadi pada bagian awal# sering berakibat fatal. &euritis paling sering mempengaruhi saraf m!t!rik. 6elumpuhan dari jaringan lunak# !t!t mata# tungkai# dan kelumpuhan diafragma dapat terjadi pada minggu ketiga atau setelah minggu kelima penyakit. 6!mplikasi lain termasuk !titis media dan insufisiensi pernafasan karena !bstruksi jalan napas# terutama pada bayi. 'ingkat fatalitas kasus keseluruhan untuk difteri adalah ./ -10/# dengan tingkat kematian lebih tinggi (hingga %0/,. &amun# tingkat fatalitas kasus untuk difteri telah berubah sangat sedikit selama .0 tahun terakhir.

H.

Diag o'i' Diagn!sis dini difteri sangat penting karena keterlambatan pemberian antit!ksin sangat mempengaruhi pr!gn!sa penderita. Diagn!sis harus segera ditegakkan berdasarkan gejalagejala klinik tanpa menunggu hasil mikr!bi!l!gi. karena preparat smear kurang dapat di percaya# sedangkan untuk biakan membutuhkan waktu beberapa hari. -danya membran di tengg!r!k tidak terlalu spesifik untuk difteri# karena beberapa penyakit lain juga dapat ditemui adanya membran.tetapi membran pada difteri agak berbeda dengan membran penyakit lain#warna membran pada difteri lebih gelap dan lebih keabuabuan disertai dengan lebih banyak fibrin dan melekat dengan muk!sa dibawahnya. 0ila diangkat terjadi pendarahan.biasanya dimulai dari t!nsil dan menyebar ke u"ula.

I.

(.

Diag o'i' Ba di g Pada difteri nasal perdarahan yang timbul 4arus dibedakan dengan perdarahan akibat luka dalam hidung#k!rpus alienium atau sifilis k!ngenital. !o 'iliti' folik"lari' ata" lak" ari' 'erutama bila membran masih berupa bintik-bintik putih.anak harus dianggap sebagai penderita difteri bila panas tidak terlalu tinggi tetapi anak tampak lemah dan terdapat membran putih kelabu dan mudah berdarah bila diangkat.t!nsilitis lakunaris biasanya disertai panas yang tinggi sedangkan anak tampak tidak terlampau lemah#faring dan t!nsil tampak hiperimis dengan membran putih kekuningan#rapuh dan lembek#tidak mudah berdarah dan hanya terdapat pada t!nsil saja. A gi a pla"t ,i 0e t Penyakit ini juga membentuk membran yang rapuh#tebal#berbau dan tidak mudah berdarah.sediaan langsung akan menunjukkan kuman fisif!rmis (gram p!sitif, dan spirila (gram negatif,. I fek'i te ggorok oleh mo o "kleo'"' i fek'io'a 'erdapat kelainan ulkus membran!sa yang btidak mudah berdarah dan disertai pembengkakan kelenjar umum.khas pada penyakit ini terdapat peningkatan m!n!sit dalam darah tepi. Blood d/'0ra'ia (mi'al agra "lo'ito'i' da le"kemia) 3ungkin pula ditemukan ulkus membranusa pada faring dan t!nsil.difteri laring harus dibedakan dengan laringitis akuta# laring!trakeitis# laringitis membran!sa (dengan membran rapuh yang tidak berdarah, atau benda asing pada laring# yang semuanyaakan memberikan gejala strid!r inspirasi dan sesak. Pe atalak'a aa Difteri

$. a. b. c. a. b.

