Anda di halaman 1dari 10

Volume 20 No.

2 Tahun 2021

Online: https://ojsfkuisu.com/index.php/ibnusina

Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas


Islam Sumatera Utara

ISSN 1411-9986 (Print) | ISSN 2614-2996 (Online)

Artikel Penelitian

HUBUNGAN PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP TERJADINYA KETOMBE PADA MAHASISWI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH TAHUN 2020

THE CORRELATION BETWEEN WEARING THE HIJAB AND DANDRUFF INCIDENCE ON THE
MEDICAL STUDENTS OF BAITURRAHMAH UNIVERSITY IN 2020

Mega Utari,a Irma Primawati,b Nurwiyenic


a FK Universitas Baiturrahmah, Padang – Sumatera Barat
b Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK Universitas Baiturrahmah, Padang – Sumatera Barat
c Bagian Patologi Anatomi FK Universitas Baiturrahmah Padang – Sumatera Barat

Histori Artikel ABSTRAK


Diterima: Ketombe merupakan salah satu gejala ringan dari dermatitis seboroik yang hanya
4 Maret 2021 mengenai kulit kepala. Ketombe disebabkan oleh jamur Pityrosporum ovale. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi angka kejadian ketombe seperti
Revisi: peningkatan produksi sebum, pertumbuhan jamur P.ovale yang berlebihan,
30 Maret 2021 kerentanan individu, stress dan lingkungan (kelembaban dan suhu). Tujuan
penelitian untuk mengetahui hubungan pemakaian jilbab terhadap terjadinya
Terbit: ketombe pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah. Jenis
1 Juli 2021 penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional dengan 100 sampel menggunakan teknik simple
random sampling. Analisa data univariat disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi dan persentase dan analisa bivariat menggunakan uji chi-square dan
pengolahan data menggunakan komputerisasi program SPSS versi 16.0. Hasil
penelitian didapatkan mahasiswi yang mengalami kejadian ketombe sebanyak 56
orang (56,0%), lama pemakaian jilbab 6-12 jam sebanyak 64 orang (64,0%) dan
terdapat hubungan pemakaian jilbab terhadap terjadinya ketombe pada
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan 2018-2019
(p=0,029). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pemakaian jilbab
terhadap terjadinya ketombe pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah angkatan 2018-2019.

Kata Kunci ABSTRACT


Kejadian ketombe, lama Dandruff is one of the mild symptoms of seborrheic dermatitis that only affects
pemakaian jilbab the scalp. Dandruff is caused by the fungus Pityrosporum ovale. There are
several factors that influence the incidence of dandruff, namely increased sebum
production in the sebaceous glands, individual susceptibility factors,
environmental factors (temperature and humidity of the environment), stress,
and excessive fungal growth on the scalp. The study aims to determine the
correlation between wearing the hijab and dandruff incidence on medical
students of Baiturrahmah University. This is observational analytic research
Korespondensi with cross-sectional approach with 100 samples using simple random sampling
Tel. technique. Univariate data analysis is presented in the form of frequency and
085278456585 percentage distributions and bivariate analysis using the chi-square test and
data processing using computerized SPSS program version 16.0. The results
Email: showed there were many female students who experienced dandruff events 56
irmaprimawati people (56.0%), the longest wearing hijab was 6-12 hours 64 people (64.0%)
@fk.unbrah.ac.id and there was a correlation between wearing hijab and dandruff incidence (p =

Mega Utari 113


Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

0.029). The conclusion of this study there is a correlation between wearing hijab
and dandruff incidence on medical students Baiturrahmah University.

