Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, dikenal dua macam bakteri berdasarkan peranannya, yaitu ada bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan terutama bagi kesehatan. Supaya terhindar dari bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit), kita perlu melakukan sterilisasi yaitu pembebasan atau pencucian alatalat dan bahan makanan dari bakteri dan mikroorganisme lain serta kotorankotoran yang berpotensi membawa penyakit. Industri pangan merupakan industri yang berhubungan dengan pengolahan bahan makanan yang dikonsumsi manusia. Kebersihan dan kesterilan alat yang digunakan untuk pengolahan alat-alat yang dipakai untuk pengolahan bahan makanan tersebut. Itu merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh bakteri/mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba digunakan alat dan medium yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk membebaskan alat atau bahan bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba.

1.2 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan pencucian dan sterilisasi alat industri makanan ini adalah : 1. Mempelajari prinsip pencucian dan sterilisasi alat pada industr makanan 2. Mengetahui prinsip dan prosedur kerja autoklaf 3. Melihat dan mengamati pertumbuhan mikroba setelah proses sterilisasi 4. Mengetahui steril atau tidaknya suatu alat dan bahan hasil sterilisasi 5. Mengetahui murni atau tidaknya suatu biakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sterilisasi Sterilisasi adalah pembebasan alat dan bahan makanan dari bakteri dan mikroorganisme atau pencucian alat dan bahan makanan dari hama. Semua alat dan bahan yang telah disterilkan harus dimasukkan ke dalam suatu tempat yang tertutup rapat dan tidak terhubung dengan udara luar. Jika tidak tertutup, alat dan bahan tersebut akan terkontaminasi oleh bakteri. Hal ini juga harus dilakukan pada ruang operasi agar pasien operasi tidak terinfeksi bakteri. Sterilisasi dapat dilakukan pada alat dan bahan makanan. Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan pemanasan dan penguapan. Pemanasan dapat dilakukan dengan memasukkan alat yang telah dibersihkan kedalam oven dengan suhu 1800C selama 2 jam. Keadaan ini dapat mematikan mikroorganisme dan spora. Selain itu pemanasan juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat pensteril yang disebut autoklaf.

2.2 Bakteri yang Merusak Bahan Makanan a. Acetobacter Merubah ethanol (alkohol) menjadi asam cuka sehingga merugikan perusahaan anggur b. Pseudomonas Membentuk asam bongkrek (racun) pada tempe bongkrek c. Clostridium botulinum Penghasil racun makanan

2.3 Sterilisasi Alat Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologi, sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai maupun medianya. Bila penanaman specimen dalam media, petri, ose maupun media yang digunakan

tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman yang berhasil diisolasi tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi dari alat-alat atau media yang digunakan. Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila alat atau bahan tersebutbebas dari mikroba baik dalam bentuk begetatif maupun spora. Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari jasad renik disebut sterilisasi. Ada beberapa cara sterilisasi, untuk pemilihannya tergantung dari alat/bahan yang akan disterilkan. Secara garis besar sterilisasi dapat dibagi sebagai berikut: a. Pemanasan Dengan pemanasan kering Pembakaran Alat yang digunakan adalah lampu spirtus/bunsen. Pembakaran dapat dilakukan dengan cara : Memijarkan Pembakaran dengan cara ini hanya cocok untuk alat-alat logam. Dengan cara ini seluruh

mikroorganisme termasuk spora dapat dibasmi Menyalakan Dapat diartikan suatu pelintasan alat gelas (ujung pinset, bibir tabung, mulut Erlenmeyer) melalui nyala api. Cara ini merupakan hal darurat daan tidak memberikan jaminan bahwa mikroorganisme yang melekat pada alat dengan pasti terbunuh Dengan udara panas Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering, serta berlangsung dalam sterilisator udara panas (oven). Pemanasan dengan udara panas digunakan untuk sterilisasi alat-alat

laboratorium dari gelas misalnya petri, tabung gelas, botol pipet dan lain-lain. Cara ini juga digunakan untuk bahan-bahan minyak dan powder seperti talk. Bahan dari karet, kain, kapas dan kasa tidak dapat disterilkan dengan cara ini.

