2 Tahun 2021
Online: https://ojsfkuisu.com/index.php/ibnusina
Artikel Penelitian
THE CORRELATION BETWEEN WEARING THE HIJAB AND DANDRUFF INCIDENCE ON THE
MEDICAL STUDENTS OF BAITURRAHMAH UNIVERSITY IN 2020
0.029). The conclusion of this study there is a correlation between wearing hijab
and dandruff incidence on medical students Baiturrahmah University.
yang berpengaruh terhadap kejadian ketombe akan memicu peningkatan produksi kelenjar
yaitu peningkatan produksi sebum pada sebasea kemudian menyebabkan peningkatan
kelenjar sebasea, pertumbuhan jamur P. ovale flora normal pada kulit kepala yaitu Malassezia
yang berlebihan di kulit kepala, faktor sp, yang kemudian memicu terjadinya
kerentanan individu, stres, dan faktor ketombe.10
lingkungan (kelembaban dan suhu) sehingga Fakultas Kedokteran Universitas
5
menyebabkan timbulnya ketombe. Menurut Baiturrahmah terletak di Jl. Raya By Pass KM.
Turner dan yang lainnya telah mengusulkan 15 Aie Pacah Koto Tangah, Sumatera Barat.
bahwa ketombe merupakan hasil dari Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah
kerentanan individu, sekresi kelenjar sebasea merupakan fakultas yang menerapkan tata nilai
8
dan jamur Malassezia. Diantaranya, jamur Islami dalam lingkungan. Menurut pra survei di
Malassezia dianggap sebagai penyebab utama Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah,
ketombe. Hal ini didukung oleh analisis mayoritas mahasiswi Fakultas Kedokteran
sekuensing skala besar yang baru-baru ini Universitas Baiturrahmah beragama Islam
menunjukkan peningkatan jamur Malassezia dengan jumlah pemakai jilbab relatif banyak.
pada kulit kepala berketombe dibandingkan Selain itu mahasiswi Fakultas Kedokteran
dengan kulit kepala sehat.9 Universitas Baiturrahmah ini termasuk dalam
Bagi wanita muslimah rambut kepala usia remaja di mana saat usia remaja produksi
merupakan salah satu aurat yang harus kelenjar sebasea akan meningkat pada usia
ditutupi.10 Hal ini membuat penggunaan jilbab tersebut ditambah dengan tingginya aktivitas
pada wanita muslimah semakin diminati mungkin menyebabkan rendahnya
11
termasuk remaja. Jilbab merupakan bentuk pemeliharaan kebersihan dan kelembaban kulit
jamak dari jalaabiib yang artinya pakaian yang kepala dan rambut sehingga mempengaruhi
luas, dengan kata lain dapat juga dikatakan kejadian ketombe.
sebagai pakaian yang longgar dan lapang yang Penelitian Ade Aurora Imani (2017),
menutup aurat wanita kecuali muka dan telapak menunjukkan bahwa adanya hubungan
tangan.12 signifikan antara pemakaian jilbab dengan
Rambut yang ditutupi oleh jilbab rentan kejadian ketombe.14 Penelitian dengan hasil
mengalami masalah apalagi berada di iklim serupa juga dilakukan oleh Avvisa Mada Vashti
tropis seperti Indonesia. Hal ini disebabkan (2014) dimana adanya hubungan antara faktor
akibat menurunnya pasokan udara yang risiko pemakaian jilbab dengan ketombe.15
mengalir di kulit kepala dan rambut pada wanita Sedangkan pada penelitian Aditya Muhammad
berjilbab. Pada umumnya wanita yang Fathony (2012) menyatakan bahwa tidak ada
menggunakan jilbab, menutup rambutnya perbedaan bermakna kejadian ketombe antara
dalam waktu yang cukup lama sehingga siswi yang mengenakan jilbab dan siswi yang
menyebabkan rambut kekurangan oksigen, tidak mengenakan jilbab.16
lembab dan panas.13 Kulit kepala yang lembab
35
30 32 31
25 28
20
15
10
5 9
0
19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun
Pada gambar 1, responden yang berusia sebanyak 28 orang (28%), dan usia 22 tahun
19 tahun sebanyak 32 orang (32%), usia 20 sebanyak 9 orang (9%).
tahun sebanyak 31 orang (31%), usia 21 tahun
120
100
100 88
77
80
56
60
44
40
23
20 12
0
0
Kejadian ketombe Merasakan gatal pada Mencuci rambut anda Mencuci rambut anda
kulit kepala saat 2-3 kali seminggu dengan sampo
berkeringat
Ya Tidak
Gambar 2. Grafik Karakteristik Kejadian Ketombe dan Masalah Kulit Kepala pada Responden
Pada gambar 2, responden yang mencuci rambut 2-3x seminggu 88 orang dan
mengalami ketombe sebanyak 56 orang (56%), responden yang mencuci rambut dengan sampo
yang merasakan gatal pada kulit kepala saat sebanyak 100 orang.