PENDAHULUAN dengan sisik-sisik yang halus dan kasar.1 Pada


Ketombe merupakan salah satu gejala kondisi berat perluasan bisa sampai ke belakang
ringan dari dermatitis seboroik yang hanya telinga, lipatan nasolabial, alis dan daerah
mengenai kulit kepala.1 Dalam kamus intertriginosa.6
Kedokteran Dorland disebutkan bahwa Ketombe terjadi pada 50% populasi
ketombe mempunyai dua pengertian. Pertama, orang dewasa di seluruh dunia dan banyak
ketombe dapat diartikan sebagai bahan kering terjadi pada pria daripada wanita. Ketombe
bersisik yang lepas dari kulit kepala, istilah ini mulai pada saat pubertas, puncak insiden dan
dipakai untuk bahan yang lepas dari epidermis tingkat keparahan pada usia sekitar 20 tahun,
kulit kepala secara normal dan juga pada dan jarang ditemukan pada orang di atas 50
keadaan kelebihan bahan sisik yang berkaitan tahun. Insidensi bervariasi antara kelompok
dengan penyakit. Kedua, ketombe dapat etnis yang berbeda, dalam sebuah penelitian di
diartikan sebagai dermatitis seboroik.2 Ketombe AS dan Cina, prevalensi ketombe adalah 81-
merupakan penyakit kulit kepala yang 95% di Afrika Amerika, 66-82% di Kaukasia,
disebabkan hiperaktivitas kelenjar palit, atau dan 30-42% di Cina.7 Prevalensi penderita
sebum yang ditandai dengan gatal yang ketombe di Indonesia menurut data dari
berlebihan. Kolonisasi jamur yang International Date Base, US Sensus Bureau
menyimpang di kulit kepala oleh komensal tahun 2004 adalah 18% jiwa dan menempati
Malassezia sp. yang merupakan etiologi utama urutan ke empat setelah Cina, India, dan USA.8
dari penyebab ketombe.3,4 Penelitian berdasarkan dari jenis kelamin
Ketombe disebabkan oleh jamur menunjukkan bahwa populasi laki-laki lebih
Pityrosporum ovale. Pityrosporum ovale rentan mengalami ketombe daripada
merupakan jamur lipofilik yang termasuk genus perempuan. Kejadian ketombe tidak
Malassezia dan merupakan flora normal kulit dipengaruhi oleh hormon androgen untuk
kepala yang berada pada lapisan atas stratum merangsang aktivitas kelenjar sebasea
5
korneum yang dapat menyebabkan ketombe. melainkan karena produksi sebum yang
Ketombe ditandai dengan sisik putih halus yang berlebihan.7
diawali sebagai bercak kecil kemudian dapat Etiologi pasti dari ketombe sampai saat
menyebar mengenai seluruh kulit kepala ini belum diketahui. Terdapat beberapa faktor