c. d. e. f. g. 1, %, 8, +,

!i daka Um"m !"#"a 1 3encegah terjadinya k!mplikasi 3empertahankan>memperbaiki keadaan umum 3engatasi gejala >akibat yang timbul (e i' !i daka 1 Perawatan tirah baring selama % minggu dalam ruang is!lasi 1amin intake cairan dan makanan. 0entuk makanan disesuaikan dengan t!leransi# untuk hal ini dapat diberikan makanan lunak# saring>cair# bilaperlu s!nde lambung jika ada kesukaranmenelan (terutama pada paralysisis palatum m!lle dan !t!t-!t!t faring,. 1amin kemudahan defekasi. 1ika perlu berikan !bat-!bat pembantu defekasi (klisma# laksansia# st!!l s!ftener, untuk mencegah mengedan berlebihan. 0ila anak gelisah beri sedati"e = diaDepam>luminal Pemberian antitusif untukmengurangi batuk (difteri laring, -spirasi sekret secara peri!dic terutama untuk difteri laring. 0ila ada tanda-tanda !bstruksi jalan nafas = 0erikan @ksige# 'rake!st!mi# yang mana disesuaikan dengan tingkat dispneu laryngeal menurut 1acks!n= Penderita tenang dengan cekungan ringal suprasternal $etraksi suprasternal lebih dalam E cekungan epigastrium dan penderita gelisah $etraksi supra dan infrasternal# penderita gelisah Penderita sangat gelisah# ketakutan# muka pucat kelabu dan akan kehabisan tenaga# lalu tampak se!lah-!lah tenang# tertidur dan akhirnya meninggal karena asfiksia. 'rake!st!mi hanya diindikasikan pada tingkat )) dan ))).

%.

!i daka )pe'ifik !"#"a 1 a. 3enetralisir '!ksin b. ;radikasi 6uman c. 3enanggulangi infeksi sekunder (e i' !i daka (Ada + #e i' pe gobata ) 1 a. )er"m A ti Difteri ()AD) D!sis diberikan berdasar atas luasnya membrane dan beratnya penyakit. F +0.000 )U untuk difteri sedang# yakni luas membran menutupi sebagian>seluruh t!nsil secara unilateral>bilateral. F 80.000 )U untuk difteri berat# yakni luas membran menutupi hingga melewati t!nsil# meluas ke u"ula# palatum m!lle dan dinding faring. F 1%0.000 )U untuk difteri sangat berat# yakni ada bull neck# k!mbinasi difteri laring dan faring# k!mplikasi berupa mi!karditis# k!laps sirkulasi dan kasus lanjut.

'abel 1. D!sis -D 3enurut <!kasi 3embran dan <ama akit !ipe difteri Difteri hid" g Difteri to 'il Difteri fari g Difteri lari g &ombi a'i loka'i di ata' Difteri 2 pe /"lit3 b"ll e0k !erlambat berobat (45% #am)3 loka'i dima a 'a#a Do'i' D) (&I) %0.000 +0.000 +0.000 +0.000 80.000 80.000-1%0.000 80.000-1%0.000 *ara Pemberia )3 )3 atau )G )3 atau )G )3 atau )G )G )G )G

-D diberikan dalam d!sis tunggal melalui drips )G dengan cara melarutkannya dalam %00 cc &a2l 0#9 /. Pemberian selesai dalam waktu % jam (sekitar 8+ tetes>menit,. @leh karena -D merupakan suatu serum heter!l!g maka dapat menimbulkan reaksi anafilaktik pada pemberiannya. Untuk mencegah r? anafilaktik ini maka harus dilakukan = Uji 6epekaan F Pengawasan tanda "ital dan reaksi lainnya seperti perluasan membran# selama dan sesudah pemberian -D terutama sampai % jam setelah pemberian serum. F -drenalin 1=1000 dalam dalam semprit harus selalu disediakan (d!sisnya 0#01 cc>kg 00 im# maksimal diulang 8? dengan inter"al .-1. menit ,. F arana dan penanggulangan reaksi anafilaktik harus tersedia. Uji 6epekaan yang dilakukan terdiri dari = 'es kulit F -D 0#1 cc pengenceran 1=10 dalam &a2l 0#9/ intrakutan. 4asilnya dibaca setelah 1.-%0 menit. F Dianggap p!sitif bila teraba indurasi dengan diameter paling sedikit 10 mm. 'es 3ata F 1 tetes pengenceran -D 1=10 dalam &a2l 0#9/ diteteskan pada salah satu kel!pak mata bagian bawah F 1 tetes &a2l 0#9/ digunakan sebagai k!ntras pada mata lainnya. 4asilnya dilihat setelah 1. B %0 menit kemudian F Dianggap (E, bila ada tanda k!njungti"itis ( merah# bengkak# lakrimasi , F 6!njungti"itis di!bati dengan adrenalin 1=1000

+.