Dengan pemanasan basah Dengan merebus Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting, pinset, scalpel, jarum, spuit injeksi dengan cara direbus dalam suasana mendidih selama 30-60 menit. Dengan uap air panas Digunakan teruatama untuk mensterilkan media-media yang akan mengalami kerusakan bila dikerjakan dengan sterilisasi uap air panas dengan tekanan (autoklaf) ataupun untuk alat-alat tertentu. Cara ini dijalankan dengan pemanasan 1000C selama 1 jam. Perlu diingat bahwa dengan cara ini spora belum dimatikan, dan ada beberapa media yang tidak tahan pada panas tersebut. Dengan autoklaf Dengan cara pengatur tekanan dalam autoklaf, maka dapat dicapai panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi biasanya dijalankan untuk mencapai panas yang diinginkan dengan cara menggunakan panas 1200C selama 10-70 menit tergantung kebutuhan.

b. Sterilisasi dengan penyinaran (radiasi) Sterilisasi ini diperlukan jika sterilisasi panas maupun dinding tidak dapat dilakukan. Beberapa macam radiasi mengakibatkan letak terhadap jasadjasad renik dan mikroorganisme lain. Jenis radiasi termasuk bagian dari spectrum elektromagnetik misalnya sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar-x, dan juga sinar elektro cepat tinggi. c. Sterilisasi dengan cara kimia (khemis) Merupakan cara sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia. Beberapa istilah yang perlu diketahui : Desinfektan Suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetative dan jasad renik.

Antiseptik Suatu bahan/zat yang dapat mencegah pertumbuhan dan kegiatan jasad renik. Biasanya digunakan untuk tubuh.

Biosidal Suatu zat yang aksinya dipakai untuk membunuh mikroorganisme. Biostatik Zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Jenis peralatan yang dapat disterilkan: Peralatan yang terbuat dari logam Misalnya : pinset, gunting, dan speculum Peralatan yang terbuat dari kaca Misalnya : semprit (spuit), tabung kimia Peralatan yang terbuat dari karet Misalnya : sarung tangan, kateter Peralatan yang terbuat dari ebonit Misalnya : kanule rectum, kanule trachea Peralatan yang terbuat dari email Misalnya : bengkok (merbekken), baskom Peralatan yang terbuat dari porselin Misalnya : mangkok, cangkir, piring Peralatan yang terbuat dari plastik Misalnya : selang infus Peralatan yang terbuat dari tenunan Misalnya : kain kasa, tampon

2.4 Tahap Sterilisasi Dalam pembuatan sediaan steril, tahap sterilisasi bertujuan untuk menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan. Suatu produk dapat disterilkan dengan sterilisasi akhir (terminal sterilization) atau

dengan cara aseptik (aseptic processing). Cara sterilisasi yang dapat dilakukan, yaitu : 1. Terminal Sterilization Menurut PDA technical monograph dibagi menjadi 2 yaitu Overkill Method Metode sterilisasi menggunakan
0

pemanasan dengan uap panas

pada suhu 121 c selama 15 menit. Penggunaan metode ini biasanya dipilih untuk bahan-bahan yang tahan panas seperti zat organic. Dasar pemilihan metode ini adalah karena lebih efisien, cepat dan aman. Bioburden sterilization Suatu metode sterilisasi yang dilakukan dengan monitoring terkontrol dan ketat terhadap beban mikroba sekecil mungkin di beberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilitas yang dipersyaratkan SAL 10-6. Dalam metode ini digunakan suatu zat yang dapat mengalami degradasi kandungan bila dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi. Sebagai contoh adalah penggunaan dextrose yang bila dipanaskan dapat menghasilkan senyawa hidro methyl furfural (HMF) yang merupakan suatu senyawa hepatotoksik 2. Aseptic Processing Metode pembuatan produk steril menggunakan saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasi dan dimasukkan ke dalam container steril dalam lingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan dan petugas telah terkontrol sedemikian hingga kontaminai mikroba tetap berada pada level yang dapat diterima (acceptable) dalam clear zone. 2.5 Autoklaf Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilkan suatu benda dengan menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf dimaksudkan untuk meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan

membunuh mikroorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resistem yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan dan antibiotic. Pada saaat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan air, katup udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai suhu dan tekanan yang sesuai. Maka proses sterilisasi dimulai dan timer akan mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun hingga mencapai 0 psi. autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi. untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan spore kip dengan memasukkannya ke dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilissasi lalu ditumbuhkan pada media, jika media tetap bening maka menujukkan autoklaf bekerja dengan baik. Untuk mencegah terjadinya pencoklatan (media menjadi coklat) dan hancurnya substrat pada saat sterilisasi dengan autoklaf dapat dilakukan pencegahan dengan : Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar Media memiliki pH >7,5 dan jangan disterilkan dengan autoklaf Tidak disterilkan larutan agar dengan pH < 6 Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum dari total volumenya.