114 Mega Utari


Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

yang berpengaruh terhadap kejadian ketombe akan memicu peningkatan produksi kelenjar
yaitu peningkatan produksi sebum pada sebasea kemudian menyebabkan peningkatan
kelenjar sebasea, pertumbuhan jamur P. ovale flora normal pada kulit kepala yaitu Malassezia
yang berlebihan di kulit kepala, faktor sp, yang kemudian memicu terjadinya
kerentanan individu, stres, dan faktor ketombe.10
lingkungan (kelembaban dan suhu) sehingga Fakultas Kedokteran Universitas
5
menyebabkan timbulnya ketombe. Menurut Baiturrahmah terletak di Jl. Raya By Pass KM.
Turner dan yang lainnya telah mengusulkan 15 Aie Pacah Koto Tangah, Sumatera Barat.
bahwa ketombe merupakan hasil dari Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah
kerentanan individu, sekresi kelenjar sebasea merupakan fakultas yang menerapkan tata nilai
8
dan jamur Malassezia. Diantaranya, jamur Islami dalam lingkungan. Menurut pra survei di
Malassezia dianggap sebagai penyebab utama Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah,
ketombe. Hal ini didukung oleh analisis mayoritas mahasiswi Fakultas Kedokteran
sekuensing skala besar yang baru-baru ini Universitas Baiturrahmah beragama Islam
menunjukkan peningkatan jamur Malassezia dengan jumlah pemakai jilbab relatif banyak.
pada kulit kepala berketombe dibandingkan Selain itu mahasiswi Fakultas Kedokteran
dengan kulit kepala sehat.9 Universitas Baiturrahmah ini termasuk dalam
Bagi wanita muslimah rambut kepala usia remaja di mana saat usia remaja produksi
merupakan salah satu aurat yang harus kelenjar sebasea akan meningkat pada usia
ditutupi.10 Hal ini membuat penggunaan jilbab tersebut ditambah dengan tingginya aktivitas
pada wanita muslimah semakin diminati mungkin menyebabkan rendahnya
11
termasuk remaja. Jilbab merupakan bentuk pemeliharaan kebersihan dan kelembaban kulit
jamak dari jalaabiib yang artinya pakaian yang kepala dan rambut sehingga mempengaruhi
luas, dengan kata lain dapat juga dikatakan kejadian ketombe.
sebagai pakaian yang longgar dan lapang yang Penelitian Ade Aurora Imani (2017),
menutup aurat wanita kecuali muka dan telapak menunjukkan bahwa adanya hubungan
tangan.12 signifikan antara pemakaian jilbab dengan
Rambut yang ditutupi oleh jilbab rentan kejadian ketombe.14 Penelitian dengan hasil
mengalami masalah apalagi berada di iklim serupa juga dilakukan oleh Avvisa Mada Vashti
tropis seperti Indonesia. Hal ini disebabkan (2014) dimana adanya hubungan antara faktor
akibat menurunnya pasokan udara yang risiko pemakaian jilbab dengan ketombe.15
mengalir di kulit kepala dan rambut pada wanita Sedangkan pada penelitian Aditya Muhammad
berjilbab. Pada umumnya wanita yang Fathony (2012) menyatakan bahwa tidak ada
menggunakan jilbab, menutup rambutnya perbedaan bermakna kejadian ketombe antara
dalam waktu yang cukup lama sehingga siswi yang mengenakan jilbab dan siswi yang
menyebabkan rambut kekurangan oksigen, tidak mengenakan jilbab.16
lembab dan panas.13 Kulit kepala yang lembab

Mega Utari 115


Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

METODE dilakukan dengan cara meminta responden


Penelitian dilakukan pada bulan Maret – mengirimkan foto kulit kepala yang diambil
Agustus 2020 merupakan penelitian analitik menggunakan kamera handphone (dalam
observasional dengan pendekatan cross rangka menerapkan protokol kesehatan Covid-
sectional. Penelitian ini mengkaji hubungan 19). Surat keterangan layak etik dikeluarkan
antara pemakaian jilbab (variabel bebas) oleh Fakultas Kedokteran Universitas
dengan kejadian ketombe (variabel terikat) pada Baiturrahmah dengan nomor surat 036/ETIK-
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas FKUNBRAH/03/04/2020.
Baiturrahmah angkatan 2018-2019 yang Data yang diperoleh akan diolah
menggunakan jilbab dan memenuhi kriteria menggunakan program komputer SPSS versi
inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel 100 orang 16.0 berupa analisis univariat dan bivariat.
dengan menggunakan metode simple random
sampling. HASIL
Jenis dan sumber data yang digunakan Telah dilakukan penelitian pada 100
dalam penelitian ini adalah data primer yaitu responden yang bertujuan untuk mengetahui
data yang diperoleh secara langsung dari hubungan pemakaian jilbab terhadap kejadian
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas ketombe pada mahasiswi Fakultas Kedokteran
Baiturrahmah angkatan 2018-2019 melalui Universitas Baiturrahmah angkatan 2018-2019,
kuesioner yang dibuat menggunakan aplikasi maka penulis dapat uraikan hasil penelitian
google form dan linknya dikirimkan ke masing- sebagai berikut :
masing responden. Observasi ketombe