6.

0ila salah satu tes kepekaan (E,# maka -D tidak diberikan secara sekaligus (single d!se, tetapi secara bertahap# yaitu dengan d!sis yang ditingkatkan secara perlahan-lahan (desensibilisasi, dengan inter"al %0 menit. -D diencerkan dalam &a2l 0#9/ dengan d!sis sebagai berikut= F 0#0. cc dari pengenceran 1=%0 secara subkutan F 0#1 cc dari pengenceran 1=%0 secara subkutan F 0#1 cc dari pengenceran 1=10 secara subkutan F 0#1 cc tanpa pengenceran secara subkutan F 0#8 cc tanpa pengenceran secara subkutan F 0#. cc tanpa pengenceran secara subkutan F 1 cc tanpa pengenceran secara subkutan F -D yang sisa diberikan secara drips )G. 0ila ada tanda-tanda reaksi anafilaktik segera berikan adrenalin 1=1000. A tibiotik Penicillin pr!kain 100.000 )U>kg00 selama 10 hari. 3aksimal 8 gram>hari. ;ritr!misin (bila alergi PP, .0 mg>kg 00 secara !ral 8-+ kali>hari selama 10 hari. &ortiko'teroid )ndikasi = Difteri berat dan sangat berat (membran luas# k!mplikasi bull neck, Prednis!n % mg>kg00>hari selama 8 minggu. De?amethaD!n 0#.-1 mg>kg00>hari seca )G (terutama untuk t!ksemia, Pemerik'aa Pe " #a g 0akteri!l!gik. Preparat apusan kuman difteri dari bahan apusan muk!sa hidung dan tengg!r!k (nas!faringeal swab, Darah rutin = 4b# leuk!sit# hitung jenis# eritr!sit# albumin Urin lengkap = aspek# pr!tein dan sedimen ;nDim 2P6# segera saat masuk $ Ureum dan kreatinin (bila dicurigai ada k!mplikasi ginjal, ;6A secara berkala untuk mendeteksi t!ksin basil menyerang sel !t!t jantung dilakukan sejak hari 1 perawatan lalu minimal 1? seminggu# kecuali bila ada indikasi biasa dilakukan %8? seminggu. 'es schick= Uji chick ialah pemeriksaan untuk mengetahui apakah sese!rang telah mengandung antit!ksin. Dengan titer antit!ksin 0#08ml satuan per millimeter darah cukup dapat menahan infeksi difteria. Untuk pemeriksaan ini digunakan d!sis 1>.0 3<D yang diberikan intrakutan dalam bentuk larutan yang telah diencerkan sebanyak 0.1 ml. pada sese!rang yang tidak mengandung antit!ksin# akan timbul "esikel pada bekas suntikan dan hilang setelah beberapa minggu. Pada yang mengandung antit!ksin rendah# uji chick dapat p!sitif# pada bekas

&. 1. %. 8. +. .. 7.