Prinsip Autoklaf Laboratorium Teknologi Bioproses Autoklaf merupakan suatu alat yang menerapkan fungsi pemanasan dengan uap air panas bertekanan. Uap air jenuh yang akan digunakan adalah uap air jenug yang bertekanan pada suhu 121oC. Cara ini dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme karena uap panas dapat menyebabkan terjadinya denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel.

Gambar 2.1 Autoklaf

Pada saat sumber panas dinyalakan, air di dalam autoklaf lama- kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk akan memdesak udara yang mengisi autokalaf. Setel;ah semua udara dalam autoklaf di ganti dengan air, katup udara ditutp sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai suhu dan tekanan yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun hingga mencapai 0 Psi. Autuklaf tidak boleh di buka sebelum tekana mencapai 0 psi. Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapai digunakan spore strip dengan memasukkannya ke dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisasi selesai lalu ditumbuhkan pada media, jika media tetap bening maka menunjukkan bahwa autoklaf bekerja dengan baik. Kelemahan autoklaf ini adalah perlunya penjagaan dan pengaturan proses serta panas secara manual selama masa sterilisasi dilakukan. Tetapi, keuntungan yang diberikan autokalf ini adalah : Proses sederhana Harga relatif murah Tidak tergantung kepada suplai aliran listrik.

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan : 1. Autoklaf 2. Botol sampel 3. Pipet ukur 10 ml 4. Cawan petri 5. Tabung reaksi 6. Lampu spiritus 1 unit 2 unit 3 unit 3 unit 3 unit 1 unit

3.2 Bahan yang Digunakan Bahan bahan yang digunakan : 1. NaCl 9% 2. Media agar : NA, PDA

3.3 Parameter dan Variabel 3.3.1 Parameter yang ditetapkan : Tekanan Autoklaf 15 psi Temperatur autoklaf 1210C Media yang digunakan PDA dan NA Bahan yang digunakan air garam steril Biakan murni jamur dan bakteri Waktu sterilisasi 15 menit

3.3.2 Variabel : Jumlah garam steril : 4 x pengenceran dalam 10 ml aquadest Alat yang tidak steril

10

3.3.3 Parameter yang diamati : Ada atau tidaknya mikroba pada alat steril Ada atau tidaknya mikroba pada bahan steril Murni atau tidaknya biakan murni yang dibuat

3.4 Prosedur Percobaan Langkah percobaan pada pencucian dan sterilisasi alat industri makanan: 1. Sterilisasi alat dan bahan a. Disterilkan semua area kerja b. Dicuci dan dikeringkan semua alat yang akan disterilkan kemudian dibungkus dengan aluminium foil c. Ditutup dengan kapas bahan yang akan disterilkan dalam tabung reaksi dan dalam Erlenmeyer kemudian dibungkus dengan aluminium foil d. Dimasukkan air sebanyak 1 liter ke dalam autoklaf e. Disusun alat dan media yang akan disterilkan di atas ransang di dalam autoklaf f. Dibiarkan katup aliran udara dalam posisi terbuka g. Dipanaskan hingga keluar uap pertama dari katup aliran udara pada suhu 1210c dan tekanan 15 psi. h. Dikencangkan tutup katup aliran udara dan dibiarkan/dipanaskan selama 15 menit. i. Dimatikan kompor dan ditunggu sampai dingin atau sama dengan suhu kamar. j. Dikeluarkan alat dan bahan yang telah distreilkan. 2. Uji sterilisasi bahan a. Diencerkan air garam steril 1,25 ml dalam 10 ml larutan (pengenceran 4 x) b. Dipipet air garam stelah pengenceran sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri steril dan ditambahkan PDA/NA c. Diputar supaya homogen dan kemudian cawan petri ditutup d. Ditunggu hingga membentuk agar

11

e. Dibungkus cawan dengan aluminium foil dan posisinya dibalikkan f. Diinkubasi pada suhu kamar g. Dilakukan pengamatan terhadap hasil inkubasi 3. Uji sterilisasi alat a. Dimasukkan media agar PDA dan NA ke masing-masing cawan petri steril dan kemudian ditutup b. Ditunggu hingga membentuk agar c. Diinkubasi pada suhu kamar d. Dilakukan pengamatan terhadap hasil inkubasi e. Diulangi langkah diatas untuk cawan petri yang tidak disterilkan dalam autoklaf sebagai perbandingan