35
30 32 31
25 28

20
15
10
5 9

0
19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun

Gambar 1. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Pada gambar 1, responden yang berusia sebanyak 28 orang (28%), dan usia 22 tahun
19 tahun sebanyak 32 orang (32%), usia 20 sebanyak 9 orang (9%).
tahun sebanyak 31 orang (31%), usia 21 tahun

116 Mega Utari


Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

120
100
100 88
77
80
56
60
44
40
23
20 12
0
0
Kejadian ketombe Merasakan gatal pada Mencuci rambut anda Mencuci rambut anda
kulit kepala saat 2-3 kali seminggu dengan sampo
berkeringat

Ya Tidak

Gambar 2. Grafik Karakteristik Kejadian Ketombe dan Masalah Kulit Kepala pada Responden

Pada gambar 2, responden yang mencuci rambut 2-3x seminggu 88 orang dan
mengalami ketombe sebanyak 56 orang (56%), responden yang mencuci rambut dengan sampo
yang merasakan gatal pada kulit kepala saat sebanyak 100 orang.
berkeringat 77 orang (77%), responden yang

Tabel 1. Karakteristik Pemakaian Jilbab pada Responden

Karakteristik Kelompok f %
< 6 jam 22 22,0
Lama pemakaian jilbab 6-12 jam 64 64,0
>12 jam 14 14,0
Ya 92 92,0
Setiap hari menggunakan jilbab
Tidak 8 8,0
Kain berventilasi baik/lancar (katun) 91 91,0
Jenis kain jilbab yang Anda pakai Kain berventilasi kurang baik
9 9,0
(sutera/nylon
1 lapis 92 92,0
Lapisan jilbab yang Anda pakai 2 lapis 8 8,0
3 lapis 0 0,0
Sering menggunakan jilbab dengan rambut dalam keadaan Ya 14 14,0
basah Tidak 86 86,0
Ya 51 51,0
Menggunakan ciput (anak jilbab) saat memakai jilbab
Tidak 49 49,0
Ya 20 20,0
Sering mengikat jilbab di bagian leher
Tidak 80 80,0
Warna lembut (putih) 25 25,0
Warna jilbab yang sering Anda pakai
Warna gelap (hitam) 75 75,0

117 Mega Utari


Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

Pada tabel 1, didapatkan hasil sebagai menggunakan jilbab dengan rambut dalam
berikut : lama pemakaian jilbab paling banyak keadaan basah yaitu 86 orang (86,0%), paling
selama 6-12 jam (64,0%), setiap hari banyak menggunakan ciput (anak jilbab) saat
menggunakan jilbab sebanyak 92 orang memakai jilbab yaitu 51 orang (51,0%), paling
(92,0%), paling banyak menggunakan jilbab banyak tidak sering mengikat jilbab di bagian
dengan kain berventilasi baik/lancar (katun) leher yaitu 80 orang (80,0%) dan paling banyak
sebanyak 91 orang (91,0%), paling banyak warna jilbab yang sering dipakai adalah warna
menggunakan lapisan jilbab 1 lapis sebanyak 92 gelap atau hitam yaitu 75 orang (75,0%).
orang (92,0%), paling banyak tidak sering

Tabel 2. Identifikasi Ketombe pada Responden

Identifikasi Ketombe Kelompok f %


Ya 51 51,0
Sering terlihat serpihan putih di rambut atau kulit kepala
Tidak 49 49,0
Ya 55 55,0
Sering merasakan gatal pada kulit kepala
Tidak 45 45,0
Ya 89 89,0
Pernah mengalami ketombe
Tidak 11 11,0
Ya 0 0,0
Pernah mengobati ketombe dalam dua minggu terakhir
Tidak 100 100

Pada tabel 2, dari 100 responden sering orang (55,0%), pernah mengalami ketombe
terlihat serpihan-serpihan putih di rambut atau sebanyak 89 orang (89,0%) dan seluruh
kulit kepala sebanyak 51 orang (51,0%), sering responden tidak pernah mengobati ketombenya
merasakan gatal pada kulit kepala sebanyak 55 dalam dua minggu terakhir (100%).