*.

suntikan timbul warna merah kec!klatan dalam %+ jam. Uji chick dikatakan negatif bila tidak didapatkan reaksi apapun pada tempat suntikan dan ini terdapat pada !rang dengan imunitas atau mengandung antit!ksin yang tinggi. P!sitif palsu terjadi akibat reaksi alergi terhadap pr!tein antit!ksin yang akan menghilang dalam *% jam. (96U) kapita selekta, Uji ini berguna untuk mendiagn!sis kasus-kasus difteri ringan dan kasus-kasus yang mengalami k!ntak dengan difteri# sehingga di!bati dengan sempurna. 2ara melakukan chick test ialah# sebanyak 0#1 ml t!ksin difetri disuntikkan intrakutan pada lengan klien# pada lengan yang lain disuntikkan t!ksin yang sudah dipanaskan (k!ntr!l,. $eaksi dibaca pada hari ke-+.# hasilnya p!sitif bila terjadi indurasi eritema yang diameternya 10mm atau lebih pada tempat suntikkan. 4asil p!sitif berarti adanya antit!ksin difteri dalam serumnya (menderita difteri,. ( umarm!= %008, Perlu diperhatikan bahwa hasil p!sitif ini bisa juga ditimbulkan !leh reaksi alergi terhadap t!ksin# tapi hal ini dapat dibedakan yaitu reaksi eritema dan indurasinya menghilang dalam waktu +8-*% jam. edangkan yang p!sitif karena adanya antit!ksin akan menetap selama beberapa hari. L. Pe gobata 'ujuan peng!batan penderita difteria adalah menginakti"asi t!ksin yang belum terikat secepatnya# mencegah dan mengusahakan agar penyulit yang terjadi minimal# mengeliminasi 2. diptheriae untuk mencegah penularan serta meng!bati infeksi penyerta dan penyulit difteria. Peng!batan Umum Pasien diis!lasi sampai masa akut terlampaui dan biakan hapusan tengg!r!k negatif % kali berturut-turut. Pada umumnya pasien tetap diis!lasi selama %-8 minggu. )stirahat tirah baring selama kurang lebih %-8 minggu# pemberian cairan serta diet yang adekuat. 6husus pada difteria laring dijaga agar nafas tetap bebas serta dijaga kelembaban udara dengan menggunakan humidifier. Peng!batan 6husus -!ntito sin : !nti "iptheriar Serum #!"S$ -ntit!ksin harus diberikan segera setelah dibuat diagn!sis difteria. Dengan pemberian antit!ksin pada hari pertama# angka kematian pada penderita kurang dari 1/. &amun dengan penundaan lebih dari hari ke-7 menyebabkan angka kematian ini bisa meningkat sampai 80/. ebelum pemberian -D harus dilakukan uji kulit atau uji mata terlebih dahulu. -!ntibioti -ntibi!tik diberikan bukan sebagai pengganti antit!ksin# melainkan untuk membunuh bakteri dan menghentikan pr!duksi t!ksin. Peng!batan untuk difteria digunakan eritr!misin# Penisilin# kristal aHue!us pensilin A# atau Penisilin pr!kain.

1.

%.

8.

+.

..

-%orti osteroid Dianjurkan pemberian k!rtik!ster!id pada kasus difteria yang disertai gejala. Peng!batan Penyulit Peng!batan terutama ditujukan untuk menjaga agar hem!dinamika tetap baik. Penyulit yang disebabkan !leh t!ksin umumnya re"ersibel. 0ila tampak kegelisahan# iritabilitas serta gangguan pernafasan yang pr!gresif merupakan indikasi tindakan trake!st!mi. Peng!batan 6!ntak Pada anak yang k!ntak dengan pasien sebaiknya diis!lasi sampai tindakan berikut terlaksana# yaitu biakan hidung dan tengg!r!k serta gejala klinis diikuti setiap hari sampai masa tunas terlampaui# pemeriksaan ser!l!gi dan !bser"asi harian. -nak yang telah mendapat imunisasi dasar diberikan b!!ster t!ks!id difteria. Peng!batan 6arier 6arier adalah mereka yang tidak menunjukkan keluhan# mempunyai uji chick negatif tetapi mengandung basil difteria dalam nas!faringnya. Peng!batan yang dapat diberikan adalah penisilin 100 mg>kg00>hari !ral>suntikan# atau eritr!misin+0 mg>kg00>hari selama satu minggu. 3ungkin diperlukan tindakan t!nsilekt!mi > aden!idekt!mi.