12

3.5 Blok Diagram 3.5.1 Sterilisasi Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang akan disterilisasi

Pemanasan dan Pengringan

Pembungkusan

Penyusunan diatas ransang di dalam Autoklaf

Pemanasan hingga keluar uap pertama

Penutupan Katup Aliran Udara

Pemanasan Autoklaf pada T=1210C, P= 15 Psi

Pembukaan Katup Aliran Udara dan Pendinginan hingga Suhu Kamar

Alat dan Bahan Steril

Gambar 3.1 Blok Diagram Sterilisasi Alat dan Bahan

13

3.5.2 Uji Sterilisasi Bahan


Media PDA : Jamur Media NA : Bakteri Cawan Petri

Air Garam Steril 1 ml

Pemutaran

Pendinginan

Pembungkusan

Inkubasi 2 x 24 jam T= suhu kamar t Pengamatan

Hasil Pengamatan

Gambar 3.2 Blok Diagram Uji Sterilisasi Bahan

14

3.5.3 Uji Sterilisasi Alat


Media agar (PDA,NA)

Penambahan ke dalam cawan petri steril

Pendinginan hingga terbentuk agar beku

Pembungkusan

Inkubasi pada suhu kamar

Pengamatan Hasil Pengamatan Gambar 3.3 Blok Diagram Uji Sterilisasi Alat

3.5.4 Pembuatan Biakan Murni


Sampel jamur dan bakteri Inokulasi ke agar miring steril dengan jarum ose

Inkubasi pada suhu kamar

Pengamatan

Hasil Pengamatan

Gambar 3.4 Blok Diagram Pembuatan Biakan Murni

15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Analisis Sterilisasi Alat

4.1.1 Uji Sterilisasi Alat dengan penambahan PDA

Gambar 4.1 Hasil pengamatan steriilisasi alat dengan penambahan PDA

Berdasarkan

hasil

pengamatan

uji

kesterilan

alat

terhadap

mikroorganisme, khususnya jamur dengan menggunakan media PDA didapatkan hasil bahwa alat tersebut steril dari jamur. Hal ini terlihat dari tidak adanya jamur yang tumbuh pada media tersebut setelah diinkubaasi paada suhu kamar. Kondisi ini sesuai dengan teori bahwa proses sterilisasi dengan mengunakan autoklaf dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Gambar 4.2 Perbandingan alat yang tidak disterilkan dengan penambahan PDA

16

Gambar diatas adalah perbandingan untuk alat yang tidak disterilkan dengan menggunakan media PDA. Berdasarkan gambar tersebut diperoleh hasil bahwa pada alat yang tidak disterilkan akan tumbuh koloni jamur yang ditandai dengan bercak-bercak putih medium PDA. Hal ini sesuai dengan teori bahwa alat yang tidak disterilkan dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme.

4.1.2 Uji Sterilisasi alat dengan penambahan NA

Gambar 4.3 Hasil pengaamatan sterilisai alat dengan penambahan NA

Berdasarkan

hasil

pengamatan

uji

kesterilan

alat

terhadap

mikroorganisme, khusunya bakteri dengan menggunakan media NA didapatkan hasil bahwa alat tersebut tidak steril. Hal ini terlihat dari adanya koloni bakteri yang tumbuh pada media yang ditandai dengan bercak-bercak putih. Kondisi ini disebabkan oleh adanya kontaminasi dari udara yang mngandung bakteri pada saat pengerjaan akibat tidak ditutupnya plastik incubator dan banyaknya praktikan yang berada di area kerja. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kondisi ligkungan kerja yang tidak steril dapat mengakibatkan tumbuhnya koloni mikroorganisme pada media.

Gambar 4.4 Perbandingan alat yang disterilkan dengan penambahan NA

17

Gambar di atas adalah perbandigan untuk alat yang tidak disterilkan dengan media NA. berdasarkan gambar tersebut diperoleh hasil bahwa alat yang tidak disterilkan akan tumbuh koloni bakteri yang ditandai dengan bercak-bercak putih pada medium NA. Hal ini sesuai dengan teori bahwa alat yang tidak disterilkan dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme.

