PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Salbiah, 2018).
Albashtawy, 2012)
Anak usia sekolah dasar adalah suatu masa usia anak yang sedang
yang sangat menentukan kualitas anak dikemudian hari, salah satu masalah
anak usia sekolah terutama pada tingkat pra sekolah, sekolah dasar, dan
signifikan dalam prevalensi antara anak perempuan (34,7%) dan anak laki-
laki (19,6%), penduduk desa (31,2%) dan penduduk kota (23,5%), dan
riwayat infestasi pada tahun sebelumnya (57,4%) versus tidak ada riwayat
(11,5) %), serta antara anak-anak dari berbagai usia (M. Albashtawy F. H.,
2012).
pada anak asuh di panti asuhan liga dakwa sumatera barat menunjukan
(Sukarmin, 2017).
nilai p<0,05 yang berarti ada hubungan antara panjang rambut, jenis yang
rambut, tidur bersama, rasa gatal dikepala, iritasi kulit kepala dengan
siswi dari 112 siswi didapatkan 9 siswi dengan personal hygiene kurang
baik dan 6 siswi dengan personal hygiene baik, dan 12 siswi mengatakan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
2. Bagi institusi
3. Bagi peneliti
dan dapat dijadikan salah satu bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pediculosis capitis adalah infeksi kutu kepala atau tuma. Tuma kutu
meletakkan telur (Nits) didekat kulit kepala dan melekat erat pada
dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus var capitis
(Safar, 2009).
2. Epidemiologi
panti asuhan. Tambahan pula dalam kondisi hygiene yang tidak baik,
biasanya melalui perantara (benda), seperti sisir, bantal, kasur dan topi
(Handoko, 2017).
mempunyai mata, sepasang antena yang terdiri dari 5 ruas, dan mulut
6
berbentuk tusuk isap. Torak terdiri dari 3 segmen yang menyatu dan
untuk berjalan dari satu helai rambut ke helai yang lain dengan menjepit
rambut dengan kukunya. Tuma ini dapat pindah dari satu hospes ke
darah sedikit demi sedikit dalam waktu lama. Waktu yang diperlukan
4. Siklus hidup
peletakan telur yang ditempelkan pada rambut kepala. Sesudah 3-4 hari,
kulit, dan menjadi kutu dewasa. Dua puluh empat jam sesudah terjadi
telur sebanyak 7-10 telur (nits) setiap hari. Lama hidup Pediculosis
manusia. Pediculosis capitis tidak dapat hidup tanpa darah dalam waktu
15-20 jam. Nimfa dan kutu dewasa menghisap darah dan dalam proses
hidup 1-2 hari diluar kepala sedangkan telurnya dapat bertahan hingga
a. Sisir
b. Wig
6. Gejala klinis
Gejala awal yang dominan hanya rasa gatal, terutama pada daerah
karena tuma ini menghisap darah dikulit kepala, sementara rasa gatal itu
infeksi sekunder. Pada infestasi berat dapat terjadi infeksi sekunder oleh
malam hari karena rasa gatal dan sering menggaruk kepala. Pediculosis
7. Diagnosis
8. Penatalaksanaan
yang bersih.
c. Pakaian handuk dan perangkat tempat tidur dicuci dengan air panas
pendek.
efektif.
Suwandi, 2017).
10. Pencegahan
1. Definisi
a. Kebiasaan
tersendiri untuk mandi dua kali sehari, satu kali sehari, atau tidak
12
b. Budaya
c. Tingkat pengetahuan
sebaiknya menggosok gigi dua kali sehari, yaitu setelah sarapan dan
sebelum tidur. Individu yang mengetahui hal ini akan berusaha untuk
mengikutinya.
Orang yang sedang sakit atau yang mengalami cacat fisik dan
a. Perawatan kulit
d. Perawatan rambut
1. Definisi
yang dimulai dari usia 6-12 tahun memiliki berbagai label, yang masing-
usia pertengahan ini sering kali disebut usia sekolahatau masa sekolah.
2017).
a. Perkembangan biologis
badan dan meningkat 2-3 kg pertahun untuk berat badan. Selama usia
b. Perkembangan psikososial
Pada masa ini terjadi perkembangan rasa industri yaitu dicapai usia 6
c. Perkembangan kognitif
ataupun simbolik.
d. Perkembangan moral
Pada saat pola pikir anak mulai berubah dari egosentrisme kepola
e. Perkembangan spiritual
Tuhan. Mereka tertarik pada konsep surga dan neraka, dan dengan
f. Perkembangan sosial
Salah satu agen sosial penting dalam kehidupan anak usia sekolah
dengan orang lain, konsep diri juga termasuk citra tubuh, seksualitas
2011).
D. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
objektif )
Variabel dependen
yang hasil
ditularkan observas
melalui i tidak
18
Kutu dapat
dilihat
dengan
mengobserva
si siswi SDIT
Darussalam
Kota Palopo
Variabel indenpenden
k adalah
tindakan
kebersihan
kulit, kaki,
tangan, kuku,
gigi, mulut,
rambut, mata,
telinga, dan
hidung.
19
F. Hipotesis Penelitian
tahun 2019.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Besar Sampel dalam penelitian ini yaitu 112 siswi putri SD Islam
populasi.
21
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
D. Instrumen Penelitian
alat ukur lembaran checklist observasi dengan cara ukur wawancara dan
personal hygiene dan jika < 4 berarti responden kurang baik dalam
ukur wawancara dan observasi dengan hasil kriteria objektif jika 0 = tidak
Jika hasil observasi tidak ada kutu dan jika 1= ya Jika hasil observasi ada
kutu.
22
E. Pengumpulan Data
1. Data primer
2. Data sekunder
1. Pengolahan data
a. Editing
b. Coding
dalam kategori
c. Scoring
d. Tabulating
2. Analisa data
a. Analisis univariat
variabel penelitian.
24
b. Analisis bivariat
silang 2x2.
G. Etika Penelitian
penelitian
penelitian
penelitian.
penelitian.
confidentiality)
dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip
inclusiveness.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dideskripsikan hasil penelitian sesuai dengan tujuan
Square.
A. Hasil Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Gambar 4.1
Lokasi SD Islam Terpadu Darussalam Kota Palopo
29
2) Identitas Sekolah
b) Jenjang Pendidikan : SD
d) Akreditasi :A
Tabel 4.1
Sarana dan Prasarana Sekolah
NO Ruangan Jumlah
1 Ruang Kelas 17
2 Ruang Lab 0
3 Ruang Perpus 0
Total 17
2) Jumlah Siswa
2. Karakteristik Responden
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Siswa di SDIT Darussalam Kota Palopo Tahun 2019
10 tahun 51 45,5
11 tahun 54 48,2
12 Tahun 7 6,2
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Personal Hygiene di SDIT
Darussalam Kota Palopo Tahun 2019.
baik yaitu 48 siswi (42,9%) dan siswi yang personal hygiene kurang
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pediculosis Capitis di SDIT
Darussalam Kota Palopo Tahun 2019.
siswi.
Tabel 4.5
Hubungan Personal Hygiene anak dengan kejadian Pediculosis Capitis
pada anak usia sekolah di SDIT Darussalam Kota Palopo Tahun 2019.
capitis dan 34 siswi (37,4) tidak memiliki pediculosis capitis dari 112
siswi.
0,003 < nilai α = 0,05, berarti Hο ditolak atau ada hubungan antara
sekolah.
B. Pembahasan
Hal ini sejalan dengan teori bahwa personal hygiene merupakan cara
yang buruk,tempat tinggal yang sempit dan rapat dan lingkungan yang
memiliki populasi padat. Akan tetapi dari ketiga faktor tersebut personal
hygiene seseorang yang buruk, antara lain perawatan diri yang kurang,
individu, keamanan dan kesehatan baik pada orang sehat maupun pada
orang sakit termasuk anak usia sekolah yang rentan terkena masalah
seperti penyakit kulit, infeksi, penyakit mulut, penyakit saluran cerna dan
personal hygiene yang baik ada 5 siswi (23,8%) yang memiliki pediculosis
hygiene kulit, mata, telinga, hidung, mulut, gigi, kaki, tangan, dan kuku.
Maka dari itu walaupun personal hygiene yang lainnya baik tetapi jika
personal hygiene kurang baik ada 34 siswi (37,4%) yang tidak memiliki
baik.
35
Hasil analisis menggunakan uji chi square test diperoleh nilai p = 0,003
< nilai α = 0,05, berarti Hο ditolak atau ada hubungan antara personal
hygiene anak dengan kejadian pediculosis capitis pada anak usia sekolah
BAB V
A. Kesimpulan
Usia Sekolah di SSIT Darussalam Kota Palopo Tahun 2019, dapat ditarik
B. Saran
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru untuk
4. Bagi Siswa
5. Bagi Peneliti
dasar personal hygiene anak sekolah dan dapat juga digunakan sebagai