'abel %.Peng!batan terhadap 6!ntak Difteri Biaka (7) (2) U#i )hi0k (-, (-, !i daka 0ebas is!lasi = anak yang telah mendapatkan imunisasi dasar diberikan b!!ster t!ks!id difteria Peng!batan karier = adalah penisillin 100 mg>kg00>hari !ral>suntikan# atau eritr!misin +0 mg>kg00>hari selama satu minggu. Penisilin 100 mg>kg00>hari !ral>suntikan atau eritr!misin +0 mg>kg00 E -D %0.000 6) '!ks!id difteri(imunisasi aktif,# sesuaikan dengan status imunitas

(2) (7) M.

(E, (E,

&omplika'i 6!mplikasi yang timbul pada pasien difteri = Miokarditi' 0iasanya timbul akhir minggu kedua atau awal minggu ketiga perjalanan penyakit Pemerikasaan 9isik = )rama derap# bunyi jantung melemah atau meredup# kadang-kadang ditemukan tanda-tanda payah jantung. Aambaran ;6A = 1. Depresi segmen '# in"ersi gel!mbang '# bl!k -G# tachicardi "entrikel# fibrilasi "entrikel dan perubahan inter"al I'

<ab!rat = kadar enDim jantung meningkat (<D4#2P6# A@'# AP', 8. $!ntgen = jantung membesar bila terdapat gagal jantung 8b'tr"k'i #ala afa' dengan segala akibatnya# br!nk!pneum!nia dan atelectasis Uroge ital = dapat terjadi nefritis Penderita difteri (10/, akan mengalami k!mplikasi yg mengenai sistem susunan saraf terutama sistem m!t!rik (terjadi pada akhir minggu pertama perjalanan penyakit dan tandatanda renjatan = 'D menurun (syst!l J 80 mm4g,# 'ekanan nadi menurun# 6ulit keabu-abuan dingin dan basah# serta anak gelisah,
%.

N. $.

%.

+.

Pe 0egaha I'ola'i Penderita penderita difteri harus diis!lasi dan baru dapat dipulangkan setelah pemeriksaan sediaan langsung menunjukkan tidak terdapat c!rynebacterium diphtheria % kali berturut-turut. Im" i'a'i )munisasi dasar di mulai pada umur 8 bulan di lakukan 8 kali berturut-turut dengan selang waktu 1 bulan.biasanya di berikan bersama-sama t!ks!id tetanus dan basil 0.pertusis yang telah di matikan sehingga di sebut tripel "aksin D'P dan diberikan dengan d!sis 0#. ml subcutan atau intramuskular ."aksinasi ulang dilakukan 1 tahun sesudah suntikan terakhir dari imunisasi dasar atau kira-kira umur 1 K -% tahun dan pada umur . tahun.selanjutnya setiap . tahun sampai dengan usia 1. tahun hanya di berikan "aksin difteri dan tetanus ("aksin D', atau apabila ada k!ntak dengan penderita difteri. Pe 0aria da kem"dia me gobati karier difteri Dilkukan dengan uji schick#yaitu bila hasil negatif (mungkin penderita karier atau pernah mendapat imunisasi,mka harus dilakukan hapusan tengg!r!k.jika ternyata ditemukan c!rynebacterium diphtheria#penderita harus di!bati dan bila perlu dilakukan t!nsilekt!mi.