berkeringat 77 orang (77%), responden yang
Karakteristik Kelompok f %
< 6 jam 22 22,0
Lama pemakaian jilbab 6-12 jam 64 64,0
>12 jam 14 14,0
Ya 92 92,0
Setiap hari menggunakan jilbab
Tidak 8 8,0
Kain berventilasi baik/lancar (katun) 91 91,0
Jenis kain jilbab yang Anda pakai Kain berventilasi kurang baik
9 9,0
(sutera/nylon
1 lapis 92 92,0
Lapisan jilbab yang Anda pakai 2 lapis 8 8,0
3 lapis 0 0,0
Sering menggunakan jilbab dengan rambut dalam keadaan Ya 14 14,0
basah Tidak 86 86,0
Ya 51 51,0
Menggunakan ciput (anak jilbab) saat memakai jilbab
Tidak 49 49,0
Ya 20 20,0
Sering mengikat jilbab di bagian leher
Tidak 80 80,0
Warna lembut (putih) 25 25,0
Warna jilbab yang sering Anda pakai
Warna gelap (hitam) 75 75,0
Pada tabel 1, didapatkan hasil sebagai menggunakan jilbab dengan rambut dalam
berikut : lama pemakaian jilbab paling banyak keadaan basah yaitu 86 orang (86,0%), paling
selama 6-12 jam (64,0%), setiap hari banyak menggunakan ciput (anak jilbab) saat
menggunakan jilbab sebanyak 92 orang memakai jilbab yaitu 51 orang (51,0%), paling
(92,0%), paling banyak menggunakan jilbab banyak tidak sering mengikat jilbab di bagian
dengan kain berventilasi baik/lancar (katun) leher yaitu 80 orang (80,0%) dan paling banyak
sebanyak 91 orang (91,0%), paling banyak warna jilbab yang sering dipakai adalah warna
menggunakan lapisan jilbab 1 lapis sebanyak 92 gelap atau hitam yaitu 75 orang (75,0%).
orang (92,0%), paling banyak tidak sering
Pada tabel 2, dari 100 responden sering orang (55,0%), pernah mengalami ketombe
terlihat serpihan-serpihan putih di rambut atau sebanyak 89 orang (89,0%) dan seluruh
kulit kepala sebanyak 51 orang (51,0%), sering responden tidak pernah mengobati ketombenya
merasakan gatal pada kulit kepala sebanyak 55 dalam dua minggu terakhir (100%).
Kejadian Ketombe
Jumlah
Lama Pemakaian Jilbab Ya Tidak p Value
f % f % n %
< 6 jam 9 40,9 13 59,1 22 100
6-12 jam 35 54,7 29 45,3 64 100 0,029
> 12 jam 12 85,7 2 14,3 14 100
Jumlah 56 44 100
Penggunaan lapisan jilbab diduga juga yang diidentifikasi adalah ketombe.14 Penelitian
menjadi salah satu faktor risiko yang yang dilakukan oleh Vashti, A (2014) juga
menyebabkan terjadinya ketombe karena mendapatkan 70,6% responden yang
penggunaan lapisan jilbab bisa menyebabkan berketombe juga mengeluhkan gatal di kulit
kelembaban pada kulit kepala meningkat dan kepalanya.15 Terdapatnya serpihan putih
memicu timbulnya ketombe. Hasil ini sejalan (skuama) di kulit kepala dan gatal merupakan
dengan penelitian yang dilakukan Vasthi, A salah satu gejala klinis ketombe.7
(2014) yang menyebutkan bahwa terdapat Jamur Malassezia sp bersifat lipofilik
hubungan antara penggunaan lapisan jilbab sehingga lingkungan dengan kadar sebum
terhadap kejadian ketombe dengan p = 0,001. tinggi akan mempercepat pertumbuhannya.
