Anda di halaman 1dari 12

FILOSOFI WAHYU TEMURUN

Bagi piyantun (bahasa Jawa halus untuk orang) Jogya, motif batik WAHYU TUMURUN juga dipakai sebagai salah satu alternatif motif kain yang digunakan saat menikah. Dalam perkembangan jaman kain batik motif WAHYU TUMURUN dapat digunakan sebagai Kemeja Pria, maupun Rok Wanita atau Jas/Blazer.

Pada motif kain Batik gaya Jogya dan gaya Solo, nama suatu motif pada selembar kain batik selalu merupakan kesatuan yang mempunyai makna. Motif WAHYU TUMURUN mempunyai ciri khusus, motif utamanya adalah yang berbentuk seperti mahkota dibagian dalamnya ber motif bunga, dan motif sepasang ayam atau burung yang berhadap-

hadapan. Dan juga ada berbagai tumbuh-tumbuhan yang sedang bersemi dalam bahasa Jawa disebut semen atau tumbuh-tumbuhan yang sedang bersemi. Adapun filosofi nya adalah agar siapa saja yang mengenakannya akan memperoleh petunjuk atau Anugerah, Ridho, Berkah dan Rakhmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga memperoleh kedudukan atau pangkat dan semoga tercapai cita-citanya tentunya dengan usaha. Apabila dikenakan saat menikah diharapkan kehidupan rumah tangga mereka diberikan kebahagian dan langgeng sampai maut memisahkan mereka. Tentunya jika dijahit menjadi baju atau kemeja atau lainnya, haruslah diperhatikan kedudukan motifnya, jangan sampai bentuk mahkota atau ayam/burungnya dalam posisi terbalik. Apabila dikenakan terbalik tentunya maknanya akan hilang. (Sering terjadi posisi mahkotanya dipasang berdiri seperti kuda laut ini tidaklah tepat.) Perlu diketahui bahwa jaman dulu pembatik ketika membuat batik selalu diiringi dengan puasa 40 hari/malam dan doa.

FILOSOFI BATIK MEGA MENDUNG


Motif Batik Megamendung, nilai seni dan filosofinya

Motif Megamendung yang digunakan oleh masyarakat Cirebon sebagai motif dasar batik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia pecinta batik, begitupula bagi masyarakat pecinta batik di luar negeri. Bukti ketenaran motif Megamendung berasal dari kota Cirebon pernah dijadikan sebagai cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design karya Pepin Van Roojen bangsa Belanda. Sejarah timbulnya motif Megamendung yang diadopsi oleh masyarakat Cirebon yang diambil dari berbagai macam buku dan literature selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China yang datang ke wilayah Cirebon. Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China. Beberapa benda seni yang dibawa dari negeri China diantaranya adalah keramik, piring, kain yang berhiasan bentuk awan. Bentuk aan dalam

beragam budaya melambangkan dunia atas bilamana diambil dari faham Taoisme. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan ini juga berpengaruh pada dunia kesenirupaan Islam pada abad 16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.

Nilai-nilai dasar dalam Megamendung Nilai-nilai dasar dalam seni apapun termasuk dalam seni batik motif megamendung bisa didekati dengan cara sbb: a. Nilai Penampilan (appearance) atau nilai wujud yang melahirkan benda seni. Nilai ini terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur. Nilai bentuk yang bisa dilihat secara visual adalah motif megamendung dalam sebuah kain yang indah terlepas dari penggunaan bahan berupa kain katun atau kain sutera. Sementara dalam nilai struktur adalah dihasilkan dari bentuk-bentuk yang disusun begitu rupa berdasarkan nilai esensial. Bentuk-bentuk tersebut berupa garis-garis lengkung yang disusun beraturan dan tidak terputus saling bertemu. b. Nilai Isi (Content) yang dapat terdiri atas nilai pengetahuan (kognisi), nilai rasa, intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai hidup (values) yang dapat terdiri dari atas moral, nilai sosial, nilai religi, dsb. Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah). Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil namun tidak boleh terputus.