BAB III &A)U)


Penyakit mematikan berupa infeksi akut pada saluran pernafasan atau dalam bahasa ked!kteran disebut Difteri mulai mewabah di 6abupaten itub!nd!. 0erdasarkan data dari Dinas 6esehatan (Dinkes, Pemkab itub!nd!# mulai bulan 1anuari hingga awal 3ei tahun %01%# tercatat sebanyak 70 !rang terjangkit dengan penyakit yang disebabkan !leh bakteri 2!rynebacterium diphtheriae. Dua !rang penderita penyakit difteri meninggal dunia di $ 0!nd!w!s!# karena dua !rang penderita penyakit yang disebabkan !leh bakteri tersebut sempat men!lak untuk dirujuk ke $ U dr -bd!er $ahem itub!nd!# dengan alasan kedua penderita difteri itu takut untuk ditempatkan diruang is!lasi $ milik Pemkab itub!nd!. 6epala 0idang (6abid, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan <ingkungan (P%P<, Dinas 6esehatan (Dinkes, Pemkab itub!nd!# pada pertengahan tahun %01% mengatakan tercatat sebanyak 70 !rang yang terjangkit dengan penyakit difteri. 0ahkan# dua !rang penderita diantaranya diketahui meninggal dunia. ementara itu# 4umas $ U dr -bd!er $ahem itub!nd! mengatakan# dalam sepekan terakhir ini tercatat sebanyak 8 pasien penderita penyakit difteri yang menjalani rawat inap di $ U dr -bd!er $ahem itub!nnd!# namun 1 penderita diantaranya sudah pulang karena k!ndisinya mulai membaik# sedangkan % penderita penyakit difteri masih dirawat diruang is!lasi Unit Perawatan 9isik (UP9, milik Pemkab itub!nd!. 3asing-masing adalah -nisyatul (18,# anak pasangan suami istri (Pasutri, asal Desa>6ecamatan ub!h# serta &abila (8 tahun, anak Pasutri asal Desa 'rebungan# 6ecamatan 3angaran. '!tal jumlah pasien penyakit difteri mulai 1anuari hingga 3ei %01% yang dirawat di $ U dr -bd!er $ahem itub!nd! sebanyak 8 pasien# sedangkan pada awal 3ei ini sebanyak 8 pasien yang menjalani rawat inap# namun untuk memastikan tiga pasien itu terjangkit penyakit difteri# kami mengirimkan lendir tengg!r!kan tiga pasien tersebut ke lab!rat!rium di urabaya# menurut )ir &adir!h# 4umas $ U dr -bd!er $ahem itub!nd!.

1.

%. 8. +. ..

-nak < usia 7 tahun dibawa ke rumah sakit karena sesak dan demam. Dari pemeriksaan fisik anak < didiagn!sa difteri laring dan faring# kemudian dari hasil ;6A didapatkan tachicardi. -nak < rewel dan tidak mau makan# sehingga dipasang &A' dan juga terpasang nasal kanul dengan 8 lpm. A am e'a1 )dentitas pasien = &ama = < Usia = 7 'ahun 1enis 6elamin = <aki-lak 6eluhan Utama = 6eluhan utama yang di rasakan pasien adanya sesak nafas. $iwayat Penyakit ekarang = -nak < demam# sesak nafas dan tidak mau makan. ehingga anak < dipasang &A' dan juga terpasang nasal kanul. Dari hasil ;6A didapat tachicardy $iwayat penyakit keluarga $iwayat penyakit masa lalu Pemerik'aa -i'ik 01 = 0reathing ($espirat!ry ystem,

0% 08 0+ 0. 07

$$ tak efektif ( esak nafas, = 0l!!d (2ardi!"ascular system, tachicardi = 0rain (&er"!us system, &!rmal = 0ladder (Aenit!urinary system, &!rmal = 0!wel (Aastr!intestinal ystem, -n!re?ia# nyeri menelan# kekurangan nutrisi = 0!ne (0!ne-3uscle-)ntegument,

<emah pada lengan# turg!r kulit Diag o'a= esak nafas berhubungan dengan !bstruksi jalan nafas akibat pembengkakan. !"#"a 1 Pasien mampu bernafas tetap pada batas n!rmal &riteria Ha'il1 'idak terjadi @bstruksi jalan nafas Pernapasan tetap pada batas n!rmal No I ter,e 'i 9a'io al 1. @ksigenasi dengan pemasangan nasal 3empertahankan kebutuhan !ksigen kanul yang maksimal bagi pasien %. 'irah baring selam % minggu di ruang Untuk mepertahankan atau is!lasi memperbaiki keadaan umum 8. Pemberian -D +0.000 6) secara )3 3enetralisir t!ksin sehingga atau )G mengurangi peradangan