Responden yang menggunakan lapisan jilbab Individu yang mempunyai kadar sebum sangat
mempunyai kemungkinan lebih besar tinggi di kulit kepalanya akan berisiko
mengalami ketombe dibandingkan dengan menderita ketombe. Perawatan rambut yang
responden yang tidak menggunakan lapisan teratur dan benar seperti mencuci rambut 3-4
jilbab. Pemakaian lapisan jilbab dapat kali seminggu akan mengurangi kadar sebum
menyebabkan akumulasi keringat lebih cepat sehingga akan meminimalisir terjadinya
sehingga keringat menjadi lebih banyak dan ketombe.19
lembab sehingga memicu timbulnya ketombe. Sering menggaruk kulit kepala dapat
Pemilihan jenis kain jilbab dengan bahan yang menyebabkan akar rambut tidak kuat, inilah
mudah menyerap keringat dan tidak terlalu yang kemudian membuat rambut menjadi
tebal merupakan tindakan yang tepat sehingga rontok. Ketombe juga bisa menjadi pemicu
15
sirkulasi udara pada kulit kepala tercukupi. rambut rontok karena saat rambut dipenuhi sisik
Pada tabel 2 didapatkan bahwa putih tersebut bisa menyebabkan folikel rambut
responden sering menemukan serpihan- tertutup. Ketika folikel rambut dipenuhi
serpihan putih di rambut atau kulit kepala ketombe, pertumbuhan rambut menjadi
sebanyak 51 orang (51,0%), responden terhalang, inilah yang menyebabkan
mengalami gatal pada kulit kepala yaitu 55 kerontokan. Kulit kepala yang lembab dan
orang (55,0%), responden yang mengalami panas dapat memicu timbulnya ketombe, ini
ketombe yaitu 89 orang (89,0%), dan seluruh dapat disebabkan rambut terlalu lama di bawah
responden tidak pernah mengobatinya dalam terik matahari dan juga dapat disebabkan oleh
dua minggu terakhir sebanyak 100 orang penggunaan penutup kepala dalam keadaan
(100%). Penelitian terdahulu yang dilakukan rambut yang masih basah. Maka, jika memiliki
oleh Imani (2018) pada santriwati di Pondok kulit kepala yang berminyak hendaknya
Pesantren X, Leuwiliang Bogor diperoleh menghindari faktor risiko yang memicu
paling banyak siswi mengalami ketombe terjadinya ketombe, karena ketombe dapat
(75,8%) dan sering mengalami rasa gatal di disebabkan oleh multi faktor tergantung apa
kulit kepala dan juga menunjukan bercak putih predisposisi yang mempengaruhi.19
Pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa mempengaruhi satu sama lain dalam proses
terdapat hubungan pemakaian jilbab terhadap terjadinya ketombe.7
kejadian ketombe pada mahasiswi Fakultas Pada penelitian ini didapatkan hasil
Kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan adanya hubungan antara pemakaian jilbab
2018-2019. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji dengan kejadian ketombe. Pada pengguna
statistik (chi-square) diperoleh nilai p = 0,029. jilbab yang berada di iklim tropis seperti
Penelitian yang dilakukan oleh Zahra, N (2011) Indonesia rentan mengalami ketombe
mengenai hubungan pemakaian jilbab dengan disebabkan suhu dan kelembaban pada kulit
kejadian ketombe didapatkan peningkatan kepala yang dipengaruhi oleh pemakaian jilbab
risiko kejadian ketombe sebesar 7,57 kali pada itu sendiri. Hal ini disebabkan akibat
mahasiswi yang menggunakan jilbab dibanding menurunnya pasokan udara yang mengalir di
yang tidak menggunakan jilbab.20 kulit kepala pada wanita berjilbab sehingga
Hasil penelitian ini sejalan dengan proses penguapan melalui kulit kepala
penelitian yang dilakukan oleh Aisyah (2018) terganggu dan menyebabkan kulit kepala
pada Mahasiswi PSPD Fakultas Kedokteran mudah berkeringat, berminyak dan lembab.
Universitas Lambung Mangkurat diperoleh Suhu dan kelembaban akan mempengaruhi
hasil dengan p-value 0,000 < 0,05. Hal ini aktivitas kelenjar sebasea yang nantinya mampu
menunjukkan bahwa pemakaian jilbab dapat meningkatkan aktivitas jamur P.ovale dan
mempengaruhi terjadinya ketombe.19 Kulit terjadilah ketombe. Jadi jilbab bukan
kepala merupakan lingkungan dengan merupakan penyebab ketombe tetapi
kelembaban yang tinggi yang dapat penggunaan jilbab yang tidak benar merupakan
menciptakan kondisi yang baik untuk kolonisasi faktor pencetus terjadinya ketombe.15
mikroba. Kulit kepala merupakan area yang
unik diantara area kulit yang lain pada manusia KESIMPULAN
dengan kepadatan folikel yang tinggi dan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
1
tingkat produksi sebum yang tinggi. disimpulkan bahwa 56,0% mahasiswi
Sampai saat ini proses terjadinya suatu mengalami kejadian ketombe, 64,0%
ketombe masih diperdebatkan. Terdapat mahasiswi memakai jilbab selama 6-12 jam dan
beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat hubungan pemakaian jilbab terhadap
berpengaruh terhadap kejadian ketombe, antara terjadinya ketombe pada mahasiswi Fakultas
lain peningkatan produksi sebum pada kelenjar Kedokteran Universitas Baiturrahmah angkatan
sebasea, faktor kerentanan individu, faktor 2018-2019.
lingkungan (suhu dan kelembaban lingkungan),
stress, dan pertumbuhan jamur Pityrosporum DAFTAR REFERENSI
ovale yang berlebihan di kulit kepala. 1. Jacoeb TNA. Dermatitis Seboroik. In:
Linuwih S, Bramono K, Indriatmi W,
Keseluruhan faktor tersebut saling
eds. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.
7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;