4.2 Analisis Sterilisasi Bahan

4.2.1 Uji Sterilisasi Bahan (pengenceran 4 x) dengan penambahan PDA

Gambar 4.5 Hasil pengamatan sterilisasi bahan dengan penambahan PDA

Berdasarkan hsil pengamatan uji sterilisasi bahan dengan penambahan PDA didapatkan hasil bahwa bahan tersebut tidak steril dari mikroorganisme, khusunya jamur. Hal ini terlihat dari adanya dua koloni jamur yang tumbuh pada medium PDA. Kontaminasi oleh jamur ini dapat terjadi pada saat pemindahan media dan garam ke dalam cawan petri akibat banyaknya praktikan di sekitar area kerja serta kurang memadainya jumlah lampu spiritus yang digunakan untuk mensterilkan area kerja. Kondisi ini sesuai dengan teori baha bahan yang tidak steril dapat di tumbuhi mikroorganisme.

18

4.2.2 Uji Sterilisasi bahan (pengenceran 4 x) dengan penambahan NA

Gambar 4.6 Hasil pengamatan sterilisasi bahan dengan penambahan NA

Berdasarkan hasil pengamatan uji dterilisasi bahan dengan penambahan NA didapatkan hasil bahwa bahan tersebut steril dari mikroorganisme, khususnya bakteri. Hal ini terlihat dari tidak adanya koloni bakteri yang tumbuh pada media tersebut setelah diinkubasi pada suhu kamar. Kondisi ini sesuai dengan teoti bahwa proses sterilisasi dengan menggunakan autoklaf dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

4.3 Analisis Biakan Murni

4.3.1 Biakan Murni dari Roti Basi dengan Penambahan PDA

Gambar 4.7 Hasil pengamatan biakan dari roti basi dengan penambahan PDA

Berdasarkan hasil pengamatan dari roti basi dengan penambahan PDA didapatkan hasil bahwa biakan yang diperoleh tidak murni, yaitu Penicillim sp yang berwarna kehijauan dan Monilia sp yang berwarna jingga. Kondisi ini dapat disebabkan oleh tempat sampel roti basi yang disatukan dengan dengan sampel

19

tongkol jagung. Spora Monilia sp dari tongkol jagung dapat berpindah ke roti akibat kontak langsu ng ataupun tertiup oleh angin. Hal inilah yang menyebabkan biakan tersebut menjadi tidak murni.

4.3.2 Biakan Murni dari Acetobacter xylinum dengan penambahan NA

Gambaar 4.8 Hasil pengamatan biakan Acetobacter xylinum dengan penambahan NA

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap biakan Acetobacter xylinum pada medium NA didapatkan hasil bahwa biakan yang diperoleh murni, yaitu Acetobacter xylinum. Hal ini ditandai oleh terbentuknya lapisan putih pada permukaan medium yang merupakan koloni Acetibacter xylinum. Kondisi ini sesuai dengan teori bahwa biakan murni akan terbentuk pada medium dan alat yang steril dari kontamninan dengan penambahan koloni tunggal pada medium.

20

BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan Dari percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Autoklaf adalah alat sterilisasi yang bekerja pada tekanan 15 psi dan suhu 1210C selama 15-30 menit. 2. Cawan petri yang telah disterilkan dan ditambahkan PDA terbukti steril dari mikroorganisme, khususnya jamur. Sedangkan cawan petri steril dan ditambahlan NA terlihat ditumbuhi koloni bakteri 3. Cawan petri dan air garam yang telah disterilkan serta kemudian ditambahkan NA terbukti steril dari mikroorganisme khususnya bakteri. Sedangkan cawan petri dan garam steril yang ditambahkan PDA terlihat ditumbuhi 2 koloni jamur. 4. Media Na digunakan untuk pertumbuhan bakteri sedangkan media PDA untuk pertumbuhan jamur 5. Proses pengerjaan sterilisasi dengan autoklaf berlangsung tidak steril, terbukti dari ditemukannya koloni jamur ataupun bakteri pada medium pertumbuhan.

V.2 Saran Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Saat inokulasi sebaiknya hanya 1 orang praktikan yang bekerja di ruang steril untuk menjaga kesterilan lingkungan kerja 2. Untuk membuat biakan murni sebaiknya sampel yang akan dibiakkan diletakkan pada tempat yang berbeda. 3. Saat bekerja sebaiknya digunakan APD yang lengkap dan kurangi berbicara.

Anda mungkin juga menyukai