Tabel 3. Hubungan Pemakaian Jilbab terhadap Kejadian Ketombe pada Responden

Kejadian Ketombe
Jumlah
Lama Pemakaian Jilbab Ya Tidak p Value
f % f % n %
< 6 jam 9 40,9 13 59,1 22 100
6-12 jam 35 54,7 29 45,3 64 100 0,029
> 12 jam 12 85,7 2 14,3 14 100
Jumlah 56 44 100

Berdasarkan hasil uji statistik (chi- Universitas Baiturrahmah angkatan 2018-2019


square) pada tabel 3, terdapat hubungan dengan nilai p = 0,029 (p<0,05).
pemakaian jilbab terhadap kejadian ketombe
pada mahasiswi Fakultas Kedokteran

118 Mega Utari


Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

DISKUSI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera


Seratus responden yang merupakan Utara diperoleh hasil 53% mahasiswi
15,17
mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas mengalami ketombe.
Baiturrahmah angkatan 2018-2019 ikut dalam Gaitanis G dkk melalui jurnal Clinical
penelitian. Usia terbanyak adalah 19 tahun Microbiology Reviews menyatakan bahwa
(32%) (Gambar 1). Penelitian yang dilakukan ketombe lebih sering terjadi pada lingkungan
oleh Vasti, A (2014) diperoleh angka kejadian yang panas dengan kelembaban yang tinggi.
wanita berjilbab yang menderita ketombe pada Variasi musim juga dapat menyebabkan
usia > 20 tahun sebanyak 52% dan Asrul, D perubahan suhu dan kelembaban lingkungan.
(2015) diperoleh rata-rata mahasiswa Lingkungan yang panas dan lembab merupakan
kedokteran yang menderita ketombe berada habitat yang paling nyaman bagi pertumbuhan
pada usia 20 tahun (53%).15,17 jamur Malassezia.18
Pada prinsipnya semua permasalahan Lama pemakaian jilbab terbanyak selama
yang terjadi pada rambut tidak hanya 6-12 jam (64,0%). Penelitian sebelumnya yang
dihubungkan dengan faktor usia saja. Pada dilakukan oleh Aisyah (2018) pada Mahasiswi
individu yang berada pada usia produktif PSPD Fakultas Kedokteran Universitas
aktivitas sehari-hari akan mempengaruhi Lambung Mangkurat diperoleh hasil 80%
kesehatan rambut. Semakin tinggi aktivitas mahasiswi yang menggunakan jilbab ≥ 6 jam.19
sehari-hari maka kemungkinan timbulnya Penggunaan jilbab diduga sebagai salah satu
permasalahan pada rambut juga akan semakin faktor risiko terjadinya ketombe. Hal ini
besar. Selain aktivitas sehari-hari perubahan memiliki kaitan erat dengan kelembaban dan
hormonal juga ikut mempengaruhi. panas yang menyebabkan pertumbuhan jamur
Kemungkinan faktor lain yang juga ikut Malassezia yang diakibatkan kebiasaan
berpengaruh menimbulkan permasalahan pada penggunaan jilbab yang kurang tepat dan
rambut adalah pola diet yang belum tepat dan perawatan rambut yang salah.15
tak seimbang serta stres. Hal ini sesuai dengan Penelitian yang dilakukan Vasthi, A
studi yang menyatakan bahwa usia remaja (2014) menyebutkan bahwa terdapat hubungan
banyak mengalami permasalahan terkait antara penggunaan jilbab berwarna gelap
kesehatan rambut.13 terhadap kejadian ketombe dengan p = 0,001.
Responden yang mengalami kejadian Hal ini dapat dijelaskan bahwa warna gelap
ketombe sebanyak 56 orang (56,0%). Hasil akan menyerap panas lebih banyak
penelitian ini sejalan dengan penelitian dibandingkan warna terang. Sehingga suhu di
sebelumnya yang dilakukan oleh Vasthi, A kulit kepala juga akan meningkat dan memicu
(2014) pada mahasiswi Islam Negeri Syarif timbulnya ketombe. Penggunaan jilbab warna
Hidayatullah Jakarta diperoleh hasil 67,6% terang akan mengurangi risiko terjadinya
mahasiswa mengalami ketombe dan juga ketombe.15
penelitian Asrul, D (2015) pada mahasiswi

