Anda di halaman 1dari 2

1. Faktor Risiko Penularan Malaria Di Daerah Berbatasan http://journal.unair.ac.

id/filerPDF/07%20vol

%207%20no%202%20Agts%202009%20FKM%20_hari%20basuki_%20134-142.pdf -hubungan umur dengan kejadian malaria. disampaikan oleh Gunawan (2000), secara umum dapat dikatakan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria. Perbedaan prevalensi menurut umur berkaitan dengan perbedaan derajat kekebalan terhadap malaria. Kekebalan yang diperoleh bayi dari ibunya memberikan perlindungan terhadap kejadian malaria. -hubungan jenis kelamin dengan malaria. Tidak terdapatnya perbedaan kejadian malaria yang bermakna secara statistik berdasar jenis kelamin, menunjukkan bahwa jenis kelamin bukan confounding factor kejadian malaria. Hal ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Gunawan (2000) bahwa perbedaan prevalensi menurut umur dan jenis kelamin sebenarnya berkaitan dengan perbedaan derajat kekebalan karena variasi keterpaparan kepada gigitan nyamuk. -hubungan tingkat pendidikan dengan malaria. menurut Baderudin (2002) secara umum seseorang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi biasanya akan lebih mudah menghindari penyakit malaria karena mereka lebih mudah memahami informasi tentang sesuatu hal termasuk informasi tentang malaria, karena dia lebih bisa membaca. Hal ini karena informasi yang tersedia lebih banyak ditemukan di media leaflet, poster dan penyuluhan langsung dari petugas. -hubungan pekerjaan dengan malaria. Pekerjaan sebagai petani penggarap ini menyebabkan harus berada di hutan sampai sore bahkan tidak jarang menginap di sana selama beberapa hari atau minggu untuk berladang, sedangkan mereka yang menjadi buruh nelayan harus mulai melaut sejak sore sampai dini hari berada di tempat terbuka di pelelangan ikan. Kondisi ini memberikan risiko yang besar untuk digigit nyamuk, termasuk Anopheles sp. 2. Faktor Risiko Kejadian Malaria Di Desa Lubuk Nipis Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim http://eprints.undip.ac.id/18697/1/SUPRI_AHMADI.pdf -Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa orang yang tinggal rumah disekitar genangan air, mempunyai resiko terjadinya malaria 2,756 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tinggal dirumah yang jauh dari genangan air, dikarenakan genangan air berfungsi sebagai breeding places vektor malaria.41 -Sehingga mengindikasikan bahwa orang yang tidak menggunakan kelambu pada waktu tidur mempunyai resiko terjadinya malaria 3,904 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang menggunakan kelambu. - 3. Faktor Risiko Kejadian Malaria Di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CFEQFjAE&url=http%3A%2F %2Fjournal.unsil.ac.id%2Fjurnal%2Fprosiding %2F9%2F9anto_32.pdf.pdf&ei=xNyhUYW8Ao2CrAejloGADQ&usg=AFQjCNEEkdnkr2RfixRu88r16lbbmBSpg&sig2=0uL-L41Ii2yY_c_YpJvIbQ&bvm=bv.47008514,d.bmk bahwa genangan air mempunyai risiko terhadap perkembangan nyamuk malaria 10,895 kali lebih besar daripada orang yang tinggal di rumah tidak terdapat genangan air di sekitar rumah dengan penelitian Barodji(26) bahwa ternak merupakan media untuk penularan penyakit malaria yang di gunakan sebagai tempat beristirahat.Kemudian penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Hanani

Bahwa keberadaan ternak berpengaruh terhadap kejadian malaria. Hasil analisis multivariat juga menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara keberadaan ternak dengan kejadian malaria. kemudian penelitian lain yang mendukung yaitu yang dilakukan Suwito dimana kebiasaan kelaur malam hari mempunyai risiko 4 kali lebih besar dari yang tidak suka keluar malam hari. 4. Faktor-Faktor Risiko Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Paruga Kota Bima Nusa Tenggara Barat http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&ved=0CE0QFjAD&url=http%3A%2F %2Fjournal.uad.ac.id%2Findex.php%2FKesMas%2Farticle%2Fdownload%2F545%2Fpdf&ei=nOhUcTrO43zrQey3IGIBg&usg=AFQjCNHN0M43xJuvJWTl0Gy9o9iU4QqTA&sig2=Wj6diF3XBS3LJC6_tWro8w&bvm=bv.47008514,d.bmk Orang yang biasa keluar malam akan meningkatkan risiko terkena malaria sebesar 1,67 kali lebih besar dibandingkan dengan orang tidak biasa keluar malam, Orang yang tidak tahu tentang malaria akan meningkatkan risiko terkena malaria sebesar 1,99 kali lebih besar dibandingkan dengan orang tahu tentang malaria 5. Hubungan Penyuluhan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria Pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008. http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0CGQQFjAI&url=http%3A%2F %2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F20408%2F5%2FChapter %2520I.pdf&ei=b4KkUbrMHMLprAfu4oCwDA&usg=AFQjCNHQXtQxWPRuSG6tNtb6Hcg00li7TA&si g2=SJcd2JFMOYds0fYZJu5pVA 6. Buku: MALARIA: Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi klinis, & Penanganan. Edfitor: Dr. P. N. Harijanto, SpPD- Jakarta: EGC 2000. ( mir tolong buatin referensi itu ya,, gk bias buat,, maaf) keadaan gizi agaknya tidak menambah kerentanan terhadap malaria. Ada beberapa studi yang menunjukkan bahwa anak yang bergizin baik justru lebih sering mendapat kejang dan malaria serebral dibandingkan dengan anak yang bergizi buruk. Akan tetapi anak yang bergizi baik dapat mengatasi malaria berat dengan lebih cepat disbanding anak bergizi buruk.

Anda mungkin juga menyukai