Terlepas dari makna filosofi bahwa Megamendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehinga bentuknya harus menyatu. Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk garis lengkung megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pada saat pemberian warna pada proses yang bertahap (dari warna muda ke warna tua) bisa lebih memudahkan. Bilamana kita cermati, maka akan kita dapatkan bahwa bentuk Megamendung banyak sekali variasinya. Ada yang berbentuk lancip pada ujungnya dan ada yang berbentuk bulat tumpul pada ujungnya. Ada pula yang memiliki lekukan berbentuk menyudut pada bagian bentuk lengkungannya. Dengan sendirinya bagi pendesain batik pemula yang tidak terbiasa dengan proses membatik dan tidak mengerti makna filosofi Megamendung, bilamana menggambar Megamendung akan sedikit mengalami kesulitan serta kemungkinan akan terjadi kesalahan. Yang harus diperhatikan lagi adalah motif Megamendung hampir mirip dengan motif Wadasan. Akan tetapi tidak sama penempatannya dengan motif Wadasan (perlu dipelajari khusus pada kesempatan berikutnya). c. Nilai Pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya nilai bakat pribadi seseorang, nilai ketrampilan, dan nilai medium yang dipakainya. Ungkapan yang ditampilkan oleh senimannya berupa proses batik yang begitu indah dengan memberikan goresan lilin lewat alat yang dinamakan canting terbuat dari bahan tembaga tipis yang dibentuk secara hati-hati sehingga lilin panas yang melewati ujung canting bisa mengalir dengan lancar. Paduan unsur warna yang harmonis dengan penuh makna bagi siapa yang melihatnya. Unsur warna biru yang kita kenal dengan melambangkan warna langit yang begitu luas, bersahabat dan tenang. Ditambah lagi dengan ada yang mengartikan bahwa biru melambangkan kesuburan sehinga warna batik Megamendung pada awalnya selalu memberikan unsur warna biru diselingi dengan warna dasar merah. Perkembangan dunia batik yang semakin berkembang ditambah dengan permintaan batik yang demikian beragamnya, maka motif-motif Megamendung banyak dimodifikasi dengan pendekatan berbagai macam, sbb:

1. Bentuk Motif Bentuk motif Megamendung pada saat sekarang sudah banyak berubah dan dimodifikasi sesuai dengan permintaan pasar diantaranya oleh komunitas perancang busana (fashion designer). Tidak dipungkiri bahwa kelompok perancang busana memberikan andil yang sangat besar bagi kemajuan dunia batik termasuk untuk mengangkat motif Megamendung. Motif Megamendung sudah dikombinasi dengan motif-motif bentuk hewan, bunga atau unsur motif lainnya. Sesungguhnya keberadaan motif Megamendung yang digabungkan dengan motif lain sudah ada sejak dahulu dan telah dibuat oleh seniman batik tradisional. Namun belakangan ini setelah diangkat secara total oleh perancang busana maka motif batik Megamendung semakin berkembang pesat. 2. Proses Produksi Proses produksi batik Megamendung yang dahulunya dikerjakan secara batik tulis dan batik cap, sekarang dikembangkan pula dengan proses produksi sablon (print). Dengan demikian harga produksi bisa ditekan lebih murah. Walaupun kain bermotif Megamendung yang dibuat dengan proses sablon tidak bisa kita namakan batik, namun secara komersil motif Megamendung merupakan sasaran empuk bagi produsen tekstil yang bisa menghasilkan banyak keuntungan. 3. Bentuk Produksi Wujud benda produksi pada masa sekarang ini yang mengenakan motif Megamendung tidak lagi dalam wujud kain batik. Motif Megamendung digunakan sebagai hiasan dinding lukisan kaca, pada produk interior berupa ukiran kayu, adapula yang dijadikan sebagai produk-produk sarung bantal, sprei, taplak meja (household) dan lain-lain.

FILOSOFI BATIK SEMEN


Motif Semen dimaknai sebagai penggambaran dari kehidupan yang semi (kehidupan yang berkembang atau makmur). Kata Semen berasal dari kata semi yang memiliki arti tumbuhnya bagian dari tanaman. Dengan demikian pada motif Semen Romo selalu terdapat ornamen yang menggambarkan tumbuhan atau tanaman. Ada juga yang mengaitkan kalau motif ini ada hubungannya dengan cerita Ramayana. Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornamen yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornamen yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornamen tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia yaitu dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar atau dipenuhi angkara murka. Batik Motif Semen Romo

Pada bagian cerita Ramayana yang terkenal adalah ajaran atau paham Hastha Brata, artinya ajaran keutamaan melalui delapan jalan. Batik dengan motif Semen Romo harus memiliki sembilan unsur pokok. Diantaranya, Ornamen Meru, melambangkan tanah atau bumi, atau gunung tempat para dewa. Ornamen Lidah Api, melambangkan api, agni, geni atau dewa api, Batara Brahma, lambang yang sakti. Lidah api digambarkan juga sebagai cemukiran. Ornamen Baito, atau kapal laut, barang yang bergerak di pada air, atau dilambangkan dengan binatang yang hidup di air seperti katak dan siput. Ornamen Burung, lambang dunia atas atau udara. Ornamen Garuda atau Rajawali, lambang dari matahari dan tata surya. Ornamen Pusaka, atau pusaka keraton dilambangkan dengan tombak. Pusaka itu mempunyai makna semacam daru atau wahyu yaitu semacam cahaya gemerlapan, lambang kegembiraan dan ketenangan. Ornamen Dampar atau Takhta atau Singgasana, lambang dari kekuasaan, kekuasaan yang adil dan pelindung rakyat. Takhta adalah tempat duduk raja. Raja atau kekuasaan sakti itu kadangkadang dilambangkan dengan mahkota. Ornamen Binatang, binatang yang hidup di darat

beberapa diantaranya dianggap binatang yang keramat seperti sapi dan banteng. Pada paham triloka, binatang darat itu melambangkan dunia tengah atau arcapada, madyapada. Binatang dianggap juga sebagai penjelmaan dewa Wisnu. Ornamen Pohon Hayat, melambangkan dunia tengah. Didalam seni wayang kulit, Pohon Hayat digambarkan dengan bentuk gunungan.