Mega Utari 119


Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

Penggunaan lapisan jilbab diduga juga yang diidentifikasi adalah ketombe.14 Penelitian
menjadi salah satu faktor risiko yang yang dilakukan oleh Vashti, A (2014) juga
menyebabkan terjadinya ketombe karena mendapatkan 70,6% responden yang
penggunaan lapisan jilbab bisa menyebabkan berketombe juga mengeluhkan gatal di kulit
kelembaban pada kulit kepala meningkat dan kepalanya.15 Terdapatnya serpihan putih
memicu timbulnya ketombe. Hasil ini sejalan (skuama) di kulit kepala dan gatal merupakan
dengan penelitian yang dilakukan Vasthi, A salah satu gejala klinis ketombe.7
(2014) yang menyebutkan bahwa terdapat Jamur Malassezia sp bersifat lipofilik
hubungan antara penggunaan lapisan jilbab sehingga lingkungan dengan kadar sebum
terhadap kejadian ketombe dengan p = 0,001. tinggi akan mempercepat pertumbuhannya.
Responden yang menggunakan lapisan jilbab Individu yang mempunyai kadar sebum sangat
mempunyai kemungkinan lebih besar tinggi di kulit kepalanya akan berisiko
mengalami ketombe dibandingkan dengan menderita ketombe. Perawatan rambut yang
responden yang tidak menggunakan lapisan teratur dan benar seperti mencuci rambut 3-4
jilbab. Pemakaian lapisan jilbab dapat kali seminggu akan mengurangi kadar sebum
menyebabkan akumulasi keringat lebih cepat sehingga akan meminimalisir terjadinya
sehingga keringat menjadi lebih banyak dan ketombe.19
lembab sehingga memicu timbulnya ketombe. Sering menggaruk kulit kepala dapat
Pemilihan jenis kain jilbab dengan bahan yang menyebabkan akar rambut tidak kuat, inilah
mudah menyerap keringat dan tidak terlalu yang kemudian membuat rambut menjadi
tebal merupakan tindakan yang tepat sehingga rontok. Ketombe juga bisa menjadi pemicu
15
sirkulasi udara pada kulit kepala tercukupi. rambut rontok karena saat rambut dipenuhi sisik
Pada tabel 2 didapatkan bahwa putih tersebut bisa menyebabkan folikel rambut
responden sering menemukan serpihan- tertutup. Ketika folikel rambut dipenuhi
serpihan putih di rambut atau kulit kepala ketombe, pertumbuhan rambut menjadi
sebanyak 51 orang (51,0%), responden terhalang, inilah yang menyebabkan
mengalami gatal pada kulit kepala yaitu 55 kerontokan. Kulit kepala yang lembab dan
orang (55,0%), responden yang mengalami panas dapat memicu timbulnya ketombe, ini
ketombe yaitu 89 orang (89,0%), dan seluruh dapat disebabkan rambut terlalu lama di bawah
responden tidak pernah mengobatinya dalam terik matahari dan juga dapat disebabkan oleh
dua minggu terakhir sebanyak 100 orang penggunaan penutup kepala dalam keadaan
(100%). Penelitian terdahulu yang dilakukan rambut yang masih basah. Maka, jika memiliki
oleh Imani (2018) pada santriwati di Pondok kulit kepala yang berminyak hendaknya
Pesantren X, Leuwiliang Bogor diperoleh menghindari faktor risiko yang memicu
paling banyak siswi mengalami ketombe terjadinya ketombe, karena ketombe dapat
(75,8%) dan sering mengalami rasa gatal di disebabkan oleh multi faktor tergantung apa
kulit kepala dan juga menunjukan bercak putih predisposisi yang mempengaruhi.19