Diag o'a= 6erusakan (kesulitan, menelan dan nyeri menelan berhubungan dengan peradangan pada faring !"#"a 1 Pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat. &riteria Ha'il= Pasien mendapat nutrisi yang cukup dan menunjukkan penambahan berat badan yang memuaskan. No I ter,e 'i 9a'io al 1. 0eri makan melalui &as! Aastric Untuk memberikan nutrisi sampai pemberian 'ube (&A', makanan !ral memungkinkan. %. Pantau masukan keluaran dan berat Untuk mengkaji keadekuatan masukan nutrisi. badan. Diag o'a = $esik! tinggi cedera berhubungan dengan pr!sedur pemasangan &A' !"#"a = Pasien tidak mengalami infeksi. &riteria Ha'il= -nak tidak menunjukkan bukti-bukti infeksi karena pemasangan &as! Aastric 'ube No I ter,e 'i 9a'io al 1. 0ersihkan kateter sesering mungkin Untuk mencegah bakteri masuk ke dalam tubuh Diag o'a1 -nsietas berhubungan dengan kesulitan menelan# ketidaknyamanan karena pemasangan &A'. !"#"a 1 Pasien mengalami rasa aman tanda ketidaknyamanan. &riteria Ha'il1 Pasien istirahat dengan tenang# sadar bila terjaga. 3ulut tetap bersih dan lembab. &yeri yang dialami pasien minimal atau tidak ada. No I ter,e 'i 9a'io al 1. 0eri stimulasi taktil (misL membelai# Untuk memudahkan perkembangan mengayun,. !ptimal dan meningkatkan kenyamanan. %. 0eri perawatan mulut. Untuk menjaga agar mulut tetap bersih dan membran muk!sa lembab. 8. D!r!ng !rangtua untuk Untuk memberikan rasa nyaman dan berpastisipasi dalam perawatan aman. anak. Diag o'a 1 !a0hi0ardi berhubungan dengan pe /ebara ek'otok'i ke daerah #a t" g !"#"a 1 Denyut jantung n!rmal dan pasien tidak gelisah &riteria ha'il1 bunyi jantung n!rmal tidak ditemukan tanda-tanda payah jantung. gambaran ;6A = tidak ada depresi segmen '

No. 1.

%. 8.

I ter,e 'i 9a'io al Pemberian -D +0.000 6) secara )3 atau 3enetralisir '!ksin )G ;radikasi 6uman 3enanggulangi infeksi sekunder Pemberian !bat sedati"e Untuk mengurangi rasa gelisah anak (diaDepam>luminal, Pantau terus hasil perekaman ;6A Untuk e"aluasi segala kedaaan dari mi!kard