Batik Motif Semen Romo

Bila ditinjau dengan watak-watak dalam ajaran Hastha Brata yang berarti wejangan keutamaan Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan jadi raja di negara Ngalengka. Jadi ajaran Astha Brata itu ditujukan kepada seorang raja atau pemimpin rakyat, yaitu orang yang memegang kekuasaan. Penobatan raja ini di dalam motif Semen Romo, mungkin dilambangkan

dengan ornamen Dampar atau Takhta, yaitu lambang kekuasaan. Watak-watak atau brata yang diajarkan oleh Sang Rama yaitu, Enda-Brata, bersifat darma, pemberi kemakmuran dan pelindung dunia dengan pemberi hujan, memelihara kehidupan dunia. Yama-brata, menghukum yang bersalah dengan memelihara keadilan. Dalam motif Rama dapat disimbolkan dengan awan dan mega mendung. Surya-brata, atau watak matahari, yaitu mempunyai sifat tabah. Sasi-brata, atau watak Candra, bersifat menggembirakan dunia dan memberi hadiah kepada yang berjasa. Bayu-brata, atau anila brata, yaitu watak luhur yang tidak nampak karena tidak ditonjol-tonjolkan. Angin atau dunia atas dilambangkan dengan ornamen burung. Dhanababrata atau Kuwera-brata, ialah berwatak sentosa dan berusaha memberikan kemakmuran (sandang pangan) kepada bawahannya. Pasa-brata atau Baruna-brata, ialah wataknya dewa air bersenjatakan Nagapasa yang sangat berbisa. Dewa laut mempunyai hati yang lapang seperti lautan tetapi berbahaya bagi yang mengabaikan. Dewa laut itu dilambangkan dengan bentuk kapal. Agni-brata, yaitu watak dewa api, yaitu kesaktian untuk memberantas musuh. Api dilambangkan dengan lidah api, bentuk ornamen seperti cemukiran atau modang. Subyek Astha-brata, yaitu raja dilambangkan dengan Dampar.

Batik Motif Semen Romo Latar Hitam

Motif Semen Romo mengandung makna mengenai ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat. Ada juga jenia motif Semen Romo Sawat Gurdo Cantel yang biasan dikenakan saat upacara tujuh bulan dan acara peta pernikahan. Tujuan pemakaian batik ini agar si pemakai terlihat berwibawa dan selalu mendapatkan berkah Tuhan. Motif Semen Romo Sawat Gurdo Cantel

FILOSOFI BATIK SEKAR JAGAT


Batik motif Sekar Jagad merupakan salah satu motif batik khas Indonesia. Batik pedalaman ini berasal dari Solo & Yogya. Dengan latar putih, maknanya adalah peta dunia. Kar dalam Bahasa Belanda berarti peta dan Jagad dalam Bahasa Jawa berarti dunia, sehingga motif ini juga melambangkan keragaman baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Batik ini menggambarkan bentuk kebaikan dan biasa dipakai oleh orang ahli, orang pintar, dukun istana dan keraton. Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona.

Batik Motif Sekar Jagad

Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata sekar dab jagad. Sekar berarti bunga dan jagad adalah dunia. Paduan kata yang tercermin dari nama motif ini adalah kumpulan bunga sedunia. Motif ini merupakan perulangan geometris dengan cara ceplok (dipasangkan bersisian), yang mengandung arti keindahan dan keluhuran kehidupan di dunia. Motif ini mulai

berkembang sejak abad ke-18. Motif Sekar Jagad merupakan motif batik yang mengambarkan kehidupan seluruh dunia dan rata-rata motif batik Sekar Jagad bernuansa bunga. Batik Motif Sekar Jagad

Motif batik ini memiliki pola yang mirip dengan gambar peta serta memiliki warna yang bervariasi pada setiap bagiannya. Salah satu keindahan dari motif batik ini adalah memancarkan keindahan dan daya tarik yang tinggi. Selain itu keragaman warna pada motif batik ini juga menjadi salah satu bentuk dari keindahan akan motif batik sekar jagad. Batik Motif Sekar Jagad

Dengan mengetahui kandungan makna yang tersirat dari motif batik yang akan anda kenakan, maka anda tak akan salah menempatkan diri dengan keadaan yang sedang berlangsung seperti saat menghadiri pesta atau acara formal lainnya. Motif Sekar Jagad baik dalam guratan klasik ataupun guratan modern dengan ornamen utamanya berbentuk pulau-pulau yang menyatu, beraneka ragam dan warnanya akan tetapi tetap sama makna dari corak tersebut adalah mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona pada pemakainya. Batik motif ini baik sekali digunakan oleh kaum hawa untuk menambah pesona jiwa agar terlihat lebih indah dan bijaksana.

Batik Motif Sekar Jagad

Anda mungkin juga menyukai