120 Mega Utari


Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

Pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa mempengaruhi satu sama lain dalam proses
terdapat hubungan pemakaian jilbab terhadap terjadinya ketombe.7
kejadian ketombe pada mahasiswi Fakultas Pada penelitian ini didapatkan hasil
Kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan adanya hubungan antara pemakaian jilbab
2018-2019. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji dengan kejadian ketombe. Pada pengguna
statistik (chi-square) diperoleh nilai p = 0,029. jilbab yang berada di iklim tropis seperti
Penelitian yang dilakukan oleh Zahra, N (2011) Indonesia rentan mengalami ketombe
mengenai hubungan pemakaian jilbab dengan disebabkan suhu dan kelembaban pada kulit
kejadian ketombe didapatkan peningkatan kepala yang dipengaruhi oleh pemakaian jilbab
risiko kejadian ketombe sebesar 7,57 kali pada itu sendiri. Hal ini disebabkan akibat
mahasiswi yang menggunakan jilbab dibanding menurunnya pasokan udara yang mengalir di
yang tidak menggunakan jilbab.20 kulit kepala pada wanita berjilbab sehingga
Hasil penelitian ini sejalan dengan proses penguapan melalui kulit kepala
penelitian yang dilakukan oleh Aisyah (2018) terganggu dan menyebabkan kulit kepala
pada Mahasiswi PSPD Fakultas Kedokteran mudah berkeringat, berminyak dan lembab.
Universitas Lambung Mangkurat diperoleh Suhu dan kelembaban akan mempengaruhi
hasil dengan p-value 0,000 < 0,05. Hal ini aktivitas kelenjar sebasea yang nantinya mampu
menunjukkan bahwa pemakaian jilbab dapat meningkatkan aktivitas jamur P.ovale dan
mempengaruhi terjadinya ketombe.19 Kulit terjadilah ketombe. Jadi jilbab bukan
kepala merupakan lingkungan dengan merupakan penyebab ketombe tetapi
kelembaban yang tinggi yang dapat penggunaan jilbab yang tidak benar merupakan
menciptakan kondisi yang baik untuk kolonisasi faktor pencetus terjadinya ketombe.15
mikroba. Kulit kepala merupakan area yang
unik diantara area kulit yang lain pada manusia KESIMPULAN
dengan kepadatan folikel yang tinggi dan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
1
tingkat produksi sebum yang tinggi. disimpulkan bahwa 56,0% mahasiswi
Sampai saat ini proses terjadinya suatu mengalami kejadian ketombe, 64,0%
ketombe masih diperdebatkan. Terdapat mahasiswi memakai jilbab selama 6-12 jam dan
beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat hubungan pemakaian jilbab terhadap
berpengaruh terhadap kejadian ketombe, antara terjadinya ketombe pada mahasiswi Fakultas
lain peningkatan produksi sebum pada kelenjar Kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan
sebasea, faktor kerentanan individu, faktor 2018-2019.
lingkungan (suhu dan kelembaban lingkungan),
stress, dan pertumbuhan jamur Pityrosporum DAFTAR REFERENSI
ovale yang berlebihan di kulit kepala. 1. Jacoeb TNA. Dermatitis Seboroik. In:
Linuwih S, Bramono K, Indriatmi W,
Keseluruhan faktor tersebut saling
eds. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.
7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;