BAB I: PENU!UP
A. &e'imp"la Difteri adalah penyakit yang disebabkan !leh kuman Corynebacterium diphtheria& !leh karena itu penyakitnya diberi nama serupa dengan kuman penyebabnya. umber penularan penyakit difteri ini adalah manusia# baik sebagai penderita maupun sebagai carier. 2ara penularannya yaitu melalui k!ntak dengan penderita pada masa inkubasi atau k!ntak dengan carier. 2aranya melalui pernafasan atau dr!plet infecti!n dan difteri kulit yang mencemari tanah sekitarnya. 3enurut l!kasi gejala difteria dibagi menjadi 8 yaitu# difteri hidung# difteri faring# difteri laring dan difteri kutaneus. 3asa inkubasi penyakit difteri ini % B . hari# masa penularan penderita %-+ minggu sejak masa inkubasi# sedangkan masa penularancarier bisa sampai 7 bulan. Aejala klinis penyakit difteri ini adalah = Panas lebih dari 88 C2#-dapsed!membrane bisa dipharyn?#laryn? atau t!nsil. akit waktu menelan. <eher membengkak seperti leher sapi (bullneck,# disebabkan karena pembengkakakn kelenjar leher 3enurut tingkat keparahannya# penyakit ini dibagi menjadi 8 tingkat yaitu= )nfeksi ringan# )nfeksi sedang dan )nfeksi berat Pencegahan difteri dilakukan dengan cara# yaitu = )s!lasi penderita# )munisasi# dengan memberikan imunisasi DP' pada bayi dan "aksin D' pada anak usia sek!lah dasar Pencegahan dan kemudian meng!bati karier difteria Peng!batan difteria dilakukan untuk menginakti"asi t!ksin yang belum terikat secepatnya# mencegah dan mengusahakan agar penyulit yang terjadi minimal# mengeliminasi 2. diptheriae untuk mencegah penularan serta meng!bati infeksi penyerta dan penyulit difteria.a. Peng!batan umum Peng!batan khusus# yaitu dengan memberikan antit!ksin (!nti "iptheriar Serum $# antibi!tic dan k!rtik!ster!id Peng!batan penyulit Peng!batan k!ntak Peng!batan karier )ara 6arena difteri adalah penyebab kematian pada anak-anak# maka disarankan untuk anakanak wajib diberikan imunisasi yaitu "aksin DP' yang merupakan wajib pada anak# tetapi kekebalan yang diper!leh hanya selama 10 tahun setelah imunisasi. ehingga !rang dewasa sebaiknya menjalani "aksinasi b!!ster (D', setiap 10 tahun sekali# dan harus dilakukan pencarian dan kemudian meng!bati carier difteri dan dilkaukan uji schick.

1.

%. 8. +. .. B.

elain itu juga kita dapat menyarankan untuk mengurangi minum es karena minum minuman yang terlalu dingin secara berlebihan dapat mengiritasi tengg!r!kan dan menyebabkan tengg!r!kan tersa sakit. 1uga menjaga kebersihan badan# pakaian# dan lingkungan karena difteri mudah menular dalam lingkungan yang buruk dengan tingkat sanitasi rendah. Dan makanan yang dik!nsumsi harus bersih yaitu makan makanan + sehat . sempurna.

DA-!A9 PU)!A&A
5id!y!n!.%00..'enya it (ropis )pidemiologi 'enularan dan 'emberantasannya.;rlanggga= 1akarta. )skandar#&urbaiti#dkk.edit!rL*u u !+ar ,lmu %esehatan (elinga -idung (enggoro .9akultas 6ed!kteran Uni"ersitas )nd!nesia.%000.4al 1**-1*8. 4ast!m!.%008..a alah (entang 'enya it .enular "ifteri.P!liteknik 6esehatan M!gyakarta# diakses dari http=>>www.scribd.c!m>d!c>%%%*009+>difteri Ditjen P%P<# Depkes $)# $e"isi 0uku Ped!man Penyelidikan dan Penanggulangan 6ejadian <uar 0iasa (Ped!man ;pidemi!l!gi Penyakit,#%00*# 1akarta 6adun ) &y!man. %007. .anual 'emberantasan 'enya it .enular. 2G )nf!medika= 1akarta &ursalam# dkk. %00.. !suhan %eperawatan *ayi dan !na . alemba 3edika= 1akarta umarm!# dkk. %008. ,nfe si dan 'ediatri (ropis. ;disi %. )katan D!kter -nak )nd!nesia. 0ag. )696 U)= 1akarta ud!y!# -ru 5. %007. ,lmu 'enya it "alam. 1ilid ))) ;disi )G. Penerbit )lmu Penyakit Dalam= 1akarta taf Pengajar )6- 96U). %00*. ,lmu %esehatan !na . G!l.%. )nf!medika= 1akarta

Dip!skan !leh DyDa 3idwefery di 0%=18

Anda mungkin juga menyukai