Mega Utari 121


Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
Volume 20 No.2 Tahun 2021

2016:232-233. Pemakaian Jilbab pada Mahasiswi FK


2. Dorland WAN. Kamus Saku UNTAN. J Cerebellum. 2018;4(2).
Kedokteran Dorland. 28th ed. Jakarta: https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. article/view/42055.
3. Markam S, Laksman H, Ganiswarna S. 14. Imani AA. Hubungan Lama Pemakaian
Kamus Kedokteran Fakultas Jilbab, Lama Mengikat Rambut, Dan
Kedokteran Indonesia. 5th ed. Jakarta; Penggunaan Sisir Secara Bersama
2011. Terhadap Kejadian Ketombe Pada
4. Bhattacharyya A, Jain N, Prasad S, et al. Santriwati Di Pondok Pesantren X,
Evaluation of therapeutic potential of Leuwiliang, Bogor Tahun 2017. Jakarta;
VB-001, a leave-on formulation, for the 2017.
treatment of moderate adherent 15. Vashti AM. Faktor Risiko Pemakaian
dandruff. BMC Dermatol. 2017;17(1):1- Jilbab Terhadap Kejadian Ketombe
9. Pada Mahasiswi Universitas Islam
5. Maryanti E, Febriyani E, Lestari E. Studi Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Efektivitas Antijamur Nanopartikel ZnO Jakarta; 2014.
/ ZnS Terhadap Pertumbuhan Jamur 16. Fathony AM. Perbandingan Kejadian
Pityrosporum ovale Penyebab Ketombe. Ketombe Pada Siswi Berjilbab Dan
J Gradien. 2014;10(2):1014-1017. Tidak Berjilbab Di SMA 3 Surakarta.
6. Rudramurthy SM, Honnavar P, Dogra S, Surakarta; 2012.
Yegneswaran PP, Handa S, Chakrabarti http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/18557.
A. Association of Malassezia species 17. Asrul DA. Hubungan Kebiasaan
with dandruff. Indian J Med Res. Pemakaian Jilbab Terhadap Kejadian
2014;139(3):431-437. Ketombe Pada Mahasiswi Fakultas
https://www.researchgate.net/publicatio Kedokteran Universitas Sumatera Utara
n/262265953. Tahun 2015. Medan; 2015.
7. Borda LJ, Wikramanayake TC. 18. Gaitanis G, Magiatis P, Hantschke M,
Seborrheic Dermatitis and Dandruff: A Bassukas ID, Velegraki A. The
Comprehensive Review. J Clin Investig Malassezia Genus in Skin and Systemic
Dermatology. 2015;3(2). Diseases. Clin Microbiol Rev.
8. Turner GA, Hoptroff M, Harding CR. 2012;25(1):106-141.
Stratum corneum dysfunction in 19. Aisyah S, Noor RM, Muthmainnah N.
dandruff. Int J Cosmet Sci. Hubungan Karakteristik Pemakaian
2012;34(4):298-306. Jilbab Terhadap Kejadian Ketombe pada
9. Park M, Cho YJ, Lee YW, Jung WH. Mahasiswi PSPD Fakultas Kedokteran
Understanding the Mechanism of Action Universitas Lambung Mangkurat.
of the Anti-Dandruff Agent Zinc Homeostasis. 2018;1(1):15-21.
Pyrithione against Malassezia restricta. 20. Ni’mah SZ. Hubungan Penggunaan
Sci Rep. 2018;8(1):1-11. Jilbab Dengan Kejadian Ketombe Pada
10. Rohmani A, Indrastiti R, Farida D. Mahasiswi Fakultas Kedokteran UNS.
Pemakaian Jilbab Tidak Berhubungan Surakarta; 2011.
Dengan Terjadinya Dermatitis
Seboroik : Studi Crossectional. J Kedokt
Muhammadiyah. 2016;5(1):1-7.
11. Indarti, Peng LH. Modern hijab style in
Indonesia as an expression of cultural
identity and communication. 2016 Int
Conf Appl Syst Innov IEEE ICASI
2016. 2016;(May 2020).
12. Yulikhah S. Jilbab Antara Kesalehan
dan Fenomena Sosial. J Ilmu Dakwah.
2016;36:96-117.
13. Stephani Y, Putri EA, Irsan A. Tingkat
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
terhadap Kerontokan Rambut dengan

122 Mega Utari

Anda mungkin juga menyukai